Anda di halaman 1dari 6

KABINET SUKIMAN

Ditulis Oleh:

1. Nadya Nur W (19)


2. Nasrul Fadhila A (20)
3. Rania Nurlita S (24)

Kelas: XII MIPA 5


SMA NEGERI 2 MOJOKERTO

ABSTRAK

Indonesia diawal kemerdekaan sering berganti kabinet, Pada masa pemerintahan


Soekarno terdapat beberapa kali Perombakan. Hingga sejak dibubarkannya RIS dan menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia, kabinet pertama yang memimpin adalah kabinet Natsir
yang juga tidak bisa bertahan lama di karenakan pada Tanggal 20 Maret 1951 Kabinet Natsir
domissioner setelah lama ada pertentangan pendapat antara Presiden Soekarno dengan Perdana
Menteri Muhammad Natsir. Kabinet Natsir sendiri yang baru di bentuk tanggal 6 September 1950
akhirnya mengalami kegagalan dan belum genap setahun berlangsung kabinet Natsir mulai
terguncang. Kabinet dibentuk silih berganti dan bubar pula silih berganti. Kebanyakan kabinet
yang gagal dikarenakan kebijakan - kebijakan dalam negeri maupun luar negeri yang tidak
berjalan lancar dan selalu menimbulkan permasalalahan didalam kabinet sehingga menyebabkan
mudahnya kabinet-kabinet tersebut jatuh. Setelah kabinet Natsir gagal dan lengser, kabinet
berikutnya adalah kabinet Sukiman - Suwirjo yang merupakan kabinet ke II setelah pembubaran
RIS. Setiap kabinet memiliki program atau kebijakan yang merupakan tujuan untuk memajukan
Indonesia yang merupakan negara baru merdeka dan membangun jiwa nasional.
Pada penulisan artikel ini penulis akan menguraikan kebijakan dalam negeri kabinet Sukiman
yang merupakan kabinet koalisi antara partai besar pada masa itu yaitu PNI dan Masyumi. Masa
pemerintahan kabinet Sukiman juga tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang terjadi
pada kebijakan- kebijakan kabinet terutama kebijakan poltik dalam negeri yang merupakan cita -
cita untuk memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia. Mengungkap mengenai pelaksanaan dan
permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan program kabinet Sukiman merupakan kajian
sejarah yang menarik sehingga peneliti akan menguraikan semua yang terjadi dalam pelaksanaan
kebijakan politik dalam negeri kabinet Sukiman.

Kata kunci : kabinet di awal kemerdekaan, latar terbentuknya kabinet sukiman


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 1950-1959, Indonesia pernah menganut sistem Demokrasi Liberal. Sistem
yang disebut sebagai sistem kabinet parlementer ini berlandasrkan pada UUDS 1950. Dalam
sistem kabinet parlementer, terdapat tujuh kabinet yang bekerja di dalamnya dengan masa
jabatan berbeda. Salah satunya adalah Kabinet Sukiman. Setelah kabinet natsir dinilai gagal
dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga mendapat mosi tidak percaya dari
pemerintahan dan tepat pada tanggal 21 maret 1951 perdana menteri natsir mengembalikan
mandat kepada presiden. Presiden Soekarno kemudian menujuk sukiman ( dari partai
masyumi ) dan djojosukarto ( PNI ) menjadi formatur, walaupun menyalami sedikit kesulitan
namun pada akhirnya Sukiman dan Djojosukarto berhasil membentuk kabinet koalisi antara
masyumi dengan pni dan beberapa partai kecil, kabinet ini lebih dikenal dengan sebutan
kabinet sukiman yang memliki 7 program pasal kerja yang mirip dengan kabinet natsir.
Kabinet ini diketuai oleh Sukiman dan wakilnya Suwiryo. Kabinet ini bertugas pada masa
bakti 27 April 1951 hingga 3 April 1952, tetapi kabinet ini sebenarnya telah didemisionerkan
pada tanggal 23 Februari 1952.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melatar belakangi terbentuknnya kabinet Sukiman?
2. Apa saja susunan dan progam kerja dari kabinet Sukiman?
3. Apa yang menyebabkan kabinet Sukiman tidak diperpanjang?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya kabinet Sukiman
2. Untuk mengetahui susunan dan progam kerja kabinet Sukiman
3. Untuk mengetahui penyebab kabinet Sukiman tidak diperpanjang

METODE

Jurnal yang kami pilih adalah berasalah dari artikel yang ada diinternet yang dirangkum menjadi
satu. Alasan memilih artikel online adalah karena artikelnya memiliki banyak sekali sumber yang akan
diperoleh, lebih praktis serta artikel tersebut lebih lengkap.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Latar belakang terbentuk kabinet Sukiman adalah kabinet ini merupakan kabinet kedua yang
dibentuk setelah dibubarkannya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang memerintah pada tahun
1951-1952. Kabinet pertama setelah dibubarkannya RIS (Republik Indonesia Serikat) yaitu
kabinet Natsir. Kabinet Natsir dibentuk pada tanggal 6 September 1950 dengan campur tangan
penuh dari Presiden. Kabinet Natsir tidak berlangsung lama hal ini dikarenakan berawal dari
gagalnya perundingan dengan Belanda mengenai Irian Barat hingga persoalan Mosi Hadikusumo
untuk mencabut PP. No 39 Tahun 1950 tentang pemilihan anggota anggota daerah.
Tanggal 18 April 1951, formateur Sartono menyerahkan tugasnya untuk membentuk kabinet
kepada Presiden Soekarno karena gagal dalam membentuk kabinet.Pada akhirnya Presiden
Soekarno menunjuk Sukiman sebagai wakil dari Masyumi dan Sidik Djojosukarto dari PNI untuk
menggantikan formatur sartono membentuk kabinet baru. Sukiman dan Sidik Djojosukarto
mempunyai waktu 5 hari untuk membentuk kabinet. Pada kenyataannya selama lima hari
melaksanakan tugasnya sebagia formateur belum juga terbentuk kabinet baru.
Sukiman dan Sidik gagal melaksanakan tugas sebagai formateur selama lima hari akan tetapi para
formateur diberi tambahan waktu menjadi delapan hari untuk membentuk kabinet baru. Alasan
presiden memberikan tambahan waktu kepada formatur ini karena dinilai sudah ada
perkembangan.

Sukiman bersedia memberikan kursi yang sama kepada PNI, namun timbul permasalahan baru,
yaitu menentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri. Perjalanan Sukiman sejak awal
memang sudah mengalami kendala, permasalahan itu muncul justru dari partainya sendiri yang
tidak mendukung penuh beliau menjadi formatur kabinet, hal itu dikarenakan Sukiman tidak
begitu mendengarkan hasil musyawarah Dewan Partai yang mengultimatum Sukiman supaya
memegang teguh amanat dari Presiden yaitu apabila tidak berhasil membentuk kabinet dalam
waktu lima hari maka harus mnyerahkan amanat presiden. Pada kenyataannya, beliau belum
berhasil dan Presidenpun memeberikan tambahan waktu sebanyak tiga hari.

Menanggapi permasalahan dari partainya, Sukiman memberikan penjelasan bahwa dalam


pembentukan kabinet yang baru setelah kabinet Natsir domissioner mengalami Sukiman
memberikan penjelasan menyangkut permasalahn dalam tubuh partainya sebagai berikut "Saya
akan berusaha terus untuk membentuk kabinet. Pada Natsir saya sudah kirim surat untuk
menyingkirkan salah paham.

Melalui pernyataan tersebut, Sukiman menilai hanya terjadi kesalah pahaman yang terjadi
didalam partainya. Sukiman telah mengirim surat kepada Natsir untuk menyelesaikan kesalah
pahaman dan menjelaskan kepada partainya bahwa Sukiman hanya menjalankan perintah
Presiden. Meskipun dengan keadaan kurang mendapat dukungan penuh dari Masyumi, Sukiman
tetap melaksanakan tuganya. Sukiman yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua Masyumi
menginginkan kursi perdana menteri berasal dari masyumi, akan tetapi dari pihak PNI
menolaknya. PNI menginginkan supaya perdana menteri diberikan kepada pihak ketiga. Pada
akhirnya PNI menyetujui permintaan dari Sukiman yang menginginkan kursi perdana menteri
diberikan kepada Masyumi, dengan syarat bukan Natsir dan Moh.Roem diusulkan menjadi
menteri luar negeri. Setelah melalui perundingan yang cukup memakan waktu akhirnya Dr.
Sukiman menyetujui permintaan dari pihak PNI dan Sukiman sendiri lah yang menjadi perdana
menteri. Selama hampir satu bulan lebih terjadi kekosongan dalam kursi kabinet. Pada akhirnya
Sukiman menjadi perdana menteri dari partai Masyumi didampingi Suwirjo sebagai wakilnya.
Suwirjo adalah wakil dari PNI yang pada waktu itu menjabat sebagai Wali Kota Jakarta. Pada
tanggal 26 April 1951 susunan kabinet baru akhirnya dibentuk dan disetujui. Kabinet Sukiman
terdiri dari satu orang wakil perdana menteri dan 17 kementerian (Departemen). Pada tanggal 27
April 1951 kabinet Sukiman dilantik oleh Presiden Soekarno.
Kabinet Sukiman merupakan kabinet Parlementer yang menggunakan sistem koalisi yang terdiri
dari beberapa partai seperti yang disebutkan diatas. Sebagian besar menteri yang duduk dalam
kabinet Sukiman berasal dari kabinet sebelumnya, yaitu kabinet Natsir. Para Menteri yang
sebelumnya juga menjabat menteri di kabinet Natsir adalah: K.H. Wahid Hasyim, Dr. J. Leimena,
Surono, Mr. Wongsonegoro, Ir. Juanda, dan M.A. Pellaupesy. Pada pemerintahan kabinet
Sukiman ada yang berbeda dengan kabinet Natsir, perbedaan itu adalah dengan adanya
kementerian baru yaitu Kementerian Urusan Agraria dan Kementerian Urusan Pegawai. Pada
perkembangan selanjutnya, kabinet Sukiman mengalami beberapa kali pergantian sejumlah
menteri, diantaranya pada kursi menteri pertahanan, sebenarnya yang ditunjuk pada waktu itu Mr.
Sunaryo Kolopaking, akan Tetapi karena tidak bersedia menjadi menteri pertahanan maka
kemudian digantikan oleh Sewaka yang merupakan rekan separtanyainya yaitu Partai Indonesia
Raya (PIR) dan mulai menjabat pada tanggal 9 mei 1951.

Pada tanggal 14 juni 1951 Mr. Muhammad Yamin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
menteri kehakiman. Sebagai penggantinya, kabinet menunjuk M.A. Pellaupesy sebagai pengganti
dari Mr. Muhammad Yamin. Sebenarnya M.A. Pellaupesy menjabat sebagai menteri urusan
umum, akan tetapi jabatan menteri kehakiman hanya sementara. Pada tanggal 17 November,
sejak keluarnya keputusan Presiden Nomor 229/1951 yang mengangkat Mr. Muhammad Nasrun
sebagai menteri kehakiman yang baru. Satu bulan setelah pergantian menteri kehakiman kabinet
Sukiman juga mengganti menteri perdagangan Pada tanggal 16 Juli 1951. Suyono Hadinoto
diganti akaibat mengundurkan diri sebagai menteri perdagangan beliau atau perindustrian dan
digantikan Mr. Wilopo. Selain mengganti menteri perdagangan dikarenakan menteri sebelumnya
mengundurkan diri kabinet Sukiman juga mengangkat Ir. Ukar Bratakusuma sebagai menteri
perhubungan ad Interim dikarenakan menteri perhubungan pada waktu itu Ir. Djuanda berada di
luar negeri meskipun sebenarnya Ir. Ukar Bratakusuma menjabat sebagai menteri pekerjaan
umum dan tenaga.

Perombakan menteri terakhir yaitu pengangkatan Mr. Gondokusumo menjadi menteri urusan
agraria pada tanggal 20 November 1951. Kementerian ini merupakan kementerian yang baru
dibentuk oleh pemerintah karena sejak dari kabinet sebelumnya dan mulainya kabinet Sukiman
dilantik untuk menjalankan programnya belum dibentuk kementerian urusan agraria. Seringnya
berganti menteri dalam beberapa kementrian pada kabinet Sukiman mengakibatkan kurang
maksimalnya kinerja para menteri kedepannya, hal ini diperparah dengan adanya beberapa
menteri yang menjabat dua jabatan menteri sekaligus.

2. Susunan kabinet Sukiman


Masa bakti 27 April 1951 sampai 3 April 1952 (didemisionerkan pada tanggal 23 Februari 1952)

No. Jabatan Nama Menteri


1. Perdana Menteri Sukiman Wirjosandjojo
Wakil Perdana Menteri Suwirjo
2. Menteri Luar Negeri Achmad Subardjo
3. Menteri Dalam Negeri Iskak Tjokroadisurjo
4. Menteri Pertahanan Sewaka
5. Menteri Kehakiman Mohammad Yamin
6. Menteri Penerangan Arnold Mononutu
7. Menteri Keuangan Jusuf Wibisono
8. Menteri Pertanian Suwarto
9. Mentei Perindustrian dan Perdagangan Sujono Hadinoto
10. Menteri Perhubungan Djuanda Kartawidjaja
11. Menteri Pekerjaan Umun dan Tenaga Ukar Bratakusumah
12. Menteri Perburuhan Iskandar Tedjasukmana
13. Menteri Sosial Sjamsuddin
14. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wongsonegoro
15. Menteri Agama Wahid Hasjim
16. Menteri Kesehatan J. Leimena
17. A. Pellaupessy
(urusan umum)
Menteri Negara Pandji Suroso
(urusan pegawai)
Gondokusomo
(urusan agraria)

Progam kerja kabinet Sukiman

• Menjalankan tindakan-tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan
ketentraman, serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara.
• Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk
mempertinggi sosial ekonomi rakyat, membaharui hukum agrarian sesuai kepentingan petani,
dan mempercepat usaha penempatan beas pejuang dalam lapangan pembangunan.
• Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk konstituante dan menyelenggarakan
pemilu dalam waktu singkat. Mempercepat otonomi daerah.
• Menyiapkan undang-undang tentang Pengakuan Serikat Buruh dan Perjanjian Kerja sama
(collectieve arbeidsovereenkomst)
• Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk perdamaian, menyelenggarakan
hubungan Indonesia-Belanda atas dasar Unite Statuut menjadi hubungan berdasarkan
perjanjian internasional, mempercepat peninjauan kembali persetujuan KMB dan meniadakan
perjanjian yang merugikan negara dan rakyat.
• Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia secepatnya.

3. Penyebab kabinet Sukiman tidak diperpanjang


Kabinet Sukiman adalah kabinet koalisi antara Partai Masyumi dan PNI. Jatuhnya
kabinet sukiman disebabkan adanya mosi tidak percaya yang diberikan kepada mereka serta
diterimanya mutual security act (MSA). Mutual security act adakan bentuk perjanjian keamanan
dengan pemerintah Amerika Serikat. Pada 1952, Menteri Luar Negeri Indonesia, Mr. Ahmad
Subardjo, dari Partai Masyumi secara diam-diam menandatangani persetujuan MSA. MSA
sendiri disahkan pada 10 Oktober 1951, guna membentuk dewan administrasi keamanan bersama
yang tujuannya untuk memberi bantuan militer dan ekonomi. Namun, kerja sama ini justru dinilai
sangat merugikan politik luar negeri bebas-aktif yang dianut oleh Indonesia, karena Indonesia
perlu lebih memperhatikan kepentingan Amerika Serikat. Tidak hanya itu, Kabinet Sukiman juga
dituduh telah memasukkan Indonesia ke dalam Blok Barat. Oleh sebab itu, Sukiman terpaksa
harus mengembalikan amanatnya kepada presiden.

PENUTUP

Kesimpulan

Kabinet Sukiman adalah kabinet ini merupakan kabinet kedua yang dibentuk setelah
dibubarkannya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang memerintah pada tahun 1951-1952. Pembentukan
kabinet ini menemui banyak hambatan salah satunya tidak adanya kata sepakat antara PNI dan Masyumi
untuk membentuk kabinet koalisi nasional seperti yang diharapkan oleh Presiden. Berkat kemampuan
diplomasi dan melobi semua kalangan akhirnya sukiman berhasil menyatukan dua kekuatan politik pada
saat itu yang sangat berpengaruh yakni kekuatan kelompok PNI dan Masyumi. Sukiman berhasil
menempati posisi perdana menteri dan Suwirjo dari PNI sebagai wakil perdana menteri setelah satu
setengah bulan terjadi krisis kabinet.

Kebijakan unggulan dalam kabinet Sukiman adalah program pemerintah mengenai keamanan.
Pemerintah berpendapat bahwa faktor kemanan adalah sebagai faktor penentu keberhasilan pembagunan,
selain masalah kemamanan Kabinet Sukiman juga memprogramkan masalah kemakmuran, penataan
organisasi kelembagaan negara dan menyelesaikan pertikaian perburuhan dan masalah Irian Barat.

Jatuhnya kabinet sukiman disebabkan adanya mosi tidak percaya yang diberikan kepada mereka
serta diterimanya mutual security act (MSA). MSA. MSA sendiri guna membentuk dewan administrasi
keamanan bersama yang tujuannya untuk memberi bantuan militer dan ekonomi. Namun, kerja sama ini
justru dinilai sangat merugikan politik luar negeri bebas-aktif yang dianut oleh Indonesia. Tidak hanya
itu, Kabinet Sukiman juga dituduh telah memasukkan Indonesia ke dalam Blok Barat. Oleh sebab itu,
Sukiman terpaksa harus mengembalikan amanatnya kepada presiden.

DAFTAR RUJUKAN

KOMPAS.com. 2021. Kabinet Sukiman-Suwiryo: Susunan, Program Kerja, dan Pergantian. Jakarta

KOMPAS.com. 2021. Jatuhnya Kabinet Sukiman. Jakarta

sule-epol.blogspot.com. 2018. Makalah Kabinet Sukiman. Tangerang

SUKIMAN DALAM PANGGUNG POLITIK INDONESIA 1. 2014. Buku Sejarah Sukiman dalam
Panggung Indonesia. Karangmalang, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai