Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 6

Kabinet
Ali Sastroamidjojo
Yesaya Kristian Putra (30)

Etza Difa (08)

Anggota Lintang Leilani (14)

Rahmad Fikri (21)

Satria Prawira (24)


LATAR BELAKANG KABINET
Pemilu DPR 1955 yang diselenggarakan dalam Kabinet Burhanuddin Harahap
dimenangkan oleh 4 partai yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI. Nah, berhubung PNI yang
diketuai oleh Ali Sastroamidjojo berhasil memenangkan suara terbanyak, maka ia
dipercayai kembali untuk menjabat sebagai Perdana Menteri dan memimpin kabinet.
Selama periode jabatan dari 20 Maret 1956 - 14 Maret 1957, Ali Sastroamidjojo
didampingi oleh Mohammad Roem dan Idham Chalid sebagai wakilnya.
Kelahiran Hindia Belanda

Profil Raden Ali Sastroamidjojo lahir di Grabag, Hindia Belanda


(sekarang Indonesia) pada tanggal 21 Mei 1903 dari keluarga
bangsawan Kabupaten Magelang yang tergolong priyayi.

Bersekolah Di Belanda, Queen Wilhelmina School

Seperti kebanyakan pemuda bangsawan lainnya di Hindia


Belanda, Ali bersekolah di sekolah Belanda, Queen Wilhelmina
School, dan melanjutkan studi hukum di Universitas Leiden di
Belanda, di mana ia menerima gelar Meester in de Rechten
(sarjana hukum) pada tahun 1927.

Pernah Menjadi Bagian Jong Java


Semasa sekolah, ia aktif dalam organisasi pemuda, seperti
organisasi Jong Java, dari tahun 1918 hingga 1922 dan
Perhimpoenan Indonesia, dari tahun 1923 hingga 1928. Karena
aktivitasnya, ia ditangkap pada tahun 1927 oleh Belanda bersama
Raden Ali Sastro Amidjojo dengan Mohammad Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, dan
Abdulmadjid Djojoadiningrat.
Kabinet

Kabinet Ali Sastroamidjojo II bertugas mulai 24 Maret 1956.


Dipimpin oleh Ali Sastroamidjojo sebagai Perdana Menteri sekaligus sebagai
Menteri Pertahanan ad interim didampingi Mohammad Roem dan K.H Idham
Chalid sebagai Waperdam (Wakil perdana menteri).

Dibentuk Lewat Keputusan Presiden Nomor 85 tahun 1956


Kabinet ini dibentuk lewat Keputusan Presiden Nomor 85 tahun 1956 ini
merupakan kabinet koalisi tiga partai yang meraih suara terbanyak dalam Pemilu
1955. Sebanyak 24 orang masuk dalam kabinet pengganti Kabinet Burhanudin
Harahap ini.
Perdana Menteri
• Raden Ali Sastroamidjojo

Susunan
Pemimpin Wakil Perdana Menteri
• Mohammad Roem

Kabinet
Wakil Perdana Menteri
II
• Idham Chalid
Anggota Kabinet
• 1. Menteri Luar Negeri: Roeslan Abdulgani
• 2. Menteri Dalam Negeri: Soenarjo
• 3. Menteri Pertahanan (Ad interim): Ali Sastroamidjojo
• 4. Menteri Kehakiman: Muljatno
• 5. Menteri Penerangan: Soedibjo
• 6. Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono

Susunan
• 7. Menteri Perekonomian: Barhanuddin
• 8. Menteri Muda Perekonomian: F.F. Umbas
• 9. Menteri Pertanian: Eny Karim

Anggota •

10. Menteri Muda Pertanian: Sjech Marhaban
11. Menteri Perhubungan: Suchjar Tedjasukmana

Kabinet
• 12. Menteri Muda Perhubungan: A.S. de Rozari
• 13. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Pangeran Mohammad
• 14. Menteri Agraria: A.A. Suhardi
• 15. Menteri Sosial: Fattah Jasin
• 16. Menteri Tenaga Kerja: Sabilal Rasjad
• 17. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Sarino Mangunpranoto
• 18. Menteri Kesehatan: H. Sinaga
• 19. Menteri Agama: Mohammad Iljas
• 20. Menteri Negara Urusan Perencanaan: Djuanda
• 21. Menteri Urusan Umum: Rusli Abdul Wahid
• 22. Menteri Negara Urusan Veteran: Dahlan Ibrahim
Program Kerja Kabinet
1. Pembatalan Konferensi Meja 2. Perjuangan Pembebasan Irian 3. Luar Negeri
Bundar (KMB) Barat • Menjalankan politik luar negeri
• Menyelesaikan pembatalan - • a. Meneruskan perjuangan yang bebas dan aktif. Program ini
seluruh perjanjian KMB secara - mewujudkan kekuasaan de facto bersandarkan kepentingan rakyat
unilateral, baik secara formal Republik Indonesia atas Irian dan menuju pada perdamaian
maupun material. Selain itu, Barat. Perjuangan ini dunia.
kabinet ini juga mengadakan bersandarkan pada kekuatan • Meneruskan kerja sama dengan
tindakan-tindakan untuk rakyat dan kekuatan-kekuatan negara-negara Asia-Afrika dan
menampung segala akibat yang anti-kolonialisme di dunia melaksanakan keputusan
ditimbulkan. internasional. Konferensi Asia Afrika yang
• Membentuk Provinsi Irian Barat dilaksanakan di Bandung.
Program Kerja Kabinet
4. Dalam Negeri
• Memulihkan keamanan,
membangun sektor ekonomi,
keuangan, industri, pertanian,
peternakan, perikanan,
perhubungan, pendidikan dan
kebudayaan, perburuhan dan
kepegawaian. Program kerja
lainnya yang juga dilakukan
adalah membentuk daerah-daerah
otonom dan meningkatkan
pertahanan dalam negeri.
Kemunduran Kabinet Ali Sastro Amidojo
Baru bertugas selama satu tahun kabinet ini harus mengembalikan mandat kepada Presiden Sukarno. Salah satu penyebab jatuhnya Kabinet
Ali Sastroamidjojo II adalah karena pecahnya koalisi antara PNI dan Masyumi.

Pada saat itu, kabinet ini menerima banyak tuntutan daerah yang didukung oleh Masyumi untuk menyerahkan mandatnya kepada presiden.
Setelah terjadi perbedaan pendapat, Masyumi memutuskan untuk menarik semua menterinya dari Kabinet Ali Sastroamidjojo II yang
menyebabkan kabinet ini semakin lemah.

Akhirnya Kabinet Ali Sastroamidjojo II dibubarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 107 tahun 1957 tertanggal 9 April 1957. Presiden
Sukarno lalu mengesahkan Kabinet Djuanda yang dipimpin oleh Ir. H. Djuanda Kartawijaya. KH Idham Chalid tetap memegang jabatan
Waperdam II dalam kabinet baru ini.

Anda mungkin juga menyukai