Dosen Pengampu:
Dr. Umar Samsudin, M.S.I
Disusun oleh :
Puja serta puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan
bermacam-macam nikmat sehingga kami masih bisa menikmati indah-Nya
alam yang telah Allah ciptakan. Shalawat teriring salam semoga tercurahkan
keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang membawa agama
kita ini dari zaman jahiliyyah sampai kepada zaman islamiyyah dan penuh
dengan keridhoan Allah SWT.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Pemikiran Modern
Dalam Islam dengan judul “Pembaharuan Islam di Turki Sultan Mahmud II
dan Turki Usmani”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan-nya makalah
ini.
Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kata
sempurna. Maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki
karya-karya kami di waktu mendatang.
Penulis
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat di rumuskan beberapa
masalah, yaitu:
1. Apa saja pembaharuan yang ada di turki?.
2. Bagaimana pemikiran sultan Mahmud II?.
3. Bagaimana gerakan usmani muda dan turki muda?.
C. MANFAAT
1
D. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembaharuan di Turki
Mulai abad pertama Hijriyah, Islam telah masuk ke daerah Turki dan
dalam perjalanannya dari masa ke masa Islam berkembang dengan
pesatnya di daerah itu. Pada tahun 1037 Turki dapat menguasai
kekhalifahan Abassiyah, akan tetapi akhirnya lumpuh oleh bangsa
Mongol, kecuali bangsa Turki yang dipimpin oleh Ertughril yang
selanjutnya menjelma menjadi Turki Usmani yang puncak kemegahannya
dari tahun 1520-1566 dibawah pemerintahan Sulaiman I, namun akhirnya
juga lumpuh pada abad ke-19 dan mendapat sebutan orang sakit (The
Sick Men).
b. Usaha dari Fuad, Namik, Ali Pasya dan Midat Pasya (1861-1876)
terutama bidang pendidikan, Bank Nasional, hukum dan
perundang-undangan.
3
d. Usaha Kemal Pasya:
B. Sultan Mahmud II
Sultan Mahmud II, dikenal sebagai Sultan yang tidak mau terikat
pada tradisi dan tidak segan-segan melanggar adat kebiasaan lama.
Sultan-sultan sebelumnya menganggap diri mereka tinggi dan tidak
pantas bergaul dengan rakyat. Oleh karena itu, mereka selalu
mengasingkan diri dan meyerakan soal mengurus rakyat kepada
bawahan-bawahan.
1
Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam
Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998, h. 11-12
2
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003, h. 83
4
Timbullah anggapan mereka bukan manusia biasa dan pembesar-
pembesar negara pun tidak berani duduk ketika menghadap Sultan.
Tradisi aristokrasi ini dilanggar oleh Mahmud II. Ia mengambil sikap
demokratis dan selalu muncul di muka umum untuk berbicara atau
menggunting pita pada upacara-upacara resmi. Menteri dan pembesar-
pembesar negara lainnya ia biasakan duduk bersama jika datang
menghadap.
3
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,
Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996, h. 93
5
di dalamnya, seperti halnya di dunia Islam lain pada waktu itu memang
sulit.
C. Tanzimat
Istilah tanzimat berasal dari bahasa arab dari kata Tanzim yang berarti
pengaturan, penyusunan, dan memperbaiki. Dalam pembaharuan yang
diadakan pada masa tanzimat merupakan sebagai lanjutan dari usaha-
usaha yang dijalankan oleh Sultan Mahmud II yang banyak mengadakan
pembaharuan peraturan dan perundang-undangan. Secara terminologi
tanzimat adalah suatu usaha pembaharuan yang mengatur dan menyusun
serta memperbaiki struktur organisasi pemerintahan, sosial, ekonomi dan
kebudayaan, antara tahun 1839-1871 M.
6
Mustafa Rasyid Pasya pada tahun 1034 diangkat menjadi duta besar
untuk daerah Perancis, selain itu ia juga pernah diangkat menjadi duta
besar Kerajaan Usmani di beberapa negara lain. Setelah itu ia dipanggil
pulang untuk menjadi Menteri Luar Negeri dan pada akhirnya ia diangkat
menjadi perdana Menteri.
7
Ide-ide yang dicetuskan Sadik Rif‟at pada zaman itu merupakan hal
baru karena orang tidak mengenal peraturan, hukum, hak dan kebebasan.
pada waktu itu petani lebih banyak menjadi budak bagi tuan tanah dan
rakyat budak bagi Sultan. Pemikiran Sadik Rif‟at sejalan dengan
pemikiran Mustafa Rasyid Pasya yang pada waktu itu mempunyai
kedudukan sebagai Menteri Luar Negeri.
Beliau lahir pada tahun 1815 di Istanbul dan wafat tahun 1871, anak
dari seorang pelayan tokoh. Dalam usia 14 tahun ia sudah diangkat
menjadi pegawai. Tahun 1840 diangkat menjadi Duta Besar London dan
sebelum menjadi Duta Besar ia sering kali menjadi staf Perwakilan
Kerajaan Usmani di berbagai negara Eropa dan di tahun 1852 ia
menggantikan kedudukan Rasyid Pasya sebagai Perdana Menteri.
D. Usamni Muda
4
Yusran Asmuni, Loc Cit, h. 19-21
5
Ibid, h. 21
8
Usmani muda pada asalnya merupakan perkumpulan manusia yang
didirikan di tahun 1865 dengan tujuan untuk mengubah pemerintahan
absolut kerajaan Usmani menjadi pemerintahan konstitusional. Setelah
rahasia terbuka pemuka-pemukanya lari ke Eropa di tahun 1867 dan
disanalah gerakan mereka memperoleh nama Usmani Muda.
a. Zia Pasya
Zia pasya lahir pada tahun 1825 di Istanbul dan meninggal dunia pada
tahun 1880. Ia anak seorang pegawai kantor beacukai di Istanbul.
Pendidikannya setelah selesai sekolah di Sulaemaniye yang didirikan
Sultan Mahmud II dalam usia muda dia diangkat menjadi pegawai
pemerintah, kemudian atas usaha Mustafa Rasyid Pasya pada tahun 1854
ia diterima menjadi salah seorang sekretaris Sultan. Disinilah ia dapat
mengetahui tentang sistem dan cara Sultan memerintah dengan otoriter.
9
Usmani menurut pendapatnya harus dengan sistem pemerintahan
konstitusional, tidak dengan kekuasaan absolut. Menurutnya negara
Eropa maju disebabkan tidak terdapat lagi pemerintahan yang absolut,
semuanya dengan sistem pemerintahan konstitusional.
b. Midhat Pasya
10
Beberapa langkah pembaharuan itu, seperti memperkecil kekuasaan
kaum eksekutif dan memberikan kekuasaan lebih besar kepada kelompok
legislatif. Golongan ini juga berusaha menggoalkan sistem konstitusi
yang sudah ditegakkan dengan memakai istilah terma-terma yang islami,
seperti musyawarah untuk perwakilan rakyat, bai‟ah untuk kedaulatan
rakyat dan syariah untuk konstitusi. Dengan usaha ini sistem
pemerintahan Barat lambat laun dapat diterima kelompok ulama dan
Syaikh Al-Islami yang sebenarnya banyak menentang ide pembaharuan
pada masa sebelumnya.8
Jadi, dari bunyi pasal tersebut Sultan masih diberi wewenang besar
untuk menjalankan keputusan yang bersifat mutlak. Justru pasal ini nanti
digunakannya untuk menangkap orang-orang yang tidak disenangi
Sultan, termasuk diantaranya tokoh Usmani Muda Midhat Pasya ini.
c. Namik Kemal
8
Muhammad Al-Bahy, Pemikiran Islam Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986,
h. 99
11
menjunjung tinggi moral Islam dalam ide-ide pembaharuannya,9
menurutnya Turki saat ini mundur karena lemahnya politik dan ekonomi.
9
Ibid, h. 100
12
bawah pimpinan Kerajaan Usmani, sebagai negara Islam yang terbesar
dan terkuat di waktu itu.
E. Turki Muda
a. Ahmad Riza
13
b. Mehmed Murad (1853-1912)
Mehmed Murad berasal dari Kaukasus dan lari ke Istanbul pada tahun
1873 yakni setelah gagalnya pemberontakan Syekh Syamil di daerah itu.
Ia belajar di Rusia dan disanalah ia berjumpa dengan ide-ide barat, namun
pemikiran Islam berpengaruh pada dirinya.
Dalam hal ini dia berpendapat bahwa musyawarah dalam Islam sama
dengan konstitusional di dunia Barat. Ia mengusulkan didirikan satu
Badan Pengawas yang tugasnya mengawasi jalannya undang-undang agar
tidak dilanggar oleh pemerintah. Disamping itu diadakan pula Dewan
syariat agung yang anggotanya tersusun dari wakil-wakil negara islam di
Afrika dan Asia dan ketuanya Syekh Al-Islam Kerajaan Usmani.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat diambil pemahaman
bahwa:
1. Mulai abad pertama Hijriyah, Islam telah masuk ke daerah Turki dan
dalam perjalanannya dari masa ke masa Islam berkembang dengan
pesatnya di daerah itu. Pada tahun 1037 Turki dapat menguasai
kekhalifahan Abassiyah, akan tetapi akhirnya lumpuh oleh bangsa
Mongol, kecuali bangsa Turki yang dipimpin oleh Ertughril yang
selanjutnya menjelma menjadi Turki Usmani yang puncak
kemegahannya dari tahun 1520-1566 dibawah pemerintahan
Sulaiman I, namun akhirnya juga lumpuh pada abad ke-19 dan
mendapat sebutan orang sakit (The Sick Men).
2. Perubahan penting yang diadakan oleh Sultan Mahmud II dan yang
kemudian mempunyai pengaruh besar pada perkembangan
pembaharuan di Kerajaan Usmani ialah perubahan dalam bidang
pendidikan. Seperti halnya di Dunia Islam lain di zaman itu,
Madrasah merupakan satu-satunya lembaga pendidikan umum yang
ada di Kerajaan Usmani. Di Madrasah hanya diajarkan agama
sedangkan p-engetahuan umum tidak diajarkan. Sultan Mahmud II
sadar bahwa pendidikan Madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan
tuntutan zaman abad ke-19.
3. Secara terminologi tanzimat adalah suatu usaha pembaharuan yang
mengatur dan menyusu serta memperbaiki struktur organisasi
pemerintahan, sosial, ekonomi dan kebudayaan, antara tahun 1839-
1871 M.
4. Beberapa tokoh dari gerakan itu membawa angin baru tentang
demokrasi dan konstitusional pemerintahan yang menjunjung tinggi
kekuasaan rakyat bukan kekuasaan absolut. Diantara tokoh itu ialah :
Zia Pasya, Nanik Kemal, dan Midhat Pasya.
5. Gerakan oposisi dikalangan perguruan tinggi, mengambil bentuk
perkumpulan rahasia, dikalangan cendekiawan dan pemimpin-
pemimpinnya lari ke luar negeri dan disana melanjutkan oposisi
mereka dan gerakan di kalangan militer menjelma dalam bentuk
komite-komite rahasia. Tokoh-tokoh Turki Muda, antara lain adalah
Ahmad Riza (1859-1930), Mehmed Murad (1853-1912) dan Pangeran
Sahabuddin (1887-1948).
15
B. SARAN
Teruslah menggali dan menuntut ilmu sebanyak-sebanyaknya agar kita
menjadi orang yang mengetahui dan mampu bermanfaat bagi yang lain, dan
jangan menyia-nyiakan waktu karena waktu yang telah terbuang tak akan
pernah kembali.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005.
http://muhtarom84.blogspot.com/2010/10/pembaharuan-di-turki-sultan-
mahmud-ii.html
17