Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Kebudayaan Islam

Kelompok 2
-Adellya Fasha Rahman
-Andika Akmal Putra
-Elsa
-Gina Afifah
-Khairul Azwar
-Nor Karamah
C. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
Kejayaan Daulah Usmani sempat meredup akibat perselisihan antarsaudara.
Kemudian berhasil bangkit kembali pada masa pemerintahan Muhammad I. Periode
dapat dikatakan sebagai periode kedua kejayaan Daulah Usmani hingga melampaui
kejayaan periode sebelumnya. Adapun generasi kedua penguasa Daulah Usmani
yang berhasil membawa puncak kejayaan sebagai berikut.
1. Muhammad I bin Bayazid
Sultan Muhammad I menggantikan kedudukan ayahnya, Bayazid I yang telah wafat.
Semasa menjadi pemimpin tertinggi Daulah Usmani, ia mampu menghentikan
pertikaian antarsaudara karena ketegasan, kecerdasan, dan pandangan yang jauh ke
depan. Dia berhasil mengalahkan saudara-saudaranya hingga tampil secara tunggal
sebagai penguasa. Selama delapan tahun masa pemerintahan, ia membangun
kembali Daulah Usmani. Sultan Muhammad I mampu menumpas gerakan pimpinan
Badruddin yang menyerukan persamaan dalam harta benda dan agama serta tidak
membedakan muslim dan nonmuslim dalam akidah.
Berkat usaha yang tidak mengenal lelah, Sultan Muhammad I dapat mengangkat
citra Daulah Usmani sehingga bangkit kembali. Ia berhasil menyusun pemerintahan,
memperkuat tentara, dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Akan tetapi, saat
rakyat sedang mengharapkan kepemimpinan yang penuh kebijaksanaan tersebut,
tahun 824 H atau 1421 M Sultan Muhammad I wafat.
2. Murad II bin Muhammad
Sepeninggal Sultan Muhammad I, pemerintahan diambil alih Sultan Murad I yang
bercita-cita melanjutkan usaha perjuangan Muhammad 1. ta ingin meneruskan
perjuangan untuk menguasai kembali daerah yang terlepas dari Daulah Usmani
sebelumnya. Daerah pertama yang berhasil dikuasai ialah Asia Kecil, Soloniki,
Albania, Falakh, dan Hungaria.
Setelah bertambahnya beberapa daerah yang dapat dikuasai tentara Islam, Paus
Egenius VI kembali menyerukan Perang Salib. Tentara Sultan Murad II menderita
kekalahan dalam pertempuran tersebut. Akan tetapi dengan bantuan putranya,
Muhammad II, perjuangan Murad II dapat dilanjutkan hingga keadaan menjadi
normal kembali sampai akhir kekuasaan diserahkan kepada putranya tersebut.
Sultan Murad wafat pada 16 Muharram 855 H bertepatan dengan tanggal 18 Februar
1451 M di Andrianopel, la dimakamkan di samping Masjid Jami Muradiyah di Bursa.
3. Muhammad II (Muhammad al-Fatih)
Setelah Sultan Murad II wafat, pemerintahan Usmani dilanjutkan sang putra
Muhammad II yang bergelar al-Fatih karena berhasil menaklukkan Konstantinopel. la
diangkat menjadi pemimpin tertinggi Daulah Usmani ketika masih berusia 22 tahun.
Muhammad al-Fatih berusaha membang- kitkan kembali sejarah umat Islam sampai
dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibu kota Byzantium, Konstantinopel
merupakan kota yang sangat penting dan belum pemah dikuasai raja-raja Islam
sebelumnya. Rasulullah saw, pernah bersabda, "Pada suatu saat Konstantinopel past
akan ditaklukkan oleh umat Islam dan sebaik-baik pemimpin adalah yang
menaklukannya dan sebaik balk pasukan adalah pasukannya."
Seperti penguasa Daulah Usmani sebelumnya, Muhammad al-Fatih dianggap
sebagai pembuka pintu bagi perubahan dan perkembangan Islam. Usaha mula-mula
umat Islam untuk menguasai Konstantinopel dengan cara mendirikan benteng besar
di pinggir Bosporus yang berhadapan dengan benteng yang didirikan Bayazid.
Benteng Bosporus dikenal dengan nama Rumli Haisar (Benteng Rum).
Benteng tersebut dijadikan al-Fatih sebagai pusat persediaan alat tempur untuk
menyerang Konstantinopel. Setelah segala sesuatu dianggap cukup, pasukan al-Fatih
melakukan pengepungan selama sembilan bulan. Akhirnya Konstantinopel jatuh ke
tangan umat Islam pada 20 Jumadil Awal 857 H bertepatan pada 29 Mei 1453 M.
Setelah Konstantinopel berhasil ditaklukkan, kota tersebut dijadikan ibu kota
Daulah Usmani dan namanya diganti menjadi Islambut yang kini dikenal dengan Kota
Istanbul, Turki. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan umat Islam, berturut-turut diikuti
pula oleh penguasaan negara sekitar, seperti Servia, Athena, Mora, Bosnia, dan Italia.
4. Bayazid II bin Muhammad II
Bayazid II menggantikan kedudukan sang ayah, Muhammad II. Pada masa
pemerintahannya, ia berselisih dengan saudaranya bermama Jem ia merasa lebih
pantas sebagai khalifah dibandingkan Bayazid II. Ketidakharmonisan keduanya
berpengaruh terhadap kondisi pemerintahan.
Bayazid II termasuk khalifah yang perhatian terhadap pembangunan sarana umum.
la membangun Zawiyah, tempat berkhalwat para sufi Kesejahteraan guru dan
pengajar diperhatikan. la juga memiliki kecintaan yang besar terhadap para
penduduk dua kota suci, Makkah dan Madinah. Bayazid II wafat pada tanggal 18
Safar 918 H atau 25 April 1512 M dan dimakamkan di dekat Masjid Jami, Istanbul
yang dibangunnya.
5. Salim I
Sultan Salim I diangkat menjadi pemimpin tertinggi Daulah Usmani menggantikan
ayahnya, Sultan Bayazid I Semasa memerintah Salim I berhasil membuat wajah baru
Daulah Usmani khususnya dalam bidang militer ia menjadi salah satu penguasa
Usmani paling berhasil dan dihormati, giat, dan pekerja keras.
Meski masa kekuasaannya singkat. Salim I berhasil mempersiapkan Daulah Usmani
untuk mencapai puncak keemasan di masa penerusnya nanti, yakni Sulaiman al-
Qanuni. Selain sebagai penguasa, Salim I juga seorang pujangga la banyak menulis
berbagai pusi dalam bahasa Turki dan Persia menggunakan nama Mahlas Selimi.
Dalam salah satu puisi karangannya, ia menulis, "Sebuah permadani cukup besar
untuk diduduki dua orang sufi, tetapi dunia tidak cukup besar untuk dua orang raja".
6. Sulaiman al-Qanuni
Sulaiman I naik takhta pada saat Turki Usmani mengalami puncak kejayaan.
Sulaiman I diberi gelar al-Qanuni atau The Magnificent "pembuat undang-undang
karena jasanya meletakkan dasar-dasar hukum bagi Daulah Usmani. Kitab undang
undang tersebut diberi nama Multaqal Abhur (muara segala samudra). Pemerintahan
Sulaiman al-Qanuni menjadi tonggak kemajuan dalam pembentukan undang-undang
baru, meliputi peraturan administrasi dan kriminal, kedisiplinan para pejabat, urusan
kemiliteran, dan organisasi hierarki keagamaan.
Masa pemerintahan al-Qanuni menjadi masa paling kreatif dalam sejarah Daulah
Usmani Istanbul menjelma menjadi pusat kesenian visual, musik, penulisan, serta
filsafat. Terlihat dalam sebuah dokumen yang dibuat tahun 1526 M terdaftar 40
kelompok seniman dengan lebih dari 600 anggota Seniman yang bekerja di istana
meliputi pelukis. penjilid buku, penjahit pakaian dari bulu, pengrajin perhiasan, dan
penempa emas.
Daulah Usmani di masa pemerintahan al-Qanuni menjadi kekuatan yang disegani di
dunia. la berhasil menguasai kota-kota besar sehingga wilayah Usmani semakin
meluas. Adapun wilayah kekuasaan Daulah Usmani di masa itu meliputi Asia kecil,
Armenia, Irak, Syina, Hijaz, dan Yaman di Asia. Di benua Afrika meliputi Mesir, Libya,
Tunisia, dan Aljazair. Di benua Eropa meliputi Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania.
Hungaria, dan Rumania. Oleh sebab itu, di masa kejayaan Usmani memiliki wilayah di
tiga benua. Sulaiman al-Qanuni wafat pada tanggal 5 September 1566 M.
D. Kemunduran peradaban Islam masa Daulah Usmani
Mundurnya Daulah Usmani ditandai dengan kebangkitan bangsa barat atau Eropa,
Daulah Usmani berakhir pada tahun 1909 M dan resmi berganti menjadi sistem
republik Turki pada tahun 1924 M.era kemunduran Daulah Usmani dimulai pada
periode Salim l,Murad lll, Muhammad lll, Ahmad l, Mustafa l,Usman ll,Murad lV,
Ibrahim l, Muhammad lV, Sulaiman ll, Ahmad ll,dan Abdul Hamid ll.
beberapa faktor penyebab Daulah Usmani sbb:
1.kemerosotan akhlak para Khalifah.
Kemunduran Daulah Usmani dimulai ketika para ahli khalifah terjangkit penyakit
hati titik seperti pola hidup mewah, gemar berfoya-foya dan iri hati. Tak hanya
menjangkit ke khalifah, namun banyak masyarakat yang juga terlena terhadap
gemerlap dunia sehingga meninggalkan nilai-nilai agama dan sosial.
2. Wilayah kekuasaan yang luas
Perluasan wilayah pada masa Daulah Usmani menyebabkan pemerintah merasa
kesulitan dalam melakukan administrasi dalam pemerintah, terutama pasca
pemerintahan Sultan Sulaiman.ini menyebabkan wilayah yang jauh dari pusat mudah
direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
3.kemerosotan kondisi sosial ekonomi.
Ekspansi wilayah yang terjadi secara terus-menerus menyebabkan biaya yang
diperlukan semakin membengkak. Sementara belanja negara pun sangat besar
karena gaya hidup mewah para penguasa. Ini mengakibatkan perekonomian Daulah
Utsmani merosot.
4. Tidak berkembangnya ilmu dan teknologi.
Ilmu dan teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya dibutuhkan dalam
kehidupan.namun, Daulah Usmani kurang berhasil dalam perkembangan ilmu dan
teknologi karena hanya mengutamakan perkembangan kekuatan militer.

Anda mungkin juga menyukai