Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

NAMA : Muhammad Nurkamila Wardana

NIM : 1233020137

JURUSAN : HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES)

SEMESTER : 1 (SATU)

KELAS :D

DOSEN : Dr. H. Yana Sutiana, M.Ag

MATA KULIAH : SEJARAH PERADABAN ISLAM

JAWABAN

1. A. Sejarah secara harfiyah berasal dari bahasa arab yaitu (SYAJAROTUN) yang berarti pohon. Dalam
bahasa arab sendiri, sejarah disebut dengan (TARIKH) yang jika di artikan kedalam bahasa Indonesia
sendiri artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata pohon sendiri memiliki makna yaitu
pohon memiliki struktur dari akar,batang,ranting,daun, dan buah. Buah sendiri bisa diartikan seperti hari
ini yang merupakan hasil dari sejarah, dan akar bisa disebut sejarahnya karena sebelum pohon itu
berbuah maka yang pertama kali ada dalam sebuah pohon yaitu akar itu sendiri. Sedangkan peradaban
berasal dari kata “adab” yang berarti sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, atau berakhlak, yang
seluruhnya merujuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Peradaban juga dapat di artikan sebagai
kebudayaan yang tertinggi dalam kehidupan manusia, seperti seni, arsitektur, serta kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, bangsa-bangsa yang pernah mencapai kejayaannya, walaupun
sekarang tidak ada lagi, disebut dengan peradaban. Misalnya, peradaban Islam, peradaban Mesir,
peradaban Yunani, dan lain-lain. Islam sendiri dalam bahasa Arab yaitu bentuk kata benda infinitif
kuadri-literal (maṣdar ruba’i). Bentuk kata kerja sempurna aktif triliteralnya (fi‘l māḍi ṡulaṡī mabnī
ma‘lūm) adalah salima (selamat). Arti semantik dari bentuk kuadri-literalnya ini adalah tunduk dan patuh
(khadha‘a wa istaslama), berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a),
menunaikan, menyampaikan (addā), atau masuk dalam kedamaian, keselamatan, atau kemurnian
(dakhala fi al-salm au al-silm au al-salām). Semua istilah yang seakar kata dengan “islām” berhubungan
erat dengan makna keselamatan, kedamaian, dan kemurnian. Secara istilah islam bermakna penyerahan
diri, ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap
ketentuan dan hukum-hukum-Nya. Pengertian “berserah diri” dalam Islam kepada Tuhan bukanlah
sebutan untuk paham fatalisme, melainkan sebagai kebalikan dari rasa berat hati dalam mengikuti ajaran
agama dan lebih suka memilih jalan mudah dalam hidup. Seorang muslim mengikuti perintah Allah
tanpa menentang atau mempertanyakannya, tetapi disertai usaha untuk memahami hikmahnya. Jadi pada
intinya SEJARAH PERADABAN ISLAM adalah deskripsi kehidupan umat islam pada zaman dahulu
yang mengalami kemajuan sebagai hasil cipta, rasa, dan kursa mereka yang dijiwai oleh ajaran islam
dalam berbagai aspek kehidupan yang pengaruhnya terasa hingga saat ini.
B. Sejarah sendiri berfungsi sebagai EDUKATIF atau pembejaran. Artinya lewat sejarah, manusia bisa
mempelajari banyak hal, seperti pengalaman, cara penyelesaian masalah, dan lain sebagainya. Sejarah
juga bisa berfungsi sebagai REKREATIF atau hiburan, artinya setiap manusia yang membaca atau
mempelajari ringkasan sejarah mereka dapat terhibur dan merasa nyaman karena manusia mampu
berimajinasi saat membaca sesuatu, apalagi yang di bacanya sejarah. Sejarah bisa juga berfungsi sebagai
INSPIRATIF atau sejarah bisa digunakan sebagai sumber inspirasi seseorang. Artinya dengan
mempelajari sejarah, seseorang bisa mendapatkan inspirasi tentang apa yang harus dilakukan sekarang.
Dan yang terakhir sejarah bisa berfungsi sebagai INSTRUKTIF sejarah digunakan untuk
menyampaikan pengetahuan serta keterampilan. Lebih tepatnya, sejarah berperan sebagai penyampaian
informasi terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan dari masa ke masa.
C. Yang pertama ada Manusia, dalam sejarah manusia di sebut sebagai subjek sekaligus objek. Subjek
sejarah merupakan penentu jalannya sejarah. Sejarah merupakan milik manusia karena merupakan
pelaku dan objek utama dalam peristiwa sejarah. Hal ini didukung dengan pendapat sejumlah pakar.
Thomas Carlyle berpandangan jika gerak sejarah ditentukan oleh jiwa orang-orang besar. Menurut
Hugiono dan Poerwantana (1987), gerak sejarah manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri.
Kuntowijoyo (2011) berpendapat sejarah menyajikan fakta secara berkesinambungan atau memajangnya
dalam waktu, bersifat mendeskripsikan, unik dan bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-
sungguh. Senada, dilansir dari Buku Pengantar Ilmu Sejarah (2022), manusia di dalam peristiwa sejarah
menjadi sentral atau pemegang peran. Oleh karena itu, keberadaan manusia dan segala aktivitasnya
sangat menentukan di dalam suatu peristiwa. Yang ke dua ada RUANG, Unsur penting dalam sejarah
berikutnya adalah ruang. Ruang merupakan dimensi tempat manusia dapat menghasilkan sejarah.
Peristiwa sejarah dapat dikenali secara detail dengan meninjau tempat kejadian atau peristiwa yang
berlangsung. Biasanya akan ada jejak seperti benda-benda yang digunakan, bangunan, atau bentuk-
bentuk tertentu. Cakupan ruang membagi sifat sejarah menjadi sejarah lokal, nasional, regional dan
dunia. Jadi, ruang berkaitan dengan aspek geografis. Unsur ini akan memberikan pemahaman tentang
peristiwa sejarah menjadi lebih riil, mudah, dan jelas. Yang ke tiga ada WAKTU, Sejarah membicarakan
peristiwa di masa lampau. Sejarah merupakan studi tentang aktivitas manusia dilihat dari kurun
waktunya. Karena itu, waktu menjadi unsur penting dalam mempelajari sejarah.
2. A. System kepercayaan masyarakat arab pra islam. Masyarakat Arab lama (sebelum Islam) memiliki
keyakinan Animisme, ialah sebuah faham yang beranggapan bahwa setiap benda mempunyai roh, dan
roh tersebut memiliki kekuatan ghaib yang disebut Mana dan dikenal sebagai “Kaum Watsani” yaitu
kaum yang menganggap Tuhan mereka dalam bentuk patung-patung sembahan yang mereka anggap
sebagai perantara dengan Tuhan. Mereka percaya akan Tuhan Yang Esa, Namun mereka juga meyakini
adanya roh-roh penguasa yang di anggap dan diperlakukan sebagai Tuhan. Berbeda dengan Islam yang
mengajarkan untuk meng-Esakan Allah dan hanya kepada-Nya beribadah tanpa perantara apapun.
Sebelum Islam datang penduduk Arab menganut agama yang bermacam-macam, dan Jazirah Arab telah
dihuni oleh beberapa ideolgi, keyakinan (keagamaan). Bangsa Arab sebelum Islam telah menganut
agama yang mengakui Allah sebagai tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak nabi
Ibrahim as dan Ismail as. al-Qur’an menyebut agama itu dengan Hanif, yaitu kepercayaan yang
mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan menghidupkan dan mematikan, Tuhan yang
memberi rezeki dan sebagainya.
Kepercayaan yang menyimpang dari agama yang hanif disebut dengan Watsniyah, yaitu agama yang
mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada :
 Anshab, batu yang memiliki bentuk
 Autsa, patung yang terbuat dari batu
 Ashnam, patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak
terbuat dari batu.

B. System sosial masyarakat arab pra islam. Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam berada
di masa jahiliah. Namun mengutip dari repository Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN
SUSKA), jahiliah tidak merujuk pada bodoh. "Arti dari kata jahiliah adalah kesombongan, kemarahan,
dan ketidaktahuan. Penggunaan kata ini kepada masa pra Islam menunjukkan pada era saat ketiganya
sangat menonjol di masyarakat," tulis respository mengutip buku Fajr al-Islam yang ditulis Amin
Ahmad. Jahiliah juga berkaitan dengan kepercayaan sesat, peribadatan yang salah, kekuasaan yang
sewenang-wenang, dan ketidakadilan hukum. Kondisi ini menimbulkan rasa takut, khawatir, dan
kekacaauan yang tidak kunjung berakhir. Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ditulis
Masudul Hasan dalam History of Islam. Buku tersebut menceritakan, masyarakat Arab mengalami
kemerosotan moral. Minuman keras, judi, cabul, dan seks bebas adalah hal biasa. "Kaum wanita
diperlakukan seperti barang bergerak yang dapat dijual atau dibeli. Para penyair mendendangkan
keburukan moral dengan penuh kebanggaan. Jika ada yang meninggal, maka anak mewarisi ibu tiri dan
barang lainnya," tulis buku tersebut. Anak bahkan bisa menikahi ibu tiri mereka. Yang lebih parah, anak
perempuan yang baru lahir akan dicekik atau dikubur hidup-hidup. Selain itu, perbudakan adalah hal
wajar dengan majikan yang berkuasa penuh hingga hidup mati. Dengan kondisi tersebut, mereka yang
kaya hidup bergelimang harta sedangkan yang miskin semakin kekurangan. Jurang pemisah antara
masyarakat kaya dan miskin terasa makin dalam dan jauh. Masyarakat kaya dapat mengeksploitas yang
lebih miskin.

C. Polotik bangsa Arab pra islam. Dalam dunia politik bangsa Arab pra islam dapat di bagi menjadi dua
bagian berdasarkan batas teritorial, yaitu:

 Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan Jazirah Arabia, seperti Makkah
dan Kota Makkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan Selatan. Para pedagang
dengan kabilah-kabilah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman
dan menjualnya ke Syiria di Utara.
 Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup
adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai
perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara
ternak, domba.

Dan sebelum datang nya islam, ada tiga kekuatan besar yang mempengaruhi politik arab, yaitu
kekaisaran Nasrani Byzantium, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar
yang berkuasa di Arab bagian selatan. Kekaisaran Byzantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan
ibu kota Konstantinopel merupakan bekas Imperium Romawi masa klasik. Pada permulaan abad ke 7,
wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daerah Italia, serta sejumlah
kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah kekuasaannya. Sedangkan kekaisaran Persia
berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (Sasaniyah). Ibu kota Persia adalah al-Madana’in, terletak
sekitar dua puluh mil di sebelah tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya
terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran serta Afganistan. Kondisi politik
jazirah Arab terpengaruhi oleh dua hal, yaitu pertama, interak- si dunia Arab dengan kekaisaran
Byzantium dan Persia. Kedua, persaingan antara agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster. Bangsa Arab
terdiri beberapa suku. Mereka memiliki rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak jarang,
peperangan terjadi antar suku. Seperti perang Fujjar, perang saudara yang terkenal karena terjadi
beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan
serta Kina- nah dan Hawazan lagi. Peperangan Fujjar terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus.

3. Jadi yang saya pahami dari perkataan ibnu khaldun “bahwa tanda terwujudnya peradaban adalah
berkembangnya ilmu pengetahuan” ialah bahwasannya ilmu pengetahuan dan peradaban memiliki
keterkaitan antara satu sama lain karena jika ilmu pengetahuan semakin maju maka peradaban juga akan
ikut maju, dan begitupun sebaliknya jika ilmu pengetahuan semakin mundur maka peradaban juga akan
mengikutinya.
4. Jadi yang di maksud dari perkataan Nabi Muhammad S.A.W kepada kaisar Romawi “Akan saya perangi
Romawi dari dalam rumahku” ucapan Nabi disini bukan bermaksud untuk genderang teror atau perang,
ia hanya berdiplomasi. Tidak ada ancaman fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu
justru menunjukkan keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah
Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak akan mengalahkan
Romawi.
5. Pemerintahan islam pada masa khulafaur rasyidin. Pemerintahan isalam didasari atau merujuk pada kitab
suci al-qur'an dan assunah sebagai landasan atau roda pemerintahan jika pada umumnya pemerintahan
mempunyai berbagai aspek untuk acuan berjalannya pemerintahan dalam suatu negara seperti hukum,
kebijakan dan lain sebagainya. Tidak jauh berbeda dengan pemerintahan isalm, pemerintahan islam juga
mempunya acuan sebagai roda pemerintahan berdasarkan syari'at isalam atau Al-qur'an dan assunah.
Pemerintahan islam juga sering disebut sebagai pemerintahan khalifah yang diatur munurut agama islam,
setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pemerintahanya dilanjutkan oleh khulafaurrasyidin yaitu; Abu
bakar, Umar bin khotob, Utsman bin afan dan Ali bin abi tholib. Pemilihan seorang kholifah diangkat
oleh masyarakat melalui sistem syuro' (musyawarah) dan dilantik oleh mayarakat itu sendiri. Pada masa
khulafaurassyidin penerapan trias politica mulai terlihat. Implementasi pembagian kekuasaan dapat
dilihat dari pembagian kekuasaan yaitu kekuasaan eksekutif dipegang oleh kholifah, kekuasaan
legislative dipegang oleh majelis syura' dan kekuasaan yudikatif dipegang oleh Qodli atau hakim.
Keberhasilan yang diraih pada masa khulafaur rasydin:
 Masa Abu Bakar As-Siddiq yaitu berhasil menumpas kaum murtad. Ketika Rasulullah wafat,
banyak orang Arab yang kembali murtad dan mulai tersebarnya kemunafikan. Atas izin Allah,
Abu Bakar memerintah tentara dan panglimanya kepada kaum murtad dan penguasa yang zalim
untuk diperangi.
 Masa Umar bin Khotob yaitu memperluas wilayah Islam dengan menaklukkan wilayah yang
sebelumnya dikuasai oleh dua kerajaan besar yaitu Persia dan Romawi, yaitu wilayah Syam,
Mesir, hingga Irak. Kemudian sistem administrasi ditata dengan baik yang membuat
pemerintahannya berjalan stabil dan rakyatnya sejahtera.
 Masa Utsman bin Affan yaitu wilayah Islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga
konstantinopel. Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah mengusulkan dibentuknya
angkatan laut. Usul itu disambut dengan baik oleh Khalifah Usman bin Affan.
 Masa Ali bin abi Thalib yaitu mengganti pejabat yang kurang cakap, membenahi keuangan
negara (baitul mal), memajukan bidang ilmu bahasa, bidang pembangunan, memadamkan
pemberontakan-pemberontakan di kalangan umat islam.

Anda mungkin juga menyukai