1
Tentang kemampuan bahasa Belanda ini disampaikan oleh R.A. Kartini, seorang
perempuan ningrat yang merasa memiliki perhatian kepada mereka yang berkedudukan
lebih rendah. Ungkapan ini dikutip dari R.E. Elson, The Idea of Indonesia, terjemahan
Zia Anshor, (Jakarta: Serambi, 2008), h. 12.
2
Menurut catatan Aqib Suminto, pemberontakan tarekat-tarekat ini betul-betul
terjadi, setidaknya di Sukabumi dan Cianjur pada 1885, Cilegon 1888, dan di Garut pada
1919.Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1986), cet. II, h. 64.
14
BAGIAN II
PERKEMBANGAN ORMAS ISLAM DI INDONESIA
3
Andrian Vickers, A History of Modern Indonesia, (Cambridge: Cambridge University
Press, 2005), h. 73.
4
Jajat Burhanuddin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elit Muslim dalam Sejarah
Indonesia, (Jakarta: Mizan, 2012), h. 225 – 226.
5
Bintang Hindia pertama kali terbit pada 1902 di Belanda. Jurnal dipimpin oleh
Abdul Rivai, seseorang yang berasal dari Minangkabau, sarjana keluaran sekolah Dokter-
Jawa yang kemudian bernama STOVIA. M.C. Ricklefs, A History of Modern Indonesia
Since c. 1200, (UK: Palgrave, 2001), cet. III, h. 354.
6
R.E. Elson, The Idea of Indonesia, h. 12.
7
Fakta ini setidaknya dapat diketahui dari keberanian Ahmad Dahlan untuk
15
ARAH BARU PEMIKIRAN ISLAM DI INDONESIA
mendirikan sistem pendidikan formal pertama bagi pribumi, selain juga memodernisasi
sistem pendidikan Islam.
8
Untuk kajian ini lihat, Martin van Bruinissen, Kitab Kuning, Pesantren dan
Tarekat, (Yogyakarta: Gading Publishing, 2012), edisi revisi.
9
Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dikenal sebagai
para pemikir Islam pembaru di Timur Tengah di zaman modern. Pemikirannya banyak
menginspirasi pembaruan yang terjadi di belahan dunia. Untuk kajian tentang ketiga
tokoh ini, lihat, Albert Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age, 1798-1939, (UK:
Cambridge University Press, 1983); Lihat pula, Charles C. Adams, Islam and Modernism
in Egypt: A Study of Modern Reform Movement Inaugurated by Muhammad Abduh, (New
York: Russell &Russell, 1968), cetak ulang; Lihat pula tentang modernisasi Islam awal
ini dan pengaruhnya terhadap penyebaran pembaruan Islam di dunia, termasuk pula di
kawasan Asia Tenggara, dalam Charles Kurzman, ed., Modernist Islam: A Source Book,
(London: Oxford University Press, 2002).
10
Hal ini disampaikan oleh Hamka tatkala menerima gelar Doktor Honoris Causa
dari Universitas Al-Azhar Mesir pada tanggal 21 Januari 1958. Lihat, Hamka, Sejarah
Perkembangan Pemurnian Ajaran Islam Indonesia, (Jakarta: Tintamas, tth).
11
Tidak semua isi majalah Al-Imam adalah terjemahan dari dua ‘Urwatul Wutsqa
16
BAGIAN II
PERKEMBANGAN ORMAS ISLAM DI INDONESIA
atau Al-Manar, tapi haluan pemikiran Islam yang dianut oleh Al-Imam seturut dengan
kedua majalah yang terbit di Timur Tengah ini. Hamka, Sejarah Perkembangan Pemurnian
Ajaran Islam Indonesia, h. 8; lihat pula tentang Majalah ini dalam Charles Kurzman,
ed., Modernist Islam: A Source Book, h. 339.
12
R. Michael Feener, Muslim Legal Thought in Modern Indonesia, (Cambridge:
Cambridge University Press, 2007), h. 11.
13
R. Michael Feener, Muslim Legal Thought in Modern Indonesia, h. 12
14
Menurut catatan Charles Kurzman, Ahmad Surkati hidup dalam medio 1872
– 1943. Kurzman memasukkan Ahmad Surkati sebagai salah satu kelompok modernis
yang ada di Asia Tenggara pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Charles Kurzman,
ed., Modernist Islam: A Source Book, h. 349.
15
Hamka, Sejarah Perkembangan Pemurnian Ajaran Islam Indonesia, h. 16 – 17.
16
Ilzamudin Ma’mur, Abul A’la al-Mawdudi and Mohammad Natsir’s Views on
Statehood: A Comparative Study, (Tesis pada Institute of Islamic Studies, Universitas
McGill, Montreal, 1995), h. 32. Tesis tidak dipublikasikan.
17