0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
53 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah, yang mencapai puncak keemasannya pada masa Harun ar-Rasyid. Dinasti ini membawa kemajuan besar bagi Islam, antara lain dalam administrasi, sosial, dan kegiatan ilmiah. Banyak ilmuwan dan pusat-pusat ilmu berkembang pada masa ini, seperti Baitul Hikmah di Baghdad.
Dokumen ini membahas perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah, yang mencapai puncak keemasannya pada masa Harun ar-Rasyid. Dinasti ini membawa kemajuan besar bagi Islam, antara lain dalam administrasi, sosial, dan kegiatan ilmiah. Banyak ilmuwan dan pusat-pusat ilmu berkembang pada masa ini, seperti Baitul Hikmah di Baghdad.
Dokumen ini membahas perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah, yang mencapai puncak keemasannya pada masa Harun ar-Rasyid. Dinasti ini membawa kemajuan besar bagi Islam, antara lain dalam administrasi, sosial, dan kegiatan ilmiah. Banyak ilmuwan dan pusat-pusat ilmu berkembang pada masa ini, seperti Baitul Hikmah di Baghdad.
Hari/tanggal : Selasa, 28 Juli 2020 Guru Mapel/HP : Mahfut, M.Pd.I / 085646021981
MATERI BAB 1 BELAJAR “MENELUSURI JEJAK PERADABAN DINASTI ABBASIYAH”
Perkembangan Islam pada masa Dinasti Abbasiyah
Dalam setiap pemerintahan pada khususnya tentu memiliki perkembangan dan
kemajuan, sebagaimana halnya dalam pemerintahan yang dipegang oleh dinasti Abbasiyah. Dinasti ini mempunyai kemajuan bagi kelangsungan agama Islam, sehingga masa dinasti Abbasiyah ini dikenal dengan “The Golden Age of Islam”. Khilafah di Baghdad yang didirikan oleh Saffah dan Mansur mencapai masa keemasannya mulai dari Mansur sampai Wathiq dan yang paling jaya adalah periode Harun dan puteranya, Ma’mun. Istana khalifah Harun yang identik dengan megah dan penuh dengan kehadiran para pujangga, ilmuwan, dan tokoh-tokoh penting dunia. Dengan Harun tercatat buku legendaries cerita 1001 malam. Baik segi politik, ekonomi, dan budaya, periodenya tercatat sebagai The Golden Age of Islam. Adapun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh dinasti Bani Abbasiyah ialah sebagai berikut : 1. Administrasi Sebelum Abbasiyah, dalam pemerintahan pos-pos terpenting diisi oleh Bani Umayyah notabene bangsa Arab, namun pada masa Abbasiyah orang non-arab mendapat fasilitas dan menduduki jabatan strategis. Khalifah sebagai kepala pemerintahan, penguasa tertinggi sekaligus menguasai jabatan keagamaan, pemimpin sakral. Kalau pada masa Umayyah terdapat lima kementerian pokok, yang disebut diwan, maka di masa Abbasiyah kelima tersebut ditambah jumlahnya. Kelima kementerian tersebut ialah (1) Diwan al-jund (Departemen Pertahanan). (2) diwan al- Kharaj (Departemen Perpajakan). (3) Diwan al-Rasal (Departemen Persuratan). (4) Diwan al-khatam (Departemen Pos). (5) Diwan al-Barid (Departemen Perhubungan). Kelima diwan ini pada era Abbasiyah ada penambahan diwan di antaranya. (6) Diwan al-Azimah (Departemen Pengawasan Urusan Negara). (7) Diwan al-Nazri fi al-mazalim (Departemen Pembelaan Rakyat Tertindas). (8) Diwan al-Nafaqat (Departemen Pengawas Keuangan). (9) Diwan al-Sawafi (Departemen Pengurus Jenazah). (10) Diwan al-Diya (Departemen Kehakiman). (11) Diwan al-Sirr (Departemen Intelijen). Dan, (13) Diwan al-Tawqi’ (Departemen Tenaga Kerja). Diwan-diwan baru yang dibentuk pada periode Abbasiyah, antara lain, Diwan al-Syurtha (kepolisian). Demi kelancaran administrasi wilayah kekuasaan Abbasiyah dibagi dalam beberapa wilayah administrasi yang dapat disebut provinsi dan masing-masing provinsi yang dikepalai seorang Amir yang melaksanakan tugas khalifah dan bertanggung jawab kepadanya. 2. Sosial Philip Khore Hitti, bahwa para sejarawan Arab lebih berkonsentrasi pada persoalan Khalifah Abbasiyah, lebih mengutamakan persoalan politik dibandingkan dengan persoalan lain, yang menyebabkan mereka tidak begitu memberikan gambaran memadai tentang kehidupan sosial-ekonomi. Dengan adanya asimilasi, Aab-Mawali (muslim non-Arab) membawa dinasti ini kehilangan jati diri sebagai bangsa Arab menjadi bangsa majemuk. Untuk memperlancar proses pembaruan antara Arab dengan rakyat yang takluk sehingga, lembaga poligami, dan perdagangan budak terbukti efektif. Saat unsur Arab murni surut, orang Mawali dan anak-anak perempuan yang dimerdekakan, mulai menggantikan posisi mereka. Aristokrasi Arab mulai digantikan oleh hierarki pejabat yang mewakili berbagai bangsa, yang semula didominasi oleh Persia dan kemudian oleh Turki. 3. Kegiatan ilmiah Pada periode Abbasiyah adalah era baru dan identik dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Dari segi pendidikan, ilmu pengetahuan termasuk science, kemajuan peradaban, dan kultur pada zaman ini bukan hanya identik sebagai masa keemasan Islam, akan tetapi era ini mengukur dengan gemilang dalam kemajuan peradaban dunia. Sebelum Dinasti Abbasiyah, pusat kegiatan Dunia Islam selalu bermuara pada masjid. Masjid dijadikan centre of education (Pusat Pendidikan). Pada Dinasti Abbasiyah inilah mulai adanya pengembangan keilmuan dan teknologi diarahkan kedalam ma’had. Abad 10 Masehi disebut abad pembangunan daulah Islamiyah di mana dunia Islam, mulai dari Cordon di Spanyol sampai ke Multan di Pakistan, mengalami kemajuan di segala bidang, terutama dalam bidang berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dunia Islam, pada waktu itu dalam keadaan maju, jaya dan makmur. Di antara pusat-pusat ilmu pengetahuan dan filsafat yang terkenal ialah Damaskus, Alexandria, Qayrawan, Fustat, Kairo, al-Maadain, Jundeshahpur, dan lain- lain. Banyaknya cendekiawan yang diangkat menjadi pegawai pemerintahan dan istana para khalifah Abbasiyah, misalnya Mansur yang banyak mengangkat pegawai pemerintahan dan istana dari cendekiawan-cendekiawan Persia. Pribadi beberapa Khalifah terutama pada masa awal Abbasiyah seperti Mansur, Harun, dan Ma’mun adalah kutu buku dan sangat mencintai ilmu pengetahuan sehingga terpengaruh dalam kebijakannya yang banyak ditujukan kepada peningkatan ilmu pengetahuan. Selain itu semua, karena permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam semakin kompleks dan berkembang, oleh karena itu perlu dibuka ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang, khususnya ilmu-ilmu naqli seperti ilmu agama, bahasa, dan adab. Adapun ilmu aqli seperti kedokteran, Manthiq, olahraga, ilmu astronomi dan ilmu-ilmu yang lain telah dimulai oleh umat Islam dengan metode yang teratur. Kegiatan ilmiah di kalangan umat Islam, semasa Abbasiyah yang menandakan Islam memperoleh kemajuan di segala bidang. Adapun ilmu yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah terdiri dari perkembangan ilmu naqli (sumber dari Al-Qur’an dan Hadis) yaitu seperti ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu kalam,ilmu tasawuf, ilmu bahasa, ilmu fiqih, serta pembukuan kitab- kitab hukum. Sedangkan perkembangan ilmu aqli di antaranya ilmu kedokteran dan ilmu filsafat, dan lain lain. 4. Peran Pemerintah Pada masa kejayaan Islam banyak Khalifah mencintai dan mendukung penuh atas aktifitas mereka yang paling menonjol dan besar melalui penerjemahan yang merupakan kegiatan yang paling besar melalui penerjemahan yang merupakan kegiatan yang paling besar peranannya dalam mentransfer ilmu pengetahuan. Misalnya, Khalid ibn Yazid, seorang penguasa, pecinta ilmu yang memerintahkan kepada para cendekiawan Mesir atau yang tinggal di Mesir agar mereka menerjemahkan buku-buku tentang kedokteran, bintang, dan kimia yang berbahasa Ynani ke dalam bahasa arab. Demikian juga Khalifah Umar bin Khattab II menyuruh menerjemahkan buku-buku kedokteran kedalam bahsa arab. Pada 832 M, Ma’mun mendirikan Bait al-HIkmah di Baghdad sebagai akademi pertama, lengkap dengan teropong bintang, perpustakaan, dan lembaga penerjemahan. Kepala akademi ini yang pertama adalah Yahya Ibnu Musawaih (777– 857M) murid Gibril Ibnu Bakhtisyu, kemudian diangkat Hunain Ibnu Ishaq, murid Yahya sebagai ketua kedua. Sekitar akhir abad ke-10 M, kegiatan kaum muslim bukan hanya menerjemahkan, bahkan mulai memberikan syarahan (penjelasan), dan melkukan tahqiq (pengeditan). Dengan kepekaan mereka, hasil kritik dan analisis itu memancing lahirnya teori-teori baru sebagai hasil renungan mereka sendiri. Misalnya apa yang yang telah dilakukan oleh Muhammad ibnu Musa al-Khawarizmi dengan memisahkan Aljabar dari ilmu hisab yang pada akhirnya menjadi ilmu tersendiri secara sistematis. Pada masa inilah lahir karya-karya Ulama’ yang telah tersusun rapi. Semasa Abbasiyah muncul Ulama’-Ulama’ besar. Diantara kebanggaan zaman pemerintahan Abbasiyah adalah terdapatnya 4 imam yaitu Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad ibnu Hanbal, madzhab fiqih yang ulung ketika itu. Mereka merupakan para Ulama’ fiqih yang paling agung dan tiada bandingannya di dunia Islam. KEGIATAN BELAJAR DAN TUGAS 1 (SELASA, 28 JULI 2020)
1. Baca materi belajar diatas dengan baik!
2. Tulis kemajuan-kemajuan dinasti abbasiyah ! 3. Cari tokoh-tokoh ilmuwan yang muncul pada masa dinasti abbasiyah ini!