PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Bani Abasiah, kekuasaan dan kemajuan Islam
berkembang sangat pesat. Masa ini merupakan era keemasan Islam. Kemajuan yang
dicapai Khilafah Bani Abasiah mampu melampaui kemajuan Bani Umaiah. Rakyat
mengalami kemakmuran. Ilmu pengetahuan semakin maju. Infrastruktur pun
dibangun dengan megah. Tidak seperti Bani Umaiah yang selalu meluaskan wilayah
kekuasaan. Program kekuasaan Dinasti Bani Abasiah lebih banyak dalam
peningkatan kemajuan peradaban. Walaupun sempat melakukan penakluka suatu
wilayah, motivasinya bukan untuk memperluas wilayah.
Tanpa meniadakan tatanan yang telah ditinggalkan oleh Dinasti Bani
Umaiah, baik dalam pemerintahan, aspek ilmu pengetahuan, ekonomi . maupun
mereka dapatkan dari daerah taklukan. Tidak hanya harta rampasan perang, tetapi
juga kebudayaan serta pengembangan keilmuan dan pemikiran. Hal ini menjadikan
khazanah budaya dan pengetahuan Dinasti Abasiah juga mengalami perkembangan
yang luar biasa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Dinasti Bani Abasiah?
2. Bagaimana Kemajuan Islam Pada Masa Pemerintahan Bani Abasiah?
3. Dimana saja Pusat – pusat Peradaban Pemerintah Bani Abasiah?
4. Apa Ibrah dari Kemajuan Dinasti Bani Abasiah?
5. Apakah Kita Harus Mencintai Ilmu Pengetahuan?
6. Apakah Kita Harus Meneladani Tokoh – tokoh yang Berprestasi?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Dinasti Bani Abasiah
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Kemajuan Islam Pada Masa Pemerintahan Bani
Abasiah
3. Untuk Mengetahui Dimana saja Pusat – pusat Peradaban Pemerintah Bani
Abasiah
4. Untuk Mengetahui Ibrah dari Kemajuan Dinasti Bani Abasiah
5. Untuk Mencintai Ilmu Pengetahuan
6. Untuk Meneladani Tokoh – tokoh yang Berprestasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
9. Zubaidah (wanita yang ahli di bidang hukum tata Negara dan siasat militer)
10. Shalikhah shuhda (wanita yang ahli di bidang tata Negara, politik, hukum,
keamanan, dan pertahanan Negara)
11. Zainab Ummu al Muwayyid (wanita yang ahli di bidang hukum)
12. Ullayah (ahli di bidang musik)
1. Ilmu Kedokteran
Salah satu bidang yang sangat mendapatkan perhatian para Khalifah Bani
Abasiah adalah bidang kedokteran. Salah seorang yang mendapatkan keuntungan
dari kebijakan tersebut adalah Jibril bin Bakhtiarsyu. Ia merupakan dokter pribadi
Khalifah Harun ar-Rasyid, al Makmun, dan keluarga Barmark. Ia memiliki
penghasilan 88.800.000 dirham. Sebagai dokter pribadi ar – Rasyid, jibril
mendapatkan gaji 100 ribu dirham. Suatu ketika ia mendapatkan hadiah uang
sebesar 1.000 dirham karena jasanya memberikan obat penghacur makanan di usus.
Adapun ar Razi adalah salah satu dokter muslim terkemuka pada masanya. Dia
adalah penemu penyakit bisul dan cacar air (al judari wa al hashbah)).
Dalam bidang farmasi, Bani Abasiah membangun apotek, mendirikan
sekolah farmasi, dan menghasilkan ensiklopedia buku obat – obatan. Para dokter ini
telah menulis beberapa rumusan obat – obatan. Di antara yang berjasa atas
perumusan di bidang kedokteran adalah Jabir bin Hayyan sebagai “Bapak Kimia
Arab”, Ali at Thabari, ar Razi, Ali bin al Abbas al Majusi, dan Ibnu Sina.
2. Perekonomian
Pada masa Bani Abasiah, terjadi kemajuan di bidang perdagangan dan usaha
ekspor impor. Hasil industri yang diekspor adalah permadani, sutra, hiasan, kain
katun, satin, wol, sofa , perabot dapur atau rumah tangga, dan sebagainya.Pada masa
ini juga, muncul beberapa pelabuhan dan pusat perdagangan, seperti Damaskus,
Bashrah, Iskandariah, Jeddah, Antiok, Tushat, hingga Maroko.
3
Filsuf Islam pertama dalam dalam masa Dinasti Abasiah adalah al Kindi. Nama
lengkapnya Abu Yusuf bin Ishaq. Ia disebut dengan “Bapak Filsuf Arab”. Ia juga
dikenal sebagai murid pertama dan terakhir Aristoteles.
Al Farabi adalah filsuf ternama sesudah al Kindi. Ia menulis banyak buku,
seperti psikologi, politik dan metafisika. Salah satu judul bukunya adalah Risalah
Fushush al Hakim (Risalah Mutiara Hikmah) dan Risalah fi Ara Ahl al Madinah al
Fadhilah (Risalah tentang Pendapat Penduduk Kota Ideal)
6. Fisika
Dibidang fisika ilmuan – ilmuan Islam tidak ketinggalan untuk melahirkan
banyak karya, diantaranya yang paling dikenal adalah Abu Raihan Muhammad al
Biruni. Ia adalah penemu teori bahwa bumi berputar sesuai poros dan berputar
mengelilingi matahari. Ia juga menemukan teori kecepatan suara dan cahaya. Selain
itu, ia mampu menemukan teori untuk menentukan berat dan kepadatan 18 macam
batu mulia dan logam.
7. Kajian Geografi
Al Khawarizmi menyusun karyanya, yaitu Surah al Ardh (gambar/peta
bumi). Ada juga seorang ahli geografi dan arkeologi, yaitu al Hasan bin Ahmad al
Hamdani yang membuat karya al Iklil dan Shifah Jazirah al Arab bin Abdullah al
Hamawi adalah seorang ahli geografi terkenal pada masanya. Ia menulis kamus
geografi Mu’jam al Buldan dan Mu’jam al Udaba.
8. Kajian Historiografi
Ilmu sejarah ini didalami beberapa ilmuan yang berhasil melahirkan karya –
karya besar. Mereka adalah Abi Ja’far bin Muhammad bin Ja’far bin Jarir at Tabari
bin Kardazabah dengan karyanya al Masalik wa al Mamalik, Ibnu Fadlan dengan
karyanya al Muqaddasi, dan Ahmad bin al Yakubi. Pada masa ini, ilmu sejarah
ditulis secara lengkap. Tema – tema yang ditulis berupa legenda, tradisi, biografi,
genealogi, dan narasi. Ada pula yang menulis sejarah sesuai dengan temanya saja.
Pada masa ini yang menggunakan metode demikian adalah Abu Hasan Ali al
Mas’Udi. Ia dijuluki Herodotus bangsa Arab. Ia menulis sejarah berdasarkan
dinasti, raja dan masyarakatnya.
9. Ilmu Optik
Bidang ini menghasilkan karya tentang optik yang masih dipakai hingga
kini. Ilmuan terbesar pada bidang ini adalah Ibnu al Haitsam yang memberikan
kesimpulan bahwa bendalah yang mengirimkan cahaya ke mata.
Mereka adalah :
a. Imam Abu Hanifah (700-767 M) dengan mazhab Hanafinya
b. Imam Malik bin Anas (713-795 M) dengan mazhab Malikinya
c. Imam asy Syafi’I (767-820 M) dengan mazhab Syafi’inya
d. Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M) dengan mazhab Hanbalinya
6
Dalam perkembangannya, tafsir bir ra’yi memiliki banyak macamnya. Hal
ini dikarenakan cara dalam menggunakan tekanannya berbeda – beda. Ada yang
lebih menekankan kepada corak filsafat, tasawuf, bahkan mazhab.
2. Bangunan – bangunan
Bangunan di bangun dengan pahatan – pahatan yang memiliki nilai seni yang
sangat tinggi. Selain itu, terdapat juga ukiran – ukiran kaligrafi dengan lafal Al –
Qur’an yang menghiasi setiap dinding bangunan masjid dan perpustakaan.
7
3. Kerajinan
Dalam bidang kerajinan, penguasa Dinasti Abasiah memberikan modal kepada
para perusahaan kecil untuk membangun kerajinan border, brukat, karpet,
sajadah, sutra, bahan – bahan bersulam, lukisan – lukisan, dan busana. Dengan
demikian, para khalifah telah memberdayakan usaha kecil untuk maju dan
menciptakan industri kecil menjadi besar.
4. Seni suara
Pada masa Dinasti Abasiah, seni suara dan msuik merupakan kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, music dianggap sebagai sesuatu yang harus ada
dalam kehidupan. Tidak hanya para pejabat yang menikmati msuik, tetapi rakyat
kecil pun dapat menikmatinya. Untuk itu, terdapat banyak pabrik yang
memproduksi alat – alat music. Selain itu, banyak puladibangun sanggar tari dan
tarik suara yang didukung dengan syair – syair para sastrawan, tarian, music dan
penyanyi. Banyak seniman yang lahir pada masa itu, diantaranya Ibnu Bajjah, al
Zalal, al Zuman , Abu Nawas dan lain – lain
2. Samara
Pada masa kHalifah al Mu’tashim ibu kota dipindahkan dari Bagdad ke
Samarra. Hal ini dikarenakan pada waktu itu terjadi kerusuhan antara penduduk
Bagdad dengan warga etnis Turki. Ketika Samarra menjadi Ibu kKota, khalifah
menginstruksikan untuk membangun infrastruktur yang tidak kalah megah
dengan bangunan – bangunan di Bagdad. Salah satu bangunan terkenal yang
berhasil didirikan di kota ini adalah Masjid Agung Samarra. Bangunan ini
didirikan sekitar tahun 833 – 842 H oleh al Mutawakkil, khalifah Bani Abasiah
yang ke-10. Masjid ini memiliki arsitektur unik dan bernilai seni. Pada
zamannya, masjid ini menjadi masjid terbesar yang pernah ada.
8
3. Kairo
Di Kota Kairo dibuat system irigasi Nilometer yang berfungsi untuk
mengatur distribusi air ke lahan pertanian. Nilometer juga berfungsi untuk
menentukan pembayaran pajak seseorang yang memiliki lahan kepada
pemerintah. Bentuk alat ini berupa bangunan beratap kubah. Diatasnya terdapat
beberapa jendela yang berderet. Alat ukur pengairan terletak dibawah tanah
yang dalamnya 12 meter. Dengan alat ini, dapat dideteksi suplai air yang akan
melewati masyarakat Kairo dan Sungai Nil sehingga bisa diketahui apakah
terjadi banjir atau tidak.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinasti Bani Abasiah mampu memajukan Islam dalam berbagai hal. Bidang
– bidang seperti politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, kesejahteraan, dan sebagainya
diatur dan ditata dengan baik oleh para khalifah. Hal ini disebabkan karena agama
Islam dijalankan secara sempurna. Dinasti Bani Abasiah mampu membangun dan
memajukan peradaban Islam. Salah satu bidang yang sangat penting bagi para
penguasa Bani Abasiah adalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang
mengalami kemajuan pesat adalah agama, filsafat, astronomi, kedokteran, kimia dan
sejarah.
Kemajuan yang dicapai Khilafah Bani Abasiah mampu melampaui
kemajuan Bani Umaiah. Rakyat mengalami kemakmuran. Pada bidang
perekonomian system irigasi sangat maju, sehingga panen terjadi beberapa kali
dalam setahun. Hasil pertambangan, seperti emas, perak, tembaga, dan besi
melimpah. Infrastruktur dibangun dengan mudah. Beberapa rumah sakit, sekolah –
sekolah, lembaga pendidikan dokter, lembaga pendidikan farmasi, dan tempat –
tempat sosial dibangun untuk kepentingan rakyat. Pemandian – pemandian umum
juga dibangun. Kesejahteraan rakyat di bidang sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan serta kekusastraan terjamin dengan baik oleh
khalifah.
Pembangunan Kota Bagdad pertama kali dilakukan oleh Khalifah Abu Ja’far
al Manshur. Pada masa Khalifah al Mu’tashim ibu kota dipindahkan dari Bagdad ke
Samarra. Hal ini dikarenakan pada waktu itu terjadi kerusuhan antara penduduk
Bagdad dengan warga etnis Turki. Ketika Samarra menjadi ibu kota, khalifah
menginstruksikan untuk membangun infrastruktur yang tidak kalah dengan
bangunan – bangunan di Bagdad.
Kita sebagai orang islam harus bangga dengan adanya sejarah mengenai
Dinasti Abasiah. Bangga Karen Islam pada masa itu sangat maju dan tidak dapat
ditandingi oleh peradaban agama manapun. Umat Islam harus memiliki wawasan
yang luas, seperti para ilmuan Dinasti Abasiah. Umat Islam juga harus menciptakan
system ekonomi yang baik agar masyarakat dapat hidup dengan tentram dan layak.
Ilmu pengetahuan adalah modal untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan. Para
tokoh di masa khilafah telah berjuang melahirkan hasil karya di bidang ilmu
pengetahuan. Hasil karya mereka berguna bagi agama dan bangsa.
B. Uji Kompetensi
1. Penerjemahan buku – buku Yunani dimulai pada masa ….
a. Abu Abbas ash Shaffah
b. Harun ar-Rasyid
c. Al Mutawakkil
d. Al Mu’tashim
e. Al Mu’taz
11
2. Salah satu tokoh ilmu kalam dari kalangan muktazilan yang lahir pada masa
kekuasaan Dinasti Bani Abasiah adalah ….
a. Abu al Huzail al Allaf
b. Abul Hasan al Asy’ari
c. Abu Musa al Asy’ari
d. Abu Ja’far al Maturidi
e. Abu Barakar as Syibli
4. Di bidang hukum Islam, Dinasti Bani Abasiah telah melahirkan beberapa tokoh
terkemuka. Salah satu di antaranya ialah ….
a. Ibnu Sina
b. Al Farabi
c. Junayd al Bagdadi
d. Imam Syafi’i
e. Abul Hasan al Asy’ari
5. Salah satu kota peradaban pada masa Dinasti Bani Abasiah adalah ….
a. Bagdad
b. Kufah
c. Basrah
d. Cordova
e. Isybili
12
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Sejarah dengan
judul "PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PERADABAN PADA
MASA BANI ABASIAH” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan.......................................................................2
B. Kemajuan di Berbagai Aspek.............................................................................7
C. Pusat – pusat Peradaban Pemerintah Bani Abasiah............................................8
D. Ibrah dari Kemajuan Dinasti Bani Abasiah........................................................9
E. Mencintai Ilmu Pengetahuan..............................................................................9
F. Meneladani Tokoh – tokoh yang Berprestasi.....................................................9
ii