Anda di halaman 1dari 61

Makalah

Kabinet Wilopo (April 1952 - Juni 1953)


DI
S
U
S
U
N
OLEH

MASRIANA

KELAS : XII – MIA 2

PEMERINTAH PROVINSI ACEH


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022
KABINET WILOPO

A. NAMA KABINET DAN PARTAI KOALISI

Kabinet Wilopo adalah kabinet ketiga setelah pembubaran negara Republik


Indonesia Serikat yang bertugas pada masa bakti 3 April 1952 hingga 30 Juli 1953.
Kabinet Wilopo didemisionerkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 99
Tahun 1953 tertanggal 3 Juni1953.

1. PSI sebanyak 2 orang

2. Parkindo atau Partai Kristen Indonesia

3. Masyumi sebanyak 4 orang dan PNI sebanyak 4 orang

4. PKRI atau Partai Katholik Republik Indonesia

5. Golongan tidak memiliki partai sebanyak 3 orang

6. Partai Buruh

7. Parindra atau Partai Indonesia Raya

8. PSII sebanyak satu orang

B. Susunan Kabinet Wilopo

Masa bakti : 3 April 1952-30 Juli 1953 (didemisionerkan pada tanggal 3 Juni 1953)
No Jabatan Nama Menteri Partai Politik
Perdana Menteri Wilopo PNI
1
Wakil Perdana Menteri Prawoto Mangkusasmito Masyumi

Wilopo (a.i.)
(sampai dengan 29
April 1952)[3]
2 Menteri Luar Negeri PNI

Mukarto
(sejak 29 April 1952)

3 Menteri Dalam Negeri Mohammad Roem Masyumi

Hamengkubuwono IX
(sampai dengan 2 Juni 1953) Independen
[4]

4 Menteri Pertahanan

Wilopo
PNI
(sejak 2 Juni 1953)

5 Menteri Kehakiman Lukman Wiriadinata PSI

6 Menteri Penerangan Arnold Mononutu PNI

7 Menteri Keuangan Sumitro Djojohadikusumo PSI

8 Menteri Pertanian Mohammad Sardjan Masyumi

9 Menteri Perdagangan Sumanang PNI

10 Menteri Perhubungan Djuanda Independen


Menteri Pekerjaan Umum dan
11 Suwarto PKRI
Tenaga

12 Menteri Perburuhan Iskandar Tedjasukmana Partai Buruh

Anwar Tjokroaminoto
PSII
(sampai dengan 11 Mei 1953)
13 Menteri Sosial
Pandji Suroso
Parindra
(sejak 19 Mei 1953)

Menteri Pendidikan dan


14 Bahder Djohan Independen
Kebudayaan

15 Menteri Agama Fakih Usman Masyumi

16 Menteri Kesehatan J. Leimena Parkindo

Menteri Negara Urusan Pandji Suroso


17 Parindra
Pegawai  (sampai dengan 11 Mei 1953)

C. Program Kerja Kabinet Wilopo

1. Organisasi Negara

a. Melaksanakan pemilihan umum untuk dewan konstituante dan dewan-


dewan daerah
b. Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
c. Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat

2. Kemakmuran
a. Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan meningkatkan produksi
nasional, termasuk bahan makanan rakyat
b. Melanjutkan usaha perubahan agrarian

3. Keamanan

Menjalankan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah keamanan dengan


kebijaksanaan sebagai negara hukum dan menyempurnakan organisasi alat-
alat kekuasaan negara serta mengembangkan tenaga masyarakat untuk
menjamin keamanan dan ketenteraman

4. Perburuhan

Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk meninggikan


derajat kaum buruh guna menjamin proses perekonomian nasional

5. Pendidikan

Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan


pengajaran

6. Luar Negeri

a) Mengisi politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan aktifitas yang
sesuai dengan kewajiban bangsa Indonesia dalam kekeluargaan bangsa-
bangsa dan sesuai dengan kepentingan nasional menuju perdamaian
dunia
b) Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda yang
sebelumnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan
perjanjian internasional biasa, mempercepat peninjauan kembali
persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar, serta meniadakan perjanjian-
perjanjian yang pada kenyataannya merugikan rakyat dan negara
c) Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia
dalam waktu sesingkat-singkatnya

D. Keberhasilan dan kegagalan kabinet Wilopo


1. Keberhasilan

1. Melaksanakan pemilihan umum


2. Meningkatkan kemakmuran rakyat
3. Upaya menciptakan keamanan dalam negeri
4. Upaya memperjuangkan Irian Barat
5. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif

2. Kegagalan

1. Peristiwa pada tanggal 17 Oktober 1952 yang disebabkan oleh masalah


ekonomi, reorganisasi atau profesionalisasi tentara, dan adanya campur
tangan parlemen atas permasalahan militer
2. Adanya kondisi krisis ekonomi sehingga menyebabkan jatuhnya harga
barang ekspor Indonesia
3. Peristiwa Tanjung Morawa, yaitu peristiwa dimana rakyat protes kepada
pemerintah yang telah mengerjakan lahan perkebunan kepada para investor
asing dengan alasan untuk meningkatkanhasil devisa negara

E. Penyebab Jatuhnya Kabinet Wilopo

Selanjutnya saya akan membahas tentang penyebab jatuhnya kabinet


wilopo. Kebinet Wilopo mengalami beberapa kesulitan seperti mengatasi gerakan
separatisme yang terjadi di berbagai daerah, penekanan Presiden Sookano yang
dilakukan oleh sejumlah perwira Angkatan Darat pada tanggal 17 Oktober 1952
agar perlemen dibubarkan, serta kejadian Tangjung Morawa yang terjadi di
Sumatera Utara. Peristiwa Tanjung Morawa terjadi akibat persetujuan pemerintah
sesuai dengan KMB agar memberikan izin kepada pengusaha asing agar dapat
mengusahakan tanah perkebunan di Indonesia lagi. Tanah ini sebelumnya digarap
oleh para pertani karena bertahun tahun telah ditinggalkan oleh pemiliknya pada
saat Kabinet Sukiman. Saat itu juga Mr. Iskaq Cokroadisuryo selaku menteri dalam
negeri memberikan persetujuan agar tanah Deli dikembalikan.

Tanah tersebut berhasil dikembalikan saat masa Kebinet Wilopo.


Kemudian pada tanggal 16 Maret 1953, pihak polisi mengusir penggarap sawah
yang tidak mempunyai izin. Akibat pengusiran tersebut, banyak terjadi bentrokan
bersenjata yang menewaskan 5 orang petani. Peristiwa bentrokan itu mendapatkan
sorotan yang tajam dari pihak parlemen maupun pers. Hal inilah yang tentunya
menjadi penyebab jatuhnya kabinet wilopo. Akibatnya Kabinet Wilopo
memperoleh mosi tidak percaya dari Sidik Kertapati dari Serikat Tani Indonesia
atau Sakti. Lalu Wilopo mengembalikan mandatnya kepada Presiden pada tanggal
2 Juni 1953.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Wilopo
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/14/165853179/kabinet-wilopo-latar-
belakang-susunan-dan-program-kerja?page=all

Makalah
Kabinet Juanda (Maret 1957 - Juli 1959)
DI
S
U
S
U
N
OLEH

SHINTYA WALANDARI
KELAS : XII – MIA 2
PEMERINTAH PROVINSI ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022

KABINET DJUANDA
Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10
sekaligus yang terakhir. Ia menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah
itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I.

Kelahiran: 14 Januari 1911, Tasikmalaya

Meninggal: 7 November 1963, Jakarta

Pendidikan: Technische Hoogeschool te Bandoeng (1929–1933), Institut


Teknologi Bandung

Jabatan sebelumnya: Menteri Keuangan Indonesia (1959–1962), 

1. Latar Belakang Kabinet Djuanda

Kabinet Djuanda, disebut juga Kabinet Karya, memerintah pada periode 9 April
1957 hingga 10 Juli 1959. Kabinet ini merupakan salah satu kabinet zaken. 

Kabinet Djuanda atau Kabinet Karya bertugas pada 9 April 1957 sampai 10 Juli
1959.  Dipimpin oleh Ir. H. Djuanda Kartawijaya dan tiga wakilnya, Mr. Hardi,
Idham Chalid, dan dr. Leimana, kabinet ini dikenal sebagai Zaken Kabinet.  Zaken
Kabinet adalah kabinet yang jajarannya tidak diisi oleh partai politik tertentu,
melainkan diisi oleh para tokoh yang ahli dalam bidangnya. 
2. Partai –Partai Koalisi

 PNI
 Partindo
 PETA
 BPUPKI 
o Pancasila
 PPKI
 Revolusi Nasional Indonesia 
o Proklamasi Kemerdekaan

Susunan kabinet Djuanda


no jabatan Nama menteri
1 Perdana menteri Djuanda kartawidjaja
2 Wakil perdana menteri Hardi,Idham chalid,J.Leimena (sejak tahun
29 april 1957)
3 Menteri luar negeri subandrio
4 Menteri dalam negeri Sanusi hardjadinata
5 Menteri pertahanan Djuanda
6 Menteri kehakiman GA maengkom
7 Menteri keuangan Sutikno slamet
8 Menteri penerangan soedibjo
9 Menteri pertanian Sadjarwo,prof.Drs.soenardjo(sampai
dengan 25 juni 1958)
10 Menteri perdagangan Rahmat muljomiseno(sejak 25 juni 1958
11 Menteri perindustrian F.J.Inkiriwang
12 Menteri perhubungan sukardan
13 Menteri pelayaran Muhammad nazir
14 Menteri pekerjaan umum dan tenaga Pangeran muhammad nur
15 Menteri perburuhan Samjono,J.Leimena(sampai dengan 24 mei
1957)
16 menteri sosial Muljadi djojomartono(sejak 25 mei
1957)
17 Menteri pendidikan dan kebudayaan prijono
22 Menteri agama Muhammad Ilyas
23 Menteri kesehatan Azis saleh
24 Menteri agraria R.Sunarjo

3. Lama Berkuasa

Kabinet Djuanda memerintah pada periode 9 april 1957 hingga 10 juli 1959.

4. Program Kerja

Pada 9 April 1957, Kabinet Djuanda - yang disebut juga Kabinet Karya -
dibentuk lewat Keputusan Presiden RI Nomor 108 Tahun 1957. Djuanda
Kartawidjaja ditunjuk sebagai Perdana Menteri atau kepala pemerintahan
Indonesia. Kabinet Djuanda memiliki 5 pasal program kerja yang dikenal dengan
nama Pancakarya, yakni:
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
3. Melanjutkan pembatalan KMB
4. Memperjuangkan Irian Barat kembali ke Republik Indonesia
5. Mempercepat pembangunan

5. Keberhasilan Dan Kegagalan

KEBERHASILAN KEGAGALAN
1. Menumpaskan pemberontakan 1. Di masa Kabinet Djuanda
yang dilakukan oleh PRRI kegagalan utama adalah kegagalan
permesta.pemberontakan ini konstituante dalam membentuk
berhasil diredam oleh TNI. UUD baru, hal ini lebih disebabkan
2. Mengeluarkan deklarasi djuanda kondisi politik di negeri yang tak
yang mengatur batas wilayah stabil ditambah dengan munculnya
kepulauan diindonesia. deklarasi gerakan-gerakan yang mengancam
tersebut kemudian dikuatkan ketertiban dan keamanan Indonesia
dengan dikeluarkannya peraturan dan faktor terdapatnya sikap
pemerintah pengganti Undang mementingkan golongan atau partai
Undang no.4 prp.tahun 1960 politik yang berada dalam
tentang perairan. konstituante.
3. ada banyak yang sudah 2. kegagalan menghadapi pergolakan
diselesaikan seperti UU keadaan di daerah sebab pergolakan di
bahaya menggantikan SOB,UU daerah semakin meningkat. Hal ini
wajib militer,veteran pejuang menyebabkan hubungan pusat dan
republik indonesia (VPRI),UU daerah menjadi terhambat.
perjanjian perdamaian Munculnya pemberontakan seperti
PRRI/Permesta.
3. Keadaan ekonomi dan keuangan
yang semakin buruk sehingga
program pemerintah sulit
dilaksanakan. Krisis demokrasi
liberal mencapai puncaknya.
4. Terjadi peristiwa Cikini, yaitu
peristiwa percobaan pembunuhan
terhadap Presiden Sukarno di depan
Perguruan Cikini saat sedang
menghadir pesta sekolah tempat
putra-purinya bersekolah pada
tanggal 30 November 1957.

6. Akhir Kabinet Djuanda

Terwujudnya Demokrasi Terpimpin terjadi ketika Dekrit Presiden 5 Juli 1959


diterbitkan. Hal ini dikarenakan terjadinya kelarutan waktu Konstituante dalam
menyusun Undang-undang Dasar yang diharapkan setelah mereka tidak mungkin
lagi bersidang. Maka, mulai timbul keinginan untuk kembali ke UUD 1945.
Presiden Soekarno lalu mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
Soekarno juga membubarkan Konstituante.

Pada saat itu pula, diumumkan Kabinet Kerja dengan Presiden Soekarno
menjadi Perdana Menteri dan Djuanda sebagai Menteri Utama. Demokrasi
Terpimpin mengatur secara tegas tentang partai politik, di mana tidak boleh ada
pejabat tinggi negara yang menjadi anggota partai politik. Hanya PKI-lah partai
yang masih memiliki kekuatan untuk dekat bersama Soekarno. Dengan kekuasaan
yang sangat besar atas diri Soekarno sebagai Presiden, maka demokrasi terpimpin
telah menggusur demokrasi parlementer.

SUMBER

Hartanto, H. (2005) Sejarah Pertentangan Soekarno-Hatta dan Pengaruhnya


Terhadap Kebijakan Politik Indonesia(1956-1965). Semarang: Universitas Negeri
Semarang [Daring]. Tautan:https://123dok.com/document/nzw1ekvq-sejarah-
pertentangan-soekarno-pengaruhnya-terhadap-kebijakan-politik-indonesia.html
(Diakses 5 Oktober 2021)

https://www.ruangguru.com/blog/program-kerja-kabinet-djuanda
MAKALAH KABINET NATSIR
DI
S
U
S
U
N
OLEH

HALIL MULYA
KELAS : XII – MIA 2
PEMERINTAH PROVINSI ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022

KABINET NATSIR

1. Nama Perdana Menteri

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran


negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20
Maret 1951.

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran


negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20
Maret 1951.
2. Koalisi Partai Pendukung

Kabinet Natsir sendiri mulai memerintah pada tanggal 6 September 1950 dan
berakhir pada tanggal 21 Maret 1951. Kabinet Natsir adalah kabinet yang dibangun
atas dasar koalisi yang beranggotakan inti dari Partai Masyumi.

1. Majelis Syuro Muslimin Indonesia.


2. Persatuan Indonesia Raya.
3. Faksi Demokratik.
4. Partai Sosialis Indonesia.
5. Partai Katolik.
6. Partai Kristen Indonesia.
7. Partai Indonesia Raya.
8. Partai Sarekat Islam Indonesia.

No Jabatan Nama Menteri Partai Politik

Mohammad Natsir

Perdana Menteri Masyumi

1
Hamengku Buwono IX

Wakil Perdana Menteri Non partai


Assaat

2 Menteri Dalam Negeri Non partai

Mohammad Roem

3 Menteri Luar Negeri Masyumi

Abdul Halim
(sampai dengan 17 Non partai
Desember 1950)

Mohammad Natsir
4 Menteri Keamanan Rakyat (ad-interim, sejak 17
Desember 1950)

Masyumi

Wongsonegoro

5 Menteri Kehakiman PIR

6 Menteri Penerangan M. A. Pellaupessy Faksi


Demokratik
Syafruddin Prawiranegara

7 Menteri Keuangan Masyumi

Sumitro Joyohadikusumo

Menteri Perindustrian dan


8 PSI
Perdagangan

9 Menteri Pertanian Tandiono Manu PSI

Herman Johannes

Menteri Pekerjaan Umum dan


10 PIR
Rekonstruksi

11 Menteri Sosial F. S. Haryadi Partai Katolik

12 Menteri Perhubungan Djuanda Kartawidjaja Non partai

13 Menteri Kesehatan Johannes Leimena Parkindo


14 Menteri Agama Wahid Hasyim Masyumi

15 Menteri Tenaga Kerja Panji Suroso Parindra

Menteri Pendidikan dan


16 Bahder Djohan Non partai
Kebudayaan

Harsono Tjokroaminoto
17 Menteri Negara  (sampai dengan 31 PSII
Desember 1950)[5]

3. Lama Berkuasa

Kabinet Natsir  adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran


negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6
September 1950 hingga 20 Maret 1951.

4. Program Kerja

 Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk Dewan


Konstituante dalam waktu yang singkat.
 Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan Pemerintahan serta
membentuk peralatan Negara yang bulat berdasarkan Pasal 146 di dalam
Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
 Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan ketenteraman.
 Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian rakyat sebagai
dasar bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian nasional yang sehat serta
melaksanakan keragaman dan kesamarataan hak antara buruh dan majikan.
 Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas berbagai
usaha untuk meningkatkan kualitas manusia dalam hal kesehatan dan
kecerdasan.
 Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang dan pemulihan mantan
anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat.
 Memperjuangkan dan mengusahakan penyelesaian masalah perebutan
wilayah Irian Barat dalam waktu yang singkat.

5. Keberhasilan dan kegagalan kabinet Natsir


a. Keberhasilan Kabinet Natsir

A. Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke


ekonomi nasional

B. Indonesia masuk PBB

C. Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya


mengenai masalah Irian Barat.

b. Kegagalan program kerja kabinet

Pada penerapan Sumitro Plan, pengusaha nasional diberi bantuan kredit,


tetapi bentuan itu diselewengkan penggunaannya sehingga tidak mencapai
sasaran.

Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda mengalami


jalan buntu (kegagalan).

Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan


hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi
Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.

Seringnya mengeluarkan Undang Undang Darurat yang mendapat kritikan


dari partai oposisi.
Dalam menjalankan tugas pemerintahan, pasti sebuah kabinet bisa meraih
pencapaian-pencapaian tertentu. Meski secara keseluruhan mungkin ada yang
menilai gagal, setidaknya tetao ada satu atau dua program atau agenda yang bisa
dilakukan atau mencapai target. Atau setidaknya bisa memperbaiki suatu kondisi
menjadi lebih baik. Begitu halnya dengan Kabinet Natsir, tentu dalam kurun masa
kekuasaannya memiliki pencapaian prestasi dan keberhasilan yang berhasil
didapatkan. Di bawah ini adalah beberapa pencapaian Kabinet Natsir dalam masa
kekuasaannya.

6. Runtuh Dan Berakhirnya Kekuasaan Kabinet Natsir

Penyebab jatuhnya kabinet Natsir dikarenakan kegagalan kabinet ini dalam


menyelesaikan masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI
menyangkut pencabutan peraturan pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS.
Kabinet natsir didimisioner sejak 21 Maret 1951 dan mengundurkan diri setelah
DPR menerima mosi S. Hadikusumo tentang pencabutan PP Nomor 39/1950
tentang pembekuan DPRD. Menteri Asaat ( Menteri Dalam Negeri) tidak
menyetujui mosi tersebut dan kabinet sependapat dengan Asaat, maka kemudian
mengundurkan diri.

Kabinet Natsir mengundurkan diri karena tidak mau menerima mosi DPR,
walaupun Kabinet belum di jatuhi Mosi Tidak Percaya dari DPR ini menjadi sifat
dari Kabinet-kabinet pada masa UUDS 1950, walaupun sistem yang dianut oleh
UUDS 1950 adalah perlementer, dimana parlemen dapat menggulingkan Kabinet,
tetapi sepanjang 1950-1959 kabinet tidak hanya mosi tidak percaya , tetapi suara-
suara luar kabinet sudah menyebabkan Kabinet mengundurkan diri.

Daftar Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Natsir

Susanto, Ready. (2018). Mari Mengenal Kabinet Indonesia. Bandung: PT


Dunia Pustaka Jaya.
https://eprints.uny.ac.id/21336/11/BAB%20I%20fix.pdf

MAKALAH KABINET WILOPO


DI
S
U
S
U
N
OLEH

MUHAMMAD RAYHAN

KELAS : XII – MIA 2

PEMERINTAH PROVINSI ACEH


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022

KABINET WILOPO

1. NAMA KABINET DAN PARTAI KOALISI

Kabinet Wilopo adalah kabinet ketiga setelah pembubaran negara Republik


Indonesia Serikat yang bertugas pada masa bakti 3 April 1952 hingga 30 Juli 1953.
Kabinet Wilopo didemisionerkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 99
Tahun 1953 tertanggal 3 Juni1953.

1. PSI sebanyak 2 orang

2. Parkindo atau Partai Kristen Indonesia

3. Masyumi sebanyak 4 orang dan PNI sebanyak 4 orang

4. PKRI atau Partai Katholik Republik Indonesia

5. Golongan tidak memiliki partai sebanyak 3 orang

6. Partai Buruh

7. Parindra atau Partai Indonesia Raya

8. PSII sebanyak satu orang

Pendidikan Wilopo

Wilopo mengenyam pendidikan tingkat Algemene Middelbare


School (AMS) B di Yogyakarta pada tahun 1927 dengan menerima beasiswa dari
Pemerintah Hindia Belanda. Ia sempat menjadi anggota Jong Java dan ditawari
masuk Pemuda Indonesia tetapi Ia menahan diri untuk tidak aktif karena diancam
oleh direktur sekolah dan takut beasiswanya dicabut oleh pemerintah kolonial.
Lulus dari AMS B, ia sempat melanjutkan pendidikan ke Technische Hoogeschool
(TH Bandung) pada tahun 1931, namun tidak selesai dan pindah kuliah hukum
di Rechtshogeschool (RHS) te Batavia .

Setelah lulus, ia menjadi guru di sekolah Muhammadiyah.

Karier

Beberapa jabatan yang pernah dipercayakan kepada Wilopo:

 Menteri Muda Perburuhan pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan Amir


Sjarifuddin II (1947–1948)
 Menteri Perburuhan pada Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949–
1950)
 Menteri Luar Negeri pada Kabinet Wilopo ad interim (1952)
 Perdana Menteri pada Kabinet Wilopo (1952–1953)
 Ketua Konstituante (1955–1959)
 Ketua Dewan Pertimbangan Agung (1968–1978)
 Anggota Komite Empat - tim pemberantas korupsi (1970)

2. LAMA KERJA

Masa bakti : 3 April 1952-30 Juli 1953 (didemisionerkan pada tanggal 3 Juni 1953)

Wilopo (21 Oktober 1909 – 20 Januari 1981) adalah Perdana Menteri Indonesia ke-


7 yang menjabat pada 3 April 1952 - 30 April 1953 dan memimpin kabinet yang
dikenal dengan nama Kabinet Wilopo. Kabinetnya pun pada akhirnya jatuh —
sebagai akibat Peristiwa 17 Oktober 1952, karena ketidakpuasan kalangan militer
terhadap debat berkepanjangan dalam parlemen sehingga tokoh-tokoh Angkatan
Darat memaksa Presiden membubarkan kabinetnya.

3. Program Kerja Kabinet Wilopo


1. Organisasi Negara

d. Melaksanakan pemilihan umum untuk dewan konstituante dan dewan-


dewan daerah
e. Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
f. Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat

2. Kemakmuran

c. Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan meningkatkan produksi


nasional, termasuk bahan makanan rakyat
d. Melanjutkan usaha perubahan agrarian

3. Keamanan

Menjalankan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah keamanan dengan


kebijaksanaan sebagai negara hukum dan menyempurnakan organisasi alat-
alat kekuasaan negara serta mengembangkan tenaga masyarakat untuk
menjamin keamanan dan ketenteraman

4. Perburuhan

Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk meninggikan


derajat kaum buruh guna menjamin proses perekonomian nasional

5. Pendidikan

Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan


pengajaran

6. Luar Negeri

a) Mengisi politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan aktifitas yang
sesuai dengan kewajiban bangsa Indonesia dalam kekeluargaan bangsa-
bangsa dan sesuai dengan kepentingan nasional menuju perdamaian
dunia
b) Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda yang
sebelumnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan
perjanjian internasional biasa, mempercepat peninjauan kembali
persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar, serta meniadakan perjanjian-
perjanjian yang pada kenyataannya merugikan rakyat dan negara
c) Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia
dalam waktu sesingkat-singkatnya

4. Keberhasilan dan kegagalan kabinet Wilopo

1. Keberhasilan

6. Melaksanakan pemilihan umum


7. Meningkatkan kemakmuran rakyat
8. Upaya menciptakan keamanan dalam negeri
9. Upaya memperjuangkan Irian Barat
10. Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif

2. Kegagalan

4. Peristiwa pada tanggal 17 Oktober 1952 yang disebabkan oleh masalah


ekonomi, reorganisasi atau profesionalisasi tentara, dan adanya campur
tangan parlemen atas permasalahan militer
5. Adanya kondisi krisis ekonomi sehingga menyebabkan jatuhnya harga
barang ekspor Indonesia
6. Peristiwa Tanjung Morawa, yaitu peristiwa dimana rakyat protes kepada
pemerintah yang telah mengerjakan lahan perkebunan kepada para investor
asing dengan alasan untuk meningkatkanhasil devisa negara

5. Penyebab Jatuhnya Kabinet Wilopo

Selanjutnya saya akan membahas tentang penyebab jatuhnya kabinet


wilopo. Kebinet Wilopo mengalami beberapa kesulitan seperti mengatasi gerakan
separatisme yang terjadi di berbagai daerah, penekanan Presiden Sookano yang
dilakukan oleh sejumlah perwira Angkatan Darat pada tanggal 17 Oktober 1952
agar perlemen dibubarkan, serta kejadian Tangjung Morawa yang terjadi di
Sumatera Utara. Peristiwa Tanjung Morawa terjadi akibat persetujuan pemerintah
sesuai dengan KMB agar memberikan izin kepada pengusaha asing agar dapat
mengusahakan tanah perkebunan di Indonesia lagi. Tanah ini sebelumnya digarap
oleh para pertani karena bertahun tahun telah ditinggalkan oleh pemiliknya pada
saat Kabinet Sukiman. Saat itu juga Mr. Iskaq Cokroadisuryo selaku menteri dalam
negeri memberikan persetujuan agar tanah Deli dikembalikan.

Tanah tersebut berhasil dikembalikan saat masa Kebinet Wilopo.


Kemudian pada tanggal 16 Maret 1953, pihak polisi mengusir penggarap sawah
yang tidak mempunyai izin. Akibat pengusiran tersebut, banyak terjadi bentrokan
bersenjata yang menewaskan 5 orang petani. Peristiwa bentrokan itu mendapatkan
sorotan yang tajam dari pihak parlemen maupun pers. Hal inilah yang tentunya
menjadi penyebab jatuhnya kabinet wilopo. Akibatnya Kabinet Wilopo
memperoleh mosi tidak percaya dari Sidik Kertapati dari Serikat Tani Indonesia
atau Sakti. Lalu Wilopo mengembalikan mandatnya kepada Presiden pada tanggal
2 Juni 1953.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Wilopo
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/14/165853179/kabinet-wilopo-latar-
belakang-susunan-dan-program-kerja?page=all
MAKALAH KABINET BURHANUDDIN
DI
S
U
S
U
N
OLEH

MARTINI

KELAS : XII – MIA 2


PEMERINTAH PROVINSI ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022

KABINET BURHANUDDIN HARAHAP

1. Nama Kabinet
Burhanuddin Harahap (ejaan lama: Boerhanoeddin Harahap; 27
Desember 1917 – 14 Juni 1987) adalah Perdana Menteri Indonesia ke-9 yang
bersama Kabinet Burhanuddin Harahap memerintah antara 12 Agustus 1955
sampai 24 Maret 1956. Burhanuddin Harahap merupakan keturunan Sultan Aru
Barumun yaitu Aminuddin Harahap gelar Baginda Pamenang, di wilayah Pasir
Pangaraian, Rokan Hulu. Ayahnya merupakan seorang jaksa di Medan, Sumatra
Utara, bernama Junus Harahap.
Pada masa jabatannya menjadi Perdana Menteri tahun 1955,
dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia yang pertama kali sejak masa
kemerdekaan dan pertama kali di Indonesia. Pemilu ini juga merupakan satu-
satunya Pemilu yang pernah dilaksanakan pada masa Pemerintahan Presiden
Soekarno. Burhanuddin Harahap juga berperan besar dalam pelaksanan Konferensi
Asia-Afrika. Burhan mengundang semua perwakilan negara Asia Afrika walaupun
terlaksana pada era Ali Sastroamidjojo.

2. Koalisi Partai Pendukung


Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang terdiri dari
beberapa partai dan hampir merupakan kabinet Nasional, karena jumlah partai yang
tergabung dalam koalisi kabinet ini semua berjumlah 13 partai.

1. Majelis Syuro Muslimin Indonesia

2. Partai Indonesia Raya

3. Partai Syarikat Islam Indonesia

4. Demokrat

5. Nahdlatul Ulama

6. Partai Sosialis Indonesia

7. Partai Katholik Republik Indonesia

8. Partai Buruh

9. Partai Rakyat Nasional

10. Partai Republik Indonesia Raya

11. Partai Rakyat Indonesia

12. Partai Kristen Indonesia

13. Independen

3. Lama Berkuasa

Kabinet Burhanuddin Harahap memerintah antara 12 Agustus 1955


sampai 24 Maret 1956.

Anggota Menteri Pada Kabinet Burhanuddin Harahap

Komposisi Menteri-menteri dalam kabinet ini adalah sebagai berikut:


1. Perdana Menteri : Mr. Burhanuddin Harahap
2. Wakil Perdana Menteri I : R. Janu Permadi
3. Wakil Perdana Menteri II : Harsono Cokroaminoto
4. Menteri Luar Negeri : Mr. Anak Agung Gede Agung
5. Menteri Dalam Negeri : Mr. R. Sunaryo
6. Menteri Pertahanan : Mr. Burhaniddin Harahap
7. Menteri Keuangan : Prof. Dr. Sumirto Joyohadikusumo
8. Menteri Perekonomian : I.J. Kasimo
9. Menteri Pertanian : Muhammad Sarjan
10. Menteri Perhubungan : F. Laoh
11. Menteri Muda Perhubungan : Asroruddin
12. Menteri Agraria : Mr. Gunawan
13. Menteri Pekerj. Umum & Tenaga : R. Panji Suroso
14. Menteri Kehakiman : Mr. Lukman Wariadinata
15. Menteri Perburuhan : Iskandar Tejakusuma
16. Menteri Sosial : Sudibyo
17. Menteri Agama : K. H. Muhammad Ilyas
18. Menteri PP & K : Prof. Ir. Suwandi
19. Menteri Kesehatan : Dr. J. Leimena
20. Menteri Penerangan : Syamsuddin Sutan Makmur
21. Menteri Negara : Abdul Halim
22. Menteri Negara : Sutomo/ Bung Tomo
23. Menteri Negara : Drs. Comala Ajaib Nur
4. Program Kerja

Kabinet Burhanuddin Harahap ini mempunyai Program Kabinet yaitu:

1. Mengembalikan kewibawaan (Gezag) moril pemerintah Cq kepercayaan


Angkatan Darat dan Masyarakat kepada Pemerintah.
2. Melaksanakan Pemilihan Umum menurut rencana yang sudah diitetapkan
dan menyegerakan terbentuknya parlemen baru.
3. Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam
tahun 1955 ini juga.
4. Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.
5. Memberantas korupsi.

6. Meneruskan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam Wilayah


Republik Indonesia.
7. Memperkembangkan politik kerja sama Afrika – Asia berdasarkan politik
bebas dan aktif menuju perdamaian.

Program tersebut diatas cukup praktis dan tidak terlalu banyak. Diantaranya
program kabinet ini ada yang dapat dilaksanakan, tapi juga ada yang belum dapat
terlaksana. Memang kita menyadari sekali bahwa kabinet ini tidak berumur
panjang, hanya sekitar 6,5 bulan saja

5. Keberhasilan

1. Mengadakan perbaikan ekonomi, termasuk di dalamnya keberhasilan


pengendalian harga, menjaga agar jangan terjadi inflasi dan sebagainya.
Dalam masalah ekonomi kabinet ini berhasil cukup baik. Dapat dikatakan
kehidupan rakyat semasa kabinet cukup makmur, harga barang tidak
melonjak naik akibat inflasi.
2. Berhasil ,menyelenggarakan pemilihan umum untuk anggota-anggota DPR.
3. Berhasil mengembalikan wibawa pemerintah terhadap Angkatan Darat

6. Kegagalan Kabinet

Pengembalian Irian Barat ke dalam Wilayah Negara Indonesia. Usaha ini baru
berhasil pada masa pemerintahan Kabinet Kerja III yaitu pada tanggal 1 Mei 1963.
7. Penyebab Jatuhnya Kabinet Burhanuddin Harahap

Kabinet Burhanuddin Harahap memerintah hanya selama 5 – 6 bulan saja,


tetapi banyak mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan sebagaimana kami
tuturkan di atas. Sebenarnya kabinet ini di dalam menjalankan pemerintahan
kompak dan utuh, tidak ada pertentangan dan keretakan dalam tubuh kabinet.

Begitu juga tidak ada pertentangan antar partai yang ikut dalam koalisi
kabinet ini, tidak seperti kabinet-kabinet sebelumnya. Sebaliknya kelompok oposisi
seperti : PNI dan sebagainya tidak terlalu berusaha menjatuhkan kabinet.
Sebenarnya kabinet ini masih berjalan baik. Cuma Presiden kurang merestui
kabinet ini, karena yang menunjuk Burhanuddin Harahap sebagai formatir kabinet
adalah drs. Muh. Hatta.

Setelah hasil pemungutan suara diumumkan dan pembagian kursi di DPR


diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956 pukul 10.00 siang Kabinet Burhanuddin
Harahap mengundurkan diri, menyerahkan mandatnya kepada Presiden, untuk
dibentuk kabinet baru berdasarkan hasil pemilihan umum.

Sebenarnya kabinet ini seandainya terus bekerja tidak apa-apa selagi tidak
ada mosi tidak percaya dari parlemen. Tetapi secara Ethika politik demokrasi
parlementer, kabinet ini dengan sukarela menyerahkan mandatnya, setelah berhasil
melaksanakan Pemilu baik untuk anggota DPR maupun konstituante.

Jadi kabinet ini jatuh tidak dikarenakan keretakan di dalam tubuh kabinet,
juga bukan karena dijatuhkan oleh kelompok oposisi yang mencetuskan mosi tidak
percaya dari parlemen, tetapi merasa tugasnya sudah selesai.

Sumber :
https://www.gurupendidikan.co.id/kabinet-burhanuddin-harahap/
https://id.wikipedia.org/wiki/Burhanuddin_Harahap
MAKALAH KABINET ALI ASTROAMIJOYO

DI
S
U
S
U
N
OLEH

CUT ABYAT

KELAS : XII – MIA 2


PEMERINTAH PROVINSI ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022

KABINET ALI SASTROMIJOYO I

1. Nama Kabinet Dan Partai Koalisi

Kabinet pertama Ali Sastroamidjojo, sering disebut juga sebagai Kabinet Ali


Sastroamidjojo-Wongsonegoro atau Kabinet Ali Sastroamidjojo
Wongsonegoro Zainul Arifin, adalah kabinet keempat setelah pembubaran
negara Republik Indonesia Serikat yang memerintah pada masa bakti 31 Juli 1953
hingga 24 Juli 1955, sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 132 Tahun 1953
tertanggal 31 Juli 1953.

Partai pendukung kabinet ini adalah :

 PNI.

 Partindo.

 PETA.

 BPUPKI. Pancasila.

 PPKI.

 Revolusi Nasional Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan.

2. Lama berkuasa Susunan kabinet


masa bakti 31 Juli 1953 hingga 24 Juli 1955

Partai
No Jabatan Nama Menteri
Politik

Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo PNI

Wongsonegoro
1 PIR
(sampai dengan 23 Oktober 1954)
Wakil Perdana Menteri

Zainul Arifin NU

2 Menteri Luar Negeri Sunario Sastrowardoyo PNI

3 Menteri Dalam Negeri Prof. Dr. Mr. Hazairin


PIR
(sampai dengan 23 Oktober 1954)

Zainul Arifin NU
(sejak 23 Oktober 1954-19
November 1954)

R. Sunarjo
Independen
(sejak 19 November 1954)[6]

Dr. Iskak Tjokroadisurjo
PNI
(sampai dengan 8 November 1954)

4 Menteri Perekonomian
Prof. Ir. Roosseno
Soerjohadikoesoemo PIR
(sejak 8 November 1954)

5 Menteri Keuangan Dr. Ong Eng Die PNI

6 Menteri Pertahanan Iwa Kusumasumantri[8] Progresif

7 Menteri Kehakiman Djody Gondokusumo PRN

8 Menteri Penerangan Ferdinand Lumbantobing S.K.I.

9 Menteri Perhubungan Abikusno Tjokrosujoso


(sampai dengan 14 September PSII
1953)

Prof. Ir. Roosseno


Soerjohadikoesoemo
PIR
(29 September 1953 – 23 Oktober
1954)

Ali Sastroamidjojo PNI


(23 Oktober – 19 November 1954)
dr. Adnan Kapau Gani
Independen
(sejak 19 November 1954)[12]

Prof. Ir. Rooseno


PIR
(sampai dengan 12 Oktober 1953)
Menteri Pekerjaan Umum
10
dan Tenaga
Mohammad Hasan
Independen
(sejak 12 Oktober 1953)

11 Menteri P.P. dan K. Mohammad Yamin Independen

12 Menteri Perburuhan Sutan Muchtar Abidin Partai Buruh

13 Menteri Pertanian Sadjarwo BTI

14 Menteri Agama K.H. Masjkur NU

FL Tobing
(ad interim sejak 1 Agustus 1953- S.K.I.
12 Oktober 1953)
15 Menteri Kesehatan

dr. Lie Kiat Teng


PSI
(sejak 12 Oktober 1953)

16 Menteri Sosial Pandji Suroso Parindra

17 Menteri Urusan Sudibjo


Kesejahteraan Negara (sampai dengan 14 PSII
September 1953)[9]

Wongsonegoro PIR
(sejak 29 September 1953-23
Oktober 1954)[3]

Zainul Arifin
NU
(sejak 23 Oktober 1954)

Mohammad Hanafiah
(sampai dengan 19 NU
November 1954)
18 Menteri Urusan Agraria

I Gusti Gde Rake


PRN
(sejak 19 November 1954)

3. PROGRAM KERJA

Dalam Negeri

Keamanan

1. Memperbaharui tatanan politik untuk mengembalikan keamanan dan


ketenteraman, sehingga memungkinkan tindakan-tindakan yang tegas serta
membangkitkan tenaga rakyat
2. Menyempurnakan hubungan antar alat-alat kekuasaan Negara

Pemilihan Umum

Segera melaksanakan pemilihan umum untuk dewan konstituante dan Dewan


Perwakilan Rakyat

Kemakmuran dan Keuangan

1. Menitikberatkan politik pembangunan dengan berbagai usaha untuk


kepentingan rakyat jelata
2. Memperbaharui perundang-undangan agraria sesuai dengan kepentingan
petani dan rakyat kota
3. Mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dan kaum pengangguran
terlantar untuk terlibat dalam lapangan pembangunan
4. Memperbaiki pengawasan penggunaan uang negara

Organisasi Negara

1. Memperbaharui politik desentralisasi dengan cara menyempurnakan


perundang-undangan dan mengusahakan pembentukan daerah otonomi
menuju tingkatan terbawah
2. Menyusun aparatur pemerintahan yang efisien serta pembagian tenaga yang
rasionil dengan mengusahakan perbaikan taraf penghidupan pegawai
3. Memberantas korupsi dari birokrasi

Perburuhan

Melengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk mencapai kembali


ketenagakerjaan sebesar-besarnya

Perundang-undangan

Mempercepat terbentuknya perundang-undangan nasional terutama dalam bidang


keamanan, kemakmuran, keuangan dan kewarganegaraan

Politik Luar Negeri

1. Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk menuju
perdamaian dunia
2. Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda yang
sebelumnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan
perjanjian internasional biasa, mempercepat peninjauan kembali
persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar, serta meniadakan perjanjian-
perjanjian yang pada kenyataannya merugikan rakyat dan negara
3. Memperjuangkan dan mengusahakan kembali integrasi Irian Barat ke dalam
kekuasaan wilayah Republik Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya

Kebijaksanaan Pemerintah

Mengusahakan penyelesaian terhadap berbagai perselisihan politik yang tidak dapat


diselesaikan dalam kabinet dengan menyerahkan keputusannya kepada parlemen

4. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN KABINET

Keberhasilan Kegagalan
1. Pembatalan KMB (Konferensi 1. Di bidang keamanan muncul
Meja Bundar) kekacauan akibat oposisi keras dari
2. Melaksanakan keputusan KAA PUSA (Persatuan Ulama Seluruh
( Konferensi Asia Afrika ) Aceh) di bawah Daud Beureueh,
3. Upaya perjuangan sebagai puncak kekecewaan mereka
mengembalikan Irian Barat ke terhadap pusat.
Pangkuan Republik Indonesia
2. Tidak memiliki hubungan baik
4. Usaha dalam memperbaiki nasib
dengan TNI
kaum buruh dan pegawai
5. Upaya pemulihan keamanan

5. Kemunduran Kabinet Ali Sastroamijdojo I

Sama halnya dengan kabinet-kabinet sebelumnya, kabinet ini akhirnya


mengundurkan diri. Alasannya karena banyak sekali masalah yang tidak bisa
diatasi, misalnya pergolakan yang terjadi di daerah (DI/TII), Tingkat korupsi yang
memuncak, membuat perekonomian menurun dan kepercayaan masyarakat
merosot. Masalah Irian yang tidak selesai, Pemilu yang tidak terlaksana, bahkan
skandal korupsi sendiri ada di tubuh PNI.

NU tidak puas dengan kerja kabinet (personel, ekonomi, keamanan,) dan


didalamnya terdapat konflik antara NU dan PNI. Sehingga pada tanggal 20 Juli NU
mengutus menteri-menterinya untuk mundur dari pemerintah. Hal ini diikuti oleh
partai lain. Adanya kelemahan Kabinet Ali mendorong Masyumi untuk mengajukan
mosi pada bulan Desember mengenai kemunduran (ketidak percayaan kepada
kebijakan pemerintah). Sebagai imbalan atas perlindungan PNI, PKI meredam
kecaman-kecaman terhadap korupsi dan masalah ekonomi. Adanya kesenjangan
politik yang demikian menimbulkan keretakan didalam kabinet .

Ali mengembalikan mandatnya pada tanggal 18 Juni. Soekarno memutuskan untuk


naik haji dan kemudian mengunjungi Mesir. karena dukungan dari DPR tidak
mencukupi empat hari kemudian akhirnya Ali mengundurkan diri. Kabinet ini
mengembalikan mandatnya pada tanggal 24 Juli 1955.
Sumber Referensi:

Simanjuntak, P. N. H. (2003). Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal


Kemerdekaan Sampai Reformasi. Jakarta: Djambatan

https://idsejarah.net/2020/06/kabinet-ali-sastroamidjojo-i.html

Makalah
KABINET NATSIR

DI
S
U
S
U
N
OLEH

SULTAN KHANA WIBAWA

KELAS : XII – MIA 2


PEMERINTAH PROVINSI ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 MEULABOH
TAHUN 2021 / 2022

KABINET NATSIR

BIOGRAFI

Mohammad Natsir (17 Juli 1908 – 6 Februari 1993) adalah seorang ulama,


politikus, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan pendiri sekaligus
pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam
negeri, ia pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di
kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim
Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.
Natsir lahir dan dibesarkan di Solok, sebelum akhirnya pindah
ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA dan kemudian
mempelajari ilmu Islam secara luas di perguruan tinggi. Ia terjun ke dunia politik
pada pertengahan 1930-an dengan bergabung di partai politik berideologi Islam.
Pada 5 September 1950, ia diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia kelima.
Setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 26 April 1951 karena
berselisih paham dengan Presiden Soekarno, ia semakin vokal menyuarakan
pentingnya peranan Islam di Indonesia hingga membuatnya dipenjarakan oleh
Soekarno. Setelah dibebaskan pada tahun 1966, Natsir terus mengkritisi pemerintah
yang saat itu telah dipimpin Soeharto hingga membuatnya dicekal.

Natsir mulai mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat Maninjau selama dua


tahun hingga kelas dua, kemudian pindah ke Hollandsch-Inlandsche
School (HIS) Adabiyah di Padang. Setelah beberapa bulan, ia pindah lagi
ke Solok dan dititipkan di rumah saudagar yang bernama Haji Musa.[9] Selain
belajar di HIS di Solok pada siang hari, ia juga belajar ilmu agama Islam di
Madrasah Diniyah pada malam hari. Tiga tahun kemudian, ia kembali pindah ke
HIS di Padang bersama kakaknya. Pada tahun 1923, ia melanjutkan pendidikannya
di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) lalu ikut bergabung dengan
perhimpunan-perhimpunan pemuda seperti Pandu Nationale Islamietische
Pavinderij dan Jong Islamieten Bond. Setelah lulus dari MULO, ia pindah
ke Bandung untuk belajar di Algemeene Middelbare School (AMS) hingga tamat
pada tahun 1930. Dari tahun 1928 sampai 1932, ia menjadi ketua Jong Islamieten
Bond (JIB) Bandung. Ia juga menjadi pengajar setelah memperoleh pelatihan guru
selama dua tahun di perguruan tinggi. Ia yang telah mendapatkan pendidikan Islam
di Sumatra Barat sebelumnya juga memperdalam ilmu agamanya di Bandung,
termasuk dalam bidang tafsir Al-Qur'an, hukum Islam, dan dialektika. Kemudian
pada tahun 1932, Natsir berguru pada Ahmad Hassan, yang kelak menjadi tokoh
organisasi Persatuan Islam.

A. Nama Perdana Menteri

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran


negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20
Maret 1951.

Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran


negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20
Maret 1951.

B. Koalisi Partai Pendukung

Kabinet Natsir sendiri mulai memerintah pada tanggal 6 September 1950 dan
berakhir pada tanggal 21 Maret 1951. Kabinet Natsir adalah kabinet yang dibangun
atas dasar koalisi yang beranggotakan inti dari Partai Masyumi.

9. Majelis Syuro Muslimin Indonesia.


10. Persatuan Indonesia Raya.
11. Faksi Demokratik.
12. Partai Sosialis Indonesia.
13. Partai Katolik.
14. Partai Kristen Indonesia.
15. Partai Indonesia Raya.
16. Partai Sarekat Islam Indonesia.

C. Lama Berkuasa

Kabinet Natsir  adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran


negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6
September 1950 hingga 20 Maret 1951.

D. Program Kerja
 Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk Dewan
Konstituante dalam waktu yang singkat.
 Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan Pemerintahan serta
membentuk peralatan Negara yang bulat berdasarkan Pasal 146 di dalam
Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
 Menggiatkan berbagai usaha untuk mencapai keamanan dan ketenteraman.
 Mengembangkan dan memperkokoh kekuatan perekonomian rakyat sebagai
dasar bagi pelaksanaan kegiatan perekonomian nasional yang sehat serta
melaksanakan keragaman dan kesamarataan hak antara buruh dan majikan.
 Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas berbagai
usaha untuk meningkatkan kualitas manusia dalam hal kesehatan dan
kecerdasan.
 Menyempurnakan organisasi Angkatan Perang dan pemulihan mantan
anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat.
 Memperjuangkan dan mengusahakan penyelesaian masalah perebutan
wilayah Irian Barat dalam waktu yang singkat.

E. Keberhasilan Natsir

1. Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke


ekonomi nasional

2. Indonesia masuk PBB

3. Berlangsung perundingan antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya


mengenai masalah Irian Barat.

F. Kegagalan program kerja kabinet

1. Pada penerapan Sumitro Plan, pengusaha nasional diberi bantuan kredit,


tetapi bentuan itu diselewengkan penggunaannya sehingga tidak mencapai
sasaran.

2. Upaya memperjuangkan masalah Irian Barat dengan Belanda mengalami


jalan buntu (kegagalan).
3. Timbul masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan
hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi
Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS.

4. Seringnya mengeluarkan Undang Undang Darurat yang mendapat kritikan


dari partai oposisi.

Dalam menjalankan tugas pemerintahan, pasti sebuah kabinet bisa meraih


pencapaian-pencapaian tertentu. Meski secara keseluruhan mungkin ada yang
menilai gagal, setidaknya tetao ada satu atau dua program atau agenda yang bisa
dilakukan atau mencapai target. Atau setidaknya bisa memperbaiki suatu kondisi
menjadi lebih baik. Begitu halnya dengan Kabinet Natsir, tentu dalam kurun masa
kekuasaannya memiliki pencapaian prestasi dan keberhasilan yang berhasil
didapatkan. Di bawah ini adalah beberapa pencapaian Kabinet Natsir dalam masa
kekuasaannya.

7. Runtuh Dan Berakhirnya Kekuasaan Kabinet Natsir

Penyebab jatuhnya kabinet Natsir dikarenakan kegagalan kabinet ini dalam


menyelesaikan masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI
menyangkut pencabutan peraturan pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS.
Kabinet natsir didimisioner sejak 21 Maret 1951 dan mengundurkan diri setelah
DPR menerima mosi S. Hadikusumo tentang pencabutan PP Nomor 39/1950
tentang pembekuan DPRD. Menteri Asaat ( Menteri Dalam Negeri) tidak
menyetujui mosi tersebut dan kabinet sependapat dengan Asaat, maka kemudian
mengundurkan diri.

Kabinet Natsir mengundurkan diri karena tidak mau menerima mosi DPR,
walaupun Kabinet belum di jatuhi Mosi Tidak Percaya dari DPR ini menjadi sifat
dari Kabinet-kabinet pada masa UUDS 1950, walaupun sistem yang dianut oleh
UUDS 1950 adalah perlementer, dimana parlemen dapat menggulingkan Kabinet,
tetapi sepanjang 1950-1959 kabinet tidak hanya mosi tidak percaya , tetapi suara-
suara luar kabinet sudah menyebabkan Kabinet mengundurkan diri.
Daftar Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Natsir

Susanto, Ready. (2018). Mari Mengenal Kabinet Indonesia. Bandung: PT


Dunia Pustaka Jaya.

https://eprints.uny.ac.id/21336/11/BAB%20I%20fix.pdf
Nama : Sarah Ramadhani

Kelas : X – Mipa 3

Mapel : Bahasa Indonesia

Teks Eksposisi

PENINGKATAN PENDIDIKAN

Tesis :

Pendidikan merupakan senjata ampuh untuk mengubah dunia. Karena pendidikan

merupakan sarana dimana kita bisa mepelajari banyak hal yang sangat bermanfaat

Argumentasi:

Di Indonesia tingkat pendidikan tergolong lumayan baik. Pemerintah telah

mengeluarkan dana yang tidak sedikit demi membangun gedung sekolah dan

memberikan sekolah gratis. Di Indonesia tingkat pendidikan tergolong lumayan

baik. Pemerintah telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit demi membangun

gedung sekolah dan memberikan sekolah gratis.

Penegasan Ulang :

Ketika fasilitas dan peran aktif peserta didik sudah bersatu maka kemungkinan

besar derajat Indonesia akan lebih diakui oleh dunia.

Tidak menutup kemungkinan juga akan banyak investor asing yg datang sehingga

bisa meningkatkan perekonomian dalam negeri.

Guru yang berkualitas dan mempunyai kompetensi juga akan sangat membantu

meningkatkan tingkat pendidikan di Indonesia.


TEKS ANEKDOT

Kaos Tahanan KPK

 Abstraksi

Terdapat dua orang dari partai politik, sebut saja namanya Danu dan Zaky, yang
mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

 Orientasi

Setelah selesai memberikan berkas-berkas pencalonannya ke KPU di wilayah masing-


masing, Danu dan Zaky ngobrol sekaligus meminum kopi di sebuah kantin. Mereka
kemudian terikat ke dalam sebuah percakapan yang sangat seru.

 Krisis

Danu: Zak, kamu tahu kan di negara kita sudah terdapat banyak politis-politis yang
kaya raya?!
Zaky: Emm, masalah itu aku juga udah tahu, Dan!
Danu: Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka semua sanggup untuk membeli
baju yang termahal di Indonesia.
Zaky: Lho, maksud kamu apa ya?
Danu: Ya, apalagi kalo bukan baju tahanan KPK.

 Reaksi

Zaky: Kok malah kaos tahanan KPK si dan, aku gak paham?
Danu: Ya iyalah, coba aja deh kamu pikir Zak, seorang politis terlebih dahulu harus
bisa mengambil uang negara minimal 1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan
kaos tersebut.
Wahyu: Ohh, aku baru paham kalau maksud kamu seperti itu, Dan.

 Koda

Kemudian mereka memesan kopi untuk yang kedua kalinya dan mengingat masa lalu
mereka yang sudah pernah mengenakan kaos termahal KPK itu.
Nama: Nurul Maghfirah

NIM: 2005902020048

Mata kuliah: Analisis zat gizi pangan (UTS)

1. Jelaskan peranan analisis zat gizi pangan dan berikan contohnya !


 Peran analisis zat gizi pangan yaitu:
- Menganalisis mutu pangan ( melihat makanan yang dikonsumsi masih
mengandung gizi yang tinggi)
- Menganalisa tingkat keamanan ( makanan tersebut tidak mengandung
bahan kimia yang berbahaya sehingga aman apabila dikonsumsi)
- Pengambilan keputusan ( menentukan apakah boleh dikonsumsi atau
tidak, serta apakah dapat diklaim sebagai makanan sehat)

2. Penentuan jumlah zat gizi dalam makanan dapat diukur dengan analisis
proksimat, namun disisi lain analisis proksimat memiliki kelemahan.
Jelaskan !
 Kelemahan analisis proksimat ialah hasil analisis lemak dan serat
kasar kurang tepat karena dalam analisis lemak, vitamin larut lemak
dan zat-zat pewarnanya ikut terhitung sebagai lemak, sedangkan
dalam analisis serat kasar, mineral volatil tidak menguap sehimgga
ikut terhitung sebagai serat kasar. Atau dapat dikatakan menguji
kualitas bahan yang telah diketahui dibandingkan dengan
standarnya.

3. Jelaskan perbedaan kadar air basis basah dan basis kering dan berikan
contohnya !
 Perbedaannya adalah kadar air basis basah umumnya dipakai untuk
menentukan mutu produk atau dalam perdagangan. Sedangkan
kadar air basis kering umumnya diperuntukkan untuk analisis proses
pengeringan dan penelitian pengeringan.

Contoh kadar air basis basah : proses pemasaran bahan pangan basah
(misalnya pemasaran bahan pangan sayur)
Contoh kadar air basis kering: proses pembuatan ikan asin

4. Jelaskan perbedaan karbohidrat yang dapat dicerna dengan tidak dapat


dicerna dan berikan contohnya !
 Karbohidrat yang dapat dicerna dapat dipecah oleh enzim alfa
amilase dalam sistem pencernaan manusia yang menghasilkan
energi. Contohnya monosakarida (glukosa dan fruktosa),
polisakarida ( pati dan dekstrin) dan sebagainya. Sedangkan
karbohidrat yang tidak dapat dicerna, tidak dapat dipecah oleh
enzim alfa amilase yang ada dalam tubuh. Contohnya
selulosa,lignin,substansi pekat dan hemiselulosa.

5. Jelaskan tentang water holding capacity!


 Water holding capacity atau daya ikat air merupakan faktor salah
satu karakteristik fungsional dari protein, daya ikat air adalah
kemampuan daging untuk mengikat air yang ada didalam bahan
maupun yang ditambahkan selama proses pengolahan. Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi daya ikat air, diantaranya ialah
konsentrasi protein, Ph, kekuatan ionik, suhu, keberadaan
komponen pangan, lemak, garam, laju dan lama perlakuan panas.
Pembagian harta warisan

Kelompok : 2

Cut rauzathul

Lolia dwi respati

Rini zahlya

vira pratiwi

veronica
Pembagian harta waris sesuai ketentuan

Pembagian harta warisan dalam islam diatur dalam Al Qur’an,yaitu pada An-
Nisa yang menyebutkan bahwa pembagian harta warisan dalam islam telah
ditentukan ada 6 tipe persentase pembagian harta waris,ada pihak yang
mendapatkan setengah (1/2),seperempat (1/4),seperdelapan (1/8),dua pertiga
(2/3),sepertiga (1/3) dan seperenam (1/6).

a.ahli waris berdasarkan jenis kelamin

pembagian ahli waris berdasarkan jenis kelamin tersebut biasanya didasarkan


pada hubungan darah,pernikahan,sampai hubungan persaudaraan.pembagian ahli
waris berdasarkan jenis kelamin yaitu :

1.golongan laki laki

Terdiri dari ayah,anak laki laki,saudara laki laki,paman laki laki serta kakek.

2golongan perempuan

Terdiri dari ibu,anak perempuan,serta nenek.

Lebih lanjutnya menurut pasal 181 seta pasal 182 KHI telah mengatur tentang
kondisi yang membuat saudara akhirnya berhak mendapat warisan tersebut,yaitu
ketika pewaris meninggal tapi tidak meninggalkan anak juga ayahnya

Pasalnya berbunyi seperti berikut :

 Pasal 181
Jika seseorang meninggal tetapi tidak meninggalkan seoranganak serta
ayah,maka saudara laki laki serta perempuan tapi seibu masing masing
akan dapat seperempat bagian.bila mereka berjumlah dua orang atau
lebih mereka akan bersama sama mendapat sepertiga bagian saja.
 Pasal182
Jika seseorang meninggal tapi tidak meninggalkan anak serta
ayah,sedangkan ia memiliki satu saudara perempuan kandung atau
seayah,maka ia pasti nantinya akan paling tidak separuh bagian dan jika
saudara perempuan sekandung atau seayah dua orang atau lebih,maka
mereka akan bersama mendapat dua pertiga bagian.tentunya mengurus
warisan dan ahli waris adalah hal yang cukup susah dan ribet.
b. ahli waris berdasarkan hak memperoleh harta warisan

pembagian harta yang ditentukan dalam Al-Qur’an untuk warisan adalah


sebagai berikut :

 Setengah (1/2)
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan separuh harta warisan
peninggalan pewaris ada lima,yakni satu dari golongan laki laki dan
empat lainnya dari golongan perempuan.kelima ahhabul furudh tersebut
adalah suami,anak perempuan keturunan anak laki laki,saudara kandung
perempuan dan saudara perempuan seayah.
 Seperempat (1/4)
Adapun kerabat pewaris yang berhak mendapatkan seperempat dari harta
peninggalannya hanya ada dua,yakni suami dan istri
 Seperdelapan (1/8)
Ashhabul furudh yang berhak memperoleh bagian warisan seperdelapan
hanya istri.baik hanya seorang maupun lebih,akan mendapatkan
seperdelapan dari harta peninggalan suaminya.pembagian ini diikuti
syarat bahwa suami tersebut harus sudah mempunyai anak atau cucu,baik
anak tersebut telah lahir atau masih dalam kandungan istri yang satu
maupun yang lainnya.
 Dua per tiga (2/3)
Ahli waris yang berhak mendapatkan bagian dua pertiga harta
peninggalan terdiri dari empat golongan yang semuanya adalah wanita :
1. Dua anak perempuan( kandung) atau lebih
2. Dua orang cucu perempuan keturunan anak laki laki atau lebih
3. Dua orang saudara kandung perempuan atau lebih
4. Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih
 Sepertiga (1/2)
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan warisan sepertiga bagian
hanya dua orang yaitu ibu dan dua saudara (baik laki laki maupun
perempuan yang seibu)
 Seperempat (1/6)
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan bagian seperempat ada tujuh
orang.mereka adalah ayah,kakek asli (bapak dari ayah),ibu,cucu
perempuan keturunan anak laki laki,saudara perempuan seayah,nenek
asli,saudara laki laki dan perempuan seibu

Anda mungkin juga menyukai