Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rahmad Fikri Baihaqy

Kelas : XI MIPA 5
No Absen : 21

Sejarah Kejayaan islam pada masa Bani Umayyah dan Abbasiyah


Selepas Bani Umayyah lengser, kekuasaan kekhalifahan Islam berpindah ke Dinasti Abbasiyah
yang berlangsung pada 750-1258 Hijriah atau 1261-1517 Masehi. Selama masa Kekhalifahan
Abbasiyah ini, sejarah ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Kekhalifahan Abbasiyah dipelopori oleh Abu Al-Abbas As-Saffah yang meruntuhkan Dinasti
Umayyah pada 1261 Masehi. Abu Al-Abbas As-Saffah juga didaulat sebagai khalifah pertama
Dinasti Abbasiyah.
Perkembangan sistem politik dan ilmu pengetahuan maju pesat di masa Dinasti Abbasiyah yang
melanggengkan kekuasaannya sampai lima abad di kawasan Timur Tengah.
Penamaan Abbasiyah dinisbatkan kepada Abbas bin Abdul Muththallib yang berasal dari Bani
Hasyim. Keturunan Bani Hasyim mengklaim paling berhak memegang tampuk kekuasaan
karena nenek moyang mereka adalah paman Nabi Muhammad SAW.
Alasan lainnya, dikutip dari "Perkembangan Politik dan Ilmu Pengetahuan pada Dinasti
Abbasiyah" yang ditulis Abdullah Manshur, adalah bahwa warisan tidak diturunkan kepada
sepupu jika masih ada paman, begitu pula dengan keturunan perempuan. Di era Dinasti
Abbasiyah, ilmu pengetahuan Islam berkembang pesat. Masa puncaknya ketika pemerintahan
Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 H) dan Khalifah Al-Ma'mun Ar-Rasyid (813-833 H).
Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Daulah Abbasiyah (2012), Khairul Umam
merangkumnya sebagai berikut:
1. Ilmu Tafsir Pada masa Dinasti Abbasiyah, berkembang dua aliran tafsir yang terus digunakan
hingga sekarang. Dua aliran tafsir itu adalah tafsir bi al-ma’tsur dan tafsir bi ar-ra’yi. Aliran
pertama lebih menekankan kepada penafsiran ayat-ayat Alquran dengan hadis dan pendapat-
pendapat para sahabat. Sementara itu, aliran yang kedua lebih banyak berpijak pada logika
daripada nas syariat. Ahli tafsir Alquran yang terkenal di masa itu adalah Ibn Jarir al-Thabari
dengan karangannya yang bertajuk Jami’ Al-Bayan fi Tafsir Alquran. Ada pula dikenal Al-
Baidhawi dengan Mu’allim Al-Tanzil, Al-Zamakhsyari dengan karangannya yang berjudul Al-
Kasyaf, Al-Razi dengan Tafsir Al-Kabir, dan lain sebagainya.
2. Ilmu Kalam atau Teologi Islam Berkat singgungan Islam dengan filsafat Yunani, berkembang
juga ilmu kalam atau teologi Islam di masa Dinasti Abbasiyah. Alquran dan hadis ditelaah
kembali menggunakan akal dan rasio. Salah satu mazhab ilmu kalam, aliran Mu'tazilah,
mencapai masa keemasannya di Dinasti Abbasiyah. Tokoh-tokoh seperti Washil bin Atha', Abu
Huzail, dan An-Nadzham tercatat sebagai orang-orang berpengaruh di aliran ini. Di masa
kepemimpinan Khalifah Al-Ma'mun, aliran Mu'tazilah bahkan dijadikan mazhab resmi dinasti
ini. Terdapat pula ulama Abu Hasan Al-Asyari yang berusaha menjembatani pemikiran
Mu'tazilah dan hadis-hadis nabi. Pemikirannya hingga sekarang terus dipelajari umat Islam.
3. Ilmu Tasawuf Di masa Dinasti Abbasiyah, muncul beberapa tokoh tasawuf besar seperti Imam
Ghazali, Al-Hallaj, Syahabuddin, Al-Qushairi, dan lain sebagainya. Ilmu tasawuf mengalami
perkembangan pesat dan dikaji ulang untuk menjawab tantangan zamannya. Kitab yang dikarang
Imam Ghazali Ihya Ulumuddin terus dipelajari hingga sekarang. Demikian juga karangan Al-
Hallaj, At-Thawashin, hingga Awarifu Al-Ma'arif yang ditulis Syahabuddin.
4. Ilmu Geografi Pada masa Dinasti Abbasiyah, peta dunia atau globe pertama dibuat. Globe ini
dikenal dengan sebutan Tabule Regoriana. Penyusunan globe ini dipelopori oleh Al-Idrisi atau
Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Abdullah Al-Idrisi. Peta berbahasa Arab tersebut
menampilkan daratan Eurasia, benua Afrika, dan Asia Tenggara. Peta Tabule Regoriana inilah
yang dijadikan rujukan Christopher Columbus untuk mengelilingi dunia hingga menemukan
benua Amerika.
5. Ilmu Kimia Salah satu tokoh terbesar di bidang kimia yang lahir di masa Dinasti Abbasiyah
adalah Jabir bin Hayyan. Hingga sekarang, ia diakui sebagai Bapak Kimia Bangsa Arab. Jabir
mengembangkan secara ilmiah dua operasi utama kimia, yaitu kalnikasi dan reduksi kimia. Ia
juga memperbaiki metode penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi. Beberapa buku hasil
karangannya masih menjadi rujukan hingga sekarang mencakup Kitab At-Tajmi' (tentang
Konsentrasi), Az-Zi’baq As-Syarqi (Air Raksa Timur), Kitab Ar-Rahmah, dan lain sebagainya.
6. Ilmu Kedokteran dan Farmasi Di masa Dinasti Abbasiyah, penyakit cacar dan measles
pertama kali dibedakan. Prinsip seton dalam operasi juga ditemukan. Tokoh pelopornya yang
terkenal adalah Ar-Razi atau Abu Bakar Muhammad Bin Zakariya Ar-Razi. Pada saat itu, Ar-
Razi adalah dokter anak masyhur dengan karya kedokteran Al-Hawi, buku ensiklopedia
kedokteran. Selain itu, ada juga Ibnu Sina atau Abu Ali Husain bin Hasan Ali bin Sina yang
mengkodifikasi pemikiran kedokteran Yunani dan Arab di bukunya Al-Qanun fi At-Thib.
Karyanya juga berupa ensiklopedia kedokteran, serta menjadi referensi penting kedokteran di
masa itu, bahkan sempat menjadi rujukan primer kedokteran di Eropa selama lima abad (dari
abad ke-12 hingga 17 M).
7. Ilmu Matematika Ilmu matematika mencapai kemajuan pesat di masa Dinasti Abbasiyah.
Tokoh terkenalnya adalah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi yang menemukan angka 0
(nol). Di masa itu, dikenal juga bilangan positif dan negatif, pengetahuan tentang akar, aljabar,
dan aritmatika. Buku fenomenal yang dihasilkan Al-Khawarizmi adalah Hisab Al-Jabr. Ia juga
menjelaskan mengenai logaritma dan dikenal sebagai penemu pertama kalkulasi tersebut. Di
masa Dinasti Abbasiyah, ilmu matematika klasik di Yunani dan India dipelajari untuk
menghasilkan integrasi matematika modern. Buku-buku Yunani diterjemahkan ke Bahasa Arab
untuk dipelajari dan dikembangkan.
8. Sejarah Di bidang sejarah, muncul sejarawan besar Ibnu Khaldun. Awalnya, ia belajar di Al-
Azhar, Mesir. Usai menuntut ilmu di sana, Ibnu Khaldun mendirikan lembaga pendidikannya
sendiri untuk mengkaji dan mempelajari sejarah. Murid-murid yang belajar langsung pada Ibnu
Khaldun adalah Al-Aqrizi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Jalaluddin As-Suyuti, dan lain sebagainya.

Faktor Faktor yang mempengaruhi kejayaan islam


1. Terjadinya Asimilasi antara Bangsa Arab dan Bangsa Lain
2. Berkembangnya Kebudayaan Islam secara Mandiri
3. Gencarnya Gerakan Penerjemah
4. Adanya semangat untuk Mancapai Kamajuan dalam Berbagai Ilmu Pengetahuan
5. Termotivasi oleh Metode Berpikir Filsuf Yunani

Bukti kemajuan islam pada masa kejayaan islam


Bukti peradaban Islam pada masa kejayaan adalah meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan
berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam pada masa Bani Umayyah.
Kemajuan Islam pada masa Bani Umayyah meliputi bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Nama Nama tokoh pada masa kejayaan islam dan karyanya


1. Ibnu Rusyd (520-595 H)
Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada
tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh,
ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya
beliau antara lain: Kitab Bidayat alMujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat i At-
Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di
ropa), asl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara
filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para pemeluknya untuk
mempelajari ilmu filsafat.
2. Al-Ghazali (450-505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada
tahun 450 H. Beliau wafat pada tahun 505 H di Tus Iran Utara. Beliau dididik dalam keluarga
dan guru yang zuhud (hidup sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di
Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-uzla (mengasingkan diri
dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.). Beliau pun
kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah,
Madinah, dan Tus. Adapun jasa-jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut.
a. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
b. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
c. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai ta£awwuf,
teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya 'lµm ad-Din, membahas masalahmasalah ilmu
akidah, ibadah, akhlak, dan ta£awwuf berdasarkan al-Qur’an dan hadis. Dalam bidang filsafat,
beliau menulis At-Tahafu (tidak konsistennya para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang
sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islam (bukti kebenaran
Islam).

3. AI-Kindi (805-873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di
Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil
karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan
matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-
sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari
Arab. Ia disebut ailasuf al-Arab (filosof orang Arab).

4. Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi (872 – 950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi. Beliau lahir di
Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau
keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika,
musik, kemiliteran, metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya
yang terkenal berjudul Ar-Royu Ahlul al-Madinah wa aI-adilah (pemikiran tentang penduduk
negara utama).

5. Ibnu Sina (980-1037 M)


Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat
Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika,
logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah
terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur.
Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi
Al-Tib, yaitu ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan
ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai