1. Peserta didik dapat menjelaskan kemajuan yang diperoleh oleh Sultan Bayazid I masa daulah
Usmani
Dia adalah orang yang sangat pemberani, cerdas, murah hati, dan memiliki semangat yang kuat
untuk melakukan perluasan wilayah Islam. Oleh karena itu, dia sangat memperhatikan masalah-
masalah kemiliteran, mengarahkan perluasan wilayahnya ke negara-negara Kristen Anatolia.
Hanya dalam jangka waktu setahun, negeri-negeri itu berada dalam kekuasaan Daulah
Usmaniyah. Bayazid bergerak begitu cepat di antara dua Balkan dan Anatolia. Oleh karena itu
dia diberi gelar “Yaldrum” atau kilat.Bayazid sangat besar pengaruhnya, sehingga mencemaskan
Paus. Kemudian Paus Bonafacius mengadakan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan
peperangan inilah yang menjadi penyebab terjadinya Perang Salib.
Salah satu kemajuan yang diperoleh oleh Sultan Bayazid I pada masa kekuasaan Daulah Usmani
adalah dalam bidang kebijakan. Sultan Bayazid I menetapkan beberapa kebijakan yang
bertentangan dengan kebijakan ayah dan pendahulunya, Sultan Mehmed II. Dia mengembalikan
hak kepemilikan yang diperuntukkan untuk kepentingan agama dan amal yang sebelumnya
diambil untuk kepentingan negara. Selain itu, Sultan Bayazid I juga membatalkan beberapa
kebijakan pro-Eropa ayahnya, seperti menghilangkan gambar-gambar karya pelukis Italia dari
istana. Ia juga membangun berbagai bangunan umum seperti masjid, sekolah, rumah sakit, dan
jembatan dengan menggunakan pendapatan negara. Sultan Bayazid I juga menjadi pendukung
para ahli hukum, ilmuwan, dan pujangga, baik di dalam maupun di luar negeri. Ia juga
menunjukkan minat pada ilmu filsafat dan kosmografi.
2. Peserta didik dapat menyimpulkan sosok kepemimpinan Murad I masa Daulah Usmani
Murad I, pemimpin ketiga dari Daulah Usmani, adalah sosok yang sangat pemberani, dermawan,
dan agamais. Ia sangat memegang teguh semua aturan dan sangat mencintainya. Murad I selalu
berlaku adil terhadap rakyat dan tentaranya, serta mencintai jihad dan membangun masjid,
sekolah, dan tempat perlindungan. Ia juga dikenal dengan julukan "Hudavendigar", yang berarti
"yang disayangi Tuhan". Murad I memerintah dari tahun 1361 hingga 1389 setelah ayahnya,
Sultan Orhan, meninggal dunia. Ia adalah putra dari Orhan dan Nilfer Hatun.
Sultan Murad I adalah sosok yang sangat pemberani, gemar berjihad, dermawan, dan tekun
menjalankan agama, dia mencintai peraturan dan selalu memegang teguh peraturan itu, berbuat
adil kepada rakyat dan tentaranya.Murad I selalu dikelilingi oleh sejumlah komandan terbaik dan
orang yang berpengalaman dalam bidang militer yang selalu ia ajak untuk bermusyawarah.
3. Peserta didik dapat menjelaskan sejarah berdirinya Daulah Usmani
Daulah Usmani, juga dikenal sebagai Kesultanan Utsmani, berdiri di Turki pada abad ke-13.
Pendiri kerajaan ini adalah Usman I, yang merupakan bangsa Turki dari kabilah Oghuz. Pada
abad ke-12, suku Qayi dari keturunan Oghuz melarikan diri dari serangan tentara Mongol dan
bermigrasi ke Iran. Dari Iran, mereka pindah ke Anatolia, yang kemudian menjadi wilayah Turki.
Anatolia sebelumnya berada di bawah Kesultanan Rum, tetapi setelah Dinasti Seljuk
membubarkan Kesultanan Rum, Anatolia terpecah menjadi beberapa negara. Usman I
mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Usmani di Turki dan memperluas wilayahnya hingga
mendekati Romawi. Kesultanan Utsmani kemudian tumbuh menjadi salah satu kekaisaran
terbesar dalam sejarah Islam, menguasai wilayah yang meliputi Asia Tengah, Timur Tengah, dan
sebagian Eropa. Kesultanan Utsmani juga berhasil menghancurkan Byzantium dan menguasai
kota-kota penting seperti Konstantinopel, Jerusalem, Mekah, dan Madinah.
4. Peserta didik dapat menganalisa kebijakan pemerintahan Daulah Usmani masa kepemimpinan
Usman
Disebut dengan Usman I, dia adalah pendiri Daulah Usmani yang mencanangkan kerajaan
dibangun atas sendi-sendi persatuan suku Turki. Usman adalah seorang yang sangat pemberani,
mukhlis, adil dan bijaksana. Dengan sifat-sifat teruji yang dimiliki, tentunya menjadi kebanggan
bagi masyarakat dan pengikutnya. Usman membangun tentara yang berjuang tanpa pamrih,
semua atas dasar karena Allah Swt.Para pejuang tersebut sering disebut dengan al-Ghazi yang
terdiri dari ikhwan (pesaudaraan) Tarekat Baktasyi.
Muhammad I adalah putera bungsu dari Bayazid, setelah berkuasa menggantikan ayahnya ia
mulai menyusun kekuatan kembali dan memulihkan keadaan Turki Usmani dari upaya
memecah-belah yang dilakukan oleh Timur Lenk.
Ia tidak hanya merupakan pemimpin militer yang besar, manusia dari pedang, seperti ayah dan
kakeknya, merupakan manusia dari pena. Sulaiman Al-Qanunimerupakan legislator ulung,
berdiri di depan mata rakyatnya sebagai penguasa berjiwa besar dan eksponen keadilan yang
murah hati. Sulaiman I diberi gelar Al-Qanuni atau the Magnificent “pembuat undangundang”,
karena jasanya meletakkan dasar-dasar hukum bagi Daulah Usmani dan tentunya yang paling
lama memerintah
7. Peserta didik dapat menjelaskan usaha yang dilakukan oleh Murad II dalam
memajukan Daulah Usmani
Sultan Murad II membuat istana penguasa bernuansa akademis, hal tersebut
dilakukan agar kegiatan keilmuan tetap berkembang pada zamannya. Dia
mengirimkan sejumlah uang untuk kesejahteraan penduduk Makkah, Madinah dan
Baitul Maqdis sebanyak 3.500 dinar setiap tahunnya.
9. Peserta didik dapat menyimpulkan kemajuan yang diperoleh oleh Bayazid II masa
Daulah Usmani
Pada masa kepemimpinan Bayazid II dalam Daulah Usmani, terdapat beberapa
kemajuan yang dicapai. Salah satu kemajuan yang signifikan adalah dalam bidang
peradaban dan ilmu pengetahuan. Daulah Usmani diakui kembali sebagai penguasa
dunia dengan kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan. Selain itu, pada masa
Bayazid II, Daulah Usmani juga terlibat dalam perang dengan Mamluk dan Venesia,
serta menyaksikan kebangkitan Wangsa Safawiyah di Persia yang menjadi pesaing
berat
11. Peserta didik dapat menyimpulkan hal yang melatar belakangi mundurnya Daulah
Usmani
Mundurnya Daulah Usmani ditandai dengan kebangkitan bangsa Barat atau Eropa,
hal ini disebabkan karena lemahnya penguasa Daulah Usmani dan lemahnya sistem
pemerintahan. Pasukan Inkisyariyah juga berpengaruh terhadap kekacauankekacauan
yang timbul pada saat itu.
12. Peserta didik dapat menganalisa apa saja hal yang menyebabkan Daulah Usmani
mengalami kemajuan
Dengan tekad yang kuat, Muhammad I mempersatukan seluruh keluarga dan saudara-
saudaranya, akhirnya Daulah Usmani bangkit dan berjaya. Melampauai kejayaan
yang diperoleh pendiri Daulah Usmani pada masa sebelumnya. Daulah Usmani
sebagai daulah Islamiyah diakui kembali sebagai penguasa dunia dengan kemajuan
peradaban dan ilmu pengetahuan.
14. Peristiwa didik dapat menjelaskan pelajaran apa yang didapatkan dari
kepemimpinan Aurangzeb masa daulah Mughal
Aurangzeb berupaya melakukan sentralisasi kekuasaan dan mengendalikan lebih
banyak urusan pemerintahan dari para pendahulunya. Pada masa pemerintahannya,
Aurangzeb berhasil menaklukan sebagian besar India selatan, membuat Mughal
mencapai wilayah terluasnya. Meskipun mayoritas rakyatnya tidak beragama Islam,
namun Aurangzeb mampu mempertahankan keutuhan wilayah kerajaannya yang
meliputi seluruh anak benua India
15. Peserta didik dapat menyimpulkan strategi dakwah yang dilakukan oleh Humayun
masa Daulah Mughal
Humayun masih banyak mendapatkan tantangan, di antaranya dari Bahadur Syah,
penguasa Gujarat yang berusaha untuk memisahkan diri dari kekuasaan Mughal. Pada
tahun 1450 M Humayun berhasil dikalahkan oleh Sher Khan dari Afganistan.
Humayun melarikan diri ke Persia yang saat itu dipimpin oleh Tahmasp penguasa
Daulah Syafawi. Humayun kembali ke India setelah lima belas tahun menyusun
kekuatan di pengasingan. Daulah Mughal berhasil ditegakkan kembali di Delhi pada
tahun 1555 M setelah mengalahkan kekuatan Sher Khan Syah.
16. Peserta didik dapat menjelaskan faktor apa saja yang menyebabkan mundurnya
Daulah Mughal
-Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer.
- Kemerosotan moral dan hidup mewah di lingkungan istana yang mengakibatkan
pemborosan dalam keuangan.
- Pendekatan yang dilakukan oleh Aurangzeb terlalu kasar terhadap toleransi umat
beragama, sehingga konflik antar umat beragama sangat sulit diatasi oleh sultansultan
sesudahnya.
- Semua generasi penerus Daulah Mughal pada periode terakhir adalah orang-orang
yang lemah dalam kepemimpinan.
17. Peserta didik dapat menjelaskan keberhasilan yang diperoleh Akbar dalam
memimpin Daulah Mughal
Pada masanya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai
Daulah Islamiyah terbesar di India. Karena usia yang masih sangat belia, Akbar
mempercayakan urusan pemeritahan kepada Bairam Khan. Setelah Dewasa, Akbar
mengambil alih wewenang pemerintahan dari Bairam Khan yang sudah memiliki
pengaruh kuat di Mughal. Wilayah kekuasaan Mughal sangat luas, meliputi Chundar,
Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa,
Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Semua wilayah dapat
dikendalikan dalam suatu pemerintahan militeristik. Keberhasilan pemerintah yang
lebih bercorak militeristik menjadikan Mughal menjadi sebuah Daulah yang sangat
besar. Kabul dan Kandahar sebagai dua gerbang kota India berhasil dikuasai oleh
pemerintah Mughal. Kebijakan Akbar mempersatukan berbagai etnis untuk
membangun Daulahnya membuahkan peradaban yang lebih maju di India.
18. Peserta didik dapat menyimpulkan apa saja keberhasilan yang diperoleh oleh
Jahangir dalam membangun daulah Mughal
Dengan didukung oleh kekuatan militer yang besar kepemimpinan Jihangir menjadi
lebih kuat. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan,
sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada masa
kepemimpinannya, Jahangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar (1613
M) dan Kangra (1615 M). Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang
ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.
21. Peserta didik dapat menyebutkan apa saja kebijakanAkbar dalam memimpin
Daulah Mughal
-kebijakan sulh-e-kul: perdamaian dengan semua, kebijakan toleransi agama
-kebijakan ekspansi: kampanye militer untuk memperluas wilayah kekuasaan
-kebijakan administrasi terpusat: membagi wilayahnya menjadi provinsi yang
dipimpin oleh gubernur pilihannya
-kebijakan toleransi agama: mempromosikan dialog antaragama
23. Peserta didik dapat menganalisa kebijakan Jehandar dalam Daulah Mughal
Kebijakan Jehandar Shah dalam Daulah Mughal tidak terlalu terkenal karena masa
pemerintahannya yang singkat. Jehandar Shah memerintah dari tahun 1712 hingga
1713 M. Ia adalah pemimpin yang paling singkat dalam sejarah kepemimpinan
Mughal. Nama lengkapnya adalah Murza Mu'izzuddin Muhammad Khan.
Jehandar Shah menjadi raja setelah memenangkan persaingan dengan saudara-
saudaranya untuk merebut tahta Mughal. Namun, penobatannya sebagai raja
ditentang oleh keponakannya sendiri, Muhammad Fahrukhsiyar. Pada tahun 1713,
terjadi pertempuran antara Jehandar Shah dan Fahrukhsiyar, dan Fahrukhsiyar keluar
sebagai pemenang. Jehandar Shah kemudian terbunuh oleh komplotan Sayyid Husein
Ali dan Sayyid Hasan Ali.
24. Peserta didik dapat menyimpulkan kemjuan yang diperoleh Daulah Mughal dari
artikel yang ada dalam teks soal
25. Peserta diduk dapat menjelaskan kepemimpinan Bahadur Shah dalam memimpin
Daulah Mughal
Para pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu
mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Para pemimpin sesudah Aurangzeb
mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal. Bahadur Shah
menggantikan kedudukan Aurangzeb.
26. Peserta didik dapat menjelaskan kepemimpinan Aurangzeb dalam memimpin
Daulah Mughal
29. Peserta didik dapat menyimpulkan peninggalan kebudayaan masa Daulah Syafawi
-Maidan Imam (Naqsh-e Jeehan Square) : lapangan terbesar di dunia yang terletak di
pusat kota Isfahan, Iran.
- Jembatan Khaju
- Gedung-gedung bersejarah di Isfahan: Chahar Bagh, Shah Sultan Husein
30. Peserta didik dapat menyimpulkan kemajuan yang diperoleh daulah Syafawi
berdasarkan artikel yang ada
31. Peserta didik dapat menjelaskan apa saja aliran yang muncul pada masa Daulah
Syafawi
Aliran yang muncul pada masa Daulah Syafawi adalah aliran Syiah. Daulah Syafawi,
yang berkuasa dari tahun 1501 hingga 1736 di Persia (sekarang Iran),
mendeklarasikan Syiah sebagai aliran resmi di kerajaan mereka.
32. Peserta didik dapat menjelaskan strategi dan kebijakan Abbas 1 dalam memimpin
Daulah Syafawi
Berusaha menghilangkan dominasi Qizilbash atas Daulah Syafawiyah dengan cara
membentuk pasukan-pasukan baru yang anggotanya terdiri dari budak-budak yang
berasal dari tawanan-tawanan bangsa Georgia, Armania, dan Sircassia yang ada sejak
pemerintahan Tahmasp I.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Daulah Usmani. Di samping itu, Abbas I
berjanji untuk tidak akanmenghina tiga khalifah pertama dalam Islam yaitu Abu
Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan dalam khutbah-khutbah Jum’at.
Sebagai jaminan atas syarat-syarat tersebut, Abbas I menyerahkan saudara sepupunya
yaitu Haidar Mirza sebagai sandera di Istanbul.
35. Peserta didik dapat menyimpulkan apa saja tujuan didirikannya Daulah Syafawi
Mengembalikan kekuasaan syiah, menghadapi ancaman asing, mengembangkan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan, mengokohkan kedaulatan dan stabilitas.
36. Peserta didik dapat menjelaskan kemajuan yang diperoleh daulah Syafawi dalam
bidang politik
Penguasaan wilayah, stabilitas dalam negeri, Pembangunan fisik, pengembangan
perdagangan, pengembangan ilmu pengetahuan
37. Peserta didik dapat menganalisa apa saja kebijakan Ismail 1 dalam memimpin
Daulah Syafawi
Ismail I memimpin Daulah Syafawi kurang lebih 23 tahun, yaitu antara 1501- 1524
M. Pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. .
Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh
Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur (Fortile Crescent). Ambisi politik Ismail
mendorongnya untuk terus mengembangkan wilayah kekuasaan ke daerah-daerah
lainnya seperti Turki Usmani. Ismail berusaha mengekspansi wilayah Daulah Usmani
(1514 M), tetapi dalam usaha pertama ini Ismail I mengalami kekalahan, justru Turki
Usmani yang dipimpin oleh Sultan Salim dapat menduduki Tabriz. Daulah Syafawi
terselamatkan dengan pulangnya Sultan Usmani ke Turki karena terjadi konflik dalam
negeri antara kalangan militer.