Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena dengan rahmat dan
hidayah- Nya telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan-kebijakan pada Masa
Pemerintahan Kabinet Wilopo di Indonesia Tahun 1952-1953” dengan tepat
waktu. Makalah “Kebijakan-kebijakan pada Masa Pemerintahan Kabinet Wilopo
di Indonesia Tahun 1952-1953” ini disusun guna memenuhi tugas Penilaian
Tengah Semester (PTS) pada mata pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 2
Sangatta Utara.
Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari susunan, kalimat,
maupun tata bahasa. Oleh karena itu, saran dan kritik dari teman- teman dan guru
sangat saya harapkan untuk dapat memperbaiki makalah saya kedepannya. Akhir
kata penulis berharap makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca
baik untuk menambah pengetahuan maupun sebagai referensi. Demikian makalah
ini saya buat, saya ucapkan terima kasih.

Sangatta, Oktober 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... II


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Proses Terbentuknya Kabinet Wilopo ............................................................................ 3

a) Pengertian Kabinet Wilopo ....................................................................................... 3

b) Terbentuknya Kabinet Wilopo .................................................................................. 3

c) Susunan Kabinet Wilopo ........................................................................................... 4

d) Partai-Partai Pendukung Kabinet Wilopo ................................................................. 5

2.2 Program Kerja Kabinet Wilopo ...................................................................................... 6

a) Program Kerja Kabinet Wilopo................................................................................ 6

b) Pencapaian Kerja Kabinet Wilopo ............................................................................ 7

2.3 Akhir Pemerintahan Kabinet Wilopo .............................................................................. 8

a) Faktor-faktor yang menyebabkan jatuhnya kabinet wilopo ...................................... 8

BAB III PENUTUP DAN SARAN ...................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 10

3.2 Saran ................................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. 13

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabinet wilopo merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan
parlementer di Indonesia. Kabinet wilopo di bentuk setelah kabinet Sukiman
di ambil mandatnya oleh DPR. Penyebab di ambil mandat kabinet Sukiman
karena di anggap lebih condong kebarat dan bertentangan dengan politik
nonblok Indonesia. Sesuai aturannya kabinet Sukiman harus mengembalikan
mandatnya kepada presiden Ir.Sukarno. Setelah Ir.Sukarno menerima
pengunduran diri Sukiman dan kabinetnya, ,maka presiden menunjuk Sidik
Djoyosukarto dari partai PNI (Partai Nasional Indonesia) serta Prawoto
Mangku Sasmito dari partai Masyumi menjadi formatur pembentukan kabinet
yang baru.
Karena Sidik Djoyosukato dan Prawoto Mangku Sasmito gagal
merumuskan formatur kabinet. Maka mereka mengembalikan mandat sebagai
formatur kabinet kepada Ir.Sukarno. Kegagalan mereka di sebabkan oleh
gagalnya membentuk kabinet yang kuat dan di dukung mayoritas partai di
parlemen serta tidak adanya kesepakatan tentang orang atau mentri yang akan
didudukkan di kabinet. Setelah Sidik Djoyodikusumo dan Prawoto
mengembalikan mandatnya Pada tanggal 19 februari 1952. Presiden Ir.
Sukarno kembali menbentuk formatur kabinet baru yang diketuai oleh
Wilopo.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mencoba untuk menggali lebih
jauh tentang apa saja yang ada pada Kabinet Wilopo

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka penulis
telah merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam kajian
penelitian mengenai bagaimana Kebijakan-kebijakan pada Masa Pemerintahan
Kabinet Wilopo di Indonesia Tahun 1952-1953? Beberapa rumusan masalah
tersebut antara lain:
1) Bagaimana proses terbentuknya Kabinet Wilopo?
2) Bagaimana program kerja pemerintahan Kabinet Wilopo dan
pelaksanaannya tahun 1952-1953?
3) Bagaimana akhir pemerintahan Kabinet Wilopo?

1
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1) Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya Kabinet Wilopo.
2) Untuk mengetahui program kerja pemerintahan Kabinet Wilopo dan
pelaksanaannya tahun 1952-1953.
3) Menjelaskan akhir pemerintahan Kabinet Wilopo.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Terbentuknya Kabinet Wilopo


a) Pengertian Kabinet Wilopo
Kabinet Wilopo adalah kabinet ketiga setelah pembubaran
negara Republik Indonesia Serikat yang bertugas pada masa bakti 3
April 1952 hingga 30 Juli 1953. Kabinet Wilopo didemisionerkan
berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1953 tertanggal 3
Juni1953.
b) Terbentuknya Kabinet Wilopo
Setelah kabinet Sukiman di ambil mandatnya. Pada tanggal 1 Maret
1952 Presiden Soekarno menunjuk Sidik Djojosukarto (PNI) dan Prawoto
Mangkusasmito (masyumi) menjadi fornatur. Yang diminta oleh Presiden
kepada Fornatur adalah sebuah kabinet yang kuat dan mendapat dukungan
cukup dari Parlemen. Namun usaha fornatur menemui kegagalan sebab
tidak ada kesepakatan tentang calon-calon yang akan didudukan dalam
kabinet. Pada tanggal 19 Maret mereka mengembalikan Mandat, dan
Presiden menunjuk Mr. Wilopo (PNI) sebagai fornatur baru. Akhirnya
setelah berusaha dua minggu, pada tangal 30 Maret Mr. Wilopo
mengajukan susunan kabinet yang terdiri dari PNI dan Masyumi masing-
masing jatah empat orang, PSI dua orang, PKRI (Partai Katholik Republik
Indonesia), Parkindo (Partai Kristen Indonesia), Parindra (Partai Indonesia
Raya), Partai Buruh, dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) masing -
masing satu orang dan golongan tak berpartai tiga orang. Dalam
menentukan susunan personalia kabinetnya, Wilopo mengusahakan
adanya suatu Tim yang padu sebagai zaken kabinet, sehingga dapat secara
bulat mendukungg kabijakan pemerintah. Dalam konstelasi politik saat itu
kehadiran partai-partai politik tetap diperhitungkan agar mencapai
mayoritas di Parlemen.

3
c) Susunan Kabinet Wilopo
Masa bakti : 3 April 1952-30 Juli 1953 (didemisionerkan pada
tanggal 3 Juni 1953)

Partai
No Jabatan Nama Menteri
Politik

Perdana Menteri Wilopo PNI


1
Wakil Perdana Menteri Prawoto Mangkusasmito Masyumi

Wilopo
(sampai dengan 29April 1952)
2 Menteri Luar Negeri PNI
Mukarto
(sampai dengan 29
April 1952)

3 Menteri Dalam Negeri Mohammad Roem Masyumi

Hamengkubuwono IX
Independen
(sampai dengan 2 Juni 1953)
4 Menteri Pertahanan
Wilopo
PNI
(sejak 2 Juni 1953)

5 Menteri Kehakiman Lukman Wiriadinata PSI

6 Menteri Penerangan Arnold Mononutu PNI

7 Menteri Keuangan Sumitro Djojohadikusumo PSI

8 Menteri Pertanian Mohammad Sardjan Masyumi

9 Menteri Perdagangan Sumanang PNI

10 Menteri Perhubungan Djuanda Independen

Menteri Pekerjaan Umum


11 Suwarto PKRI
dan Tenaga

12 Menteri Perburuhan Iskandar Tedjasukmana Partai Buruh

4
Anwar Tjokroaminoto
PSII
(sampai dengan 11 Mei 1953)
13 Menteri Sosial
Pandji Suroso
Parindra
(sejak 19 Mei 1953)

Menteri Pendidikan dan


14 Bahder Djohan Independen
Kebudayaan

15 Menteri Agama Fakih Usman Masyumi

16 Menteri Kesehatan J. Leimena Parkindo

Menteri Negara Urusan Pandji Suroso


17 Parindra
Pegawai (sampai dengan 11 Mei 1953)

Tabel 2.1 Susunan Kabinet Wilopo

d) Partai-Partai Pendukung Kabinet Wilopo


Partai pendukung kabinet Wilopo adalah PNI (partai Nasional
Indonesia) dan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Namun
Demikian, keduanya sulit untuk bekerjasama. Beroriantasi Nasionalis, PNI
mencurigai motivasi keagaman yang mungkin dimiliki oleh para
pemimpin Masyumi, sementara Masyumi tidak menyukai PNI karena
pendukung utama partai tersebut adalah kaum muslim abangan, terutama
dari masyarakat Jawa. Dalam Masyumi sendiri terdapat ketegangan antara
faksi-faksi yang konservatif dan Modernis. Selanjutnya PNI semakin
mencurigai motivasi-motivasi keagamaan dari beberapa pemimpin
masyumi dan mencari sekutu untuk membantunya menunda pemilihan
umum , karena merasa takut bahwa masyumi mengkin akan meraih
kemenangan yang sangat besar.
PKI dengan strategi Front persatuan nasionalnya, bersedia
menawarkan bantuan kepada PNI dan tidak mencela kabinet seperti yang
dilakukan terhadap kabinet sebelumnya semua orang yang ditangkap
dalam operasi pembersihan anti komunis pada tahun 1951 kini dibebaskan.

5
PSI berpengaruh di kalangan pejabat tinggi pemerintahan dan
mempunyai pendukung di kalangan tentara pusat. Sedangkan Masyumi
mewakili kepentingan-kepentingan politik Islam. Basis politik Masyumi
terdiri atas kaum muslim yang taat, termasuk sebagian besar kaum borjuis
pribumi, para kyai dan ulama. Basis utama Partai Nasional Indonesia
(PNI) ialah didalam birokrasi dan kalangan para pegawai kantor. Di daerah
pedesaan Jawa partai ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi
masyarakat muslim nominal (abangan).
Motivasi partai-partai mendukung pemerintahan yaitu agar mereka
duduk di dalam parlemen dengan praktik “politik dagang sapi” yang hanya
menguntungkan segelintir elite politik. Hal ini berkaitan dengan koalisi
dari dua atau lebih partai politik untuk membentuk kabinet pemerintahan.
Dimana masing-masing partai berada dalam keadaan memberikan
penawaran untuk menempatkan orang-orang guna mengisi pos-pos
kementrian tertentu, dengan demikian praktik politik dagang sapi lebih
berorientasi pada kekauasaan dan kepentingan sebuah partai politik,
ketimbang rakyat banyak.

2.2 Program Kerja Kabinet Wilopo


a) Program Kerja Kabinet Wilopo
` Program pokok dari Kabinet Wilopo adalah:
1. Program dalam negeri:
a. Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan
Konstituante, DPR, dan DPRD,
b. Meningkatkan kemakmuran rakyat,
c. Meningkatkan pendidikan rakyat, dan
d. Pemulihan stabilitas keamanan negara.
2. Program luar negeri:
a. Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda,
b. Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta
c. Menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.

6
Adapun program kerja kabinet wilopo berdasarkan bidang-
bidangnya:
1. Organisasi Negara
a. Melaksanakan pemilihan umum untuk dewan konstituante dan
dewan-dewan daerah
b. Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah
c. Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat
2. Kemakmuran
a. Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan meningkatkan
produksi nasional, termasuk bahan makanan rakyat
b. Melanjutkan usaha perubahan agrarian
3. Keamanan
Menjalankan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah
keamanan dengan kebijaksanaan sebagai negara hukum dan
menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara serta
mengembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin keamanan dan
ketenteraman.
4. Perburuhan
Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk
meninggikan derajat kaum buruh guna menjamin proses perekonomian
nasional.
5. Pendidikan
Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan
pendidikan dan pengajaran.
6. Luar Negeri
a. Mengisi politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan aktifitas
yang sesuai dengan kewajiban bangsa Indonesia dalam
kekeluargaan bangsa-bangsa dan sesuai dengan kepentingan
nasional menuju perdamaian dunia
b. Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda
yang sebelumnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi
hubungan berdasarkan perjanjian internasional biasa,
mempercepat peninjauan kembali persetujuan hasil Konferensi
Meja Bundar, serta meniadakan perjanjian-perjanjian yang pada
kenyataannya merugikan rakyat dan negara
c. Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik
Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya.

b) Pencapaian Kerja Kabinet Wilopo


Walaupun Kabinet Wilopo gagal dalam menyelenggarakan pemilu,
Kabinet Wilopo berhasil menyusun peraturan yang menjadi landasan

7
pemilu di Indonesia. Peraturan tersebut kemudian disahkan menjadi
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1953 pada 4 April 1953.

2.3 Akhir Pemerintahan Kabinet Wilopo

a) Faktor-faktor yang menyebabkan jatuhnya kabinet wilopo


Ada beberapa faktor yang menyebabkan jatuhnya kabinet Wilopo
yang pertama yaitu keadaan ekonomi yang kian memburuk dengan
berakhirnya perang korea. Antara bulan februari 1951- dan september 1952,
harga karet, ekspor yang terpenting turun 71%. Penghasilan pemerintah tentu
saja merosot. Dalam upaya untuk memperbaiki neraca perdagangan yang
tidak menguntungkan serta keluarnya cadangan emas dan devisa maka
pemerintah mengenakan bea tambahan sebesar 100 sampai 200 persen
terhadap impor barang mewah dan mengurangi pengeluaran. Selain itu
kabinet juga berencana memperkecil jumlah birokrasi dan militer.
Pengurangan yang direncanakan dikalangan militer inilah yang pada akhirnya
menimbulkan konflik yang gawat di dalam tubuh tentara dan merupakan cikal
bakal terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952.
Peristiwa 17 Oktober 1952 merupakan peristiwa yang cukup
mengoncang kabinet 7 Wilopo ialah yang menyangkut persoalan angkatan
darat, peristiwa ini mempunyai sangkut paut dengan perkembangan ekonomi,
reorganisasi atau profesionalisasi tentara dan campur tangan parleman atas
persoalan militer. Perkembangan ekonomi dunia kurang menguntungkan
pemasaran hasil eksport hingga penerimaan devisa menurun sekali
dibandingkan kabinet sebelumnya. Dengan maksud melakukan penghematan
tetapi juga pembentukan tentara yang memenuhi persyaratan Internasional
anggota militer yang semata-mata memasuki dinas ketentaraan karena
panggilan revolusi perlu dikembalikan ke masyarakat.
Tentara bukanlah suatu amatirisme tetapi fesionalisme. Ini
menyebabkan protes dikalangan perwira yang pendidikanya rendah, atau pro
pengajur persatuan, seperti yang tercermin dalam surat Bambang Supeno
kepada Presiden yang kemudian menimbulkan kericuhan (perpecahan) di
kalangan tentara. Banyak Politisi yang menyalahkan menteri pertahanan,
Sultan Hamengku Buwana, sebagai yang tercermin dalam mosi tak percaya
dari Zainal Baharudin dan manai Sophian yang mendesak ke organisasian
AP. Menyadari akan tangung jawabnya, KSAD Nasution beserta pimpinan
AD baik dari pusat maupun didaerah-daerah pada tanggal 17 Oktober 1952
menghadap Presiden Sukarno dan mengusulkan agar Parlemen dibubarkan,
karena terlalu berbau kolonial, Presiden langsung memimpin pemerintah
sampai diselengarakan pemilihan umum. Presiden Sukarno menolak karena
tidak mau jadi diktator . Usul tersebut didahului oleh suatu demonstrasi
dimuka istana Presiden dengan usul yang sama. Golongan Anti peristiwa 17
Oktober meluas juga dikalangan AD sendiri menteri pertahanan , sekretaris
jendral Ali Budiharjo dan sejumlah perwira yang merasa bertanggung jawab

8
atas terjadinya peristiwa 17 oktober mengundurkan diri dari jabatanya.
Kedudukan Nasution digantikan oleh Bambang Sugeng. Meskipun peristiwa
17 Okober tidak menyebabkan kabinet Wilopo jatuh tetapi prestisenya
menurun.
Yang ke-2 yaitu Terjadi defisit kas negara karena penerimaan negara
yang berkurang banyak terlebih setelah terjadi penurunan hasil panen
sehingga membutuhkan biaya besar untuk mengimport beras.
Yang ke-3 Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme
yang mengancam keutuhan bangsa yang harus segera diselesaikan. Di
beberapa tempat, terutama di Sumatera dan Sulawesi timbul rasa tidak puas
terhadap pemerintahan 8 pusat. Semua itu disebabkan karena rasa
ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat ke daerah yang tidak seimbang.
Daerah merasa bahwa sumbangan yang mereka berikan kepada pusat hasil
ekspor lebih besar dari pada yang dikembalikanke daerah.
Yang ke-4 yaitu Munculnya sentimen kedaerahan akibat ketidakpuasan
terhadap pemerintahan. Mereka juga menuntut diperluasanya hak otonomi
daerah. Timbul pula perkumpulan – perkumpulan yang berlandaskan
semangat kedaerahan seperi, paguyuban Daya Sunda di Bandung dan
Gerakan Pemuda federal Republik Indonesia di Makassar. Keadaan ini sudah
tentu membahayakan bagi kehidupan negara kesatuan.
Lalu yang terakhir adalah masalah tanah di Tanjung Morawa, satu
kecamatan di Sumatera Timur. Di kecamatan itu terdapat perkebunan asing,
antara lain perkebunan kelapa sawit, teh, dan tembakau. Atas dasar
persetujuan KMB, para pengusaha asing itu menuntut pengembalian lahan
perkebunan mereka, padahal perkebunan itu telah digarap oleh rakyat sejak
zaman pendudukan Jepang. Ternyata pemerintah menyetujui tuntutan dari
para pengusaha asing itu dengan alasan akan menghasilkan devisa dan akan
menarik modal asing lainnya masuk ke Indonesia. Di sisi lain, rakyat tidak
mau meninggalkan tanah-tanah yang telah digarapnya itu. Maka pada tanggal
16 Maret 1953 terjadilah pentraktoran tanah tersebut. Hal ini menimbulkan
protes dari rakyat. Namun protes rakyat itu disambut tembakan oleh polisi,
sehingga jatuh korban di kalangan rakyat. Peristiwa itu dijadikan sarana oleh
kelompok yang anti kabinet dan pihak oposisi lainnya untuk mencela
pemerintah. Kemudian mosi tidak percaya muncul di parlemen. Akibatnya
Kabinet Wilopo mengembalikan mandatnya kepada presiden pada tanggal 2
Juni 1953 tanpa menunggu mosi itu diterima oleh parlemen.

9
BAB III
PENUTUP DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno menunjukan Sidik
Djojosukarto (PNI) dan Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) menjadi
formatur, yang diminta oleh Presiden Soekarno kepada formatur ialah
sebuah kabinet yang kuat dan mendapat dukungan cukup dari parlemen.
Usaha kedua formatur untuk membentuk kabinet yang kuat menemui
kagagalan. Pada tanggal 19 kedua formatur itu mengembalikan mandatnya
dan Presiden Soekarno menunjuk Mr. Wilopo (PNI) sebagai formatur
baru.
2. Program kerja kabint Wilopo : Mempersiapkan pemilihan umum,
Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan RI,
Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan, Memperbarui bidang
pendidikan dan pengajaran, Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif.
3. Kabinet Wilopo mendapat dukungan koalisi dari PNI, Masyumi dan PSI.
Partai Sosialis Indonesia (PSI) didukung oleh kaum intelektual Jakarta.
PSI berpengaruh di kalangan pejabat tinggi pemerintahan dan mempunyai
pendukung di kalangan tentara pusat. Sedangkan Masyumi mewakili
kepentingan-kepentingan politik Islam. Basis politik Masyumi terdiri atas
kaum muslim yang taat, termasuk sebagian besar kaum borjuis pribumi,
para kyai dan ulama. Basis utama Partai Nasional Indonesia (PNI) ialah
didalam birokrasi dan kalangan para pegawai kantor. Di daerah pedesaan
Jawa partai ini memiliki daya tarik yang sangat besar bagi masyarakat
muslim nominal (abangan).
4. Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari
Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Peristiwa ini dijadikan
sarana oleh kelompok yang anti kabinet dan pihak oposisi lainnya untuk

10
mencela pemerintah. Akibatnya Kabinet wilopo mengembalikan
mandatnya kepada presiden pada tanggal 2 Juni 1953 tanpa menunggu
mosi itu diterima oleh parlemen.

3.2 Saran
Berdasarkan penelitian makalah dengan judul “Kebijakan-kebijakan pada
Masa Pemerintahan Kabinet Wilopo di Indonesia Tahun 1952-1953” maka
penulis akan menyampaikan beberapa saran yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan dari beberapa pihak, antara lain:
a) Bagi Pendidik dan Kalangan Umum
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi sumber
pengetahuan terhadap Sejarah Indonesia terkhusus masa Orde Lama dan
penelitian ini juga dapat dijadikan referensi sumber maupun bacaan terkait
tokoh nasional Wilopo juga materi Sejarah Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal yang sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) Kelas XII
semester 1 Sejarah Indonesia.
b) Bagi Pemerintah
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan
tambahan untuk negara karena melihat sekarang ini, masih banyak tokoh –
tokoh yang sangat mempunyai peranan penting dalam memajukan
Indonesia.
c) Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini
dijadikan sebagai referensi atau tambahan bahan untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang lebih rinci terhadap peranan Wilopo pada masa
Demokrasi Liberal (1952-1953).

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/433844793/Makalah-Kabinet-Wilopo
http://sule-epol.blogspot.com/2018/10/makalah-kabinet-wilopo.html
http://repositori.kemdikbud.go.id/21960/1/XII_Sejarah-Indonesia_KD-
3.3_final.pdf
https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=https://d14fikpiqfsi71.cloud
front.net/media/W1siZiIsIjIwMTcvMDQvMjUvMDcvMjUvMjEvMWY4
NTdjZGUtYWRhMC00ZDA3LThlNTQtYTFmNmE0NTAyZTgwL1Nla
mFyYWgtS2VsYXMtMTItU2VzaS03LnBkZiJdXQ.pdf?sha%3D63e25e4
72f3375dc
http://repository.upi.edu/37096/8/S_SEJ_1406909_Chapter5.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/8282/3/BAB%20V.pdf

12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Susunan Kabinet Wilopo ...................................................................................... 4

13

Anda mungkin juga menyukai