Namun kelemahan sistem CVT dibandingkan AT yaitu kemampuan beltnya yang menurun drastis jika dipakai untuk kendaraan dengan daya diatas 135
HP, karena belt-nya yang akan mengendur bila terlalu panas akibat gesekan dalam
pemakaian yang lama, sangat tidak cocok untuk performance car karena tenaga
tidak responsif, kalah responsif oleh matic biasa sekalipun. Pada matic sederhana
pada saat di-kickdown langsung turun gigi, sistem CVT cenderung kurang
responsif. Berdasarkan prinsip kerjanya, transmisi CVT mobil ini hampir sama
dengan sistem CVT di motor skutik (mio, vario,spin dll) namun komponen yang
digunakan pada CVT motor lebih sederhana. Dan untuk mobil, menggunakan
steel belt sedangkan pada motor menggunakan belt karet. Penggunaan oli
transmisi juga harus khusus dan tidak boleh sembarangan. Oli transmisi yang
digunakan harus oli rekomendasi dealer yang dikhususkan untuk mobil CVT.
CARA KERJA
Secara teknis, roda bergigi konvensional dalam CVT diganti dengan dua
drum yang ukurannya dapat berubah, dan selembar sabuk baja (steel drive belt).
Pergerakan sabuk baja ini dibentuk oleh setiap drum. Diameter dari setiap drum
diatur oleh sebuah komputer transmisi yang menambah atau mengurangi tekanan
minyak
ke
dalam
setiap
bagian
yang
bergerak
dari
setiap
drum.
keterangan gambar :
A. Crankshaft
B. Primary sliding sheave (pulley bergerak)
C. Weight / Pemberat
D. Secondary fixed sheave(pulley tetap)
E. Secondary sliding sheave (pulley bergerak)
F. Primary drive gear shaft
G. Clutch housing/Rumah kopling
H. Clutch carrier
I. V-belt
J. Primary fixed sheave
Pada CVT terdapat 2 buah puli, yaitu puli primer (depan) dan puli sekunder
(belakang). Antara puli primer dan sekunder dihubungkan oleh sabuk (v-belt).
SAAT PUTARAN LANGSAM
Saat putaran langsam kopling sentrifugal pada pulley sekunder belum
berhubungan, sehingga putaran dari pulley primer belum dapat diteruskan ke roda
belakang.
SAAT PUTARAN MULAI JALAN
Saat mulai berjalan kompling sentrifugal pada pulley sekunder mulai terhubung
dan memutar roda belakang
Puli primer
Puli Sekunder
Pada putaran ini motor sudah menyala tetapi roda belum berputar. Pada saat ini
putaran mesin masih rendah, Gaya centrifugal clutch carrier lebih kecil dari gaya
per penarik. Sehingga sepatu (kanvas centrifugal) belum mengembang / tidak
cukup tenaga menggerakan rumah kopling. Alhasil roda belum berputar
Saat Mulai Berjalan
Pada saat ini putaran mesin bertambah tinggi, putaran puli primer bertambah
sehingga weigh/pemberat didalamnya terlempar (mengalami gaya centrifugal) dan
mendesak primary sliding sheave untuk bergerak keluar. Puli primer mulai
menyempit sehingga tapak v-belt pada puli juga bertambah besar. Lihat gambar di
atas, diameter v-belt pada puli primer dan sekunder sama besar
Putaran Tinggi
(satu
lebih
besar,
yang
lainnya
kecil)
sekaligus
untuk
mempertahankan jumlah tepat ketegangan pada sabuk, seperti gambar berikut ini;
dua sepanjang sumbu axis dan berputar di sekeliling sumbu horisontal serta
memindahkan daya di luar atau di sekeliling sumbu vertikal, yang memungkinkan
roda kontak dengan disc. Ketika roda berada dalam kontak dengan disk
mengemudi di dekat pusat, mereka harus menghubungi driven disc dekat rim,
sehingga pengurangan kecepatan dan peningkatan torque. Kontak roda penggerak
disk dekat rim maka harus menghubungi driven disc dekat pusat, sehingga
peningkatan kecepatan dan penurunan torque. Gerakan yang sederhana dari roda,
dapat secara bertahap akan mengubah gear ratio, menjadi
rasio perubahan.