Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Bani Abasiah, kekuasaan dan kemajuan Islam
berkembang sangat pesat. Masa ini merupakan era keemasan Islam. Kemajuan yang
dicapai Khilafah Bani Abasiah mampu melampaui kemajuan Bani Umaiah. Rakyat
mengalami kemakmuran. Ilmu pengetahuan semakin maju. Infrastruktur pun
dibangun dengan megah. Tidak seperti Bani Umaiah yang selalu meluaskan wilayah
kekuasaan. Program kekuasaan Dinasti Bani Abasiah lebih banyak dalam
peningkatan kemajuan peradaban. Walaupun sempat melakukan penakluka suatu
wilayah, motivasinya bukan untuk memperluas wilayah.
Tanpa meniadakan tatanan yang telah ditinggalkan oleh Dinasti Bani
Umaiah, baik dalam pemerintahan, aspek ilmu pengetahuan, ekonomi . maupun
mereka dapatkan dari daerah taklukan. Tidak hanya harta rampasan perang, tetapi
juga kebudayaan serta pengembangan keilmuan dan pemikiran. Hal ini menjadikan
khazanah budaya dan pengetahuan Dinasti Abasiah juga mengalami perkembangan
yang luar biasa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Dinasti Bani Abasiah?
2. Bagaimana Kemajuan Islam Pada Masa Pemerintahan Bani Abasiah?
3. Dimana saja Pusat – pusat Peradaban Pemerintah Bani Abasiah?
4. Apa Ibrah dari Kemajuan Dinasti Bani Abasiah?
5. Apakah Kita Harus Mencintai Ilmu Pengetahuan?
6. Apakah Kita Harus Meneladani Tokoh – tokoh yang Berprestasi?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Dinasti Bani Abasiah
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Kemajuan Islam Pada Masa Pemerintahan Bani
Abasiah
3. Untuk Mengetahui Dimana saja Pusat – pusat Peradaban Pemerintah Bani
Abasiah
4. Untuk Mengetahui Ibrah dari Kemajuan Dinasti Bani Abasiah
5. Untuk Mencintai Ilmu Pengetahuan
6. Untuk Meneladani Tokoh – tokoh yang Berprestasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Dinasti Bani Abasiah mampu membangun dan memajukan dan memajukan
peradaban Islam. Salah satu bidang yang sangat penting bagi para penguasa Bani
Abasiah, yaitu ilmu pengetahuan. Pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid
penerjemahan buku – buku dari berbagai bahasa dilakukan dengan gencar. Khalifah
menggaji penerjemah buku – buku Yunani dengan harga tinggi. Pada masa ini, ibu
kota Bagdad menjadi pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta kesusastraan
berada pada zaman keemasannya. Ilmu – ilmu agama hingga ilmu – ilmu umum
berkembang sangat pesat. Pada masa ini muncul empat imam mazhab yang
melahirkan pola piker istimbat hukum Islam. Mereka adalah Imam Abu Hanifah
(700 – 767 M), Imam Malik bin Annas (713 – 795 M), Imam Syafi’i (767 – 820 M),
dan Imam Ahmad bin HanBal (780 – 855 M). mereka adalah pelopor mazhab dalam
ilmu fikih.
Adapun ilmu teologi pada masa ini perkembangannya semakin sempurna.
Lahir beberapa tokoh, seperti Abu Al Huzail Al Allaf (135-235 H/752-849 M) dan
an Nazzam (185-221 H/801 – 835 M). mereka berdua adalah perumus pemikiran
aliran Muktazilah. Ada pula Abul Hasan al Asy’ari (873 – 935 M) yang menggagas
pemikiran Ahlussunah wal Jama’ah (Suni).
Di bidang sains lahir beberapa tokoh, seperti Al Fazari yang terkenal dengan
sebutan Bapak Astronomi Islam. Dialah yang pertama kali menyusun astrolobe.
Ada juga nama al Faghari. Dia seorang ahli astronomi yang dikenal di Eropa dengan
nama al Faragnus. Dibidang kedokteran dikenal nama ar Razi dan Ibnu Sina. Ar
Razi adalah tokoh yang membedakan antara penyakit cacar dan campak (measles).
Dia juga orang yang pertama menyusun buku tentang kedokteran anak. Adapaun
Ibnu Sina adalah orang yang berhasil menemukan system peredaran darah pada
manusia. Karyanya yang terkenal adlaah al Qanun fi at Thib. Buku ini berisi tentang
ensiklopedia kedokteran.
Dalam bidang optic terdapat nama Abu Ali al Hasan bin al Haytam. Di
Eropa dia dikenal dengan nama al Hazen. Ada juga Jabir bin Hayyan seorang ahli
fisika. Di eropa dia terkenal dengan nama Geber. Dia berpendapat bahwa logam,
seperti timah, besi dan tembaga dapat diubah menjadi emas atau perak dengan
mencampurkan zat tertentu.
Adapun di bidang matematika mencuat nama Muhammad bin Musa al
Khawarizmi (a Garitm). Dia sangat mahir dalam bidang matematika dan astronomi.
Dia adalah pencipta ilmu aljabar. Di bidang sejarah masyhur satu nama, yaitu al
Mas’Udi. Dia adalah ahli geografi dan sejarah. Karyanya adalah Muruj al Zahab wa
ma’adin al Jawahir, sedangkan dalam bidang filsafat terkenal nama – nama, seperti
al Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd.
Berikut ini tokoh – tokoh lain yang terkenal dalam perkembangan beberapa bidang
ilmu pengetahuan, yaitu :
1. Al Kindi (Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak al Kindi) ahli filsafat.
2. Al Farabi (Abu Nashar Muhammad bin Muhammad bin ‘Uzlaq bin Twirkhan al
Farabi) ahli filsafat.
2
3. Al Ghazali (Abu Hamid Muhammad al Ghazali) ahli hukum, filsafat, kimia,
fisika dan Islam.
4. Ibnu Bajjah (Abu Bakar Muhammad bin Yahya) ahli ilmu jiwa, ilmu akhlak,
filsafat dan Kimia.
5. Ibnu Khaldun ahli sosiologi , antropologi, filsafat dan hukum islam.
6. Ibnu Haitam ahli optik, fisika dan matematika.
7. Kahizura (wanita yang ahli di bidang politik,tata Negara dan hukum)
8. Ulayyah (wanita yang ahli di bidang hukum tata Negara dan siasat militer)

9. Zubaidah (wanita yang ahli di bidang hukum tata Negara dan siasat militer)
10. Shalikhah shuhda (wanita yang ahli di bidang tata Negara, politik, hukum,
keamanan, dan pertahanan Negara)
11. Zainab Ummu al Muwayyid (wanita yang ahli di bidang hukum)
12. Ullayah (ahli di bidang musik)

Adapun ilmu pengetahuan yang mengalami kemajuan sangat pesat di antaranya


agama, filsafat, astronomi, kedokteran, kimia dan sejarah.

1. Ilmu Kedokteran
Salah satu bidang yang sangat mendapatkan perhatian para Khalifah Bani
Abasiah adalah bidang kedokteran. Salah seorang yang mendapatkan keuntungan
dari kebijakan tersebut adalah Jibril bin Bakhtiarsyu. Ia merupakan dokter pribadi
Khalifah Harun ar-Rasyid, al Makmun, dan keluarga Barmark. Ia memiliki
penghasilan 88.800.000 dirham. Sebagai dokter pribadi ar – Rasyid, jibril
mendapatkan gaji 100 ribu dirham. Suatu ketika ia mendapatkan hadiah uang
sebesar 1.000 dirham karena jasanya memberikan obat penghacur makanan di usus.
Adapun ar Razi adalah salah satu dokter muslim terkemuka pada masanya. Dia
adalah penemu penyakit bisul dan cacar air (al judari wa al hashbah)).
Dalam bidang farmasi, Bani Abasiah membangun apotek, mendirikan
sekolah farmasi, dan menghasilkan ensiklopedia buku obat – obatan. Para dokter ini
telah menulis beberapa rumusan obat – obatan. Di antara yang berjasa atas
perumusan di bidang kedokteran adalah Jabir bin Hayyan sebagai “Bapak Kimia
Arab”, Ali at Thabari, ar Razi, Ali bin al Abbas al Majusi, dan Ibnu Sina.

2. Perekonomian
Pada masa Bani Abasiah, terjadi kemajuan di bidang perdagangan dan usaha
ekspor impor. Hasil industri yang diekspor adalah permadani, sutra, hiasan, kain
katun, satin, wol, sofa , perabot dapur atau rumah tangga, dan sebagainya.Pada masa
ini juga, muncul beberapa pelabuhan dan pusat perdagangan, seperti Damaskus,
Bashrah, Iskandariah, Jeddah, Antiok, Tushat, hingga Maroko.

3. Perkembangan Filsafat Islam


Ilmu filsafat mengalami masa keemasan dengan lahirnya tokoh – tokoh,
seperti al Kindi, Ibnu Bajjah, al Farabi dan Ibnu Sina (yang juga ahli dalam bidang
kedokteran).

3
Filsuf Islam pertama dalam dalam masa Dinasti Abasiah adalah al Kindi. Nama
lengkapnya Abu Yusuf bin Ishaq. Ia disebut dengan “Bapak Filsuf Arab”. Ia juga
dikenal sebagai murid pertama dan terakhir Aristoteles.
Al Farabi adalah filsuf ternama sesudah al Kindi. Ia menulis banyak buku,
seperti psikologi, politik dan metafisika. Salah satu judul bukunya adalah Risalah
Fushush al Hakim (Risalah Mutiara Hikmah) dan Risalah fi Ara Ahl al Madinah al
Fadhilah (Risalah tentang Pendapat Penduduk Kota Ideal)

4. Astronomi dan Matematika


Ilmu astronomi yang dahulu identic dengan ilmu sihir dan ramal – meramal
telah dibersihkan pada masa ini. Lahir beberapa ilmuan Islam, seperti Ali bin Isa al
Asturabi, al Tusi, Muhammad bin Ibrahim al Farazi, Ya’qub bin Thariq,
Muhammad bin Umar al Balkhi dengan karyanya al Madhal al Kabir, al Batani
dengan karyanya az Zaij as Shabi, Abu Hasan Ali dengan karyanya an Nur wa Zul
Mahrajan, Umar Khayam, dan al Farghani yang membuat ringkasan ilmu astronomi
yang diterjemahkan dalam bahasa latin oleh Gerard dari Cremonia dan Johanes
Hispalensis. Adapun al Fazari mampu membuat alat pengukur ketinggian bintang.
Sementara itu di bidang matematika, banyak ilmuan matematika yang lahir
pada masa ini, seperti Ibnu Tsabit, Ismail bin Abbas, al Fazari, Abbas al Hasib dan
yang paling terkenal dan masih terpakai ilmunya hingga saat ini adalah Al
Khawarizmi. Orang Barat menyebutnya dengan al Garitm. Ia adalah pencipta ilmu
aljabar dan konsep logaritma. Muhammad bin Musa al Khawarizmi adalah tokoh
utama dalam kajian matematika Arab. Ia telah berhasil menjadinya matematika
sebagai ilmu pengetahuan monumental di masa khilafah Abasiah. Ia menulis karya
tertua tentang aritmatika. Salah satu karyanya adalah Hisab al Jahr wa al
Muqabalah.
Pada masa ini, astronomi dan matematika sangat diminati berbagai
kalangan. Khalifah al Makmun sendiri mencintai kedua ilmu ini. Ia pernah
menghitung luas permukaan bumi dengan matematika. Tujuannya untuk
menentukan ukuran bumi. Setelah diteliti, ternyata bumi memiliki panjang lingkar
20.400 mil dan berdiameter 6.500 mil.

5. Perkembangan dalam Bidang Kimia


Bidang ini mencapai kemajuan dengan lahirnya tokoh – tokoh besar, seperti
Abu Bakar ar Razi dan Jabir bin Hayyan yang dikenal Barat dengan nama Geber
(721 – 815 M). Jabir bin Hayyan mampu membuat emas dari pasir. Ada pula tokoh
lain yang mengembangkan ilmu kimia, salah satunya at Tuqrai.
Jabir bin Hayyan adalah Bapak Kimia. Ia telah menulis berbagai karya
diantaranya Kitab al Rahmah (Buku Cinta), Kitab Al Tajmi (Buku tentang
Konsentrasi), dan al Zi’baq al Syarqi (Air Raksa Timur).

6. Fisika
Dibidang fisika ilmuan – ilmuan Islam tidak ketinggalan untuk melahirkan
banyak karya, diantaranya yang paling dikenal adalah Abu Raihan Muhammad al
Biruni. Ia adalah penemu teori bahwa bumi berputar sesuai poros dan berputar
mengelilingi matahari. Ia juga menemukan teori kecepatan suara dan cahaya. Selain
itu, ia mampu menemukan teori untuk menentukan berat dan kepadatan 18 macam
batu mulia dan logam.

7. Kajian Geografi
Al Khawarizmi menyusun karyanya, yaitu Surah al Ardh (gambar/peta
bumi). Ada juga seorang ahli geografi dan arkeologi, yaitu al Hasan bin Ahmad al
Hamdani yang membuat karya al Iklil dan Shifah Jazirah al Arab bin Abdullah al
Hamawi adalah seorang ahli geografi terkenal pada masanya. Ia menulis kamus
geografi Mu’jam al Buldan dan Mu’jam al Udaba.

8. Kajian Historiografi
Ilmu sejarah ini didalami beberapa ilmuan yang berhasil melahirkan karya –
karya besar. Mereka adalah Abi Ja’far bin Muhammad bin Ja’far bin Jarir at Tabari
bin Kardazabah dengan karyanya al Masalik wa al Mamalik, Ibnu Fadlan dengan
karyanya al Muqaddasi, dan Ahmad bin al Yakubi. Pada masa ini, ilmu sejarah
ditulis secara lengkap. Tema – tema yang ditulis berupa legenda, tradisi, biografi,
genealogi, dan narasi. Ada pula yang menulis sejarah sesuai dengan temanya saja.
Pada masa ini yang menggunakan metode demikian adalah Abu Hasan Ali al
Mas’Udi. Ia dijuluki Herodotus bangsa Arab. Ia menulis sejarah berdasarkan
dinasti, raja dan masyarakatnya.

9. Ilmu Optik
Bidang ini menghasilkan karya tentang optik yang masih dipakai hingga
kini. Ilmuan terbesar pada bidang ini adalah Ibnu al Haitsam yang memberikan
kesimpulan bahwa bendalah yang mengirimkan cahaya ke mata.

10. Ilmu Bahasa dan Sastra


Terdapat beberapa factor yang menyebabkan berkembangnya dunia sastra
pada masa Dinasti Bani Abasiah, yaitu stabilitas politik, kemajuan sector ekonomi,
berkembangnya system pendidikan dan meningkatnya semangat perkembangan
ilmu pengetahuan, popularitas para sastrawan, serta kualitas karya sastra yang
dihasilkan. Para ilmuan bahasa dan sastra yang terkenal pada masa ini adalah Imam
Syibawaihi, Ibnu Muqafa, dan Abu Nawas.

11. Bidang Hukum Islam


Di bidang hukum Islam, lahir beberapa fukaha yang memiliki mazhab
dengan pengikut yang sangat banyak. Mazhab mereka hingga kini masih eksis, dan
hasil dari buah pemikiran (Ijtihad) para ahli (mujtahid) tersebut menjadi acuan
untuk mengambil keputusan hukum.

Mereka adalah :
a. Imam Abu Hanifah (700-767 M) dengan mazhab Hanafinya
b. Imam Malik bin Anas (713-795 M) dengan mazhab Malikinya
c. Imam asy Syafi’I (767-820 M) dengan mazhab Syafi’inya
d. Imam Ahmad bin Hanbal (780-855 M) dengan mazhab Hanbalinya

12. Bidang Ilmu Kalan


Dibidang ilmu kalam lahir beberapa ulama terkenal beserta mazhabnya, yaitu:
a. Washil bin Atha (muktazilah)
b. Abul Hasan al Asy’ari (ahlussunah wal jamaah)
c. Al Baqillani (ahlussunah wal jamaah)
d. Al Juwaini (ahlussunah wal jamaah)
e. Al Maturidi (ahlussunah wal jamaah)
f. Abu Huzail al Allaf (ahlussunah wal jamaah)

13. Bidang Tasawuf


Dibidang tasawuf lahir beberapa tokoh terkemuka, yaitu :
a. Syekh Abu Yazid al Bustami
b. Junayd al Bagdadi
c. Husain bin Manshur al Hallaj
d. Zun Nun al Mishri
e. Muhammad al Ghazali
f. Ahmad al Ghazali
g. Abdul Qadir al Jaelani
h. Abdurrahman as Salami
i. Ainul Qudlat al Hamadzani
j. Abul Hasan Ali as Syadzili
k. Al Qusyairi
l. Sirri as Saqathi

14. Ilmu Tafsir Al – Qur’an


Ilmu tafsir terbagi dalam dua bagian, yaitu tafsir bil ma’tsur dan tafsir bir ra’yi.
Adapun para ulama yang ahli dalam bidang tafsir bil ma’tsur antara lain:
a. Ibnu Jarir at Tabari
b. Ibnu Atiyah al Andalusy yang memiliki nama asli Abu Muhammad Abdul Haq
bin Atiyah
c. A Sudi
d. Muqatil bin Sulaiman
e. Muhammad bin Ishaq
Disamping itu, para ulama yang ahli dalam tafsir bir ra’yi, yaitu :
a. Abu Bakar Asam
b. Abu Muslim Muhammad bin Bihr Isfahani
c. Ibnu Jar Al Asadi
d. Abu Yunus Abdussalam

6
Dalam perkembangannya, tafsir bir ra’yi memiliki banyak macamnya. Hal
ini dikarenakan cara dalam menggunakan tekanannya berbeda – beda. Ada yang
lebih menekankan kepada corak filsafat, tasawuf, bahkan mazhab.

15. Bidang Hadis


Dibidang hadis, muncul para ahli hadis yang termasyhur, yaitu :
a. Imam Bukhari dengan karyanya Sahih al Bukhari.
b. Imam Muslim, dengan karyanya Sahih Muslim
c. Ibnu Majah, dengan karyanya Sunan Ibnu Majah
d. Abu Dawud, dengan karyanya Sunan Abu Dawud
e. Imam Tirmidzi, dengan karyanya Sunan at Tirmidzi
f. Imam Nasa’I dengan karyanya Sunan an Nasa’i

B. Kemajuan di Berbagai Aspek


Pada masa pemerintahan Bani Abasiah, kekuasaan dan kemajuan Islam
berkembang sangat pesat. Masa ini merupakan masa keemasan Islam. Kemajuan
yang dicapai Khilafah Bani Abasiah mampu melampaui kemajuan Bani Umaiah.
Rakyat mengalami kemakmuran. Pada bidang pertanian system irigasi sangat maju
sehingga panen terjadi beberapa kali dalam setahun. Hasil pertambangan, seperti
emas, perak, tembaga dan besi sangat melimpah ruah.
Infrastruktur dibangun dengan mudah. Rumah sakit, sekolah – sekolah ,
lembaga pendidikan dokter, lembaga pendidikan farmasi, dan tempat – tempat
sosial dibangun untuk kepentingan rakyat. Kesejahteraan rakyat di bidang sosial,
kesehatan , pendidikan, ilmu pengetahuan , kebudayaan dan kesusastraan terjamin
dengan baik oleh khalifah.
Dalam bidang agama, banyak dai dikirim ke negeri – negeri yang sangat
jauh, diantaranya Asia Kecil hingga Asia Tenggara. Ilmu pengetahuan agama pun
berkembang dan maju. Kebebasan berpikir sangat dianjurkan. Banyak
bermuunculan mujtahid yang melahirkan fatwa – fatwa hukum. Tidak hanya
hukum, filsafat dan teknologi serta ilmu pengetahuan lain juga berkembang sangat
pesat.
Berikut beberapa kemajuan yang dicapai Dinasti Abasiah,
1. Seni Rupa
Seni rupa adalah factor yang sangat penting bagi pembangunan infrastruktur
Bani Abasiah. Hal ini dibuktikan dari banyaknya bangunan yang dibangun
dengan nilai seni yang sangat tinggi . nilai seni ini tidak hanya ada di gedung –
gedung teater, tetapi juga terdapat di gedung – gedung pemerintahan, istana
khalifah, masjid – masjid, bahkan sekolah – sekolah dan perguruan tinggi.
Selain itu, di sekitar gedung – geudng Negara dibangun taman – taman indah,
tempat pemandian, tempat olahrga, tempat berburu, laboratorium, serta
perpustakaan.

2. Bangunan – bangunan
Bangunan di bangun dengan pahatan – pahatan yang memiliki nilai seni yang
sangat tinggi. Selain itu, terdapat juga ukiran – ukiran kaligrafi dengan lafal Al –
Qur’an yang menghiasi setiap dinding bangunan masjid dan perpustakaan.
7
3. Kerajinan
Dalam bidang kerajinan, penguasa Dinasti Abasiah memberikan modal kepada
para perusahaan kecil untuk membangun kerajinan border, brukat, karpet,
sajadah, sutra, bahan – bahan bersulam, lukisan – lukisan, dan busana. Dengan
demikian, para khalifah telah memberdayakan usaha kecil untuk maju dan
menciptakan industri kecil menjadi besar.

4. Seni suara
Pada masa Dinasti Abasiah, seni suara dan msuik merupakan kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, music dianggap sebagai sesuatu yang harus ada
dalam kehidupan. Tidak hanya para pejabat yang menikmati msuik, tetapi rakyat
kecil pun dapat menikmatinya. Untuk itu, terdapat banyak pabrik yang
memproduksi alat – alat music. Selain itu, banyak puladibangun sanggar tari dan
tarik suara yang didukung dengan syair – syair para sastrawan, tarian, music dan
penyanyi. Banyak seniman yang lahir pada masa itu, diantaranya Ibnu Bajjah, al
Zalal, al Zuman , Abu Nawas dan lain – lain

Kemajuan – kemajuan yang dialami Dinasti Abasiah tidak terlepas dan


kecintaan para khalifah terhadap ilmu pengetahuan dan seni. Semuanya dapat
tercapai karena memiliki kestabilan politik dan ekonomi. Dengan demikian,
lahir berbagai macam gagasan dan ide untuk memajukan bangsa.

C. Pusat – Pusat Peradaban Pemerintah Bani Abasiah


1. Bagdad
Bagdad adalah Ibu Kota Dinasti Bani Abasiah. Kota ini terletak di antara
Sungai Tigris dan Eufrat. Dahulu kota ini dikuasai oleh Yunani, Persia dan
Romawi. Bani Abasiah menjadikan Bagdad sebagai Ibu Kota karena lokasinya
yang sangat strategis. Pembangunan Kota Bagdad pertama kali dilakukan oleh
Khalifah Abu Ja’far al Manshur. Pada masa kekuasaan Harun ar – Rasyid
berdiri baitulhikmah yang berfungsi sebagai lembaga pusat pengetahuan. Dari
lembaga ini, lahir beberapa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan.

2. Samara
Pada masa kHalifah al Mu’tashim ibu kota dipindahkan dari Bagdad ke
Samarra. Hal ini dikarenakan pada waktu itu terjadi kerusuhan antara penduduk
Bagdad dengan warga etnis Turki. Ketika Samarra menjadi Ibu kKota, khalifah
menginstruksikan untuk membangun infrastruktur yang tidak kalah megah
dengan bangunan – bangunan di Bagdad. Salah satu bangunan terkenal yang
berhasil didirikan di kota ini adalah Masjid Agung Samarra. Bangunan ini
didirikan sekitar tahun 833 – 842 H oleh al Mutawakkil, khalifah Bani Abasiah
yang ke-10. Masjid ini memiliki arsitektur unik dan bernilai seni. Pada
zamannya, masjid ini menjadi masjid terbesar yang pernah ada.

8
3. Kairo
Di Kota Kairo dibuat system irigasi Nilometer yang berfungsi untuk
mengatur distribusi air ke lahan pertanian. Nilometer juga berfungsi untuk
menentukan pembayaran pajak seseorang yang memiliki lahan kepada
pemerintah. Bentuk alat ini berupa bangunan beratap kubah. Diatasnya terdapat
beberapa jendela yang berderet. Alat ukur pengairan terletak dibawah tanah
yang dalamnya 12 meter. Dengan alat ini, dapat dideteksi suplai air yang akan
melewati masyarakat Kairo dan Sungai Nil sehingga bisa diketahui apakah
terjadi banjir atau tidak.

D. Ibrah dari Kemajuan Dinasti Bani Abasiah


Islam menguasai peradaban pada masa Dinasti Bani Abasiah. Ketika itu,
Dinasti Abasiah mampu memajukan Islam dalam berbagai hal. Politik, ekonomi ,
ilmu pengetahuan, kesejahteraan, dan sebagainya tersusun serta tertata dengan baik
oleh para khalifah. Hal ini karena agama Islam dijalankan secara sempurna.
Berawal dari Al – Qur’an dan hadis, para ilmuan Islam mencoba untuk menggali
apa yang terkandung pada dua hal tersebut. Karena Islam adalah agama yang
menghargai ilmu pengetahuan, para pemeluknya harus ikut mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan hal itu, ilmu pengetahuan mengalami
kemajuan yang pesat. Apabila ilmu pengetahuan sudah dikuasai, peradaban pun
akan dapat dikuasai. Begitu juga dengan para penguasa saat ini. Mereka harus
meniru apa yang telah dilakukan para khalifah terdahulu dalam menciptakan
peradaban Islam. Para penguasa harus berbuat adil, jujur, menyejahterakan rakyat,
dan berpegang teguh pada Al – Qur’an dan hadis. Jika mereka berbuat demikian,
rakyat akan patuh pada penguasa. Selain itu, antara rakyat dan penguasa memiliki
hubungan yang baik. Hal inilah yang tergambar dari kehidupan pada masa Bani
Abasiah.

E. Mencintai Ilmu Pengetahuan


Kehidupan pada masa Dinasti Bani Abasiah harus dijadikan contoh bagi kita
sebagai umat muslim Indonesia. Jika kita ingin menjadi umat terbaik, harus
menjalankan isi kandungan Al – Qur’an dan hadis dengan sempurna. Jika kita sudah
mengamalkan isi kandungan Al – Qur’an dan hadis dengan sempurna, ilmu
pengetahuan akan tergali dengan baik. Itu karena ilmu pengetahuan bersumber dari
dua hal di atas. Jika bangsa Indonesia mampu menguasai ilmu pengetahuan, bangsa
Indonesia akan menguasai peradaban dunia.

F. Meneladani Tokoh – tokoh yang Berprestasi


Ilmu pengetahuan adalah modal untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan
ini. Para tokoh di masa khilafah telah berjuang melahirkan hasil karya di bidang
ilmu pengetahuan. Hasil karya mereka berguna bagi agama dan bangsa. Dengan
demikian, hidup mereka dangat memberikan manfaat bagi orang banyak. Nabi
Muhammad SAW bersabda “Sebaik – baiknya manusia adalah orang yang
bermanfaat bagi manusia lainnya”
Salah satu yang bisa kita contoh adalah meneladani para ilmuan di masa
Bani Abasiah. Mereka mampu melahirkan berbagai ilmu dan penemuan.
9
Hal itu didasari dari keyakinan bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang wajib
dicari. Mereka hidup dengan berusaha, berdoa, menjalankan syariat agama, tidak
bermalas – malasan, tidak hidup berfoya – foya dan tentu saja berakhlak mulia.
Hal – hal tersebut wajib kita tiru karena untuk mencapai kemajuan
diperlukan usaha keras dan berdoa. Kita tidak boleh bermalas – malasan. Kita tidak
boleh terlena dengan berbagai macam hiburan. Kita harus menumbuhkan rasa cinta
pada dengan kegiatan yang tidak berguna. Kita harus menumbuhkan rasa cinta pada
ilmu pengetahuan , seperti para ilmuan Islam di masa Khalifah Bani Abasiah.
Contoh yang berhasil adalah para imam dalam bidang hukum Islam. Mereka
adalah Imam Abu Hanifah (700 – 767 M), Imam Malik bin Annas (713 – 795 M) ,
Imam Syafi’I (767 – 820 M), dan Imam Ahmad bin Hanbal (780 – 855 M). keempat
imam tersebut sangat giat belajar memperdalam ilmu semenjak kecil. Hidup mereka
hanya dihabiskan untuk mencari ilmu. Kecintaan mereka terhadap ilmu
mengalahkan kecintaannya terhadap harta dan kekuasaan. Di antara mereka banyak
dijanjika harta dan kekuasaan agar meninggalkan ilmu dan agama, tetapi mereka
menolaknya.
Kita sebagai umat Islam harus meneladani para imam tersebut. Mendalami
hukum Islam diwajibkan agar dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan Al –
Qur’an dan Hadist. Jika demikian, kita dapat menjadi muslim yang baik.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dinasti Bani Abasiah mampu memajukan Islam dalam berbagai hal. Bidang
– bidang seperti politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, kesejahteraan, dan sebagainya
diatur dan ditata dengan baik oleh para khalifah. Hal ini disebabkan karena agama
Islam dijalankan secara sempurna. Dinasti Bani Abasiah mampu membangun dan
memajukan peradaban Islam. Salah satu bidang yang sangat penting bagi para
penguasa Bani Abasiah adalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang
mengalami kemajuan pesat adalah agama, filsafat, astronomi, kedokteran, kimia dan
sejarah.
Kemajuan yang dicapai Khilafah Bani Abasiah mampu melampaui
kemajuan Bani Umaiah. Rakyat mengalami kemakmuran. Pada bidang
perekonomian system irigasi sangat maju, sehingga panen terjadi beberapa kali
dalam setahun. Hasil pertambangan, seperti emas, perak, tembaga, dan besi
melimpah. Infrastruktur dibangun dengan mudah. Beberapa rumah sakit, sekolah –
sekolah, lembaga pendidikan dokter, lembaga pendidikan farmasi, dan tempat –
tempat sosial dibangun untuk kepentingan rakyat. Pemandian – pemandian umum
juga dibangun. Kesejahteraan rakyat di bidang sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan serta kekusastraan terjamin dengan baik oleh
khalifah.
Pembangunan Kota Bagdad pertama kali dilakukan oleh Khalifah Abu Ja’far
al Manshur. Pada masa Khalifah al Mu’tashim ibu kota dipindahkan dari Bagdad ke
Samarra. Hal ini dikarenakan pada waktu itu terjadi kerusuhan antara penduduk
Bagdad dengan warga etnis Turki. Ketika Samarra menjadi ibu kota, khalifah
menginstruksikan untuk membangun infrastruktur yang tidak kalah dengan
bangunan – bangunan di Bagdad.
Kita sebagai orang islam harus bangga dengan adanya sejarah mengenai
Dinasti Abasiah. Bangga Karen Islam pada masa itu sangat maju dan tidak dapat
ditandingi oleh peradaban agama manapun. Umat Islam harus memiliki wawasan
yang luas, seperti para ilmuan Dinasti Abasiah. Umat Islam juga harus menciptakan
system ekonomi yang baik agar masyarakat dapat hidup dengan tentram dan layak.
Ilmu pengetahuan adalah modal untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan. Para
tokoh di masa khilafah telah berjuang melahirkan hasil karya di bidang ilmu
pengetahuan. Hasil karya mereka berguna bagi agama dan bangsa.

B. Uji Kompetensi
1. Penerjemahan buku – buku Yunani dimulai pada masa ….
a. Abu Abbas ash Shaffah
b. Harun ar-Rasyid
c. Al Mutawakkil
d. Al Mu’tashim
e. Al Mu’taz

11
2. Salah satu tokoh ilmu kalam dari kalangan muktazilan yang lahir pada masa
kekuasaan Dinasti Bani Abasiah adalah ….
a. Abu al Huzail al Allaf
b. Abul Hasan al Asy’ari
c. Abu Musa al Asy’ari
d. Abu Ja’far al Maturidi
e. Abu Barakar as Syibli

3. Al Kindi dan al farabi adalah dua tokoh terkenal dalam bidang ….


a. Bahasa dan sastra
b. Fikih
c. Tafsir
d. Hadis
e. Filsafat

4. Di bidang hukum Islam, Dinasti Bani Abasiah telah melahirkan beberapa tokoh
terkemuka. Salah satu di antaranya ialah ….
a. Ibnu Sina
b. Al Farabi
c. Junayd al Bagdadi
d. Imam Syafi’i
e. Abul Hasan al Asy’ari

5. Salah satu kota peradaban pada masa Dinasti Bani Abasiah adalah ….
a. Bagdad
b. Kufah
c. Basrah
d. Cordova
e. Isybili

12
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Sejarah dengan
judul "PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PERADABAN PADA
MASA BANI ABASIAH” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Manyak Payed, 24 November 2023


Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan.......................................................................2
B. Kemajuan di Berbagai Aspek.............................................................................7
C. Pusat – pusat Peradaban Pemerintah Bani Abasiah............................................8
D. Ibrah dari Kemajuan Dinasti Bani Abasiah........................................................9
E. Mencintai Ilmu Pengetahuan..............................................................................9
F. Meneladani Tokoh – tokoh yang Berprestasi.....................................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11


A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Uji Kompetensi...................................................................................................11

ii

Anda mungkin juga menyukai