Kristin Wulandari, Sudifno Agung .W, Winjar Kurnia Aji, Zayyin Thoyyibatul
Muniroh.
Umum yang pertama kali sejak Indonesia Merdeka, untuk memilih anggotaanggota DPR (29 September 1955) dan memilih anggota konstituante tanggal
15 Desember 1955 (UU Nomor 7 tanggal 7 April 1955). Kabinet ini juga yang
mengembalikan manfaatnya setelah Dewan Perwakilan Rakyat hasil Pemilu
terbentuk pada bulan Maret 1956.
Kabinet Burhanuddin Harahap domissioner pada tanggal 1 Maret 1956
seiring dengan diumumkannya hasil pemilihan umum pertama di . Kabinet ini
merupakan
kabinet
terakhir
yang
pembentukannya
didasarkan
atas
kewibawaan
dan
kepercayaan
rakyat
dan
tentara
terhadap
tanggal
15
Desember
1955,
empat
parpol
muncul
sebagai
pemenang PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Untuk DPR, PNI mendapat 57 kursi,
masyumi 57 kursi, NU 45 kursi dan PKI 39 kursi. Hasil dari pemilihan umum belum
bisa memenuhi harapan rakyat, karena tawar menawar kedudukan dan cekcok
antar partai berlangsung terus.
2. Pengisian Jabatan KSAD yang menjadi lowong karena adanya pengunduran diri
dari Bambang Utoyo dan digantikan oleh Bambang Sugeng yang diboikot oleh
kolonel Zulkifli Lubis atau dikenal Peristiwa 27 Juni 1955 yang menjatuhkan
Kabinet
Ali
II
dan
menjatuhkan
wibawa
Pemerintah,
sehingga
untuk
parlemen. Tetapi secara Ethika politik demokrasi parlementer, kabinet ini dengan
sukarela menyerahkan mandatnya, setelah berhasil melaksanakan Pemilu baik
untuk anggota DPR maupun konstituante.
Jadi kabinet ini jatuh tidak dikarenakan keretakan di dalam tubuh kabinet,
juga bukan karena dijatuhkan oleh kelompok oposisi yang mencetuskan mosi
tidak percaya dari parlemen, tetapi merasa tugasnya sudah selesai. Kabinet terus
bekerja sebagai Kabinet Domissioner selama 20 hari yaitu sampai terbentuknya
kabinet baru yakni Kabinet Ali Rum Idham yang dilantik tanggal 24 Maret 1956
dan serah terima dengan Kabinet Burhanuddin Harahap tanggal 26 Maret 1956.
Setelah itu Eks Perdana Menteri ataupun Menteri lagi sampai kini dalam kabinet
mana pun juga dan dimana pun juga.