Anda di halaman 1dari 14

SULTAN MAIIMUD II: PEMBARUANNYA

(Militer, Pendidikan, Hukum,


Pemerintahan, dan Budaya)

Oleh

1 . Desta juranti
SULTAN MAHMUD II: PEMBARUANNYA
(Militer, Pendidikan, Hukum, Pemeriiitahan, dan Budaya)’
Oleh: Su pardin”

Ketika petadaban Islam dikatakan maJ u dan memancarkan

sinar bejayaannya di berbagai penjuru dunia, maka Barat berada dalam

kebodohan dan keterbelakangannya. Dan sebaliknya, ketika peradaban

Barat maju, Islam mundur dan berada dalam kebodohan dan

keterbelakangannya pula. Hal mi antara lain diakibatkan oleh berdirinya

berbagal kerajaan Islam yang mempunyai corak kepemimpinannya


tersendiri. Mereka saling merebut wilayah kekuasaan, dan akibatnya
terjadi pertikaian serta pcpcrangan yang tidak clapat diclakkan.
Namun, sebagai umat JsJarn yang mempunyai sumber utama (al-
Qur’an dan hadis) tetap satu dalam akidali yakni aqidali lslain. Akan
tetapi kedua sumber ajaran tersebut, dapat dikciubangkan dan diteliti
serta ditafsirkan berdasarkan pertemuan dat teori-teori dalam peiiibaruan
pemikiran umat Islam. Berkait dengan perribaruan akidah umat Islam,
maka timbul sebuah penafsiran dari ulama. terutama para cendekiawan
muslim pembaru dalam Islam. sehingga dapat melakukan pemahaman
2

ulang dan penafsiran terhadap pemasalahan dan problem dalam ajaran


Islam.
Jalaluddin Rahman dalam orasi ilmiah mengatakan bahwa, kalau
saja akidah dapat dibarui dalam arti diperbaiki, maka bidang-bidang lain
pun amat terbuka untuk dilakukan pembaruan.’ Pembaruan yang dimasud
meliputi bidang militer, pendidikan, hukum, pemerintahan, dan budaya,
serta pembaruan berdasarkan situasi dan kondisi umat Islam, baik yang
muncul dari luar (Barat) maupun dari dalam (umat Islam). Kemajuan
Barat atau Eropa pada dasamya bersumber dari khazanah ilmu
pengetahiian dan metode berpikir Islam yang Nasional.' Benturan-
beiituran elm kekuatan Barat itu menyebabkan umat Is1an sadar akan
ketertinggalannya. Dengan kesadaran inilali yang menyebabkan umat
lslmH di masa modem terpaksa harus banyak Pelajar dari Barat, termasuk
Sultan 4lahmud II. Melihat kondisi yang dialami oleh umat Islam, maka
Kcrajaaii Usiuaiii iiiulai nielirik atas peradaban orang-orang Lropa atau
Barat. Dengan demiktan para tokoh Usmani mulai memikirkan usaha
pembaruan dalam berbagai bidang yang dipelopori oleh Sultan Mahmud
11. Ridang-bidang peinbaruannya meliputi bidang rrhliter, pendidikan,
huLmm. pemerintahan, dan budaya.
Penibaruan dalam bidang-bida0g lcrsehnt dil‹ikuk‹ul atas
keprihatinannya melihat kondisi Turki L smani yang hidup dalam
3

serba keterbelakangan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas
biografi Sultan Mahmud II secara singkat dan pembaruannya dalam
bidang militer, pendidikan, hukum, pemerintahan, dan budaya.

B. Pembahasan

1. Biografi Sultan Mahmud II

Sultan Mahmud II lahir di Istanbul tanggal 13 Ramadan 1199 H /


20 Juli 1 785 M. Ayahnya i›emairia Sultan Saiim IU (sultan ke-3 1 ).
Malirnud lI diangkat menjadi sultan ke-33 dari Sultan Kerajaan Ottoman
di Turki pada usia 23 tahun, tepatnya tanggal 28 Juli 1808 menggantikan
kaka1«iya bernama Sultan Mustafa lV. Sultan Mahmud 11 dipandang
seb‹igai pclopcr penibaruan di Kerajaan Otfornan yaig sthnnâi!!b ** iia**
Mulimiunad Ali Pa.sya (1805-1849) yang nienipelopori peinbariian di
Mesir." Semasa kecililya, ia nienJperoleh pendidikan tradisoiial dalam
bidang agama, termasuk bidang pemerintahan, sejarah, dan sastra Arab,
I’iii‘ki. d‹ui Persia. Sclain itu ia juga sang:it bcrpcngnl‹uii‹iii d‹il‹irn iliiiii
eeoerafi. seiu. dan ilmu pengetahuan kemiliteran.
Pada awal pemerintahannya, ia disibukkan dengan peperangan
terutmna dalam perang melawan Rusia untuk menentukan daerah-daerah
yang mempunyai wilayah yang luas dan dijad*kan sebagai otonomi besar.
4

Selain itu, ia juga mendapat tantangan dari berbagai kelompok, baik dari
dalam maupun dari luar. Adapun tantangan tersebut datangnya dari
kelompok Janissari yang mempunyai hubungan dengan Tarekat Bektasyi.
Kelompok tersebut mempunyai pengaruh daiam masyarakat dan
kalangan ulama yang memegang kuat tradisi-tradisi umat Islam. Dan
akhiniya Sultan hlalirnud 11 berhasil melakukan peinbaruan, dan hal
pertania yang inenarik perhatiannya yakni pembaruan di bidang millter.
Siiltmi MalHNiid 11 ivafat di Istanbul tanggal I .luli 1839 damn usia
54 tahun. Tokoh pembaru seperti ia merupakan personifikasi dari ide-ide
dan langkali-langkah pembaruannya. l•embaruan Sultan Mahmud
11 s<•lanjutnya nielahirkan suatu gagasaii dan era baru di Kerajam
Ottoman yang disebut ‘ Tanz nat”.

°. Pembaruan di Bidang Militer

Setelah Sultan Mahmud II melihai kcmajuan Darat yang begitu


pesat. ia mengadakan pembaruan di berbagai bidang. Hal pertama yang
iiienarik perhatiannya iaiah peinbaruan di bidang iiiiliter. Karena
se.i semula KerajaanUsmani terkenal dengan kekuatan militemya. Tanpa
kekuatan militer suatu kerajaan atau kesultanan yang kuat dan tangguh,
maka sulit untuk mempertahankan suatu kedaulatannya apabila ada
ronrongan, baik dari dalam maupun dari luar.
Pada tahun 1826 ia membentuk suatu korps militer baru yang
diasuli oleh pelatih-pelatih yang dikirim oleh Muhammad Ali Pasya dam
h lcsii . 1:i mcnj.radii pcmakai‹in pclatili-pclatili l:ropa ywig di in•isa
5

sebelumnya senantiasa mendapat tantangan dari pihak-pihak yang tidak


menginginkan pembaruan.6
l’cmbaruan dalam bid;jjli; ll4lllttil‘, N tlltitll KitllInUd 11 tcrkcnal
dengan sangat taktis dan strategis, karena pelatih militemya yang baru
adalah pclatili pililian yang dikirim oleh Muliaiiiinad Ali Pasya dari
Mesir. Dan adapun pembaruannya dalam bidang militer adalah meliputi:
Pertaiiia, terbentuknya tentara kerajaan yang modern. Kedua,
rncliinit»dik•ui t‹ui1‹uig.ui d.ui pill.ik .liuiissiii i sck;iligiis lanf‹uig.ui
ul‹mi‹i atas pembaruannya. Ketiga, terbentiiknya korps tentara Kerajaan
Ottoman yang baru. 7
Peristiwa yang terjadi pada pembaruan di bidang militer adalah
terjadinya pertumpalian darah. Dalam peperaagaii tersebut, lebih kurang
seribii tentara .Ian'ssari terbunuh. Selain itii. inark+s mereka dihancurkan
dan pendukung Janissari dari sipil ditaHgkap. J°cndukung mereka yang
paling herpenganih ialah golongaii Tarekot lJcktasyi dan anggota daFI
Janissari dibubarkan. yang pada akhimya .Ianissari dihapuskan.'
Sultan Mahmud II dikenal sebagai .seorang yang ahli strategi
dalam bidang kemiliteran, sehingga ia niencari dukungan dari utama
yang merupakan panutan rakyat. Selain iii, Sultan Mahmud II juga
membentuk sebuah kelompok perantara, yakni antara pejabat tentara
ibHsSari dengan penlcrintalHlya. Hal ini iiieriipakan usaiia untuk
meningkatkan kekuatan pemerintahnya demi kejayaan Tirki di masa

.
yang panjang. Demikian kelompok yang merasa termarginalkari masih
dapat diharapkan kesetiaannya kembali ke pangkuan pemerintah. 9
Adapun tujuan peinbaruan daiarn bidang militcr ini adalah untuk
menangkal apabila ada ronrongan pada kesultanan, baik dari dalam
iiiatipiin d‹tri lti.ir. 11:11 ini diIBaksti‹1kan iig‹u ti‹lp aiiggtil‹i rniisyitrakat
berhak dalam mempertahankan diri dan masyarakatnya secara luas. Dan
kalau dikaitkan dengan kondisi di l ndonesid .i*S• relevan berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 30, “ Tiap-trap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara’ . "’
Pembaruan di bidang militer ini dilakukan dengan sapu bersih
dari tentara laina ke tentara (iniliter) yang baru dci dibentuk atas dasar
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh rezim yang baru, yang dikenal
dengan pembaruan di bidang militer.

3. Pembaruan di Bidang Pendidikan

Sebelum abad modern, pendidikan di Kerajaan Ottoman tidak


menjadi tanggung jawab kerajaan melainkan ditangani oleh ulama yang
aralinya hanya terpokus pada pendidikan agania tanpa adanya
pengetahuan umum. Slstem pendidikan semacam itu tidak akan mampu
menjawab tantangan dan promlematik umat di abad modem.
Oleh karena itu, usaha yang dilakukan oleh Sultan Mahmud Il
dalam pcmbaruan di bidang pendidAan adalah mengubah kurikulum
7

dengan memadukan pengetahuan agama dan umum serta tetap


inernbiarkan sekolah tradisional berjalan. Di camping itu, Sultan
Mahmud IJ meodir ikon dna sekolah umum, yaitu: Mekteb-i Ma’arif
(Sekolah Peiigetahuan Umum) dan Mekteb-i (/lum-u Edebiye (Sekolah
Sastra). Adapiui sisw.i imtitk kedtia sekolah tersebut adalah dipilili dari
lulusan madrasah yang beniiutu tinggi. " Untuk istilali Indonesia adal.'Ji
para sisii a j ang mernpun ai lndeks Pi‘cstiisi Koiiiiilatil ( f PK } lcrtinggi.
atau siswa yang masuk sepuluh besar. Para siswa tersebut dibina dan
dididik imtuk menjadi tenaga trampil dan profesional menurut minat,
bakat. dan keahliannya masiiig-masing. Sekolah Pengetahuan UmUlrl
icendidik siswa untuk menjadi tenaga administrasi, dan Sekolah Sastra
menidik siswa untuk mencetak tenaga penerjemah.
Sekolah (madrasah) sebelum abad modern merupakan priinadona
lembaga pendidikan umum. walanpun materi pendidikannya terbatas
pada pendidikan agama. Karena madrasah adalah satu-satunya lembaga
pendidikan yang ada di Kerajaan t?smani. maka scbagian masyarakat
yang mempunyai potensi melanjutkan ke luar negeri. Untuk mengatasi
lial tersebut, maka Sultan Mahmud II mengeluarkan perintah agar anak
Hsia sekolah jangan dihalangi untuk masuk masdrasah. '2 Namun rnemasuki
abad be- l9 sistem pendidikan inengalami perubatimi kiirikiilum, karena
tidak sesui dengan perkembangan zainan.

.
8

Pembaruan lain di bidang pisik, Sultan Mahmud II mendirikan


Sekolah Militer, Sekolah Tehnik, Can Sekolah Kedokteran
(Sekolah Pembedahan). Para sisw’a yang berprestzsi di sekolah tersebut,
mereka dikirim ke luar negeri untuk belajar ke Eropa yang kelak akan
menjadi tenaga-tenaga pembaru dan profesional. Sekarang dikenal
dengan istilah pertukarari pelajar dan atau pertukaran mahasiswa antar
negara.

4. Pembanian di Bidang Hukum

Sultan Mahmud II sebagai seorang sosok pimimpin dikerial


sebagai sultan yang tidak man terikat pada tradisi, dan tidak segan-segan
melanggar adat kebiasaan lama yang dianggap tidak sesuai dengan
pcrkcmb.uigai zarnmi. NanNin dciiiikiaii in bet sikap dcinokratis dan
selalu niuiicul Hi hadapan umum iinfiik berbicara. Kalau rakyatnya man
rneng.iliadap kepadanya, ia inelariuig uiituli lx:rlutut, tidak seperti sultai-
siltan pendaliulunya (rakyat harus berlutiit jika hendak mengliadap
raja/sultan). Penguasa sebelumnya termasuk penguasa di daerah
(_•ubcrntir) mempunyai kekuasaan tak terbaias.
Untuk mengekang kekuasaan tak terbatas para penguasa di daerah,
Sultan Mahmud 11 mulai melarang tindakan para penguasa itu. la
selalu memerintahkan untuk mengeksekusi seseorang dengan penuh
pertimbangan, dalam hal ini meminta pertimbangan lebih dahulu kepada
pemerintah pusat di Istanbul.
9

Sultan Mahmud II dikenal juga sebagai scoring penulis, ia


mencetuskan sejurnlah kitab yang berbau hukum, terutama yang
berkenaan dengan perundang-undangan. £Iuknm baru yang ia cetuskan
adalah berkaitan dengan administrasi dan kriminai, peraturan para
pejabat negara, urusan keagamaan, dan urusan kemiliteran.‘3
Kemudian, hukum biinuh (eksekusi) untuk masa selanjutnya hanya
bisa dilakukan atas perintah (keputusan) par-a hakim. Demikian halnya
tentang pciiyitaan terhadap liarta seseorang yang dibuang dan atau
huk an matt ditiadakan. " Selain mengeluarkan hukum baru, ia juga
melakukan pcmbaruan hukum yang berbecla dengan pendahulunya.
sc•pcrti kcientiimi-ketentuan tentang kewajiban para liakiiii dan pejabat
lainnya termasuk para pegawai untuk melaksanakan sesuai prosedur yang
berlaku. Det bar+ig siapa yang terbukti melakukan tindak korupsi akan
dqatulii liukurnan, rakyat biasa maupun pejahat.
Kciiiildian sisteiii liukruii dalam pciribaruan yang paling nienonjol
adalah diadakanr.va diia sistem hiikiini. vakni sistem hukum syari’at dan
hukum sekuler. Hukum syari’at di bawah kekuasaan Syaikh al-Islam, dan
huk+irn sekiiler diserahkan kepada Dews rerancang Hukum untuk
iiiengatumva. '' la adalah orang yang pertama di Kerajaari Usmani
memisahkan antara urusan agama dan urusn dtinia. I Artisan agama
10

(akhirat) diatur oleh hukum syari’at (Syaikh al-Islam , dan urusan dunia
diatur oleh hukum sekuler (Dewan Perancang Hukum).

5. Pembaruan di Bidang Pemerintahan

Sebelum diadakan pembaruan, Kerajaan Usmani mempunyai dua


sistem kekuasaan pemerintahan, yakni sultan dan khalifah. Dalam tradisi
Kerajaan Usmani, sultan mempunyai kekua•,aan temporal (duniawi) dan
kekuasaan spiritual (rohani). Sebagai penguasa duniawi ia rnemakai titel
sultan, dan sebagai kepala rohani ia memakai titel khalifah.
Aspek terpenting dalam pembaruan di bidang pemerintahan adalah
merombak sistem k.ekuasaan di tingkat penguasa. Dalam tradisi sultan-
sultan sebeluinnya, sultan memiliki dua bentuk kekuasaan. Pertama,
kekuasaan temporal (duniawi) dilaksanakan oleh sultan dan dibantu oleh
oñ m‹iiii yang soring nienggantikan sultai bila sultan berhalangan.
Kedaa. kekuasaan spiritual (rohani) dilaksanakan oleh khalifah dan
dibm‹tu oleh y'afi/i aMslaiti yang mengunisi keagamaan.
Peiiibanimi yang dilakukan oleh Sultan Mahmud 11 adalah
menggantinya dengan bentuk jabatan perdana menteri. Perdana ment‹;ri
inembawahi nierrteri-menteri untuk urusan dalam negeri, luar negeri,
keuangan, dan pendidikan dengan departemen masing-masing. '" Para
inenteri tersebut memiliki kekuasaan semi otonomi. dan perdana menteri
bertugas sebagai penghubung antara para menteri dan sultan. Yang
iiielaks‹ui‹tkan langsung kcbi|akan (bcrtanggu••s .ia> ab) lilll8stlIl8 kcpadd
sultan adalah perdana menteri, sedangkan oienteri-menteri bertanggung
jawab kepeda perdana menteri.

6. Pembaruan di Bidang Budaya

Sultan Mahmud 11 mempunyai karalleristik yang tidak dlmiliki


oleh sultan pendahulunya. la seorang sultan yang tidak mau terikat
deii•_an tradisi wig iBerlgangpap stiltiNl scliagai seorang yang Tinggi
derajatnya, sehingga budaya mereka tidak mau bergaul dengan
masyarakat atau rakyat. Bahkan terhadap penibesar kerajaan pun tidak
berani duduk ketika mengbadap sultan, karena dianggap bahwa sultan
bukanlah manusia biasa.
Tradisi aristokrasi tersebut dilanggar oleh Sultan Mahmud 11
dengan mengambil sikap demokrasi, ia selalu muncul di hadapan umum
untuk berbicara dan tampil pada iipacara-iipacara resmi. Pakaian
kebesaran kerajaan termasuk pakaian pembesar lainnya ia tukar dengan
pakaian yang sederhana, dan tanda-tanda kebesaran hilang. Rakyat
dianjurkan untuk meninggalkan pakaiai lradisional dan nienggaiiti
dengan pakaian Barat. '7 PaLaian para peinbesar kera,jaan disamakan
dengan pakaian rakyat biasa. Pemikiran seperti ini sangat sukar untuk
JiicriHlii di k:iJmigan idaiTia ymig iiicinpiniy‹n pcrrñkiran-pci4lIkiraii
ncgatil terhadap kemajuan Barat, termasuk sebagian umat lslam di
Indonesia.
12

Sultan Mahmud II dikenal juga sebagai pencinta sent dan budaya,


dikenal sebagai arsitektur bangunan-bangunan bersejarah terutama
bangunan mesjid. Demikian jiga ia membangun gedung perpustakaan
sebagai tempat penyimpanan hasil karya, terutama buku-buku sebagai
bukti sejarah pembaruan dalam Islam.

C. Peziiitup

l*‹1d.i .ihad kcse{ i i :1â tli GUI iijfl•Ul $s{@.uii, r‹ij‹i y‹tng
menjadi pelopor pembaruan adalah Sultan Mahmud II. Ia mengubah
tradisi masyarakat daci tradisi feodal tnenujil masyarakat modem dengan
mengambil peradaban Barat/Eropa secara menyeluruli. Sultan Mahmoud
II mengadakan pembaruan penting dalam bidang militer, pendidikan,
hul im, pemerintahan, dan budaya.
Dengan adanya pembaruan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II
tersebut, maka dunia Islam secara umum dapat sejajar dengan kemajuan
Barat, dan secara khusus di J’urki Usrnani pada jamannya. Dan yang
paling mendasar dalam pembaruannya adalah memisahkai antara urusan
agama takhirat) dan urusan dunia.
13

DAFTAR PUSTAKA

Berkes. Niyazi. The development of Sekularism in Turkey. Canada: Mc


Gill University Press, 1964.
Dewan Redaksi. EHSfklopedi /s/mm. Cet. III; Jakarta: Ichtiar Baru Van
Houve, 1994.
Godfrey, Goodwin. The Janiessaries. London: Saqi, 1994.
Hassan, Ibrahim Hassan. Islamic //fs/ore •zKld Culture diterjeirahkan
oleh Djahdan Humam dengan judul Sejarah dan Ke“budayaan
Islam. Yogyakarta: Kota Kemfiang, 1989.

Lapidus, Ira M. A history o//sfamfc Societis diterjemahkan oleh Ghuran


A. Mas’adi dengan judul Sejarah SoSfal Umat Islam. Cct. I;
.Jakarta: Raja Grafindo Persad+ 1999.

Mugluii. Sjafiq A. Sejarah KebudayaaM Islam di Turki. Jakarta: Logos


Wacana flmu, 1997.
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam-Se arah
Pemikirun Gerakan. Cet. IX; Jal.arta: l°3’ Bultui Brittany,
1992.
Rahman. Jalaluddin. Metodologi Pembaruan. Sebuah Tuntutan
h elanggen an Islam (Stu i Beberapa Oran Tokoh Pembaru) ,
Peneiikiihan Guru Besar, Mak.issar: IU N‘AlauddIIL 2001

Republik Indonesia L’iidang- Undang Dasar 1945.


Yatini. Badri. Se arah Peradciban 1.slain. Jakarta: Cir findo Persada. 1995.

Anda mungkin juga menyukai