Anda di halaman 1dari 40

TUGAS POWER POINT

AGAMA ISLAM
Kelompok 5 :

1.Tiyo Bayu Anggoro


2.Rohmad Arif Udin
3.Vicky Nugroho
4.Wahab Na'im Muzafar
PENYEBAR ISLAM DI NUSANTARA

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang


pendukung teori ini adalah Muhammad Fakir. Hal ini dapat dibuktikan,
di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan
terhadap bentuk relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki
kesamaan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.
Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang
pendukung teori ini adalah Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini dapat
dibuktikan, bahwa kelompok penduduk Nusantara pertama yang Islam
adalah menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab
istimewa di Makiyah.
Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah
seorang pendukung teori ini adalah P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha;
ini dapat dibuktikan, bahwa ada beberapa kesamaan budaya yang
hidup di kalangan masyarakat Nusantara dengan bangsa Persia
dengan adanya peringatan Asyura di kalangan masyarakat, dan hal
ini merupakan suatu kebiasaan bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan,


salah satu penyebarnya adalah Wali Songo yang ada di Demak.
ISLAMISASI DI NUSANTARA
Alasan yang menyebabkan penduduk nusantara banyak yang
beragama Islam antara lain:
Pernikahan antara para pedagang dengan bangsawan. Contoh: Raja
Brawijaya menikah dengan Putri Jeumpa yang menurunkan Raden
Patah.
Pendidikan pesantren
Pedagang Islam
Seni dan kebudayaan. Contoh: Wayang, disebar oleh Sunan Kalijaga.
Dakwah
Faktor-faktor penyebab Agama Islam dapat cepat
berkembang di Nusantara antara lain:
Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan
kalimat syahadat.
Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana
Islam tidak mengenal sistem kasta.
Islam tidak menentantg adat dan tradisi setempat.
Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama
Islam.
PENYEBARAN ISLAM (1200 - 1600)

Berbagai teori perihal masuknya Islam ke Indonesia terus


muncul sampai saat ini. Fokus diskusi mengenai kedatangan Islam di
Indonesia sejauh ini berkisar pada tiga tema utama, yakni tempat asal
kedatangannya, para pembawanya, dan waktu kedatangannya.
Mengenai tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di
kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur
Suryanegara mengikhtisarkannya menjadi tiga teori besar. Pertama,
teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat –
India melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-
13 M.
Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia
langsung dari Timur Tengah melalui jasa para pedagang Arab
muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di
Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam
perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar
abad ke-13 M. Melalui Kesultanan Tidore yang juga menguasai
Tanah Papua, sejak abad ke-17, jangkauan terjauh penyebaran
Islam sudah mencapai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak,
Papua Barat.
Kalau Ahli Sejarah Barat beranggapan bahwa Islam masuk di
Indonesia mulai abad 13 adalah tidak benar, HAMKA berpendapat bahwa
pada tahun 625 M sebuah naskah Tiongkok mengkabarkan bahwa
menemukan kelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai Barat
Sumatera (Barus). Pada saat nanti wilayah Barus ini akan masuk ke wilayah
kerajaan Srivijaya.
Pada tahun 674M semasa pemerintahan Khalifah Islam Utsman
bin Affan, memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu
Sufyan) ke tanah Jawa yaitu ke Jepara (pada saat itu namanya Kalingga).
Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja Jay Sima, putra Ratu Sima dari
Kalingga, masuk Islam.
Pada tahun 718M raja Srivijaya Sri Indravarman setelah kerusuhan
Kanton juga masuk Islam pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz (Dinasti
Umayyah).
Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia abad 13 melalui Pedagang
Gujarat. Teori Islam Masuk Indonesia abad 13 melalui pedagang Gujarat,
menurut pendapat sebagian besar orang, adalah tidaklah benar. Apabila benar
maka tentunya Islam yang akan berkembang kebanyakan di Indonesia adalah
aliran Syi'ah karena Gujarat pada masa itu beraliran Syiah, akan tetapi kenyataan
Islam di Indonesia didominasi Mazhab Syafi'i.
Sanggahan lain adalah bukti telah munculnya Islam pada masa awal
dengan bukti Tarikh Nisan Fatimah binti Maimun (1082M) di Gresik.
MASA KOLONIAL

≈ Anak-anak mengaji Al Quran di Jawa pada masa kolonial Hindia


Belanda
Pada abad ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia
Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang, namun pada
perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah ini. Belanda datang
ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC, sejak itu hampir seluruh
wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh. Saat itu antara kerajaan-
kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau
kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah
terpotong.
Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada
pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya,
ini telah diterapkan oleh para ulama saat itu. Ketika penjajahan datang,
para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para
santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang
siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang.
Potensi-potensi tumbuh dan berkembang di abad ke-13 menjadi
kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan
adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya
berisi seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan
penjajah Belanda.
Belanda mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-
strategi:
Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau
mengadu domba antara kekuatan ulama dengan adat, contohnya Perang
Padri di Sumatera Barat dan Perang Diponegoro di Jawa.
Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar,
seorang Guru Besar ke-Indonesiaan di Universitas Hindia Belanda, yang
juga seorang orientalis yang pernah mempelajari Islam di Mekkah. Dia
berpendapat agar pemerintahan Belanda membiarkan umat Islam hanya
melakukan ibadah mahdhoh (khusus) dan dilarang berbicara atau sampai
melakukan politik praktis. Gagasan tersebut dijalani oleh pemerintahan
Belanda dan salah satunya adalah pembatasan terhadap kaum muslimin
yang akan melakukan ibadah Haji, karena pada saat itulah terjadi
pematangan pejuangan terhadap penjajahan .
Di akhir abad ke-19, muncul ideologi pembaruan Islam yang
diserukan oleh Jamal-al-Din Afghani dan Muhammad Abduh. Ulama-
ulama Minangkabau yang belajar di Kairo, Mesir banyak berperan
dalam menyebarkan ide-ide tersebut, di antara mereka ialah
Muhammad Djamil Djambek dan Abdul Karim Amrullah. Pembaruan
Islam yang tumbuh begitu pesat didukung dengan berdirinya sekolah-
sekolah pembaruan seperti Adabiah (1909), Diniyah Putri (1911), dan
Sumatera Thawalib (1915). Pada tahun 1906, Tahir bin Jalaluddin
menerbitkan koran pembaruan al-Iman di Singapura dan lima tahun
kemudian, di Padang terbit koran dwi-mingguan al-Munir.
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
A.Penjelasan Perkembangan Islam di Indonesia
1.Masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan
seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh
bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri
kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha.
Islam datang masuk ke Indonesia, pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963
di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad
ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai
ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan
Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
Ajaran-ajaran Islam tersebut antara lain sebagai berikut:
Islam mengajarkan toleransi terhadap sesamamanusia,salingmenghormati dan
tolong menolong.
Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama,
kecuali takwanya.
Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih
dan Penyayangdan mengharamkan manusia saling berselisih,
bermusuhan,merusak, dan saling mendengki.
Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak
menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama
manusia tanpa pilih kasih.
2.CARA MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan


ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia
justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para
ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip
Q.S. al-Baqarah ayat 256 : Tidak ada paksaan dalam agama
(Q.S. al-Baqarah ayat 256).
2.Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan
media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali
sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan
kesenian wayang.Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang
yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan
dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai
sekarang.Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-
anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-
lain.
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara
lain :
1.Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah
lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab.Apalagi setelah
berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan
Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan
pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).Disamping mencari
keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu
dengan menyiarkan Islam.Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.
3.Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia.Para da’i dan
muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah
keluaran pesantren tersebut.Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren
Sunan Giri.Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa
Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis
dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4.Kekuasaan Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari
dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya
keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung
perkembangan Islam.Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang
sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para
Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu
dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.
Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia
dimasa mendatang.
3.PERKEMBANGAN MASUKNYA ISLAM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di beberapa tempat,


yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maliku, Irian Jaya, dan Nusa
Tenggara.

A. Perkembangan Islam di Sumatera.


Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan
Islam Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia,
kerajaan ini terletak di pesisir timur laut aceh yang sekarang merupakan wilayah
Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan maritim,
samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India pada
pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam dan
tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai negara Islam.
B. Perkembangan Islam di Jawa
Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali,
jumlah wali yang terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang
dalam bahasa dikenal dengan sebutan WALI SONGO. Para wali
yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :
A. SUNAN GRESIK (MAULANA MALIK IBRAHIM)

Maulana malik ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana Maghribi atau
syekh Magribi, karena berasal dari wilayah Maghribi, Afrika Utara.
Kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuknya Islam di Jawa. Maulana
Malik Ibrahim menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati
masyarakat terhadap Islam.
B. SUNAN AMPEL (RADEN RAHMAT)

Pada awal penyiaran Islam di pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan


masyarakat menganut keyakinan Islam yang murni. Ia tidak setuju dengan
kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan dan sesaji. Hal itu terlihat
dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga, dalam ocehannya menarik umat
Hindhu dan Budha mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna
Islam.
C.SUNAN BONANG (MAKHDUM IBRAHIM)

Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu menyesuaikan diri dengan


kebudayaan masyarakat yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan.
Sunan Bonang memusatkan kegiatan dakwahnya di Tuban. Dalam aktifitasnnya
ia mengganti nama dewa dengan nama-nama malaikat.
D.SUNAN GIRI (RADEN PAKU ATAU AINUL
YAQIN)

Sunan Giri memulai aktifitas dakwahnya didaerah Giri dan sekitarnya


dengan mendirikan pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari
golongan masyarakat ekonomi lemah. Sunan Giri terkenal sebagai
pendidik yang berjiwa demokratis.
E.SUNAN DRAJAT (RADEN QASIM)

Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang jawa


yang sampai saat ini masih digemari masyarakat, yaitu tembang
pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah sunan drajat ialah
perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial, ia selalu
menekan bahwa memberi pertolongan kepada masyarakat umum.
F. SUNAN KALIJAGA (RADEN SAID)

Ketika para wali memutuskan untuk menggunakan pendekatan kultural


termasuk pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media dakwah, orang
yang paling berjasa dalam hal ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga
mengarang aneka cerita wayang bernafaskan Islam terutama mengenai
etika.
G. SUNAN KUDUS (JA'FAR SHADIQ)

Sunan Kudus mengajarkan agama Islam didaerah Kudus dan


sekitarnya, ia mempunyai keahlian khusus dalam ilmu fiqih, urul fiqih,
tauhid, hadits, tafsir dan logika. Oleh karena itu ia mendapat julukan
waliyyul ‘ilmi. Sunan Kudus juga melaksanakan dakwah dengan
pendekatan kultural.
H. SUNAN MURIA (RADEN UMAR SAID)

Sunan Muria memusatkan kegiatan dakwahnya di Gunung Muria yang


terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Cara yang ditempuhnya
dalam menyiarkan agama islam adalah dengan mengadakan kursus-
kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.
I. SUNAN GUNUNG JATI (SYARIF
HIDAYATULLAH)

Sunan Gunung Jati lahir di Mekkah pada tahun 1448. ia


mengembangkan ajaran islam di cirebon, majalengka, kuningan,
kawali, sunda kelapa dan banten sebagai dasar bagi
perkembanganislam di Banten.
C.PERKEMBANGAN ISLAM DI SULAWESI

Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan


Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan
pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti
ternate dan hiu. Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan
hindhu gowa dan tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama
islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate.
D.PERKEMBANGAN ISLAM DI
KALIMANTAN

Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan Sukadana.


Dibagian selatan Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada sekitar
tahun 1526. Panngeran Suriansyah merupakan tokoh yang amat
penting dalam sejarah islam di Kalimantan.
Dalam usaha mengembangkan islam/ Syekh muhamad
arsyad al-Banjari mendirikan pondok pesantren untuk menampung
santri yang datang dari berbagai pelosok Kalimantan. Pada masa
berikutnya muncul seorang pahlawan Kalimatan yang sangat berjasa
dalam mengembangkan islam. Ia adalah Sultan Amiruddin Khalifatul
Mukminin. Yang lebih dikenal nama Pangeran Antasari.
E.PERKEMBANGAN ISLAM DI MALUKU
DAN IRIAN JAYA
Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri
Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4
kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama yaitu
Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan
mengganti nama menjadi Sultan Jamalludin.
Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti
nama menjadi Sultan Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam
penyebaran islam baru dimulai pada masa Sultan Zaenal Abidin. Ia
juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan
sampai ke Filipina.
MANFAAT DARI SEJARAH PERKEMBANGAN
ISLAM DI INDONESIA

Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya


sebagai berikut :
1.Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan
memberikan pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan
nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan
yang sudah ada di Nusantara ini.
2.Hasil karaya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk
dijadikan sumber pengetahuan.
3.Kita dapat meneladani Wali Sanga
4.Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
HIKMAH SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI
INDONESIA

Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia


memiliki warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri
dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya
sebagai berikut:
Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki
ketangguhan dan pekerja keras.
Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal
meskipun Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh
bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.
5. Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam
berbagai bentuk atau arsitektur hingga ke seluruh pelosok
Nusantara.
6. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs
peninggalan para ulama, baik berupa makam, masjid, maupun
peninggalan sejarah lainnya.
7. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh islam untuk
mempraktikan tingkah laku yang penuh keteladanan agar terus
dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
8. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun
dengan persenjataan yang tidak sebanding.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

☺WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai