Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RIZAL AGUNG WIYONO

NRP : 2117020016
KELAS : 1 TMO

RANGKUMAN SISTEM KEMUDI


Sistem kemudi atau Steering system berfungsi untuk mengendalikan arah kendaraan sesuai
kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua roda depan. Pada tahun 1818,
Rudolf Ackerman menemukan suatu cara, yaitu bila kendaraan dibelokkan maka seluruh roda yang
menyebabkan kendaraan berbelok harus mempunyai satu titik putar saja, dengan demikian roda
mudah berbelok (tidak terpaksa) roda tidak terseret. Dasar dari prinsip ini adalah bahwa titik putar
roda jika diperpanjang tie rod end (penghubung gerakan roda kiri dan kanan) harus tepat terletak
dIntara roda belakang kiri dan kanan.

 Mekanisme Sistem Kemudi

Pada dasarnya mekanisme steering system dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Mekanisme steering independent suspension

1.Pitman Arm.
Pitman arm ini berfungsi untuk menghubungkan gerakan sector shaft ke darg
link. Gerakan sector shaft berupa gerakan putar dari drag link menjadi gerakan
aksial.
2.Drag Link
Drank link ini berfungsi untuk menghubungkan pitman arm ke knuckle arm (rigid
suspenssion), melalui tie rod.
3. Center Arm (Intermediate Arm)
Center arm berfungsi sebagai pemisah hubungan langsung antara roda
kiri dan kanan sekaligus menghubungkan gerakan drag link.
4. Knuckle Arm
Knuckle arm berfungsi untuk memegang front wheel yang memungkinkan roda
dapat digerakkan untuk belok kiri atau ke kanan melalui spindle.
5. Tie rod dan Tie rod end.
Tie rod adalah suatu batang yang menguhubungkan knuckle arm roda kiri dengan
knuckle arm roda kanan. Untuk menghubungkannya menggunakan tie
rod end. Pada tie rod end dilengkapi ball joint yang memungkinkan walaupun
knuckle arm bergerak mengikuti gerakan roda hubungan tetap dapat dilakukan.

2. Mekanisme steering rigid suspension

 Cara Kerja Sistem Kemudi


Bila steering wheel diputar maka putaran tersebut diteruskan ke steering gear box melalui
steering shaft. Didalam steering gear box, putaran tersebut menyebabkan nut dapat bergerak maju
dan mundur. Gerakan ini menyebabkan sector shaft dapat berputar ke kiri atau ke kanan.
Selanjutnya, putaran ini diteruskan melalui mekanisme steering system untuk membelokkan roda.

 Steering Gea box


Steering gear box dapat dibedakan sebagai berikut:
 Sector roller
 Rack and pinion
 Recirculating ball and nut
 Recirculating Ball and Nut Steering Gear Box

 Power Steering
Power steering berfungsi untuk meringankan pemutaran steering wheel (roda kemudi) saat
kendaraan dibelokkan. Tenaga yang digunakan adalah tekanan dan oil pumppower
steering, tetapi ada pula yang menggunakan elektrik.

Bagian utama power steering adalah :


1. Steering gear box: Ball and nut type (untuk SE 416) Rack and pinion type (untuk SF
413/41 6)
2. Power steering oil pump.

1.Steering Gear Box Ball and Nut

Komponen Utama pada steering gear box adalah:

1. Spool valve : berfungsi untuk mengatur arah aliran minyak ke power piston, sesuai dengan
putaran steering wheel.
2. Power piston : berfungsi untuk membantu menggerakkan sector shaft.
3. Torsion bar berfungsi untuk menghubungkan putaran dari input shaft ke main shaft.

Perpindahan putaran:
Putaran dari steering wheel - input shaft - torsion bar -
main shaft - power piston(gerakan axial) - sector shaft. Spool valve
digerakkan langsung oleh main shaft melalui pin. Jika steering wheel diputar ke kiri
atau ke kanan, input shaft secara langsung juga berputar sesuai dengan putaran
steering wheel. Putaran input shaft tersebut secara langsung menggerakkan spool valve,
dan spool valve ini mengatur arah aliran fluida ke power silinder. Dengan demikian, power
piston tertekan ke kiri atau ke kanan (lihat gambar) sesuai dengan arah pengemudian. Jika
steering wheel diputar terus maka putaran input shaft melalui torsion bar langsung
memutarkan main shaft, yang selanjutnya main shaft dapat bergerak ke kiri atau ke kanan.
Dengan demikian, tenaga yang digunakan untuk menggerakkan power
piston dan selanjutnya memutarkan sector shaft dibantu oleh tekanan minyak pada power
silinder.

 Cara Kerja Power Steering


1. Steering wheel diputar ke kanan : Saat steering wheel diputar ke kanan, maka
input shaft berputar searah jarum jam. Putaran ini, selanjutnya menggerakkan spool
valve bergerak ke arah kanan. Dengan demikian, tekanan minyak dan P/S Oil pump
dialirkan ke power silinder sebelah kanan dan menekan power piston ke
kiri. Minyak yang ada di power silinder sebelah kiri tertekan keluar ke tangki oli

2. Steering wheel diputar ke kiri : Saat steering wheel diputar ke kiri, maka input shaft
berputar berlawanan arah dengan jarum jam (lihat gambar). Putaran ini selanjutnya
menggerakkan spool valve bergerak ke arah kiri. Dengan demikian, tekanan minyak dari P/S Oil
pump dialirkan ke power silinder sebelah kiri dan menekan power piston ke kanan. Minyak yang
ada di power silinder sebelah kanan tertekan keluar ke oil tank.

3. Jika engine tidak hidup dan steering wheel diputar : Jika engine tidak hidup dan steering
wheel diputar atau jika terjadi kerusakan pada sistem hidroliknya maka kerja steeringgear box
adalah sebagai berikut:
Putaran dari steering wheel - input shaft dan melalui stopper pin putaran tersebut diteruskan ke
main shaft.
2. Power Steering Oil Pump

Power steering oil pump untuk Vitara menggunakan Vane type dan langsung
digerakkan oleh engine melalui V-belt, sehingga tekanan P/S oil pump tergantung dengan
putaran engine, semakin tinggi putaran engine semakin besar pula tekanannya atau sebaliknya.
Tekanan pada sistim hidrolik Power steeringmaximum adalah 70 kg/cm. Untuk memperoleh
tekakan yang konstan dan untuk menjaga supaya pada kecepatan tinggi, kemudi tidak semakin
ringan maka di dalam P/S oil pump dilengkapi dengan Relief valve dan Control valve.

1. Control Valve

Control valve berfungsi untuk mengatur tekanan pada power steering.

Putaran Idling
Jika putaran engine idling maka tekanan yang mengalir ke sistem juga rendah. Pada
kondisi seperti ini posisi orifice Al terbuka besar, sehingga tekanan dari P/S oil pump yang ke
steering gear box dapat langsung melalui orifice Al.

Jalan dengan putaran rendah.


Jika putaran engine meningkat maka tekanan oli yang mengalir ke sistem juga
semakin tinggi. Akibatnya, tekanan tersebut mampu menekan control valve bergerak ke kiri
melawan kekuatan
control spring. Dengan demikian, celah Orifice Al semakin mengecil.

Jalan dengan kecepatan tinggi


Jika kendaraan dijalankan dengan kecepakan tinggi maka tekan yang mengalir ke
sistem juga tinggi. Akibatnya control valve tertekan ke kanan semakin jauh. Dengan
demikian, orifice Al semakin kecil

2. Relief Valve
Relief valve berfungsi untuk mengatur supaya tekanan P/S oil pump tidak dapat lebih dan
70 kg/cm walaupun engine telah membuat putaran tinggi.

Cara kerja
Jika tekanan yang dihasilkan oleh P/S oil pump meningkat (lebih besar dan 70 kg/cm,
maka steel ball tertekan ke kanan untuk membuka valve. Dengan terbukanya valve maka
tekanan minyak yang mengalir ke sistem, sebagian juga mengalir kembali ke pump melalui
orifice A2 valve.

 FRONT WHEEL ALIGNMENT

Front wheel alingment atau pengaturan posisi roda depan sangat berkaitan dengan pengendalian
steering system. Hal ini dimaksudkan supaya:
1. Steering wheel dapat kembali lurus setelah berbelok.
2. Steering cenderung lurus ke depan meskipun steering wheel dilepas.
3. Tenaga yang digunakan memutar steering wheel lebih ringan.
4. Keausan ban dapat merata.

Untuk maksud tersebut maka posisi roda depan dilakukan pengaturan seperti berikut ini: (1) Toe
in atau Toe out; (2) Caster; (3) Camber; dan (4) King pin inclination.

1. Toe In atau Toe out.

Jika kita melihat posisi roda depan dan atas, sebetulnya posisi roda depan kiri dan kanan
tidak dipasang secara sejajar, melainkan diatur untuk tidak sejajar sedikit. Pengaturan ini dibuat
perbedaan jarak antara bagian depan dan bagian belakang ban. Pengaturan ini ada yang hanya
dilakukan untuk kedua roda depan tetapi ada pula yang semua roda.
Jika jarak antara bagian depan ban depan lebih kecil dibandingkan dengan bagian
belakang ban depan, posisi ini disebut Toe in. Sebaliknya, jika jarak bagian depan ban depan
lebih besar dibandingkan dengan bagian belakang ban depan disebut Toe out.
Toe in atau toe out berfungsi untuk menjaga keausan ban yang berlebihan. Untuk
menyetel Toe in atau Toe out dapat dilakukan dengan cara memperpanjang atau memperpendek
tie rod melalui tie rod

2. Caster

Demikian pula bila kita perhatikan posisi strut atau posisi king pin roda dilihat dari
samping kendaraan tidaklah dibuat tegak lurus, melainkan dibuat miring dengan sudut tertentu
yaitu bagian atas miring ke arah belakang. Kemiringan ini disebut sudut caster. Sudut ini dibuat
dengan tujuan supaya kendaraan itu selalu cenderung jalan lurus atau jika kendaraan selesai
membelok, roda itu dapat lurus kembali.

3. Camber dan King Pin Inclination


Bila kita sedang mengendarai sepeda rasanya tidak diperlukan tenaga yang besar untuk
membelokkan sepeda tersebut. Pada kendaraan mobil pun seharusnya dibuat seperti itu tetapi hal
itu tidak mungkin dapat dilakukan mengingat roda kendaraan yang dibelokkan sekaligus adalah
keduanya yaitu kiri dan kanan.

Hal ini disebabkan karena penempat-an engsel roda dan roda itu terletak dalam satu garis.
Karena metode prinsip pada sepeda tersebut tidak dapat diterapkan pada kendaraan, maka dibuat
sudut camber dan sudut king pin inklination. Sudut camber adalah sudut yang dibentuk oleh
kemiringan roda depan jika dilihat dari depan kendaraan. Sudut king pin inclination adalah sudut
yang dibentuk oleh kemiringan king pin jika dilihat dari depan kendaraan. Kedua sudut ini dibuat
untuk meringankan pemutaran steering wheel saat kendaraan dibelokkan.

Anda mungkin juga menyukai