Anda di halaman 1dari 15

SOAL-SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Jatmika Aji Santika


Kelas : 3-B
Mata Kuliah : Sejarah dan Peradaban Islam Periode Pertengahan
Jurusan : Sejarah dan Peradaban Islam
Semester /Kelas : III / B
Dosen : Dr. H. Ading Kusdiana, M. Ag.

Jawablah pertanyaaan-pertanyaaan/soal-soal di bawah ini dengan jelas, prestatif dan


argumentatif!
Pertanyaan/Soal:
1. Mengapa tradisi intelektual mengalami perkembangan yang pesat pada masa
Kerajaaan Safawiyah di Persia?
2. Bagaimana kontribusi Dinasti Mughal dalam membangun peradaban Islam di Anak
Benua India?
3. Mengapa Sultan Akbar pada masa pemerintahannya menerapkan kebijakan politik
suchul/ toleransi universal di wilayah Kerajaan Mughal ?
4. Jelaskan peran dan kontribusi Islam di dalam mendorong kebangkitan dan kemajuan
peradaban Eropa (Baca : Barat) sehingga di benua Eropa pada abad ke-16 sampai dengan
abad ke-18 M. muncul renaissance, aufclarung dan revolusi industr!
5. Mengapa pada abad ke-19 M. negeri-negeri Muslim di kawasan Afrika Utara, Asia
Tengah, Jazirab Arab, Asia Selatan, dan Asia Tenggara banyak yang jatuh ke tangan
negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Belanda, sehingga pada akhirnya
mengalami imperialisasi?
Jawaban

1.Bidang Pendidikan; Kemajuan ekonomi dalam negeri Safawi mengantar mencapai kemajuan dalam
pendidikan dan seni. Bangsa Persia, sepanjang sejarah Islam dikenal sebagai bangsa yang berperadaban
tinggi dan berperan dalam mengantar kemajuan ilmu pngetahuan pada masa Abbasiyah. Tidak
mengherankan apabila pada masa Dinasti Safawi tradisi ilmu pengetahuan terus berkembang pesat.
Sejumlah ilmuan yang dilahirkan Dinasti Safawi antara lain; Baharuddin al-Syaroezi, Sadaruddin al-
Syaroezi dan Muhammad al-Baqir ibn Muhammad Damar, masing-masing sebagai ilmuwan dalam
bidang filsafat, sejarah, teologi dan ilmu pengetahuan umum.

2. Selama masa kejayaannya, Kerajaan Mughal menguasai wilayah yang amat luas, meliputi Kabul,
Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud, Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar,
Kasmir, Bajipur, Galkanda, Tahore, dan Trichinopoli. Dalam bidang ekonomi, Mogul telah mengekspor
kain ke Eropa.

Kerajaan ini juga merupakan produsen rempah-rempah, gula, garam, wol, parfum, dan aneka produk
lainnya. Di bidang pendidikan dan pengetahuan, Mogul juga mencapai prestasi yang gemilang.
Bangunan seperti madrasah, masjid, dan perpustakaan tersebar di wilayah kekuasaan Mogul.
Pada 1641 M, perpustakaan di Agra telah memiliki koleksi buku sebanyak 24 ribu. Ilmu pengetahuan
berkembang pesat. Di bidang arsitektur, Kerajaan Mogul telah memiliki bangunan yang megah, seperti
Benteng Merah, Masjid Jami, Taj Mahal, istana yang megah di Delhi dan Lahore, serta makammakam
yang sangat mengagumkan.
Beragam karya sastra bermunculan di India pada masa kekuasaan dinasti ini. Di era kekuasaan Raja
Akbar, riwayat dan pemikirannya ditulis oleh filsuf Abul Fazl lewat kitab bertajuk A’ini Akbari dan
Akbar-nama. Keduanya ditulis dalam bahasa Persia, dan kini juga telah diterjemahkan dalam Bahasa
Inggris.
Raja Jahangir juga mewariskan karya sastra lewat sebuah biografi bertajuk Tzuk-i-Jahangiri. Abdul
Hamid Lahori, seorang sejarawan di zaman pemerintahan Shah Jahan, menulis riwayat hidup Shah Jahan
dalam kitab Padchah Nama.
Di era kekuasaan Sultan Akbar, Dinasti Mughal mewariskan berbagai bangunan penting, seperti
bangunan masjid dan istana di Kota Agra. Pada 1636, Sultan Shah Jahan berhasil menguasai dua kerajaan
penting, yakni Ahmadnagar dan Bijabur. Untuk mengenang wafat sang istri yang bernama Mumtaz-i-
Mahal, Shah Jahan membangun makam Mumtaz Mahal yang berarti mutiara istana pada 1631-1648,
dengan melibatkan 20 ribu pekerja.
Shah Jahan juga meninggalkan berbagai bangunan indah dan megah lainnya, seperti Masjid Jami, Istana
Shah Jahanabad, Masjid Mutiara di Agra, serta Dewan di Delhi, Agra, dan Lahore, yang merupakan
kekhasan bangunan dengan kreasi tinggi perpaduan arsitek Persia dan India.
Aurangzib, walaupun tidak meninggalkan bangunan sebesar masa Shah Jahan, juga membangun masjid
Badshahi di Lahor dan Pearl Mosque di Delhi. Walaupun kecil, masjid tersebut bernilai arsitek tinggi
dan kemewahan bangunan. Keberhasilan pembangunan Taj Mahal merupakan bukti pencapaian umat
Islam dalam bidang arsitektur.
Sepeninggal Aurangzeb pada 1707 M, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap
berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Masuknya Inggris ke India membuat Kerajaan Mughal melemah.
Kerajaan Islam itu akhirnya lenyap dari muka bumi pada abad ke-19 M.

3. sultan Akbar membuat kebijakan politik sulakhul (toleransi universal) dengan tujuan untuk mengatasi
perbedaan agar tidak terjadi konflik umat beragama. Jadi, semua rakyat dipandang sama. Adapun
reformasi yang dilaksanakannya sebagi berikut:

1. Menghapuskan jizyah bagi non-muslim.
2. Memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang sama bagi setiap masyarakat, yakni
dengan mendirikan madrasah-madrasah dan memberi tanah wakaf bagi lembaga-lembaga sufi
berupa iqtha/madad ma’asy.
3. Membentuk Undang-undang perkawinan baru, diantaranya melarang orang-orang kawin muda,
berpoligami, bahkan ia menggalakkan kawin campur antar agama. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan, stabilitas dan integrasi masyarakat muslim dan non-muslim.
4. Menghapus pajak-pajak pertanian, terutama bagi petani-petani miskin sekalipun non-muslim.
5. Menghapus tradisi perbudakkan yang dihasilkan dari tawanan perang dan mengatur khitanan
anak-anak.
Secara umum, politik sulakhul ini berhasil menciptakan kerukunan masyarakatb India yang sangat
beragam suku dan keyakinannya. Sultan Akbar menjalankan pemerintahannya selalu menekankan
terciptanya stabilitas dan keamanan dalam negeri. Kebijakan yang dibuat untuk menjaga persatuan di
wilayahnya. Dalam bidang agama, sultan Akbar menciptakan Din-i-Ilahi. Tujuannya adalah kepentingan
stabilitas politik. Adapun ciri-ciri Din-i-Ilahi adalah:
1. Percaya pada keesaan Tuhan.
2. Akbar sebagai khalifah Tuhan dan seorang padash (al-insan ‘al-kamil).
3. Ia mewakili Tuhan dimuka bumi dan selalu mendapat bimbingan langsung dari Tuhan, ia
terma’sum dari segala kesalahan.
4. Sebagai manusia padash, ia berpantangan memakan daging.
5. Menghormati api dan matahari sebagai simbol kehidupan.
6. Hari ahad sebagai hari resmi ibadah.
7. “Assalamu’alaikum” diganti “Allahu Akbar” dan “alaikum al-salam” diganti “Jalla Jalalah”.
Adapun faktor-faktor yang mendorong sultan Akbar menciptakan Din-i-Ilahi adalah sebagai berikut:
1. Para ulama dan pemimpin agama saling berbeda pendapat mengenai masalah keagamaan,
mereka saling mengecam dan berpevah belah.
2. Keadaan rakyat dan penganut agama-agama di India semakin fanatik karena pengaruh tokoh-
tokoh agama, bahkan rakyat banyak yang saling bertikai.
3. Pengaruh penasehat agama dan politik Akbar diantaranya Abu Fadhl, Mir Abdul Lathif (Persia)
dan Syekh Mubarak yang membiarkan bahkan tidak jarang mendorong Akbar berpikir bebas
dan radikal. Dengan adanya penyatuan agama Hindu diharapkan tidak terjadi permusuhan antar
pemeluk agama. Untuk merealisasikannya ajarannya, sultan Akbar mengawini putri Hindu
sebanyak dua kali, berkhutbah dengan menggunakan simbol Hindu, melarang menulis dengan
huruf Arabi, tidak mewajibkan khitanan, melarang menyembelih, dan memakan daging sapi.
Sultan Akbar juga membentuk Mansabdharis, yaitu lembaga public service yang berkewajiban
menyiapkan segala urusan kerajaan, misalnya menyiapkan pasukan. Lembaga ini terdiri dari
satu kelas penguasa yaitu Turki, Afghan, Persia, dan Hindu.
4. Jasa islam terhadap kebangkitan barat modern. Manusia modern lebih banyak berhutang dari pada yang
disangkanya kepada sarjana-sarjan Islam abad pertengahan. Antara abad ke-9 dan ke-14, ahli-ahli kimia,
dokter-dokter, ahli-ahli ilmu bintang, ahli-ahli matematika, ahli-ahli ilmu bumi, ahli-ahli muslim lainnya,
bukan hanya menghidupkan disiplin-disiplin ilmu pengetahuan yunani, melainkan memperluas
jangkauannya, meletakkan dan memperkuat dasar-dasar, tempat tumpuan bagi terbitnya ilmu
pengetahuan modern.
Itulah sepenggal kutipan dari seorang Barat ahli sejarah sains mengenai besarnya konstribusi peradaban
muslim abad pertengahan terhadap sains modern. Fakta sejarah yang sempat digelapkan itu kini muali
terungkap dan diakui. Dalam The Making of Humanity menulis “meski tak satu aspekpun pertumbuhan
Eropa tak dipengaruhi secara menentukan oleh kebudayaan islam, pengaruh yang paling jelas dan penting
adalah sains-sains kealaman (Natural sciences) dan ruh ilmiah (Scientific Spirit). Sains adalah
sumbangan terbesar peradaban Islam kepada dunia modern, tetapi buahnya lambat masaknya. Daru tak
lama setelah kebudayaan Moor (Arab Spanyol) terbenam kedalam kegelapan, maka raksasa yang
dilahirkannya bangkit dalam keperkasaannya. Bukan hanya sains yang telah menghidupkan kembali
Eropa, melainkan pengaruh peradaban Islam yang lainnya juga menghidupkan Eropa.
Selain itu masih banyak sarjana Barat yang mengungkapkan besarnya sumbangan pemikiran dan sains
Islam terhadap Barat, bahkan Dunia modern pada umumnya termasuk Thomas Arnold, Alfred Guillame,
George Anawati, Gustave Lebon, George Sarton, R.P.A. Dozy, John William Droper, dan lain-lain.
Pengakuan “Barat berhutang kepada Islam” juga dinyatakan oleh para politisi Barat seperti Robin Cock
menteri luar negeri Inggris, dalam pidatonya di markas sekte Ismailiyyah London pada tanggal 8 Oktober
1998 M. Robin berkata: “markas ini adalah inti dari musium arsitektur Islam dan sebaik-baik pengingat
bagi kami di jantung kota London ini bahwa akar kebudayaan kami bukan saja Yunani atau Romawi,
tetapi juga Isllam. Kesenian Islam, ilmu-ilmu dan filsafat Islam telah membantu pembentukan
perkembangan kami, telah berjasa dalam mengkondisikan pertumbuhan orang-orang kami, telah
membentuk cara berfikir dan cara hidup kami dan dialah yang membuat kami bisa menghitung dengan
cara yang benar. Sesungguhnya peradaban kami berhutang banyak kepada Islam, hutang yang tidak boleh
dilupakan oleh generasi Eropa (Barat) ….” “sungguh Barat benar-benar berhutang kepada Islam dengan
hutang yang tak berbilang, Islam telah meletakkan dasar-dasar pemikiran dalam berbagai bidang yang
besar dan penting di dalam kebudayaan Barat. Mulai dari angka-angka Arab yang kita pakai hingga
pemahaman kita terhadap cakrawala langit (Aflak). Sesungguhnya sangat banyak lagi dari dasar-dasar
hadharah kami kembali kepada jasa dan karunianya kepada ilmu Islam”.5 4 Ibid., hlm. 35 5 Jalaluddin
Sholeh, Al Islam fi Nazhar Mas’ul Injilizi Mu’ashir, majalah bulanan Al-Bayan, Edisi 136/12-1419 H/4-
1999 M. hlm. 62-64 23 C. Kontak Barat Dengan Islam dan Pengaruhnya Paling tidak ada lima tempat
dan proses yang mempengaruhi pemikiran dan sains Barat oleh pemikiran dan sains Islam yaitu:
Andalusia, Shaqalliyah (Sisilia), Perang Salib di Siria dan Sekitarnya, Qustanthiniyah (Konstantinopel)
dan hubungan dagang antara Timur dan Barat. 1. Andalusia (Spanyol) Inilah pusat kontak yang
terpenting.
Pada abad ke-9 ibu kota Andalusia, Qurthubah (Kordova) yang memanjang dalam 20 mill dengan lebar 6
mill telah tampil layaknya kota metropolitan di abad modern ini’ jalan-jalan yang rapi lengkap dengan
penerangannya, taman-taman, hotel-hotel, pusat-pusat perbelanjaan, masjid-masjid, istana-istana, gedung-
gedung dan Unuversitas-Universitasnya mewarnai megahnya Kordova. Para pencari ilmu dari Eropa
Barat telah berduyun-duyun mendatangi mendatangi Andalusia untuk menimba ilmu. Kejayaan ini
mencapai puncaknya pada abad ke-11 M. ketika para ulama dan pakar muslim berdatangan ke Andalusia
dari Iraq, Syam dan Mesir, karena pemerintah Muslim Andalusia benar benar memberi tempat terhormat
bagai para ilmuwan. Mereka memboyong literatur-leteratur dari Timur dalam berbagai ilmu ke
Andalusia. Dinamika keilmuan dan peradaban ini terus berlanjut sekalipun kekuasaan muslim Spanyol
tercabik-cabik.
Di Toledo, wilayah yang telah direbut kembali oleh orangorang Nasrani (oleh Alvonzo VI) 7 terdapat
Masjid dan perpustakaan yang amat kaya dengan literatur. Orang-orang Arab campuran (muwallad) dan
Yahudi bekerjasama dengan Nasrani Spanyol dalam proyek penerjemahan besar-besaran, misalnya
Johannes Hispanus, Gundi Salinus, juga Gerard de Cremora (1114-1187) penerjemah itali yang pergi ke
Toledo, Michael orang Skot dan Herman orang Jerman (antara 1240-1246), mereka mempelajari
matematika, fisikan, kedoklteran astonomi kimia, dari Universitas-Universitas di Kordoba, Toledo
(Thulaithulah), Sevila (Isybiliyah) dan Granada (Gharnathah).8 Selain mereka dikenal pula Adelhard dari
Bath, Pembantaian pada abad 9 H Mereka inilah yang membawa hasil-hasil pemikiran dan sains Islam ke
Eropa Kristen. Penerjemahan dilakukan dari bahasa Arab ke bahasa latin dan juga Ibrani untuk kemudian
diterjemahkan lagi kebahasa-bahasa Eropa,dengan menghilangklan nuansa Islamnya. Untuk kepentingan
misi ini didirikanlah lembaga-lembaga pengajaran Bahasa Arab, Ibrani dan Yunani. Dari lembaga yang
ada di Toledo berhasil dicetak orang-orang seperti Raymond Martin (abad ke-13), Raymond Lull (1316)
yang mendirikan departemen bahasa asing di Universitas-Universitas Eropa. Gerkan penerjemahan ini di
dorong oleh Alfonzo yang bijak dari Catilla (Qastalah). Shaqaliyyah (Sisilia) Sains Islam, khususnya
kedokteran dipelajari di Salerno (ibu kota Sisilia), penerjemahan besar-besaran dilakukan terutama oleh
Constantinus Africanus (1087 M) yang beruntung menjadi murid dari seorang muslim Arab. Dia
menerjemah karya-karya Hippocrates dan Gales dari Arab ke Latin. Selain juga menerjemahkan karya-
karya orisinil sarjana-sarjana muslim. Pada abad XII M, terjadi penerjemahan besar-besaran karena
dorongan dari Frederick II dan Roger II, dalam waktu 25 tahun saja Frederick telah berhasil
mengumpulkan seluruh karya Ibn Rusyd setelah kematian filosof itu (1198 M). dia juga mengundang
Michael orang Scot untuk mengetuai tim penerjemah yang dipilihnya. Kemudian Frederick-lah yang
membawa hasil-hasil terjemahan ini ke berbagai Universitas-Universitas di Eropa melewati Itali. Dengan
demikian Loraire, Liege, Gorze, Cologne menjadi pusat-pusat studi hasil pemikiran dan sains Islam.
Kontak perdagangan (kontak pribadi) Kontak pribadi antara Kristen di wilayah Timur (Bizantium) dan
Orang Islam terjadi di Syiria, Merir, dan Persia, setelah wilayahwilayah itu ditaklukkan oleh ekspedisi-
ekspedisi Islam sejak masa Umar Ibn Al-Khattab. Oleh sikap toleransi kaum muslimin mereka dapat
mengikuti kegiatan-kegiatan intelektual dan kebudayaan kaun muslimin. Orang-orang kristen Timur
memiliki Ilmuwan-ilmuwan sendiri, ikut membantu penerjemahan karya-karya Yunani kedalam bahasa
Arab.
Kontak pribadi ini tentu bersifat lebih umum dari pada perdagangan. . Konstantinopel. Pada masa
pemerintahan Muhammad II (pertengahan abad ke15 M). kerajaan Turki Usmani telah mencapai puncak
kejayaannya. Sehingga pada tanggal 29 Mei 1453, Muhammad al-Fatih berhasil menaklukkan benteng
Konstantinopel yang terkuat , lambang Imperium Bizantium. Dengan demikian para Khilafah Utsmani
mengakhiri abad kegelapan di Eropa dan memberikan cahaya baru. Suatu yang unik, ketika Konstantin II
meminta bantuan kepada Paus untuk menyatukan gereja ortodoknya dengan gereja Katolik Roma demi
menghadapi Turki Utsmani, penduduk Konstantinopel menentang persatuan itu bahkan mereka lebih
memilih melihat surban-surban orang muslim berada di jantung ibu kota mereka dari pada melihat peci
tokoh katolik di sana.13 Dengan dipindahkannya Ibukota Khilafah Utsmaniyah ke Konstantinopel
(Istambul) maka berahirlah kekuasaan Bizantium dan Konstantinopel memasuki babak baru yang penuh
dengan ilmu, kemakmuran dan kemajuan. Di Konstantinopel ini terjadi kontak antara muslim dan
kristen ortodok. Tindakan Turki Utsmani yang toleran terhadap non muslim makin membantu terjadinya
proses transpormasi nilai-nilai Islam ke Barat. Disini tidak terlalu banyak pengaruh sains Islam terhadap
Barat. Sebab barat ketika itu sedang serius mempelajari dan mengembangkan sains Islam yang sudah
diboyong dua abad sebelumnya, bahkan pada akhirnya Barat melampaui Turki Utsmani. Perang Salib Di
Syiria dan Sekitarnya Perang salib didunia timur Islam berlangsung selama dua abad (490-690 H) dengan
frekuensi delapan kali ekspedisi. Perang ini secara militer dimenangkan oleh umat Islam akan tetapi
kerugian terbesar ada dipihak Islam dan keuntungan ada dipihak Kristen, pertama karena terjadinya di
negeri Islam dan kedua karena pasukan Salib rendah peradabannya dibanding pasukan Muslim.
keuntungan Barat (Kristen) pada perang salib ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pengaruh ilmiah. Eropa telah banyak memboyong dari dunia Islam berbagai macam literatur dalam
segala bidang, handasah, aljabar, kedokteran, falak, filsafat dan lain-lain. Mereka memboyong berbagai
manuskrip ilmiah yang kemudian mereka terjemahkan dengan serius kedalam bahasa-bahasa
mereka.ketika mereka telah kembali kenegerinya, mereka giat membangun lembaga-lembaga
pendidikan sebagaimana yang ada di dunia Timur. Diantara yang mereka boyong adalah kompas, yang
karena itu mereka berhasil menemukan berbagai temuan geografis Eropa, benua Amerika dan jalur Timur
melalui tanjung harapan. Secara khusus kita sebutkan keuntungan kedokteran bagi Eropa. Pada abad-
abad pertengahan Eropa bisa disebut sebagai abad gereja yang menyebabkan terjadinya abad kegelapan,
karena gereja berkuasa penuh tanpa bisa dikritik. Gereja mengharamkan ilmu kedokteran karena
sakit adalah hukuman Tuhan, seorang manusia tidak berhak menyingkirkan penyakit dari orang yang
menerimanya. Gereja juga menutup tempat-tempat pemandian dan melarang mandi. Dan cara-cara
pengbatan kaum salib itu yang datang keberadaban Timur terbukti sangat terbelakang, menggunakan
cara-cara yang burukatau mantra-mantra yang syirik.

2. Pengaruh kemasyarakatan. Kehidupan kaun salib penuh dengan kebodohan dan buta huruf, sangat jauh
dari kemuliaan dan para tokoh gereja menggambarkan Islam lebih buruk dari mereka. Setelah bertemu
dengan kaum muslimin di negeri muslim mereka baru mengerti yang sebenarnya. Selama dua abad hidup
di Timur mereka sangat tertarik dengan bentuk kemasyarakatan Muslim. Mereka banyak meniru adat,
penampilan pakaian, makanan dan akhlak yang mulia dan ditransfer ke Barat. Mereka sangat terkesan
akhlak Salahuddin terhadap musuhmusuhnya ketika membebaskan Quds, mereka membandingkannya
dengan apa yang telah mereka perbuat terhadap umat Islam di tempat yang sama. Mereka melihat
Salahuddin mengirimkan dokter pribadinya untuk mengobati raja Inggris “Richard” (Lion’s Heart) yang
sedang sakit, tidak hanya itu Shalahuddin juga mengirimkan makanan dan buah-buahan.
3. Pengaruh ekonomi, kemakmuran dan pembangunan. Peradaban Timur Islam telah makmur dengan
perdagangan pertanian dan perindustrian. Orang-orang eropa telah memboyongnya berbagai macam
tanaman dan cara penanamannya seperti palawija, padi, buah-buahan dan tebu. Mereka juga telah
membawa pulang berbagai macam hasil industri Timur seperti hasil tenun (hambal), bejana-bejana kaca,
minyak wangi, bahan-bahan kimia dan bahanbahan bangunan. Dan hingga kini nama-nama tenunan
Timur itu tetap terpakai. Mereka juga terpengaruh arsitek bangunan Arab terutama bangunan benteng-
benteng, gereja-gereja, dan perencanaan kota.
4. Pengaruh kemiliteran. Orang-orang eropa telah mengambil seni peperangan dab furusiyah (hal-hal
yang berkaitan dengan ketangkasan naik kuda) seperti menggunakan busur panah, baju perang,
penggunaaan merpati sebagai pembawa informasi, perawatan kuda, pemakaian sepatu pada kuda, dan
perlombaan balap kuda. Mereka juga mentransfir cara pembuatan senjata seperti meriam batu, bedil, dan
senjata lontar yang bisa membakar. Sebagaimana ia meniru cara pengendalian pasukan.
5. Pengaruh politik dan nasionalisme. Perang salib telah membuat semua bangsa yang ada di Eropa
bersatu padu di bawah panji salib untuk menghadapi islam. di samping itu sistem feodalisme telah
menyengsarakan mereka. Maka setelah mereka bergabung dengan pasukan salib, mereka menjual semua
harta mereka dan membangu kerajaan-kerajaan di Timur. Sejak itu mereka merasakan semacam
kebebasan, ketenangan dan kepemilikan pribadi. Di samping itu para raja dan kaum bangsawan tidak
lagi memiliki pesaing-pesaing sehingga muncullah nasionalisme kuat dan persatuan kerajaan-kerajaan di
sana.
6. Pengaruh agama dan pendidikan. Adalah kekuasaan gereja sangat luas. Para tokoh gereja hidup dalam
foya-foya, larut dalam syahwat dan asusila. Maka para pemikir Barat melakukan Revolusi terhadap gereja
yang terkenal dengan sebutan Reformasi Gereja21 . Seorang biarawan bernama Marten Luther dari
Jerman menampilkan 95 dalil yang berisi pandangannya tentang doktrin gereja Katolik di roma pada
pintu gereja di wittenberg pada tanggal 31 Oktober 1517 M. Semua ini terjadi akibat kontak raja-raja
Eropa dengan dunia Islam, dimana mereka melihat bahwa para ulama Islam sangat berbeda dengan
tokoh-tokoh gereja. Karena itu penentang pertama gereja adalah raja-raja Inggris dan Jerman, yang raja-
rajanya tinggal lama di dunia Timur selama masa perang salib. Sebagai contoh Frederick II yang
kenyang dengan Tsaqofah Islam itu adalah orang pertama yang mendirikan Universitas di Eropa yaitu
Universitas Napoli. Dan dia juga orang pertama yang membentuk majelis perwakilan dan membebaskan
cara beragama. Dia membuat Undang-Undang tentang bantuan terhadap rakyat miskin dan menjadikan
semua lapisan masyarakat berada di bawah undang-undang. Inilah dasar-dasar negara Barat modern. E.
Transmisi Pemikiran dan Sains Islam Ke Barat. Transmisi pemikiran dan sains Islam kr Barat pada awal
abad pertengahan melewati tahap-tahap sebagai berikut:
Pertama, sekolompok sarjana Brat mengunjungi wilayahwilayah muslim untuk melakukan kajian-kajian
pribadi. Constantinus Africanus dan Adelhard adalah perintis-perintisnya. Kemudian disusul oleh para
pelopor dari Itali, Spanyol dan Perancis. Mereka menghadiri seminari-seminari muslim untuk belajar
matematika, filsafat, kedokteran, kosmografi, dan lain-lain. Dalam waktu singkat mereka menjadi calon-
calon Profesor di Universitas-Universitas pertama di Barat, yang dibangun dengan menyontoh dari
seminari-seminari muslim tersebut. Kedua, bermula dengan pendirian Universitas-Universitas pertama
Barat. Gaya arsitektur, kurikulum, dan metode pengajarannya persis sama dengan yang ada di seminari-
seminari muslim. Pertama seminari Salermo didirikan di kerajaan Napoli (Naples). Oleh Raja Frederick
II, kemudian Universitas-Universitas penting berdiri di Padua, Toulause, baru di Leon. Ketiga, pada tahab
ini sains Islam berhasil ditransmisikan ke Perancil dan wilayah-wilayah Barat lewat Itali. Seminari-
seminari di Bologna dan Mont Rellier didirikan pada awal abad ke-13, kemudian Universitas Paris di
buka (1213 M). sementara itu, sains Islam sampai ke Inggris dan Jerman lewat Universitas-Universitas
Oxford dan Kala, yang didirikan dengan pola yang sama. Berkenaan dengan pendirian Universitas-
Universitas ini, Herbert A. Davies mengatakan: “Mereka (orang-orang Muslim) mendirikan Universitas-
Universitas besar selama berabad-abad melebihi yang dipunyai oleh Eropa Kristen. Universitas Bagdad,
Kairo, Kordoba, khususnya yang termasyhur Universitas Kairo (kini sudah berumur lebih dari sepuluh
abad) memiliki mahasiswa sebanyak 12 ribu orang. Perpustakaan-perpustakaan besar dibangun, beberapa
diantaranya berisi beratus-ratus ribu jilid buku yang semuanya terdaftar dan tersusun rapi. Banyak orang
Kristen yang belajar di Universitas Kordoba, (kemudian) membawa ilmu dan kebudayaan ke negeri-
negeri mereka, pengaruh universitas Spanyol (Islam) atas Universitas Paris, Oxford dan Universitas-
Universitas yang mereka bangun di Itali tentunya sangat besar”.24 Pengaruh pemikiran dan sains Islam
yang berlangsung sejak abad ke-12 M akhirnya menimbulkan gerakan “ Kebangkitan Kembali
(Renaisance) pada abad ke 14 M, gerakan Reformasi gereja pada abad ke-16 M, gerakan Rasionalisme
pada abad ke-17 M, revolusi industri serta pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M. Berikut adalah
percikan dari cahaya Islam yang banyak ditutup-tutupi yaitu:
1. Pertanian. Bangsa Arab sangat mahir dibidang pertanian, mereka bertyani berdasarkan ilmu, mereka
dengan serius memasukkan bermacammacam tumbuhan ke Spanyol seperti tebu, pohon tut (buahnya di
makan dan daunnya untuk ulat sutra), padi, kapas, buah-buahan dan lain-lain. Mereka pandai bercocok
tanam dan irigasi. Penelitianpenelitian ilmiah mereka tentang pertanian, perkebunan dasn pertanahan di
bukukan. Mereka pemerhati unggulan dalam penelitian tersebut adalah Ibn al-Awam al-Isybili 586 H
(1190 M). dalam karyanya Kitab al-Falahah. Dia menguraikan berbagai macam tanah, bermacam-macam
pupuk, dia menerangkan cara membudidayakan 585 macam tumbuhan dan 50 macam buah. Lebih dari
itu dia menjelaskan cara merawat, gejala-gejala penyakit dan cara membasmi hama tanaman. Jadi ilmu
pertanian telah rampung kodifikasinya pada abad pertengahan abad keemasan Islam. Warisan Islam yang
satu ini tidak dipungkiri oleh orang-orang Spanyol karena ada seribu dalil yang bisa membuktikannya.
Sampai sekarangpun mereka masih mengenang pernyataan seorang Arab (Islam) “segala sesuatu di Dunia
ini terdapat di Sevilla hingga susu burung pipit”.
2. Industri Sebagian hasil industri telah dimasukkan oleh kaun Muslim ke Spanyol, diantaranya adalah
produksi Kertas. Pabrik kertas pertama di Eropa adalah di Asbania pada pertengahan abad ke-12 M. dan
pusat industri pertama adalah di Balansia, Syathiba dan Toledo.Berbagai macam peralatan dari tambang
seperti pisau, pedang ada di sana, hiasan-hiasan dan ukiran dari tambang juga ada.29 Industri yang paling
penting adalah inovasi senjata api yang disebut “Barud” (pistol) adalah murni penemuan orang Arab
Muslim.
3. Metode keilmuan. Barat menganggap bahwa Roger Bacan adalah penemu metode keilmuan, ini adalah
pengingkaran sejarah, Briffault menyatakan bahwa Roger tak lebih dari utusan sains dan metode muslim
pada Eropa Kristen. Dia belajar Bahasa Arab di Perancis pada tahun 1240-1250 dan 1257-1268, dengan
modal bahasa Arab ia belajar ilmu pasti dan keislaman lalu menerjemah dari bahasa Arab apa yang belum
diterjemah dan Opus Majusnya adalah hasil plagiat dari Al-Syifa karya Ibn Sina. Kemudian datang
Francis Bacon (1561-1627) menyebarkan teori induksi dan deduksi dan metode eksperimen lewat
karyakaryanya yang dianggap standar.
4. Optika. Kaca lensa yang menjadi unsur kunci dalam dunia militer, dunia kedokteran, dunia industri
dan teknologi itu ditemukan oleh Ibn Haritsam (965-1038 M) dikenal dibarat sebagai al-Hazen. Karyanya
kitab al-Manazhir dan Maqalah fi Hayat al-Alam telah diterbitkan dalam beberapa bahasa. Jadi karya
Keppler ahli optika Modern yang terbit pertama kali di Frankfurt (1604) di dasarkan sepenuhnya pada
karya Ibn Haritsam ini. Angka arab dan matematika. Muahmmad Ibn Musa al-Khawarizmi (780-850 M)
adalah perintis aljabar, bukunya “Al-Jabr wa Al-Muqabalah” adalah buku yang menyebarkan penggunaan
angka-angka arab dan sistem persepuluhan. Tanpa itu semua matematika dan aritmatika modrn tidak
terbayangkan. Beberapa rumus ilmu ukur, termasuk mengenai segi tiga, daftar logaritma dan sistem
persepuluhan adalah penemuannya, bukan penemuan John Naiper (1550-1617) atau Simon Stevin (1548-
1620). Kedokteran. Cukuplah dijadikan sebagai satu contoh Ibn. Sina (980-1307 M) dengan karyanya al-
Qanun fi at-Thibb yang menjadi referensi utama sampai abad ke-19. Terutama tentang penyakit syaraf.
Dapat dikatakan bahwa antara abad ke-13 sampai abad ke-16 tidak ada ahli kedokteran Barat yang bisa
melepaskan diri dari pengaruh Ibn Sina.
Tokoh lain adalah Ibn Nafis (687 H) adalah penemu pertama aliran darah, sedang Az-Zahrawi Abu Al-
Qasim Khalaf (404 H/1013) adalah dokter ahli bedah yang sangat tyerkenal dan bukunya menjadi rujukan
berabad-abad lamanya. Apa yang telah dijelaskan diatas merupakan beberapa contoh dari ratusan saintis
muslim disegala bidang yang berkembang pesat pada abad pertengahan dimana Eropa (Barat) sedang
kelam dan gulita. Hal ini perlu dikuak kembali dalam rangka mencari ruh dari perkembangan ilmu
pengetahuan di era global ini sehingga generasi Muslim tidak silau dan buta dibuatnya, akan tetapi
bagaimana mengembalikan kejayaan itu dengan nafas-nafas keislaman sebagaimana para ulama dulu
khususnya yang hidup di abad pertengahan ini.
5. B.     Kebangkitan Eropa
Bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat pada awal kebangkitannya. Di hadapan
mereka masih terdapat kekuatan-kekuatan angkatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama
kerajaan Usmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus jalan yang
sebelumnya hanya dipandang sebagai dinding yang membatasi gerak mereka.
Mereka melakukan berbagai penelitian tentang rahasia alam, berusaha menaklukan lautan dan
menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christopher Colombus menemukan
benua Amerika (1492 M) dan Vasco da Gama menemukan jalan timur melalui Cape Town (1498 M),
benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa. Dua penemuan itu,
sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa menjadi maju dalam dunia perdagangan karena tidak lagi
tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam.
L. Stoddard dalam The New Word of Islam menggembarkan situasi ini dengan kata-kata demikian :“Lalu
dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya, dan Eropa yang terpojok itu menjadi
yang dipertuan di laut dan dengan demikian yang dipertuan dunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha
hebat dalam sejarah seluruh umat manusia. Kalau Eropa tadinya menghadapi kegagahan dan ketangguhan
Asia dengan putus asa, terhadap siapa saja kemenangan tak mungkin tercapai dengan serangan langsung,
sekarang orang Eropa dapat memandangnya enteng.
Dalam bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka
baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk meningkatkan kesejahteraan
negerinya. Maka mulailah kemajuan bangsa Barat menandingi kemajuan umat Islam yang telah sejak
lama memang berangsur-angsur mengalami kemunduran. Negeri-negeri Islam yang pertama kali jatuh ke
bawah kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan kerajaan Usmani.
Dengan  didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik dalam skala, dan perubahan yang besar serta
dengan metode komunikasi ditandai dengan ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap, Eropa
telah siap untuk melakukan Ekspansi perdagangan. Kesemuanya ini diiringi dengan peningkatan kekuatan
angkatan bersenjata dari negara-negara besar Eropa.
Negeri-negeri Islam yang jatuh pertama kali dibawah kekuasaan Eropa adalah negeri yang jauh dari pusat
kekuasaan Kerajaan Usmani (Islam di Asia Tenggara dan Anak Benua India) karena kerajaan ini
meskipun mengalami kemunduran, ia masih disegani dan dipandang cukup kuat untuk berhadapan
dengan kekuatan militer Eropa waktu itu.
C.    Imperalisme Barat terhadap dunia Islam
Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan
bergerak menuju ke arah negara-negera Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang
ke negara-negara Islam adalah motivasi ekonomi, politik dan agama. Hal tersebut dapat terlihat dari cara-
cara mereka datang untuk pertama kali ke negara-negara Islam.
Pada saat yang sama Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang,
sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan bangsa barat yang didukung oleh kekuatan
politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan hukum imperialisme Barat.
Oleh karena itu, kedua bangsa barat itu terus gencar melakukan penjajahan terhadap negara-negara Islam
dan berusaha menguasainya, sehingga dengan mudah mereka dapat emnyebarkan agama Kristen. Kondisi
seperti ini didukung oleh semangat balas dendam yang disebut reqonquesta yaitu semangat balas dendam
bangsa-bangsa Barat terhadap Islam yang dulu pernah menjajah mereka.
Satu demi satu negara-negara Islam akhirnya jatuh ke dalam genggaman penjajahan bangsa-bangsa barat.
Hanya beberapa negara yang tidak dijajah oleh bangsa barat seperti kerajaan Turki Usmani dan Arab.

D.    Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat ke Negeri-negeri Islam


Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang membuat kerajaan Usmani
menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi nama besar Turki Usmani masih membuat Eropa Barat
segan untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan
Islam ini, termasuk daerah-daerah yang berada di Eropa timur.
Sejak kekalahan dalam pertempuran Wina itu, kerajaan Usmani juga menyadari akan kemundurannya dan
kemajuan Barat usaha-usaha pembaruan mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara Eropa,
terutama Perancis, untuk mempelajari suasana kemajuan di sana dari dekat.
Celebi Mehmed diutus ke Paris tahun 1720 M dan diinstruksikan untuk mengunjungi pabrik-pabrik,
benteng-benteng pertahanan dan institusi-institusi lainnya. Ia kemudian memberi laporan tentang
kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern dan kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya.
Laporan-laporan itu mendorong sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di
kerajaannya. Pada masa kekuasaannya didatangkan ahli-ahli militer dari Eropa untuk tujuan pembaruan
militer dalam kerajaan Usmani. Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis De Rochefort, datang ke
Istambul dalam rangka membentuk korp At-Then dan melatih tentara Usmani dalam ilmu-ilmu
kemiliteran modern. Pada tahun 1729 M datang lagi Comte De Bonneval, juga dari Perancis, untuk
memberi latihan penggunaan meriam modern. Ia dibantu oleh Machaty dari Irlandia Ramsay dari
Skotlandia, dan Mornai dari Perancis. Pada tahun 1734 M, untuk pertama kalinya sekolah Teknik Militer
dibuka.
Usaha pembaharuan ini tidak terbatas dalam bidang militer. Dalam bidang-bidang yang lain pembaharuan
juga dilaksanakan seperti pembukaan pencetakan di Istanbul tahun 1727, untuk kepentingan kemajuan
ilmu pengetahuan. Demikian juga penerjemah buku-buku Eropa ke dalam bahasa Turki dilakukan dalam
berbagai bidang untuk meraih kemajuan-kemajuan negara. Akan tetapi, walaupun demikian, usaha-usaha
pembaruan itu bukan hanya gagal menahan kemunduran Kerjaan Turki Usmani yang terus mengalami
kemerosotan, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja Usmani karena wewenangnya sudah jauh
menurun. Disamping itu keuangan negara terus mengalami kebangkrutan sehingga tidak mampu
menunjang usaha pembaharuan. Usaha pembaharuan Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah
penghalang pembaharuan utama, yaitu tentara Yenisari dibubarkan oleh Sultan Mahmud II (1807-1839
M) pada tahun 1826 M. Struktur kekuasaan kerajaan dirombak, lembaga-lembaga modern pendidikan
didirikan, buku-buku Barat diterjemahkan dalam bahasa Turki, siswa-siswa Barat dikirim ke Eropa untuk
belajar dan yang terpenting sekali adalah sekolah-sekolah yang berhubungan dengan kemiliteran
didirikan. Akan tetapi meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaharuan tetap tidak
berhasil menghentikan gerak maju Barat ke dunia Islam di abad 19 M.
Ketika perang dunia I meletus, Turki bergabung dengan Jerman yang kemudian mengalami kekalahan.
Akibatnya kekuasaan kerajaan Turki Usmani semakin ambruk. Partai kesatuan dan kemajuan
pemberontak kepada Sultan dan dapat menghapus kekhalifaan Usmani, kemudian membentuk Turki
modern pada tahun 1924 M. Penetrasi Barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama
dilakukan oleh dua bangsa Eropa terkemuka, Inggris dan Perancis yang sedang bersaing.
Sementara dalam suatu pertemuan laut antara Inggris dan Perancis, Jendral Kleber sebagai ganti jendral
Napholeon itu kalah. Jendral Kleber dan ekspedisinya meninggalkan Mesir 31 Agustus 1801 M dan di
Mesir terjadi kekosongan kekuasaan. Kekosongan itu dimanfaatkan oleh perwira Turki, Muhammad Ali
yang didukung oleh rakyat berhasil mengamil kekuasaan dan mendirikan dinastinya. Dimulai oleh
Muhammad Ali, Mesir sempat menegakkan kedaulatan dan melakukan pembaharuan, tetapi pada tahun
1882 M negeri ini ditaklukan oleh Inggris.
Pada abad ke 20 M, Italia dan Spanyol ikut bersama Inggris dan Perancis memperebutkan wilayah-
wilayah di Afrika. Sementara itu, Rusia menggerogoti wilayah-wilayah muslim di Asia Tengah, terutama
setelah ia berhasil mengalahkan Turki Usmani yang berakhir dengan perjanjian San Stefano dan
Perjanjian Berlin.
Kemunculan tiga kerajaan islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan Safawi di Persia dan Kerajaan
Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban islam.  Kerajaan
Usmani meraih puncak kejayaan dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) di
kerajaan safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun periode
kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal meraih masa keemasan di bawah
Sultan Akbar (1542-1605 M).
Seperti takdir yang telah Allah tentukan disetiap kejayaan tentu akan berganti dengan kemunduran
bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada ketiga kerajaan tersebut. Setelah
pemerintahan yang gilang gemilang dibawah kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan
mengalami fase kemunduran. Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan
yang berbeda-beda.  Kemunduran-krmunduran inilah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Karena
pengaruhnya sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara keseluruhan.
PEMBAHASAN
A. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi
Kerajaan safawi di Persia meraih puncak keemasan dibawah pemerintahan syah Abbas I selama periode
1588-1628 M. Abbas I berhasil membangun kerajaan safawi sebagai kompetitor seimbang bagi Kerajaan
Turki Usmani. Bahkan dalam bidang ilmu pengetahuan, kerajaan ini lebih menonjol daripada kerajaan
turki usmani, khususnya ilmu filsafat yang berkembang amat pesat. Hurmuz sebagai pelabuhan utama
berhasil dikuasai oleh Abbas I sehingga wilayah ini mampu memjamin kehidupan perekonomian Safawi.
Tanda-tanda kemunduran kerajaan persia mulai muncul sepeninggalan Syah Abbas I.  Secara berturut-
turut syah yang menggantikan abbas I adalah:
1. Safi Mirza (1628-1642 M)
2. Abbas II (1642-1667 M)
3. Sulaiman (1667-1694 M0
4. Husain (1694-1722 M)
5. Tahmasp II (1722-1732 M)
6. Abbas III (1733-1736 M).
Banyak faktor yang mewarnai kemunduran kerajaan safawi, diantaranya dari perebutan kekuasaan
dikalangan keluarga kerajaan. Diakui bahwa Syah-syah yang menggantikan Abbas I sangat lemah. Safi
Mirza merupakan pemimpin yang lemah dan kelemahan ini dilengkapinya oleh kekejaman yang luar
biasa terhadap pembesar-pembesar kerajaan karena sifatnya yang pecemburu. Pada masa pemerintahan
Mirza inilah kota Qandahar lepas dari penguasaan Safawi karena direbut oleh kerajaan Mughal yang pada
saat itu dipimpin oleh Syah Jehan. Baghdad sendiri direbut oleh Kerajaan Usmani.
Abaas II konon seorang raja pemabuk, akan tetapi di tangannya kota Qandahar bisa direbut kembali.
Kebiasaan mabuk inilah yang menamatkan riwayatnya. Demikian halnya dengan sulaiman, ia seorang
pemabuk dan selalu bertindak kejam terhadap pembesar istana yang dicurigainya. Selama tujuh tahun ia
tak pernah memerintah kerajaan. Diyakini, konflik dengan turki Usmani adalah sebab pertama yang
menjadikan Safawi mengalami kemunduran. Terlebih Turki Usmani merupakan kerajaan yang lebih kuat
dan besar daripada Safawi. Hakikatnya ketegangan ini disebabkan oleh konflik Sunni-Syi’ah.
Syah Husain adalah raja yang alim akan tetapi kealiman Husain adalah suatu kefanatikan tehadap Syi’ah.
Karena dia lah ulama syi’ah berani memaksakan pendiriannya terhadap golongan sunni. Inilah yang
menyebabkan timbulnya kemarahan golongan sunni di afganistan. Dan pemberontakan inilah yang
mengakhiri kisah kerajaan safawi. Pemberontakan bangsa afgan dimulai pada 1709 M di bawah pimpinan
Mir Vays yang berhasil merebut wilayah Qandahar. Lalu disusul oleh pemberontakan suku Ardabil di
Herat yang berhasil menduduki Mashad.
Mir Vays digantikan oleh Mir Mahmud sebagai penguasa Qandahar. Di bawahnyalah, keberhasilan
menyatukan suku afgan dengan suku ardabil. Dengan kekuatan yang semakin besar, Mahmud semakin
terdorong untuk memperluas wilayah kekuasaannya dengan merebut wilayah afgan dari tangan safawi.
Bahkan ia melakukan penyerangan terhadap Persia untuk menguasai wilayah tersebut.
Penyerangan demi penyerangan ini memaksa Husain untuk mengakui kekuasaan Mahmud. Oleh Husain,
Mahmud diangkat menajdi gubernur di Qandahar dengan gelar husain Quli Khan yang berarti Budak
Husain. Dengan pengakuan ini semakin mudah bagi Mahmud untuk menjalankan siasatnya. Pada 1721 M
ia berhasil merebut Kirman. Lalu menyerang Isfahan, mengepung ibu kota safawi itu selama enam bulan
dan memaksa Husain menyerah tanpa syarat. Pada 12 oktober 1722 M Syah Husain menyerah dan 25
oktober menjadi hari pertama Mahmud memasuki kota Isfahan dengan kemenangan.
Tak menerima semua ini, Tahmasp II yang merupakan salah seorang putra Husain dengan dukungan
penuh suku Qazar dari rusia, memproklamirkan diri sebagai penguasa Persia dengan ibu kota di
Astarabad. Pada 1726 M, Tahmasp bekerja sama dengan Nadir khan dari suku afshar untuk memerangi
dan mengusir bangsa afgan yang menduduki Isfahan. Asyraf sebagai pengganti Mir Mahmud berhasil
dikalahkan pada 1729 M, bahkan Asyraf terbunuh dalam pertempuran tersebut. Dengan kematian Asyraf,
maka dinasti Safawi berkuasa lagi.
Pada Agustus 1732 M, Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh Abbas III yang
merupakan putra Tahmasp II, padahal usianya masih sangat muda. Ternyata ini adalah strategi politik
Nadir Khan karena pada tanggal 8 maret 1736, dia menyatakan dirinya sebagai penguasa persia dari
abbas III. Maka berakhirlah kekuasaan dinasti Safawi di Persia.
Kehancuran safawi juga dikarenakan lemahnya pasukan Ghulam yang diandalkan oleh safawi pasca
penggantian tentara Qizilbash. Hal ini karena pasukan Ghulam tidak dilatih secara penuh dalam
memahami seni militer. Sementara sisa-sisa pasukan qizilbash tidak memiliki mental yang kuat
dibandingkan dengan para pendahulu mereka. Sehingga membuat pertahanan militer Safawi sangat lemah
dan mudah diserang oleh lawan.
Demikianlah dinamika kekhalifahan Safawi di Persia. Sistem Syi’ah ini, diakui atau tidak, walau safawi
telah hancur, masih memiliki sisa-sisanya. Yang paling jelas tentulah dalam pemerintahan Republik Islam
Iran dewasa ini. Meskipun tidak secara penuh diadopsi, tapi inti dari yang dulu oleh Safawi rumuskan dan
dilembagakan tetap menjadi dasar yang tidak dapat dinafikan begitu saja.
B. Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Mughal di India
Sepeninggalan Aurangzeb pada 1707 M, kesultanan mughal mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran
karena generasi pemimpin selanjutanya sangat lemah. Tercatat sultan-sultan pasca Aurangzeb adalah
sebagai berikut:
1. Bahadur Syah I (1707-1712 M)
2. Azimusyah (1712-1713 M)
3. Farukh siyar (1713-1719 M)
4. Muhammad syah (1719-1748 M)
5. Ahmad Syah (1748-1754 M)
6. Alamghir II (1754-1759 M)
7. Syah Alam (1761-1806 M)
8. Akbar (1806-1837 M).
9. Bahadur Syah II (1837-1858 M)
Kemunduran ini ditandai dengan konflik dikalangan keluarga kerajaan, yang intinya adalah saling berebut
kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana
nenek moyang mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian.
Ketika Jehangir menggantikan Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga ingin
tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir, giliran ibu tiri beliau yang
menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram , menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan
mulai mendekati ajalnya, anak-anak Syah Jihan diantaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad
Bakhs saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.
Faktor lainnya yang sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Serangan ini
mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pada 1622 m,
daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari Safawi menyerbu Mughal dengan
alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang dikirim olehnya. Lalu disusul ketegangan
dengan Afganistan pada masa pemerintahan Muhammad Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari
suku afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada 1748 ahmad Syah berhasil menguasai Lahore.
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana. Hindu yang merupakan mayoritas di sana, tidak
senang menjadi warga kelas dua dibandingkan islam yang menjadi warga kelas satu padahal jumlahnya
minoritas. Hal ini menimbulkan banyak sekali pemberontakan yang membuat repot kerajaan Mughal
terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.
Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana kemunduran politik negeri ini sangat
menguntungkan bangsa-bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan . Persaingan diantara mereka
akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat pengaruhnya, mendirikan EIC (East
India Company). Dengan mendatangkan pasukan kerajaan inggris untuk mengamankan dan mestabilkan
wilayahnya. Menyadari kekuatan Mughal semakin menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian
dengan Inggris, dimana ia menyerahkan Oudh, Bengal dan Orisa kepada inggris.
Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal yang muslim
maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan. Akan tetapi dapat dikalahkan walaupun
dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan
Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, inggris memporak-
porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan
pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahdaur sendiri di usir
dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan
digantikan oleh imperialisme Inggris.
C. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Turki Usmani
Secara garis besar kemunduran Usmani mulai terasa sejak pemerintahan Sultan Salim II yang
menggantikan Sultan Sulaiman Al Qanuni pada 1566-1574 M. Di lihat dari faktor-faktor yang
menyebabkan keruntuhan Kerajaan Turki Usmani yang secara perlahan selama tiga abad dapat dilihat
melalui beberapa faktor. Diantaranya melemahnya semangat Yenisari sehingga menyebabkan berbagai
wilayah lepas dari kekuasaan Turki Usmani, hal ini sudah mulai menunjukkan tanda-tandanya yaitu saat
kekuasaan Salim II, dimana ia menderita kekalahan dari serangan pasukan gabungan armada Spanyol,
bandulia, dan armada sri paus di tahun 1663 M.
Pasukan Usmani juga mengalami kekalahan dalam pertempuran di Hungaria di tahun 1676 M. Pada 1669
M, Turki Usmani mengalami kekalahan di Mohakez sehingga terpaksa menandatangani perjanjian
Karlowitz yang isinya kerajaan Usmani harus menyerahkan seluruh wilayah hungaria dan pada 1770 M
pasukan Rusia mengalahkan pasukan Usmani di asia kecil.
Luasnya wilayah dan buruknya sistem pemerintahan pasca sulaiman Al qanuni juga membuat hilangnya
keadilan, dan merajalelanya korupsi dikalangan istana. Heterogenitas penduduk menyebabkan kurangnya
semangat persatuan. Terlebih Usmani merupakan kerajaan ayng coraknya militer. Padahal militerisme
diakui sangat sulit untuk membentuk suatu persatuan.
Sangat disayangkan pula bila kehidupan istana jauh dari nilai-nilai keislaman, justru sikap bermegah-
megahan dan istimewa serta memboroskan uang terjadi pula di kerajaan turki Usmani. Hal ini setidaknya
terjadi akibat pengaruh kehidupan barat yang masuk ke istana. Terlebih pemborosan harta ini terjadi saat
perekonomian mulai mengalami kemerosotan yang sangta tajam, apalagi untuk pembiayaan angkatan
perang yang diharapkan mampu meraih ghanimah malah mengalami kekalahan yang berturut-turut.
Kemuduran di kalangan istana ini, diambil kesempatan oleh wilayah-wilayah turki dalam upaya
memerdekakan diri. Terlebih setelah munculnya semangat nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk
pada usmani, mulai menyadari akan kelemahan kerajaan tersebut. Maka walaupun kerajaan usmani
memperlakukan mereka sebaik mungkin, namun dalam benak mereka tetap saja bila Usmani adalah
penjajah yang datang menyerbu dan menguasai wilayah mereka.
Dimulailah usaha untuk melepaskan diri dari pemerintahan Usmani, di Mesir misalnya, Yenisari justru
bekerjasama dengan dinasti mamalik dan akhirnya berhasil merebut kembali wilayah mesir pada 1772 M
hingga kedatangan Napoleon pada !789 M. Lalu ada gerakan wahabisme di tanah arab yang dipelopori
oleh Muhammad bin Abdul wahab yang bekerjasama dengan keluarga Saud, dan akhirnya berhasil
memukul mundur kekuasaan turki dengan bantuan tetara Inggris dari jazirah Arab. Keluarga saud sendiri
memproklamirkan sebagai penguasa arab maka wilayah jazirah arab selanjutnya dinamakan Saudi
Arabia.
Kemajuan teknologi barat juga tidak bisa dilepaskan sebagai salah satu faktor penentu kehancuran
wilayah turki usmani, dimana sistem kemiliteran bangsa barat selangkah lebih maju dibandingkan dengan
kerajaan turki usmani. Oleh karena itu saat terjadi kontak senjata maupun peperangan yang terjadi
belakangan, tentara turki selalu mengalami kekalahan. Terlebih Turki Usmani sangat tidak mendorong
berkembangnya ilmu pengetahuan, maka otomatis peralatan perangnya pun semakin ketinggalan jaman.
Saat Turki Usmani mulai berbenah, sudah terlambat karena wilayahnya sedikit demi sedikit mulai
menyusut karena melepaskan diri dan sulit untuk menyatukannya kembali.
Akhirnya pada 1924, Kemal Attaturk memaksa Sultan Hamid II untuk menyerahkan kekuasaan Turki
Usmani setelah kemal melakukan gerakan pembaharuan melalui Turki Muda nya, dan penyerahan
kekuasaan ini menjadikan Turki Usmani telah berakhir riwayatnya dan kemudian digantikan oelh
Republik Turki yang sekuler.
Kehancuran Kerajaan Turki Usmani ini, membuat bangsa-bangsa eropa semakin mudah menguasai dan
menjajah wilayah-wilayah ynag dulu diduduki oleh Usmani yang mayoritas muslim. Maka sejak itulah
umat islam berada dalam situasi dijajah oleh bangsa non muslim. Sungguh ironis karena ini lebih baik
oleh bangsa turki karena bagaimanapun juga Turki Usmani adalah muslim.

Anda mungkin juga menyukai