Anda di halaman 1dari 25

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi

Gambar 2. 1 Profil SMA Negeri Surulangun Musi Rawas Utara

SMA Negeri Surulangun sebagai salah satu lembaga pendidikan di


lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera
Selatan. SMA Negeri Surulangun terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.
06 Kelurahan Pasar Surulangun Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi
Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki 930 orang peserta
didik dengan 28 rombel kelas. Secara detail dapat dilihat pada profil
berikut.
1. Profil Organisasi
 Nama Sekolah : SMA Negeri Surulangun
 Nomor Statistik Sekolah : 301110604500
 Alamat : Jln. Jenderal Sudirman No. 06
 Desa/Kelurahan : Pasar Surulangun
 Kecamatan : Rawas Ulu
 Kabupaten : Musi Rawas Utara
 Provinsi : Sumatera Selatan
 Kode Pos : 31656

5
 Alamate-mail : smanegerisurulangun@ymail.com
 Status Sekolah : Negeri
 Tahun Berdiri : 2000
 Tahun Perubahan :-
 Akreditasi :A
 Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
 Bangungan Sekolah : Permanen
 Posisi Geografis : Pedesaan
 Luas Tanah Keseluruhan : 19.549 M2
 Luas Bangunan : 3200 M2
 Luas Selasar / Kakilima : 2200 M2
 Luas Pekarangan : 4582 M2
 Luas Lapangan Upacara : 2250 M2
 Luas Sarana Olahraga : 468 M2
 Luas Kebun Sekolah : 7300 M2
 Penerangan Listrik : Ada
 Generator : Ada
 Air Bersih : Ada
 Status Gedung : Milik Sendiri
 Organisasi Penyelenggaraan : Pemerintah Daerah

KEADAAN SISWA

Jumlah Siswa untuk Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah


Kelas X IPA/IPS : 320 Siswa (9 Ruang)
Kelas XI IPA/IPS : 296 Siswa (9 Ruang)
Kelas XII IPA/IPS : 314 Siswa (10 Ruang)
Jumlah Siswa Keseluruhan : 930 Siswa 28 Rombel

6
2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi
a. Visi SMA Negeri Surulangun
‘‘Mewujudkan lulusan yang berakhlakulkarimah,unggul, kompetitif
dan berwawasan lingkungan”
b. Misi SMA Negeri Surulangun
1) Menumbuhkan dan mengintensifkan ajaran agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari-hari
2) Membentuk karakter peserta didik mealuli kegiatan ekstrakulikuler,
intrakulikuler dan kokulikuler
3) Meningkatkan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dan
bimbingan yang efektif, efesien dan berkualitas.
4) Meningkatkan pembelajaran berbasis Teknologi
5) Menumbuhkan budaya gemar membaca melalui gerakan literasi
sekolah
6) Menumbuhkembangkan budaya sekolah yang bersih, sehat, asrih,
nyaman dan nyaman.
c. Nilai – nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi sma negeri surulangun diambil dari nilai-nilai
organisasi kementerian pendidikan yaitu:
1. Memiliki Integritas
Kesetaraan antara pikiran, perkataan dan perbuatan
2. Kreatif dan Inovatif
Memiliki daya cipta yaitu memiliki kemampuan untuk
menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, alat)
3. Inisiatif
Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang di
butuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan
4. Pembelajaran
Selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi dan
Profesionalisme

7
5. Menjunjung Meritrokasi
Menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian penghargaan bagi
karyawan yang kompeten
6. Terlibat aktif
Senantiasa berpartisifasi dalam setiap kegiatan
7. Tanpa Pamrih
Bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi

B. Deskripsi Isu di SMA Negeri Surulangun

Terdapat ada 3 (tiga) kemampuan yang mempengaruhi dalam


mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu
kemampuan melakukan:
a. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
b. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif,
dan mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
c. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan
substansi mata pelatihan), mampu mengidentifikasi dampak dari
sebuah pilihan kebijakan/program/kegiatan/ tahapan kegiatan.
Berdasarkan hasil pengamatan studi lapangan, situasi problematik
yang terjadi di SMA Negeri Surulangun dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kurangnya Kedisiplinan Siswa Pada Saat Jam Masuk Sekolah
Kedisisiplinan merupakan ilmu yang melandasi rasa tanggung jawab
dan karakteristik seseorang dalam melakukan aspek segala
hal.Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari kepatuhan siswa terhadap
tata tertib yang ada, salah satunya disiplin pada saat jam masuk
sekolah.
2. Kurangnya Kedisiplinan Siswa Pada Saat Pergantian Jam Pelajaran
Kedisiplinan harus ada dalam setiap individu. Kedisiplinan pada
siswa harus ada dan ditanamkan sejak awal dia masuk sekolah.
Melihat keadaan siswa di sekolah ini masih kurangnya tingkat

8
kedisiplinan siswa terutama disiplin waktu. Masih banyak siswa yang
keluar saat pergantian jam pelajaran.
Menanggapi keadaan seperti ini, peserta memberikan solusii dengan
membuat kebijakan dengan memberikan sanksi bagi siswa yang
datang terlambat tanpa alasan yang tidak jelas
3. Rendahnya Pemahaman Siswa Pada Mata Materi Protista
Mata pelajaran biologi dengan materi protista biasa diajarkan oleh
guru dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta
menggunakan metode inkuiri. Tiga metode yang telah pernah
diterapkan itu juga menggunakan bahan ajar berupa charta dan LKS
dalam pembelajaran. Namun masih saja membuat siswa merasa
sulit untuk memahami pelajaran pada materi protista khususnya
pada konsep protista mirip hewan, siswa kerap kali merasa sulit
menyebutkan ciri-ciri dan mengelompokkan contoh-contoh
spesiesnya dalam setiap filumnya, ditambah karena siswa merasa
malas untuk membuka buku pelajarannya kembali dirumah sehingga
tingkat pemahaman siswa kurang dan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
4. Kurangnya Penerapan Experiential Learning Dalam Pembelajaran
Bologi di kelas X IPA 2 SMA Negeri Surulangun,
Kolb (1984) berpendapat bahwa pembelajaran dengan model
experiential learning merupakan proses dimana pengetahuan
diperoleh melalui transformasi pengalaman. Belajar berdasarkan
pengalaman lebih terpusat pada pengalaman belajar siswa yang
bersifat terbuka dan mampu membimbing dirinya sendiri. Dalam
model Experiential Learning, konsep diperkenalkan pada siswa
melalui projek yang mereka kerjakan dan diharapkan dapat
memberikan pengalaman yang bermanfaat kedepannya.
5. Kurangnya Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Biologi Materi
Plantae

9
Materi pelajaran plantae merupakan salah satu materi yang ada di
kelas X. Kesulitan dalam mengajar dirasakan ketika kurang
pahamnya siswa saat menerima materi tersebut dikarenakan
kurangnya pemahaman siswa dalam menerima materi.

10
Berikut kedudukan dan peran ASN dalam identifikasi isu masalah
kami tampilkan di tabel 1:
Tabel 1. Peran dan Kedudukan PNS terkait isu

Kedudukan dan
Kondisi yang
No Isu Peran PNS dalam
diharapkan
NKRI

Kurangnya Kedisiplinan Manajemen ASN Meningkatnya


Siswa Pada Saat Jam & Pelayanan kedisiplinan siswa
1
Masuk Sekolah Publik pada jam masuk
sekolah.

Kurangnya Kedisiplinan Manajemen ASN Meningkatnya


Siswa Pada Saat & Pelayanan kedisiplinan siswa
2
Pergantian Jam Pelajaran Publik pada saat pergantian
jam belajar

Rendahnya Pemahaman Manajemen ASN Meningkatnya


3 Siswa Pada Mata Materi & Pelayanan pemahaman siswa
Protista Publik pada materi protista

Kurangnya Penerapan Manajemen ASN Meningkatnya


Experiential Learning & Pelayanan Penerapan
4 Dalam Pembelajaran Publik Experiential Learning
Biologi di kelas X IPA 2 Dalam Pembelajaran
SMA Negeri Surulangun Biologi

Kurangnya Minat Belajar Manajemen ASN Meningkatnya Minat


Siswa Pada & Pelayanan Belajar Siswa Pada
5
Pembelajaran Biologi Publik Pembelajaran Biologi
Materi Plantae Materi Plantae

C. Analisis Isu

Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu.
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi. Tidak
semua isu masuk dalam kategori isu aktual, sehingga perlu dilakukan

11
analisis kriteria isu. Sebelum menetapkan isu yang akan dibahas,
penyusun melakukan analisis isu berdasarkan prioritas tertinggi. Analisis
yang digunakan yaitu analisis isu menggunakan metode analisis Aktual,
Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan (AKPK) dengan penjelasan
sebagai berikut.
1. Aktual, artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicara
dalam masyarakat.
2. Kekhalayakan, artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
3. Problematik, artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
4. Kelayakan, artinya isu yang masuk akal dan realistis secara
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalah.

12
Tabel 2. Prioritas Masalah yang ditentukan Melalui Analisis Aktual,
Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan (AKPK)
No Isu A K P K SKOR
Kurangnya Kedisiplinan Siswa
1 4 4 3 2 13
Pada Saat Jam Masuk Sekolah
Kurangnya Kedisiplinan Siswa
2 Pada Saat Pergantian Jam 5 3 4 2 14
Pelajaran
Rendahnya Pemahaman Siswa
3 4 5 3 4 16
Pada Mata Materi Protista
Kurangnya Penerapan
Experiential Learning Dalam
4 5 4 4 4 17
Pembelajaran Bologi di kelas X
IPA 2 SMA Negeri Surulangun
Kurangnya Minat Belajar Siswa
5 Pada Pembelajaran Biologi Materi 4 5 3 3 15
Plantae

Berikan penilaian isu berdasarkan rentang nilai 1-5 sesuai dengan kriteria.
Keterangan:
5 : sangat kuat pengaruhnya
4 : kuat pengaruhnya
3 : sedang pengaruhnya
2 : sedikit pengaruhnya
1 : kurang pengaruhnya
Merujuk pada analisis isu dengan metode skoring AKPK maka
dapat di tetapkan kualitas isu tertinggi yang perlu di angkat dan dilakukan
pembahasan untuk mencari solusi. Isu yang akan dibahas adalah
Kurangnya Penerapan Experiential Learning Dalam Pembelajaran Biologi
di kelas X IPA 2 SMA Negeri Surulangun.

Hal tersebut sangat penting untuk dibahas mengingat mutu


penerapan Experintial Learning sangatlah penting dalam mendukung
program visi misi di sekolah. Dalam upaya meningkatkan pelayanan mutu

13
pemanfaatan green house sebagai sarana media pembelajaran di
sekolah.

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih

Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK


didapatkan core issue penerapan Experiential Learning dalam
pembelajaran biologi di kelas X IPA 2 SMA Negeri Surulangun. Dalam hal
ini akan dibuat inovasi mengoptimalkan green house dengan berbagai
jenis tanaman yang dilaksanakn oleh siswa sebagai bentuk implementasi
dari Experiental Learning sehingga peserta didik dapat berinovasi sesuai
pemahaman menjadi sebuah produk yang dihasilkan.
Mata pelajaran Biologi berbeda dengan pelajaran yang lainnya. Hal
yang menjadi pembeda ialah di dalam pembelajaran Biologi terdiri dari
produk, proses dan sikap. Tiga aspek tersebut merupakan aspek
terpenting dalam pembelajaran Biologi. Biologi selaku kerangka
keterampilan secara sistematis dan mempunyai bagian-bagian seperti
suatu fenomena (fakta), ide-ide, ketentuan (hukum), prinsip maupun
abstraksi oleh karena itu dikatakan sebagai produk. Selanjutnya mampu
memperoleh serta mengelaborasikan dari hasil yang telah didapatkan
disebut sebagai mekanisme berpikir. Budiman (2011) mengungkapkan
bahwa Experiential Learning terdiri dari tiga aspek yaitu Pengetahuan
(konsep, fakta, informasi), Aktivitas (penerapan dalam kegiatan), dan
Refleksi. Aspek terakhir yaitu sikap artinya peserta didik mampu
mempunyai sikap ilmiah seperti obyektif dan jujur dalam bertindak
sehingga mampu menyelesaikan projek dengan tepat waktu.

14
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS

Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Pelatihan Dasar berdasarkan


Peraturan LAN Nomor 12 Tahun 2018 yang bertujuan agar peserta Latsar mampu
menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), serta Nilai Peran dan
Kedudukan ASN dalam NKRI.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan memilili nomor
induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen
ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian jaminan pensiun
dan jaminan hari tua, dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur Sipil Negara,
2014).
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa,
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun
2009Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah: partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

15
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program,
dan pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait urusan-urusan yang relevan.

1. Akuntabilitas

Istilah akuntabilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu accountability yang


berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan, atau keadaan yang dapat dimintai
pertanggungjawaban.Menurut The Oxford Advance Learner’s Dictionary,
akuntabilitas adalah required or expected to give an explanation for one’s action.
Dengan kata lain, dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan dan
melaporkan segala tindak tanduk dan kegiatannya terutama di bidang administrasi
keuangan kepada pihak yang lebih tinggi/atasannya. Lembaga Administrasi
Negara RI. 2000. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah: Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Istitut Pemerintah. Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.Adapun nilai-
nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam akuntabilitas antara lain:
a. Tanggung Jawab (responsibilitas),
b. Integritas,
c. Keadilan,
d. Kejelasan Laporan,
e. Konsistensi,
f. Kejujuran,
g. Netralitas,
h. Menghindari praktek kecurangan dan perilaku korup,
i. Penggunaan sumber daya milik Negara,
j. Penyimpanan dan penggunaan data serta informasi Pemerintah,
k. Mengatasi konflik kepentingan

16
2. Nasionalisme

Menurut Anthony Smith, Nasionalisme merupakan suatu gerakan ideologis


untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu
populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu bangsa
yang aktual atau bangsa yang potensial.Nilai-nilai dasar profesi ASN yang
terkandung dalam nasionalisme antara lain:
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia,
c. Nilai persatuan Indonesia,
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat,
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
f. Kerja keras,
g. Disiplin,
h. Tidak diskriminatif,
i. Cinta tanah air,
j. Rela berkorban.

3. Etika Publik

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan


baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Modul Latsar CPNS Golongan III.
Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam etika publik
sebagaimana yang terkandung dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar NegaraKesatuan
Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.

17
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat
akurat berdaya guna berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi konsultasi dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN Pasal 5 ayat (2),
Modul Latsar CPNS, Komitmen Mutu, hal. 104 Nilai-nilai dasar (Pasal 4) dan kode
etik (Pasal 5) layanan publik, secara keseluruhan mencerminkan perlunya
komitmen mutu dari setiap aparatur dalam memberikan layanan, apapun bidang
layanannya dan kepada siapapun layanan itu diberikan. Dalam arti lain kinerja
aparatur dalam memberikan layanan publik yang bermutu harus berlandaskan
prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi.Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil.
a. Efektivitas
b. Efisiensi
c. Inovasi
d. Mutu Penyelenggaraan Pemerintahan.

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio dan corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Korupsi atau dikenal juga dengan kata rasuah,
mengandung arti tindakan penjabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri,
serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan ilegal
menyalah gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.

18
Dalam menanggulangi upaya tindak pidana korupsi, pemerintah membentuk
peraturaj cdrrrrn yang menjadi landasan hukum dalam memberantas korupsi yaitu
dengan lahirnya UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi yang kemudian diubah menjadi UU No. 20 Tahun 2001. Adapun untuk
membantu pemerintah dalam memberantas korupsi, maka pemerintah membuat
UU. No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK
bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti
korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut:
a. Jujur,
b. Peduli,
c. Mandiri,
d. Disiplin,
e. Tanggung Jawab,
f. Kerja Keras,
g. Sederhana,
h. Berani,
i. Adil.

19
F. Matriks Rancangan
Formulir 1. Matrik Rancangan

a. Unit Kerja : SMA Negeri Surulangun


b. Identifikasi Isu :
1. Kurangnya Kedisiplinan Siswa Pada Saat Jam Masuk Sekolah
2. Kurangnya Kedisiplinan Siswa Pada Saat Pergantian Jam Pelajaran
3. Rendahnya Pemahaman Siswa Pada Mata Materi Protista
4. Kurangnya Penerapan Experiential Learning dalam Pembelajaran Biologi
Di Kelas X IPA 2 SMA Negeri Surulangun
5. Kurangnya Minat Belajar Siswa Pada Pembelajaran Biologi Materi
Plantae
c. Isu yang Diangkat : Kurangnya Penerapan Experiential Learning dalam
Pembelajaran Biologi di Kelas X IPA 2 SMA Negeri
Surulangun
Gagasan Pemecahan Isu : pemberian tugas projek menanan dan memelihara
tanaman di rumah untuk meningkatkan penerapan
Experiential Learning dalam pembelajaran Biologi di Kelas
X IPA 2 SMA Negeri Surulangun.
Kegiatan aktualisasi:
1) Melakukan konsultasi dengan pimpinan (Kepala Sekolah) untuk
meminta saran dan meminta izin mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan
2) Menyiapkan Rancangan yang akan di gunakan dengan metode
Experiential Learning;
3) Mengintegrasikan Experiential Learning ke dalam proses
pembelajaran
4) Melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi
5) Menyampaikan evaluasi kegiatan aktualisasi

20
Tabel 3. Matriks Rancangan Aktualisasi

Tahapan Kontribusi Terhadap Penguatan


No Kegiatan Output /
Keterkaitan Dengan Nilai-Nilai Mata Diklat Visi dan Misi Nilai-Nilai
. Hasil
Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Menyiapkan Terlaksananya Keterkaitan dengan mata diklat agenda peran Melakukan konsultasi Penguatan
konsultasi bahan konsultasi koordinasi dan kedudukan ASN yaitu: dengan pimpinan terhadap nilai-
dengan rancangan dengan Kepala mendukung visi dan nilai organisasi
pimpinan aktualisasi Sekolah untuk Manajemen ASN: sebagai seorang ASN misi Sekolah: adalah:
(Kepala 2. Menghubungi pelaksanaan sudah seharusnya selalu berkonsultasi 1. Inisiatif
Sekolah) untuk pimpinan untuk kegiatan. dengan pimpinan untuk mengambil 1. Membentuk Peserta latsar
meminta saran menyampaikan keputusan dengan tepat sebelum melakukan karakter peserta berinisiatif
dan meminta rancangan Bukti: tindakan. didik mealuli meminta
izin mengenai kegiatan 1.Bahan kegiatan persetujuan
kegiatan yang aktualisasi konsultasi Keterkaitan dengan mata diklat nilai-nilai ekstrakulikuler, kepada mentor
akan 3. Meminta saran rancangan dasar ASN: intrakulikuler dan sebelum
dilaksanakan kepada atasan Aktualisasi kokulikuler melakukan
1. Akuntabilitas: menerapkan konsep 2. Meningkatkan
mengenai 2. Dokumentasi Tanggung Jawab dan konsisten dalam kegiatan.
kegiatan yang foto pelaksanaan 2. Memiliki
menjalankan kegiatan yang akan dilakukan Kegiatan Belajar
akan 3.Dokumentasi serta profesional dalam melaksanakan integritas
dilaksanakan foto Mengajar dan Peserta latsar
kegiatan yang akan dilaksanakan. bimbingan yang
4. Meminta izin 4.Surat Integritas sebagai ASN yang mempunyai menanamkan
kepada atasan permohonan efektif, efesien dan sifat integritas
semangat kerja untuk membawa berkualitas.
dalam melakukan perubahan kearah lebih baik. sejak awal
mengadakan habituasi 2. Nasionalisme: menjalankan kegiatan perencana
kegiatan yang 5.Surat sebagai upaya untuk meningkatkan kegiatan
akan persetujuan pendidikan dan kesejahteraan dalam aktualisasi
dilaksanakan habituasi masyarakat sesuai Sila ke 5. hingga
aktualisasi 3. Etika publik: memelihara dan menjunjung mencapai tujua
tinggi standar etika luhur. Meminta izin guna
untuk melaksanakan kegiatan dengan tutur menciptakan
kata yang sopan dan santun. keselarasan

21
4. Komitmen mutu: efektif dan efisien antara pikiran,
menentukan matriks kegiatan yang sesuai perkataan, dan
dengan waktu dan sarana prasarana yang perbuatan.
digunakan.
5. Anti korupsi: melaksanakan kegiatan
dengan baik dan tanggung jawab sesuai
jadwal yang sudah ditentukan.
2. Menyiapkan 1. Memberikan Terlaksananya Keterkaitan dengan mata diklat agenda Kegiatan Experiential Penguatan
Rancangan Pretes rancangan yang peran dan kedudukan ASN yaitu: Learning sangat terhadap nilai-
yang akan di 2. Mempersiapkan digunakan 1. Manajemen ASN: melaksanakan mendukung visi dan nilai organisasi
gunakan materi dengan metode kegiatan secara profesionalisme untuk misi Sekolah: adalah
dengan metode Experiential Experiential memberikan pengetahuan baru kepada Memiliki
Experiential Learning Learning di kelas siswa. 1. Meningkatkan integritas
Learning 3. Menjelaskan X IPA 2 SMAN 2. Pelayanan Publik: bertanggung jawab pelaksanaan Peserta latsar
kepada siswa Surulangun terhadap peningkatan mutu pembelajaran Kegiatan Belajar menanamkan
tentang metode dengan memberikan materi yang efektif Mengajar dan sifat
Experiential Bukti: dan efisien bimbingan yang menanamkan
Learning. 1. Nilai postes efektif, efesien dan sifat integritas
4. Memberikan siswa Keterkaitan dengan mata diklat nilai berkualitas sejak awal
contoh tentang 2. Power Point nilai dasar ASN: 2. Meningkatkan perencanaan
penerapan metode 1. Akuntabilitas: professional dalam pembelajaran kegiatan
Experiential Experiential melaksanakan proses pembelajaran. berbasis Teknologi aktualisasi
Learning. Learning Bertanggung jawab dan konsisten hingga
3. Penjelasan dengan kegiatanpembelajaran. mencapai tujua
kepada siswa Menjelaskan secara jelas agar mampu di guna
tentang metode pahami oleh peserta didik. menciptakan
Experiential 2. Nasionalisme: mempunyai semangat keselarasan
Learning untuk terlibat dalam upaya mencerdaskan antara pikiran,
dengan kehidupan bangsa. perkataan dan
dokumentasi 3. Etika publik: memberikan penjelasan perbuatan.
foto dengan bahasa yang santun dan mudah
4. Foto contoh dimengerti oleh peserta didik.
kegiatan 4. Komitmen mutu: menyiapkan contoh
penerapan penerapan Experiential Learning

22
Experiential sehingga kegiatan berlangsung lebih
Learning efektif dan efisien.
5. Anti korupsi: membimbing siswa dengan
penuh tanggung jawab.
3. Mengintegrasika 1. Membuat RPP Teiintegrasikanny Keterkaitan dengan mata diklat agenda peran Kegiatan Experiential Penguatan
n Experiential 2. Memberikan a Experiential dan kedudukan ASN yaitu: Learning sangat terhadap nilai-
Learning ke projek kepada Learning di kelas mendukung visi dan nilai organisasi
dalam proses siswa X IPA 2 SMAN 1. Manajemen ASN: melaksanakan kegiatan misi Sekolah: adalah
pembelajaran 3. Menjelaskan Surulangun yang profesionalisme untuk meningkatkan Inisiatif
kepada siswa kemampuan siswa. 1. Membentuk mampu untuk
tentang apa yg Bukti: 2. Pelayanan Publik: bertanggung jawab karakter peserta didik melakukan
akan mereka 1. RPP terhadap peningkatan mutu pembelajaran mealuli kegiatan sesuatu denga
lakukan dalam 2. Dokumentasi dengan pemberiani materi yang efektif dan ekstrakulikuler, menemukan
melaksanakn foto efisien. Kegiatan ini juga inovatif karena intrakulikuler dan apa yang
projek mereka 3. Dokumentasi sudah lama tidak dilakukan di SMAN kokulikuler seharusnya
4. Membimbing foto Surulangun. 2. Meningkatkan dikerjakan
siswa 4. Dokumentasi pelaksanaan Kegiatan terhadap
melaksanakan foto atau video Keterkaitan dengan mata diklat nilai-nilai Belajar Mengajar dan sesuatu yang
projek yang telah dasar ASN: bimbingan yang ada disekitar
di bagikan efektif, efesien dan
1. Akuntabilitas: professional dalam berkualitas.
melaksanakan sosialisasi materi.
Bertanggung jawab dan konsisten
dengan kegiatan. Menjelaskan secara
jelas agar mampu di pahami oleh peserta
didik.
2. Nasionalisme: mempunyai semangat
untuk terlibat dalam upaya mencerdaskan
rakyat indonesia, dalam hal ini di bidang
pendidikan.
3. Etika publik: memberikan penjelasan
dengan bahasa yang santun dan mudah
dimengerti oleh peserta didik.
4. Komitmen mutu: menyiapkan penjelasan
secara rinci sehingga kegiatan

23
berlangsung lebih efektif dan efisien.
5. Anti korupsi: peduli dan kerja keras
dalam mengedepankan kepentingan
peserta didik dengan datang tepat waktu.
4. Melakukan 1. Siswa melakukan Terlaksananya Keterkaitan dengan mata diklat agenda peran Melakukan koordinasi Penguatan
penerapan kegiatan kegiatan dan kedudukan ASN yaitu: dengan pimpinan terhadap nilai-
kegiatan menanam dan Experiential mendukung visi dan nilai organisasi
ekspriental memelihara Learning di kelas 1. Manajemen ASN: melakukan evaluasi misi Sekolah: adalah:
learning tanaman di X IPA 2 SMAN kegiatan aktualisasi untuk mengetahui 1. profesional
rumah masing- Surulangun . adakah dampak positif terhadap mutu Meningkatkan Peserta diklat
masing pembelajaran di kelas X IPA 2 pelaksanaan melakukan
2. Siswa Bukti: SMANSurulangun. Kegiatan Belajar kegiatansesuai
memberikan bukti Mengajar dan dengan rencan
Keterkaitan dengan mata diklat nilai-nilai bimbingan yang
kegiatan berupa 1. Dokumentasi dasar ASN:
yang telah
foto dan laporan foto efektif, efesien dan dibuat.
kegiatan 2. Laporan berkualitas. 2. Memiliki
1. Akuntabilitas: profesional, konsisten
menanam dan kegiatan siswa dalam melaksanakan upaya pendidikan integritas
memelihara 3. Nilai Postes dengan mengevaluasi kegiatan yang telah Peserta latsa
tanaman dilakukan serta bertanggung jawab menanamkan
3. Menilai projek dalam menjalankan tugas sebagai tenaga sifat integritas
yang dilakukan pendidik. sejak awal
siswa 2. Nasionalisme: ikut serta dalam upaya perencana
4. Memberikan mencerdaskan peserta didik. kegiatan
postes 3. Etika publik: jujur untuk mengevaluasi aktualisasi
hasil kegiatan. hingga
4. Komitmen mutu: efektif untuk menjaga mencapai
mutu pembelajaran secara efektif dan tujuan guna
efisien dengan melakukan evaluasi menciptakan
seluruh kegiatan. keselarasan
5. Anti korupsi: melakukan analisis dan antara pikiran
evaluasi kegiatan secara jujur sesuai perkataan,
dengan data yang tersedia. dan perbuata

5. Menyampaikan 1. Konsultasi dengan Terlaksannya Keterkaitan dengan mata diklat agenda peran Melakukan koordinasi Penguatan

24
kegiatan atasan (Kepala evaluasi kegiatan dan kedudukan ASN yaitu: dengan pimpinan terhadap nila
evaluasi Sekolah SMAN aktualisasi di mendukung visi dan nilai organisa
Surulangun) dan SMAN 1. Manajemen ASN: menyampaikan hasil misi Sekolah: adalah
meminta saran Surulangun evaluasi kepada pimpinan (Kepala Sekolah) Meningkatkan Terlibat aktif
terkait evaluasi pelaksanaan Kegiatan Peserta dikl
hasil kegiatan Bukti: 2. Pelayanan Publik: bertanggung jawab Belajar Mengajar dan terlibat ak
aktualisasi. 1. Lembar terhadap peningkatan pendidikan dengan bimbingan yang dalam prose
2. Menyampaikan konsultasi memberikan evaluasi yang efektif dan efektif, efesien dan penyampaian
hasil evaluasi mentor efisien berkualitas. evaluasi
kepada Kepala 2. Dokumentasi Keterkaitan dengan mata diklat nilai-nilai aktualisasi.
Sekolah SMAN foto .
dasar ASN:
Surulangun terkait
dengan kegiatan 1. Akuntabilitas: professional dalam
penerapan menyampaikan evaluasi kegiatan.
Experiential Bertanggung jawab dan konsisten
Learning dengan hasil evaluasi. Menjelaskan secara
jelas agar mampu di pahami oleh kepala
sekolah.

2. Nasionalisme: mempunyai semangat


untuk terlibat dalam upaya mencerdaskan
rakyat indonesia, dalam hal ini di bidang
pendidikan.

3. Etika publik: berkomunikasi dengan


bahasa yang santun dan mudah dimengerti .

4. Komitmen mutu: menyampaikan


evaluasi kegiatan dengan efektif dan efesien

5. Anti korupsi: melaksanakan kegiatan


evaluasi dengan bertanggung jawab dan

25
jujur

26
G. Jadwal Kegiatan

Kegiatan yang telah diuraikan diatas akan dilaksanakan selama off campus,
kegiatan ini dilakukan selama satu bulan di SMA Negeri Surulangun sesuai rencana
kegiatan sebagai berikut:
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
MARET APRIL
N
KEGIATAN Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
O
ke-2 ke-3 ke-4 ke-1 ke-2 ke-3
Melakukan koordinasi
dengan pimpinan
(Kepala Sekolah)
untuk meminta saran
1.
dan meminta izin
mengenai kegiatan
yang akan
dilaksanakan
Menyiapkan
Rancangan yang akan
2. di gunakan dengan
metode Experiential
Learning
Mengintegrasikan
Experiential Learning
3.
ke dalam proses
pembelajaran
Melakukan evaluasi
4.
kegiatan aktualisasi
Menyampaikan
5 kegiatan evaluasi
aktualisasi

H. Kendala dan Antisipasi

27
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan saat out campus
selama satu bulan di SMA Negeri Surulangun. Dalam pelaksanaannya
dimungkinkan terjadinya kendala-kendala yang berisiko menghambat kegiatan yang
telah direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh karena itu diperlukan antisipasi
untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang menghambat
kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala
selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. Potensi Kendala dan Antisipasi

No Kegiatan Kendala yang Antisipasi dan Strategi


dihadapi menghadapi kendala

1 Melakukan konsultasi Pimpinan tidak Mengkonsultasikan jadwal


dengan pimpinan berada di tempat. secepat mungkin dengan
(Kepala Sekolah) untuk pimpinan.
meminta saran dan
meminta izin mengenai
kegiatan yang akan
dilaksanakan

2 Menyiapkan Rancangan Belum tersedianya Mencari sumber bacaan


yang akan di gunakan panduan dan buku tentang metode experiential
dengan metode tentang metode learning di internet.
Experiential Learning experiential
learning

3 Mengintegrasikan Kesulitan dalam Melakukan pemilihan materi


Experiential Learning ke meintegrasikannya pelajaran yang cocok untuk
dalam proses ke dalam materi diintegrasikan.
pembelajaran pelajaran

4 Kurangnya waktu Mengerjakan evaluasi


dalam kegiatan dengan efektif dan efisien
evaluasi karena
Melakukan evaluasi
bertepatan dengan
kegiatan aktualisasi
kegiatan ujian
nasiona dan ujian
sekolah

5 Menyampaikan kegiatan Kesulitan dalam Mengkonsultasikan jadwal

28
evaluasi aktualisasi menentukan waktu sesegera mungkin setelah
yang tepat untuk projek selesai dikerjakan
menyampaikan
evaluasi

29

Anda mungkin juga menyukai