Anda di halaman 1dari 8

UAS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Nama: Mohammad Zaki Muharor


NIM: 180731640112
SOAL
1.Umumnya teori awal persebaran Islam ke Nusantara: Gujarat, Persia, Makkah.
Analisislah satu teori yang menyatakan Islam ke Nusantara hingga periode kini,
berasal dari berbagai negara!

2.Umumnya saluran Islamisasi di Nusantara: Politik, Ekonomi, Sosial/pernikahan,


Budaya. Jelaskan saluran Islamisasi Nusantara melalui Tasawuf &/Thoriqoh!

3.Abad 17-19 banyak dicirikan dengan berbagai pergerakan daerah berdasar


keagamaan untuk melawan imperialisme-kolonialisme Barat. Jelaskan
perbandingan Perang Jawa dengan Perang Aceh!

4.Awal Abad 20 dimulainya masa Pergerakan Nasional. Jelaskan peran salah satu
Ormas Islam dalam Pergerakan Nasional hingga Kemerdekaan!

5.Tujuan ke-4 NKRI adalah ikut serta dalam perdamaian dunia. Jelaskan peran
Indonesia dalam turut serta perdamaian dunia! (OKI, Misi Garuda, JIM, Kontra
Terorisme, Deradikalisasi)

6.Kebudayaan bersifat dinamis, berupa kegiatan manusia dalam meruang dan


mewaktu. Jelaskan tentang Keberadaan, perkembangan kebudayaan (kesenian:
rupa, suara, pertunjukan, dll) Islam yang khas, unik (kelompok, tradisi) di daerah
kalian masing-masing! Misal Kelompok Reog Ponorogo: Akulturasi Islam dengan
Pra Islamnya apa? Apakah mengalami modernisasi?
JAWABAN

1. berbicara mengenai teori penyebaran islam kita tidak bisa mengenaralisir


bahwa islam berasal dari satu daerah sja namun jika kita memakai kacamata yang
lebih luas bahwa dari satu bukti arkeologis saja kita dapat menarik kesimpulan
bahwa penyebaran islam tidak monoton milik satu teori penyebaran namun
berbagai aspek juga tercantum dalam bukti arkeologis tersebut.

Dalam kasus ini bisa kita lihat dalam nisan Syekh maulana malik Ibrahim yang di
mana kita bisa melihat berbagai aspek budaya ada di situ.

sumber
(https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016060200010/k
ompleks-makam-maulana-malik-ibrahim)
dari segi bentuk dan bahan baku batu nisan pada makam Maulana Malik
Ibrahim Nampak sama dengan sama dengan batu nisan di Cambay, Gujarat,
sebelah selatan India. Dimana bahan baku yang di pakai adalah bahan baku
marmer yang diperkirakan dari Gujarat (Husda, 2017)
dari segi bentuk tulisan gaya yang di gunakan dalam penulisan yang ada di nisan
syekh maulana malik Ibrahim mengunakan huruf dan gaya penulisan Kufi
dikembangkan pada akhir abad ke-7 di Kufah, Irak,(Guilot & Kalus, 2007)
darai segi bahasa tulisan bahas yang di pakai adalah bahsa arab yang di mana
kita tahu bahwa dalam masyarakat geresik era itu belum banyak yang bisa bahasa
arab.
Darai berbagai aspek itulah kita bisa melihat bahwa islam berasal dari berbagai
daerah dan menunjukan bahwa Nusantara dari dulu sudah menjalankan aktivitas
perdagangan yang sangat maju
2. Umumnya saluran Islamisasi di Nusantara: Politik, Ekonomi,
Sosial/pernikahan, Budaya. Namun selaian itu ada juga saluran Islamisasi
Nusantara melalui Tasawuf &/Thoriqoh Mula- mula timbul tarekat Qadiriyah
yang dibesarkan oleh Syekh Abdul Qadir di Asia Tengah, Tibristan tempat
kelahirannya, setelah itu tumbuh ke Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi hingga ke
Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, India, Cina. Timbul pula tarekat Rifa’
iyah di Maroko serta Aljazair. Disusul tarekat Suhrawardiyah di Afrika Utara,
Afrika Tengah, Sudan serta Nigeria. Tarekat- tarekat itu setelah itu tumbuh
dengan kilat lewat kurid- murid yang dinaikan jadi khalifah, mengarahkan serta
menyebarkan ke negeri- negeri Islam, sampai bercabang serta beranting dalam
jumlah yang banyak. (Ghaffar, 2015)
Spesial di Indonesia, berkembangnya tarekat tidak lepas dari proses masuknya
Islam di daerah ini. Islam yang masuk di Indonesia pada mulanya bercorak
tasawuf yang dibuktikan oleh sebagian informasi yang ditunjukkan oleh para
sejarawan. Marrison kala menarangkan tentang masuknya Islam di Indonesia
mengatakan kenyataan kalau yang mengislamkan Nusantara berasal dari India
Selatan ialah Mu’ tabar( malabat) yang dicoba oleh para muballig yang bergelar
fakir. Gelar fakir menegaskan pada gelar yang diberikan kepada seseorang sufi
yang meninggalkan keduniaan serta memilah hidup buat keagamaan. Dari teori
Marrison ini setelah itu timbul teori berikut yang berupaya menanggapi persoalan
apakah Islam yang masuk di Indonesia pada awal mulanya bercorak tasawuf.
(Mulyati, 2004)
Teori Hill mengatakan kalau dalam Hikayat Raja- Raja Pasai yang disusun pada
abad ke 14 berkata Islam yang tiba di Nusantara beraliran tasawuf. Informasi ini
di dukung oleh Sejarah Melayu yang sumbernya pula dari Hikayat Raja- raja
Pasai. Teori Bech melaporkan dalam bacaan Sejarah Melayu dipaparkan tentang
kesenangan Sultan malaka kepada ilmu tasawuf di mana pada sesuatu waktu
seseorang ulama, ialah Maulana Abu Iskak tiba berikan hadiah kepada sultan
berbentuk kitab yang bertajuk Durrul Mandhum( mutiara yang tersusun).
Sultan berulang kali mengutus utusan yang supaya menemui Sultan Aceh buat
bertanya tentang ilmu tasawuf. Teori Raffles mengatakan kejadian terakhir dalam
Sejarah Melayu merupakan penyerangan Sultan Malaka yang setelah itu lari ke
Johor. Dari segi waktu peristiwa Sejarah Melayu yang ditulis pada tahun 1536
serta baru bisa dibaca pada abad ke 16 bagaikan fakta kalau teks ini tadinya masih
berbentuk cerita lisan. Sehingga bisa disimpulkan ilmu tasawuf sudah
diberkembang serta ditulis jadi suatu naskah pada abad ke 16. Teori Johns
berkomentar naskah- naskah abad ke 16 yang diteliti oleh para orientalis bercorak
tasawuf sehingga bisa jadi obyek untuk kajian sejarah intelektual Islam serta
pertumbuhan ilmu tasawuf di Indonesia, pengaruh sufisme juga bisa dilihat
terhadap beberapa ajaran mistik Islam (sufisme)Indonesia. Ajaran manunggaling
kawula gusti Syeikh Siti Jenar merupakan pengaruh dari ajaran wahdat al-wujud
al-Hallaj dari Persia.
3. perang jawa: terjadi karena provokasi Belanda terhadap pangeran diponegoro
dalam pembangunan jalan melintasi makam leluhur pangeran diponegoro,
pangeran diponegoro tersingkir dari elite kekuasaan, pihak keraton Yogyakarta
tidak berdaya dalam menghadapi campur tangan politik Belanda, dalam provokasi
nya patok-patok yang di tancapkann di ganti tombak itulah yang menyebabkan
pihak dipenogoro sebagai inisial perang jadi berdasarkan pada makam.
Perang aceh: politik belanda untuk menerapkan monopili sehingga mengangu
kepentingan sudagar jadi lebih berdasarkan pada factor ekonomi.
4. NAHDATUL ULAMA ( NU )
Mayoritas masyarakat Indonesia yang memiliki keyakinan Islam melatar
belakangi adanya organisasi yang dapat menjadi wadah untuk segala aspirasi.
Salah satunya adalah organisasi Nahdatul Ulama. Keberadaan Nahdatul ulama
menjadi organisasi islam terbesar yang diikuti oleh masyarakat Indonesia sejak
berdirinya pada abad ke-20. Nahdatul Ulama terbentuk di Hindia Belanda
bersamaan dengan maraknya gerakan perlawanan atas adanya rasa keresahan
sosial sehingga membentuk perlawanan dengan berlandaskan corak keagamaan
yang menunjukan keberadaannya. Kelahiran dari organisasi Nahdatul Ulama
dipelopori oleh KH Hasyim Asy”ari dari jombang beserta ulama-ulama. Para
tokoh agama tersebut mulai menghimpun kesadaran dan kekuatan dari dalam
lingkungan pesantren dengan mendirikan organisasi masyarakat berbasis kepada
agama Islam untuk selanjutnya melanjutkan melalui organisasi sosial yang
mampu menjadi wadah dalam melakukan perlawanan terorganisir dan terstruktur
terhadap keberadaan Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda.
Nahdatul Ulama berdiri pertama kali secara resmi pada tanggal 16 Rajab 1344 H
atau 31 Januari 1926 M. Latar belakang berdirinya Nahdatul Ulama setidaknya
memiliki 3 poin penting, yaitu pertama, adanya motif agama. Kedua, adanya
motif untuk tetap mempertahankan paham atau ajaran Ahlu al-Sunnah wa ’l-
Jamā’ah, dan ketiga, adanya motif nasionalisme (Anam, 1998: 36). Motif pertama
yang berlandaskan agama menjadi alasan terpenting bagi para tokoh Nahdatul
Ulama untuk tetap mempertahankan agama Alloh sebagai penerus perjuangan dari
Walisongo di Nusantara. Hal tersebut dipengaruhi dengan adanya realitas dari
keberadaan kolonialisasi dari Kerajaan Belanda yang membawa tujuan ke
Nusantara salah satunya yaitu menyebarkan agama Kristen-Katolik dengan sangat
gencar dilakukan. Dengan tetap berpatokan kepada ajaran Ahlu al-Sunnah wa’l-
Jama’ah berarti tugas Nahdatul Ulama tetap menjaga ajaran bagi masyarakat di
Nusantara untuk tetap berpatokan kepada ajaran Pengikut Sunnah atau anjuran
Nabi, para Sahabat Nabi dan Ulama Salaf Pengikut Nabi serta Sahabat-sahabatnya
sehingga tidak akan silau kepada ajaran agama yang dibawa oleh para penjajah
yang sudah pasti hal tersebut merupakan sesuatu yang menyesatkan. Penjabaran
dari poin yang ketiga yaitu mengenai pentingnya umat Islam di Nusantara
membela dan melakukan perlawan terhadap segala penindasan dan perbudakan
yang dilakukan oleh Kolonial Belanda.
Nahdatul Ulama sebagai sebuah organisasi yang bercorak ideologi Islam selalu
mengutamakan kepentingan masyarakat umum dengan tetap berlandaskan kepada
nilai-nilai ke-Islaman dan nilai-nilai budaya Indonesia. Peranan dalam masa
pergerakan nasional Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda dapat dijumpai
dalam keputusan Mukhtamar Nahdatul Ulama yang ke-2 diselenggarakan di
Banjarmasin pada tahun 1936, yang memutuskan kedudukan Hindia Belanda
sebagai Dār al-Salām untuk menegaskan adanya keterikatan Nahdatul Ulama
dengan Nusa-Bangsa (Farih, 2016). Pandangan Nahdatul Ulama bahwa
perjuangan melawan Kolonial Belanda pada dasarnya adalah tuntutan ajaran
agama Islam yang memiliki hukum wajib dilaksanakan bagi setiap umat dalam
rangka bertaqwa kepada Alloh Yang Maha Kuasa. Dengan melakukan perlawan
tersebut, maka jihad yang dilakukan oleh setiap umat berupa jihat membela tanah
air sebagai manivestasi dari rasa kecintaan terhadap tanah air yang bermakna
sebagai Jihad Fi Sabilillah. Upaya mempertahankan keutuhan tanah airnya dalam
pandangan Islam merupakan bagian kewajiban agama yang harus dijalankan oleh
umat sebagai memberi ketenangan dan kedamaian (Bizawie, 1998: 208).
Di masa revolusi fisik pun di perang Surabaya sebelum perang meletus hadratus
syekh hasyim asyari mengeluarkan resolusi jihad tanggal 22 oktober 1945 sebagai
semangat Jihad Fi Sabilillah
5. OKI
Peranan Indonesia selama di OKI sangat positif dan konstruktif. Hal ini tidak
berlebihan jika dilihat bahwa banyak pertentangan kepentingan antara kelompok-
kelompok "progresif revolusioner" dengan kelompok "konservatif/moderat" dapat
dijembatani oleh Indonesia. Hal ini dimungkinkan antara lain oleh sikap tidak
memihak RI terhadap sengketa regional Arab. Sebagai peserta, Indonesia telah
berperan secara aktif dalam OKI, baik dalam kegiatannya maupun dengan
sumbangan yang diberikan kepada organisasi ini dalam rangka meningkatkan
kesetiakawanan diantara anggota OKI, disamping untuk membina kerjasama di
bidang ekonomi, sosial budaya dan bidang-bidang lainnya yang semuanya
dilakukan dalam rangka menunjang pembangunan nasional Indonesia di segala
bidang(ISLAM & DJATI, t.t.)
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan telah ditandatangani Agreement on
Trade Preferential System of the Organization of the Islamic Conferences (TPS-
OIC). Meskipin termasuk Negara yang pertama kali menandatangani Agreement
tersebut, tetapi sampai saat ini Indonesia belum meratifikasi TPS-OIC dimaksud.
Pada Putaran Pertama Perundingan TPS-OIC yang diselenggarakan pada bulan
April 2004 di Turki, Indonesia hanya sebagai peninjau dan diharapkan segera
dapat meratifikasi agreement TPS-OIC. Untuk itu Indonesia perlu secara serius
mempertimbangkan kemungkinan ratifikasi perjanjian tersebut dalam waktu
dekat. Perdagangan Indonesia dengan Negara-negara OKI sampai dengan tahun
2003 masih relative kecil padahal OKI merupakan salah satu pasar potensial untuk
produk-produk Indonesia. Berbagai usaha perlu dilaksanakan dalam rangka
mempromosikan produk Indonesia di Negaranegara OKI diantaranya dengan
mengadakan pameran sebagai tindak lanjut pameran di Sharjah dan Libya.
Disamping itu upaya-upaya peningkatan perdagangan perlu dilaksanakan secara
optimal melalui fora multilateral.(ISLAM & DJATI, t.t.)
Misi Garuda
Kontingen Garuda adalah pasukan penjaga perdamaian yang anggotanya diambil
dari militer Indonesia yang bertugas dibawah naugan Perserikatan Bangsa-
bangsa.Sejak misi pertamanya tahun 1957, Kontingen garuda sampai sekarang
masih aktif dalam melakukan berbagai misi perdamaian. Negara-negara yang
pernah menjadi tujuan dalam misi Kontingen Garuda adalah Negara-negara di
Timur Tengah seperti Mesir,Lebanon,Palestina,Irak. Negara Asean seperti
Filipina,kamboja,dan Vietnam. Juga Negara Eropa Timur seperti Georgia dan
Bosnia.(Surbakti, 2019)
JIM
JIM telah dilaksanakan sebanyak tiga kali di antara tahun 1988-1990. Pada JIM I,
Pemerintahan Koalisi Demokratik Kamboja mengusulkan tiga tahap rencana
penyelesaian Perang Indocina 3. Tiga usul tersebut adalah melakukan gencatan
senjata antara kedua belah pihak, diturunkannya pasukan penjaga perdamaian
PBB untuk mengawasi penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja, dan
penggabungan semua kelompok bersenjata Kamboja ke dalam satu kesatuan.
Usulan tersebut disetujui dan akan kembali dibahas dalam Jakarta Informal
Meeting kedua.
Pada JIM II, Australia juga turut serta. Melalui perdana menterinya, Gareth
Evans, Australia mengusulkan rancangan Cambodia Peace Plan yang berisi:
1. mendorong upaya gencatan senjata;
2. menurunkan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah yang konflik;
3. mendorong pembentukan pemerintah persatuan nasional untuk menjaga
kedaulatan Kamboja sampai pemilihan umum diadakan.
Pertemuan terakhir JIM (JIM III) membahas tentang pengaturan pembagian
kekuasaan di antara pihak Pemerintahan Koalisi Demokratik Kamboja dengan
Republik Rakyat Kamboja dengan membentuk pemerintah persatuan yang dikenal
dengan nama Supreme National Council (SNC).
Kontra Terorisme
1. Penegakan Hukum. Salah satu prinsip pokok strategi penanggulangan terorisme
Indonesia menurut Ketua BNPT adalah bahwa Pemerintah Indonesia
memperlakukan aksi terorisme sebagai tindakan kriminal, sehingga yang
digunakan adalah pendekatan hukum. Penyelenggaraan penegakkan hukum
terhadap tindak pidana terorisme diatur oleh UU No. 15 tahun 2003 yang
menetapkan Perpu No. 1 tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme sebagai Undang - Undang. Kemudian dibuat UU No. 8 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan No. 9
Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan
Terorisme. Secara umum, strategi penegakkan hukum ini dapat dikatakan masih
menghadapi berbagai tantangan. Penegakan hukum terhadap sistem kejahatan
terorisme dipandang masih lemah. Dari segi payung hukum, institusi keamanan
nasional mengalami masalah karena keberadaan UU No.15 tahun 2003 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme belum cukup memayungi operasi
pencegahan dalam bentuk operasi intelijen dan tindakan proaktif di awal.
Konsepsi Strategi dan Kebijakan Penanggulangan Terorisme di Indonesia.
2. Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). BNPT
dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 46 tahun 2010, yang kemudian
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2012. Pembentukan BNPT
merupakan Kebijakan Nasional Penanggulangan Terorisme di Indonesia. Badan
ini merupakan pengembangan dari Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme
(DKPT) yang dibuat pada tahun 2002. BNPT juga dibentuk merupakan sebuah
regulasi sebagai elaborasi UU No.34/2004 tentang TNI dan UU No.2/2002
tentang Polri, untuk mengatur ketentuan lebih rinci tentang “Rule of Engagement”
(aturan pelibatan ) TNI, terkait tugas operasi militer selain perang, termasuk
aturan pelibatan TNI dalam mengatasi terorisme dan tugas perbantuan TNI
terhadap Polri (Agus, 2014:74).
6. salah satu akulturasi budaya islam di timur terutama di daerah lamongan bisa
dilihat dari makam sunan sendang duwur atau raden nur rohmat di mana
kompleks makamnya masih “mengandung” unsur hindu dengan bentuk komplek
makamnya masih berbentuk seperti candi dengan banyak relief-relief seperti relief
garuda di pintu makam. (Asnawan,2011).
Daftar Pustaka
Anam, C. 1998. Pertumbuhan Dan Perkembangan NU. Surabaya: Bhisma Satu
Press.
Asnawan. (2011). Islam Dan Akulturasi Budaya Lokal Di Indonesia. Jurnal
Falasifa 2(2).
Bizawie, Z. M. 1998. Laskar Ulama Dan Santrinya & Resolusi Jihad; Garda
Depan Menegakkan Indonesia 1945-1949. Jakarta: Pustaka Compass Tangerang.
Ghaffar, N. A. (2015). TASAWUF DAN PENYEBARAN ISLAM DI
INDONESIA. 1, 12.
Guilot, C., & Kalus, L. (2007). Batu Nisan Hamzah Fansuri. Direktorat Jenderal
Kebudayaan.
Husda, H. (2017). ISLAMISASI NUSANTARA (Analisis Terhadap Discursus
Para Sejarawan). Jurnal Adabiya, 18(35), 17–29.
ISLAM, J. S. D. K., & DJATI, S. G. (t.t.). EKSISTENSI DAN PERANAN
ORGANISASI KERJA SAMA ISLAM (OKI).
Mulyati, S. (2004). Mengenal dan Memahami Muktabarah di Indonesia. Jakarta:
Kencana.
Surbakti, K. (2019). Indonesia Dan Perdamaian Dunia.
X

Anda mungkin juga menyukai