Anda di halaman 1dari 4

Cara Kerja Transmisi Otomatis CVT Sepeda

Motor
Transmisi otomatis pada sepeda motor tentu sudah banyak diketahui masyarakat, transmisi
otomatis ini identik dengan motor tipe matic atau skuter yang kini tidak hanya digemari oleh
kalangan wanita saja, bahkan kaum pria pun banyak yang menyukai sepeda motor matic atau
skuter dengan transmisi otomatis. Sepeda motor yang menggunakan transmisi otomatis memiliki
keuntungan yaitu tidak perlu menginjak pedal atau tuas transmisi untuk memindahkan gigi
transmisi. Hal ini karena pada motor dengan transmisi otomatis dapat berjalan dalam semua
kondisi jalan baik jalan datar, menurun maupun menanjak tanpa mengoperasikan tuas gigi
transmisi.

Transmisi otomatis yang umum dipakai pada motor skuter biasanya menggunakan V belt atau
yang lebih dikenal sebagai CVT (Constantly Variable Transmission). CVT tersebut adalah
sebuah sistem transmisi otomatis yang menggunakan sabuk atau belt untuk mendapatkan
perbandingan gigi yang bervariasi sebagaimana pada transmisi manual. Konstruksi dari transmisi
otomatis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari gambar transmisi CVT di atas dapat diketahui bahwa komponen transmisi CVT terdiri dari
dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk atau belt, lalu sebuah kopling sentrifugal
(ditunjukkan nomor 6) berfungsi untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika
throttle gas diputar atau dibuka, dan komponen berikutnya adalah gigi transmisi satu kecepatan
yang berfungsi untuk mengurangi putaran output mesin. Puli penggerak sentrifugal unit (nomor
1) dikatikan ke ujung poros engkol atau crankshaft dan puli tersebut berfungsi sebagai pengatur
kecepatan berdasarkan gaya sentrifugal. Puli yang digerakkan (driven pulley nomor 5) berputar
pada bantalan poros utama atau input shaft transmisi. Pada bagian tengah kopling sentrifugal
(nomor 6) diikatkan ke puli (nomor 5) lalu ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling
(nomor 7) berada di alur poros utama dan memutarkan poros tersebut jika menerima gaya dari
kopling.

Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua, dan setengah bagiannya dibuat tetap sedangkan
setengah bagian lainnya dapat bergeser menjauhi atau mendekati sesuai dengan arah poros.
Ketika mesin tidak berputar, celah puli penggerak (nomor 1) berada di posisi maksimum
sedangkan celah puli yang digerakkan (nomor 5) berada di posisi minimum. Untuk lebih jelas
perhatikan gambar berikut ini:

Dari gambar di atas kita dapat melihat pergerakkan puli (nomor 2) dikontrol oleh pergerakan
roller (nomor 7). Fungsi roller tersebut hampir sama seperti plat penekan yang ada pada kopling
sentrifugal. Ketika putaran mesin naik maka roller akan terlempar ke luar dan mendorong bagian
puli yang dapat bergeser mendekati puli yang juga diam, sehingga celah pulinya akan
menyempit.
Nama komponen:
1. Ujung poros engkol (crankshaft)
2. Puli penggerak
3. Bagian puli penggerak bisa bergeser
4. Sabuk
5. Puli yang digerakkan
6. Poros roda belakang
7. Roller

Saat celah puli mendekat maka akan mendorong sabuk ke luar. Ini akan membuat puli (nomor 2)
berputar dengan diameter yang lebih besar. Kemudian setelah sabuk tidak bisa direnggangkan
kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli ke puli yang digerakkan (driven pulley).
Dan jika gaya dari puli mendorong sabuk ke luar dengan gaya yang lebih besar dibanding
tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan (driven pulley), maka puli akan tertekan
melawan pegas sehingga sabuk akan menjadi berputar dengan diameter yang lebih kecil. Pada
saat ini kecepatan sepeda motor sama seperti pada gigi transmisi kecepatan tinggi. Jika kecepatan
mesin rendah atau menurun, roller puli penggerak akan semakin bergeser ke bawah lagi dan
menyebabkan bagian puli penggerak bisa bergeser merenggang. Lalu secara bersamaan tekanan
pegas di puli akan mendorong bagian puli yang bisa digeser tersebut, sehingga sabuk akan
berputar dengan diameter yang lebih besar di bagian belakang dan diameter lebih kecil pada
bagian depan. Saat ini kecepatan sepeda motor sama seperti kecepatan gigi rendah pada transmisi
manual.
Demikianlah cara kerja transmisi otomatis CVT sepeda motor yang biasa dipakai pada
sepeda motor matic atau skuter. Semoga artikel ini mudah dipahami dan bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai