Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM

Tugas ini dibuat untuk memenuhi matakuliah Studi Islam II

Disusun Oleh :
Nurapni Hidayanti 11161020000012
Neng Shella Tresnasari 11161020000053
Vini Almira 11161020000073

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

APRIL / 2017
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ISLAM

Judul Buku : Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Islam

Penulis : Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto

Penerbit : Prenada Media Group

Tahun Terbit : 2015

Jumlah Halaman : 268 halaman

Bagian pertama, pada waktu islam diturunkan, islam dikenal dengan sebutan
“kaum jahiliyah”. Hidup mereka mengikuti hawa nafsu, berpecah belah, yang kuat
menguasai yang lemah, wanita tidak ada harganya dan berlaku hukum rimba.
Menghadapi kenyataan itu, Nabi Muhammad diutus Allah dengan tujuan untuk
memperbaiki akhlak, baik akhlak untuk berhubungan dengan tuhan maupun
dengan manusia. Rasulullah saw memberi contoh revolusioner bagaimana
seharusnya mengembangkan ilmu dan yang memjadi landasan dasar usahanya
adalah “membaca, menghapal, mencatat dan menulis. Dan Al-Quran menjadi
sumber inti ilmu pengetahuannya. Dalam waktu 23 tahun rasul telah mengubah
bangsa Arab dari bangsa Jahiliyah menjadi bangsa yang berperadaban dengan
jiwa yang islami, bersatu, berakhlak mulia, dan berpengetahuan. Dengan
bimbingan Nabi dan pengaruh Al-Quran lahirlah orang-orang pandai seperti Umar
bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib.

Pada bagian kedua menjelaskan pada masa dinasti Umayah, perkembangan


ilmu pengetahuan pada zaman bani umayah lebih memperhatikan ilmu yang
sesuai dengan kebutuhan zaman, seperti ilmu kimia dan kedokteran. Pendukung
ilmu pengetahuan pada masa itu tidak hanya bangsa Arab asli tapi didukung pula
oleh golongan non-Arab atau setengan Arab (Mawali). Pada masa bani Umayah
ini, peradaban islam sudah bersifat internasional, meliputi tiga benua yaitu
sebagian Eropa, sebagian Afrika dan sebagian besar Asia.
Bagian ketiga, pada masa Abbasiyah abad X Masehi disebut abad
pembangunan daulah Islamiyah dimana dunia islam mulai dari Cordova di
Spanyol sampai Multan di Pakistan, mengalami pembangunan disegala bidang
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pada masa Harun
al-Rasyid industri kertas telah dapat diusahakan. Khalifah Ja’far al-Mansur setelah
mendirikan kota Baghdad, dia merintis gerakan membangun ilmu secara besar-
besaran. Ia merangsang usaha pembukuan ilmu agama seperti fiqih, tafsir, tauhid,
hadits, atau ilmu lain seperti bahasa dan sejarah. Pada masa Abbasiyah juga Ilmu
Naqli dan Ilmu Aqli mengalami perkembangan. Ilmu-ilmu Naqli diantaranya
adalah Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ilmu Kalam, Ilmu Tasawuf, Ilmu Bahasa dan
ilmu fiqih. Ilmu-ilmu Aqli diantaranya adalah Ilmu Kedokteran, Ilmu Filsafat,
Ilmu Optik, Ilmu Astronomi, Ilmu Hitung, Ilmu Kimia, Ilmu Tarikh dan Geografi.

Pada bagian empat pada buku ini kita akan membahas tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dinegara-negara provinsi. Didalam buku ini
dikatakan bahwa kekuasan bani Abbasiyah hanya mengalami kekuasaan secara
penuh hanya di 100 tahun pertama pemerintahan. Bani Abbasiyah di Baghdad
semakin mengalami kelemahan, sehingga banyak dari beberapa daerah-daerah
provinsi berlomba-lomba untuk menandingi kota Baghdad, tidak hanya dari segi
politik tapi juga dari segi ilmu pengetahuan.

Perkembangan keilmuan pada masa ini yang paling menonjol adalah fiqh,


hadits, tafsir, ilmu kalam, sejarah, bahasa arab , dan filsafat. Bani Umayyah II di
Cordova mendirikan perpustakaan besar di Cordova sehingga menjadi
pustakawan besar di Eropa. Dinasti Fatimiyah, pada bidang keilmuan  mendirikan
Universitas Al-Azhar. Universitas Al-Azhar memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan pengetahuan, banyak pelajar-pelajar dari Eropa datang ke Mesir
untuk belajar. Dinasti Ayyubiyah, khalifah Shalahudin Yusuf Al-Ayyubi, beliau
mendatangkan ilmuan dari berbagai negara untuk menjadi pengajar di madrasah
dan masjid-masjid di Mesir.
Pada bagian lima kita akan disuguhkan tentang masa penyerbuan.
Penyerbuan dilakukan ke berbagai negara islam termasuk ke Baghdad. Baghdad
diserang oleh tentara mongol. Dihancurkan semua peradaban, pusaka- pusaka,
buku-buku, gedung- gedung, madrasah, dan perpustakaan, yang telah dibangun
beratu-ratus tahun lamanya. Buku-buku yang berisi tentang ilmu-ilmu
pengetahuan dibakar, dihancurkan, dan dihayutkan kesungai sehingga air
sungainya bewarna hitam oleh tinta, kemudian sebagian dibawa ke Eropa untuk
dikaji, disini lah kemunduran islam mulai terjadi, kemunduran dalam semua
aspek, termasuk ilmu pegetahuan.

Bagian keenam, menjelaskan Saat Baghdad hancur yang kemudian


muncullah kerajaan Mongol di Persi. Hadirnya kerajaan mongol saat itu
merupakan sebuah serangan. Pada masa itu islam terpecah belah, saling serang
satu sama lain sehingga tidak ada kerajaan besar yang mampu menjadi tumpuan
harapan ummat islam. Dengan demikian masa mongol ini merupakan masa
perpecahan yang sangat parah didalam sejarah kebudayaan islam. Disamping itu,
ketika kaum muslimin terendam darah kesedihan karena serangan Mongol, masih
juga umat islam berpikir untuk menciptakan sesuatu yang besar dan melahirkan
ilmuwan internasional walaupun jumlahnya sedikit. Ilmuwan tersebut adalah Ibnu
Taimiyah dan Nasir Ad-Din Tusi.

Daulah Mamluk di Mesir merupakan daerah yang kawasannya tidak


mengalami penyerbuan Mongol. Sebutan Mamluk ini bermakna hamba sahaya.
Hal ini disebabkan para panglima yang memegang kekuasaan ketentaraan dewasa
itu berasal dari hamba sahaya yang dibeli, lalu diasuh semenjak kecil dan dilatih
sehingga mereka menjadi pejuang-pejuang islam yang perkasa. Diawal tahun
1260 M, Mesir terancam serangan bangsa Mongol yang sudah menduduki hampir
seluruh dunia islam. kemudian tentara mamalik dan Baybers berhasil
mengalahkan pasukan Mongol, sehingga kawasan Daulah Mamluk menjadi
tumpuan harapan ummat Islam sekitar. Ilmuwan-ilmuwan besar yang lahir pada
zaman Mamluk diantaranya ialah Ibn Nafis yang digelari Ibnu Sina kedua yang
banyak melahirkan karya-karya buku kedokteran. Bukan hanya di Mesir yang
merasakan kemajuan ilmu pengetahuan islam. seiring berjalannya waktu ilmu
pengetahuan islam mengalir ke Eropa melalui beberapa jalur diantaranya adalah
melalui Andalusia, melalui Pulau Sisilia, dan melalui perang salib.

Bagian terakhir merupakan zaman kemunduran dari  umat Islam dan


berkembangnya bangsa Eropa. Setelah kekuasaan Mongol berakhir pada tahun
1525, terdapat tiga kerajaan besar yaitu Usmaniyah, Shafawiyah, dan Mughol
India, sesudah itu dunia Islam mundur secara berangsung-angsur dan jatuh di
tangan Barat. Banyak faktor yang menyebabkan islam mundur salah satunya
adalah karena lemahnya kepemimpinan pada masa itu serta perhatian yang hanya
ditujukan kepada masalah politik yang sering mendatangkan musuh-musuh, maka
keadaannya menjadi kacau. Dengan kemunduran tersebut secara tidak langsung
ilmu pengetahuan Islam pun mundur.

Bab demi bab yang dituliskan didalam buku ini sangatlah runtut dan
menarik untuk dibaca dan dipelajari. Karena setelah membaca buku ini, kita dapat
mengetahui bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan islam dari masa ke masa.
Dari sinilah dapat diketahui bahwa Islam menyumbangkan peradaban tinggi di
bidang keilmuan. Buku ini menyuguhkan fakta sejarah yang cukup lengkap,
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bahwa bangsa islam pernah
mengalami kemajuan yang luar biasa termasuk dalam bidang ilmu pegetahuan,
namun pada akhirnya mengalami kemunduran dari bangsa barat.

Dari buku yang ditulis oleh penulis kelahiran Ciamis ini menunjukkan
bahwa  pada zaman itu, Islam sangatlah hebat dan menghasilkan peradaban yang
mendunia. Namun semenarik apapun buku, pastinya ada kekurangannya.
Seandainya buku ini lebih objektif memandang sejarah dan membadingkan masa
demi masa antara perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam dan dunia Barat
pasti akan lebih menarik lagi dan terlihat objektif. Buku ini memberikan manfaat
bagi ummat agar dapat memetik hikmahnya untuk kembali berikhtiar menjayakan
Islam sebagai sebuah peradaban yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai