Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH

PERADABAN ISLAM
DAN PERJUANGAN
HMI

AHMAD
BARKATI
APA ITU SEJARAH ?

PENGALAMAN ?

KEBUDAYAAN ?

PERADABAN ?
SEJARAH ADALAH

Secara bahsa melayu yang mengambil alih


bahasa arab yaitu Syajaratun : Pohon
Secara istilah : sejarah adalah gambaran
tentang peristiwa masa lampau yang dialami
oleh manusia, meliputi waktu dan penjelasan
yang mudah dipahami
IBNU KHALDUN (1332-1406)
Sejarawan Muslim TUNISIA
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum
manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat
masyarakat itu.
MOHAMMAD YAMIN
Sejarawan Indonesia
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas
hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan
dengan bahan kenyataan.
KBBI

• Silsilah, asal usul dan keturunan


• Kejadian atau peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau berdasar pada
kejadian yang terjadi
• Ilmu pengetahuan atau uraian tentang
peristiwa yang benar – benar terjadi dimasa
lampau
URGENSI ILMU SEJARAH
Kelestarian identitas kelompok dan
memperkuat daya tahan itu bagi
kelangsungan hidupnya.
Sebagai pengambilan pelajaran dan
tauladan dari contoh masa lampau.
Tidak mudah terpengaruh,
Open Minded, Tidak menentukan
keberpihakan.
EKEBUDAYAAN PERADABAN

Bentuk ungkapan Manifestasi


tentang semangat kemajuan mekanis
mendalam suatu dan teknologi lebih
masyarakatat berkaitan dengan
peradaban

Peradaban masuk
Kebudayaan lebih
kedalam
banyak
kondisisosial
direfleksikan dalam
masyarakat. Politik,
seni, sastra, religi ekonomi dan
dan moral teknologi
SUMBER-SUMBER SEJARAH
 Dokumenter = tertulis atau tersurat

 Korporal = Artefak, Fosil, Arca

 Lisan = Cerita
PERADABAN ISLAM
Peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengertian lain, diantaranya:

 Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal


yang dihasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam, mulai dari periode Nabi
Muhammad SAW sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang.

 Sejarah Peradaban Islam merupakan hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam
lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan, dan kesenian.

 Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam


yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam
hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan
hidup bermasyarakat.
KONDISI ARAB PRA ISLAM
1. Kondisi Politik
• Hidup bersuku-suku
• Dasar hubungan dengan kaitan darah
• Dipimpin oleh ketua kabilah yang memiliki hak seperti raja
2. Kondisi Kemasyarakatan
• Hidup berdasarkan kelas
• Jika ingin dipandang dimata bangsa arab karena kemuliaan dan
keberanian harus dibicarakan banyak wanita
• Wanita dan laki-laki bebas bergaul (termasuk Poliandiri)
• Hubungann antara antara lawan jenis diluar kewajaran (melacur)
• Mengubur hidup-hidup anak perempuan
Teori Islam Masuk Keindonesia
Teori India (Gujarat)
Teori India atau teori Gujarat menyebutkan agama islam masuk ke Indonesia melalui
para pedagang dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada abad
ke-13. Saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka kemudian menjalin relasi
dengan orang-orang di wilayah barat di Indonesia, setelah itu terbentuklah sebuah
kerajaan Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai. Selain itu, teori ini juga
diperkuat dengan penemuan makam Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh pada
tahun 1297 yang bercorak Gujarat.
Teori Arab (Mekah)
Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang terbit pada tahun 1997, Buya
Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama Islam di Indonesia. bukti yang
dimaksud Buya Hamka ini adalah berupa sumber dari naskah kuno Cina yang
menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang bermukim di pesisir barat Pulau
Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di kawasan tersebut yang pada saat itu
merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan batu nisan yang bertuliskan
nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi.
Teori Persia (iran)
teori yang didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen berpendapat jika teori Persia ini
selaras dengan asal mula masuknya Islam ke Indonesia. hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat
kebudayaan Islam di nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan Islam di Persia.
Salah satu contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip dengan kebudayaan Islam di Persia
adalah kaligrafi-kaligrafi yang ada di makam batu nisan di nusantara. Ada pula beberapa ritual
keagamaan seperti tabot di daerah Bengkulu dan Tabuik di daerah Sumatera Barat yang hampir sama
persis dengan ritual keagamaan di Persia yang diadakan setiap tanggal 10 bulan Muharam.
Teori Cina
Teori cina merupakan teori yang menyebutkan bahwa asal mula sejarah masuknya agama islam ke
Indonesia berasal dari Cina, agama Islam sendiri berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905
Masehi). Islam masuk ke Cina sendiri dibawa oleh panglima Muslim yang bernama Saad bin Waqash
yang berasal dari Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Bahkan salah satu kota di Cina
pada masa itu yakni kota Kanton pernah menjadi pusat dakwah muslim di Cina.
Dalam buku Islam in Cina yang ditulis oleh Jean A. Berlie (2004) menyebutkan bahwa relasi antara
orang-orang Islam dari Arab dengan orang-orang di Cina terjadi pada tahun 713 Masehi. Masuknya
Islam ke nusantara juga diyakini bersamaan dengan banyaknya migrasi orang-orang Cina muslim ke
Asia Tenggara terutama wilayah nusantara yang kebanyakan memasuki wilayah Sumatera bagian
selatan pada tahun 879 Masehi atau abad ke-9 Masehi
Latar Belakang Munculnya Pemikiran HMI
1. Penjajahan Belanda atas Indonesisa dan tuntutan perang kemerdekaan
2. Kesenjangan dan kejumudan umat islam dalam pengetahuan, pemahaman dan
penghayatan serta pengamalan ajaran islam
3. Kebutuhan akan pemahaman, penghayatan keagamaan

4. Munculnya polarisasi politik


5. Perkembangan paham dan ajaran komunis di kalangan masyarakat dan
mahasiswa
6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis;

7. Kemajemukan bangsa indonesia


8. Tuntutan modernisasi dan tantangan masa depan.
Latar Belakang Berdirinya HMI
1. KONDISI ISLAM DI DUNIA

2. KONDISI ISLAM DI INDONESIA

3. KONDISI PERGURUAN TINGGI DAN


MAHASISWA ISLAM

4. SAAT BERDIRINYA HIMPUNAN


MAHASISWA ISLAM (HMI)
15 TOKOH PENDIRI HMI
Lafran Pane (Yogyakarta)
Kartono Zarkasy (Ambarawa)
Dahlan Husein (Palembang)
Siti Zainah (istri Dahlan Husein, Palembang)
Soewali (Jember)
Yusdi Gozali (Semarang, juga pendiri PII)
M. Anwar (Malang)
Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, Singapura)
Hasan Basri (Surakarta)
Marwan (Bengkulu)
Tayeb Razak (Jakarta)
Toha Mashudi (Malang)
Bidron Hadi (Kauman-Yogyakarta)
Zulkarnaen (Bengkulu), dan
Mansyur.
1. KONDISI ISLAM DI DUNIA

 Islam merupakan agama yang sangat berpengaruh. Kekuatan yang dimilikinya


bahkan hampir menaklukan seluruh dunia. Kemunduran Islam berbarengan
dengan Rennaisance di Eropa.
 Kondisi umat Islam dunia, pada saat menjelang kelahiran HMI, dapat
dikatakan ketinggalan dibandingkan masyarakat Eropa. Ini dapat dilihat dari
penguasaan teknologi maupun pengetahuan, bahkan sebagain besar umat
Islam berada di bawah “ketiak” penindasan nekolim barat yang notabene
dimotori oleh kelompok Kristen.
 Umat Islam hanya terpaku, terlena, oleh kejayaan masa lampau atau pada
zaman keemasan Islam.
2. KONDISI ISLAM INDONESIA

 Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat itu, umat Islam
berada dalam cengkaraman nekolim barat. Penjajah memperlakukan umat
Islam sebagai masyarakat kelas bawah dan diperlakukan tidak adil, serta
hanya menguntungkan kelompok mereka sendiri atau rakyat yang sudah
seideologi dengan mereka.
 Umat Islam Indonesia hanya mementingkan kehidupan akhirat dengan
penonjolan simbolisasi Islam dalam ubudiyah, sebagai upaya kompensasi atas
ketidakberdayaan untuk melawan nekolim, sehingga pemahaman umat tidak
secara benar dan kaffah.
3. KONDISI PERGURUAN TINGGI DAN MAHASISWA ISLAM

 Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan


menghasilkan para pemimpin untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang. Perguruan tinggi adalah motor penggerak perubahan, dan
perubahan tersebut diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik. Begitu
pentingnya perguruan tinggi, maka banyak golongan yang ingin
menguasainya demi untuk kepentingan golongan tersebut.

 Sistem yang diterapkan khususnya di perguruan tinggi adalah sistem


pendidikan barat yang mengarah pada sekularisme dan dapat
menyebabkan dangkalnya agama atau aqidah dalam kehidupan.

 Adanya Perserikatan MAHASISWA Yogyakarta (PMY) dan Serikat


Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini
dibawah pengaruh Komunis. Ini menyebabkan aspirasi Islam dan umat
Islam kurang terakomodir.

 Mahasiswa Islam kurang memiliki ruang gerak karena berada dalam


sistem yang sekuler dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan harus
menghadapi tantangan dari mahasiswa komunis yang sangat
bertentangan dengan fitrah manusia dan bertentangan pula dengan ajaran
Islam. Jelas sudah bahwa mahasiswa Islam sangat sulit untuk bergerak
memperjuangkan aspirasi umat Islam
4. SAAT BERDIRINYA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

 HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam kondisi yang
memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan dan kejumudan
pengetahuan, pemahaman, penghayatan ajaran Islam sehingga tidak
tercermin dalam kehidupan nyata.

 Pada saat HMI berdiri, sudah ada organisasi kemahasiswaan, yaitu


Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY & SMI), namun PMY
didominasi oleh partai sosialis yang berpaham komunis. Akibat
didominasi oleh partai sosialis maka PMY tidak independen untuk
memperjuangkan aspirasi mahasiswa, maka banyak mahasiswa yang
tidak sepakat dan tidak bisa membiarkan mahasiswa terlbat dalam
polarisasi politik.

 Sebagai realisasi dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta pada


tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan tanggal 5 Pebruari
1947 sebuah organisasi kemahasiswaan, yaitu Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) sebagai organisasi independen
Berdirinya HMI
1. Hari Rabu Pon 1878, tanggal 14 RA 1366 / 5 Februari 1947, menetapkan berdirinya
organisasi Himpunan Mahasiswa Islam, disingkat HMI
2. Mengesahkan Anggaran Dasar HMI. Adapun Anggaran Rumah Tangga dibuat kemudian
3. Membentuk Pengurus HMI :
Ketua : Lafran Pane (Prof. Drs. Alm.)
Wakil Ketua : Asmin Nasution (Drs.)
Penulis I : Anton Timur Jailani (Prof. H. – MA)
Penulis II : Karnoto Zarkasyi (Kapten AD – BA)
Bendahara I : Dahlan Husein
Bendahara II : Maisaroh Hilal
Anggota : Suwali, Yusdi Ghozali (SH), Mansyur
“Hari ini adalah rapat pembentu
kan organisasi Islam, karena semua persiapan dan perlengkapan sudah beres. Siapa yang mau menerima
berdirinya organisasi Islam ini, itu sajalah yang diajak, dan yang tidak setuju biarkanlah mereka terus
menentang, toh tanpa mereka, oraganisasi ini akan bisa berjalan”

(Lafran Pane, Pemrakarsa berdirinya HMI, 1947) lih di bukunya Agus sitompul yang berjudul Sejarah HMI
FASE-FASE PERJUANGAN HMI
• Fase Konsolidasi Spiritual dan Proses Berdirinya HmI (Thn 1946)
Bermula dari latar belakang munculnya pemkiran dan berdirinya HmI serta kondisi
objektif yang mendorongnya, maka rintisan untuk mendirikan HmI muncul di bulan
november 1946. Permasalahan yang dapat diangkat dari latar belakang berdirinya
HmI merupakan suatu kenyataan yang harus diantisipasi dan dijawab secara
cepat dan kongkrit serta menunjukan apa sebenarnya islam itu. Maka
pembaharuan pemikiran di kalangan umat islam bangsa Indonesia suatu
keniscayaan.
• PERISTIWA 5 FEBRUARI 1947
Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir dengan kegagalan.
Lafran Pane mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan
pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir Bapak
Husein Yahya. Ketika itu hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan
dengan 5 Februari 1947, disalah satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan
(sekarang Panembahan Senopati), masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam
prakatanya dalam memimpin rapat
• Fase Berdiri dan Pengokohan (5 Februari-30 November 1947)
i. Mendirikan cabang Klaten, Solo, Malang, Yogyakarta.
ii. Menetapkan pengurus bentukan 5 februari 1947 sebagai Pengurus Besar HmI sekaligus
merangkap pengurus Cabang Yogyakarta.
iii. Mengesahkan Anggaran Dasar HmI
iv. Melakukan reshufle pertama tanggal 22 Agustus 1947
v. Melakukan Kongres pertama di Yogyakarta tanggal 30 November 1947
vi. Melakukan perubahan Tujuan: (1). Menegakkan Dan Mengembangkan Agama Islam; dan (2).
Mempertinggi Derajat Rakyat dan Negara Republik Indonesia
• Fase Perjuangan Bersenjata (1947 - 1949)
i. Meletusnya Madiun Affair 18 September 1948, Dibentuk corps mahasiswa oleh wakil ketua
umum PB HmI Ahmad Tirtosudiro sekaligus merangkap sebagai wakil komandan dengan
komandannya Hartono.
ii. Ikut membantu pemerintah menumpas pemberontakan PKI di Madiun.
iii. Hasil Kongres Muslimin Indonesia ke-2 20-25 Desember 1949 di Yogyakarta “Hanya satu
organisasi mahasiswa Islam, yaitu Himpunan mahasiswa Islam (HMI) yang bercabang di tiap-
tiap kota yang ada Sekolah Tinggi.”
• Fase Pembinaan dan Pengembangan Organisasi (1950-
1963)
i. Pemindahan PB HmI
ii. Pembentukan cabang-cabang baru
iii. Pengesahan atribut dan kepribadian HmI
iv. Melaksanakan 5x kongres
v. Merumuskan tafsir azaz HmI
vi. Menentukan metode Training HmI
vii. Pembentukan lembaga-lembaga HmI di bdg Ekstern
viii. Menghadapi Pemilu 1955 dan Penegasan Independensi HMI
ix. Mendesak pemerintah mengeluarkan UU Perguruan Tinggi
x. Mengeluarkan 2 pernyataan sikap hasil kongres v medan 1957
• Fase Tantangan I (1964 - 1965)
i. Konflik dengan PKI muncul kembali. (Manifesto Moscow)
ii. Hasil Kongres CGMI I 1961 untuk Melikuidasi HMI
iii. Mendapat tudingan organisasi kontra revolusi.
iv. Penutupan Kongres CGMI II 29 September 1965
v. D. N. Aidit:
“Kalau kader – kader CGMI tidak mampu untuk membubarkan HMI, maka yang laki-laki memakai sarung
dan peci saja.”
Ir. Soekarno
“Pemerintah mempunyai kebijakan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada kehidupan
organisasi mahasiswa yang revolusioner. Tapi kalau organisasi mahasiswa yang menyeleweng itu mejadi
kontra revolusi umpamanya HMI, aku sendiri yang akan membubarkannya. Demikian pula kalau CGMI
menyeleweng menjadi kontra revolusi juga akan kububarkan.”
• Fase Kebangkitan HMI Sebagai Pejuang Orde Baru dan Pelopor Kebangkitan Angatan ‘66
(1966 - 1968)
i. Dibentuknya KAMI pada tanggal 25 oktober 1965 oleh Wakil Ketua PB HmI Mari’e Muhammad
ii. Ditahun 1966 melakukan aksi massa dengan tujuan TRITURA
iii. Ikut hearing dalam pembentukan kabinet Ampera I
iv. Masuknya alumni HMI ke dalam jajaran Kabinet
• Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran
(1970-1998)
• Mulai diramunya NDP oleh Cak Nur dan Endang
Saifudin beserta Sakib Mahmud
• Munculnya perbedaan penafsiran dan pemikiran
terkait konsep Islam Kaffah
• Kongres ke-16 HMI di Padang tahun 1986, HMI
menyesuaikan diri dengan mengubah asas Islam
dengan Pancasila. Akibat penyesuaian ini beberapa
orang anggota HMI membentuk MPO, akibatnya HMI
pecah menjadi dua yaitu HMI DIPO dan HMI MPO.
• Fase Reformasi (1998-2000)
• Pada fase ini perjuangan kader- kader HmI banyak terfokus pada kritik tulisan.
• Dari mulai tahun 1995 HmI mulai menyuarakan pembaharuan sistem politik.
• M. Yahya Zaini Ketua Umum PB HMI Periode 1992-1995 ketika memberikan sambutan
pada pembukaan Kongres ke-20 HMI di Istana Negara Jakarta tanggal 21 Januari 1995.
Beliau menyampaikan bahwa pembangunan ekonomi kurang diikuti dengan
pembangunan politik. Masih dirasakan tingkat perubahan di tingkat politik tidak sebanding
dengan apa yang terjadi di bidang ekonomi.
• Pada peringatan Ulang Tahun Emas 50 tahun HMI di Jakarta tanggal 20 Maret 1997,
dimana Taufik Hidayat Ketua Umum PB HMI 1995-1997 menegaskan; sekaligus sebagai
jawaban atas kritik-kritik yang memandang HMI terlalu dekat dengan kekuasaan. Bagi
HMI, kekuasaan atau politik bukanlah wilayah yang haram, politik justru mulia, apabila
dijalankan di atas etika dan bertujuan untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran dan
keadilan.
• Pemikiran dan reformasi selanjutnya disampaikan Ketua Umum PB HMI 1997-1999 Anas
Urbaningrum pada waktu peringatan Dies Natalis HMI ke-51 di Graha Insan Cita Depok
tanggal 22 Februari 1998, dengan judul “Urgensi Reformasi Bagi Pembangunan Bangsa
yang Bermartabat”. Pidato itu disampaikan 3 bulan sebelum lengsernya Presiden
Soeharto 21 Mei 1998.

Anda mungkin juga menyukai