Dasar sistem
Pada CVT terdapat dua puli yang dihubungkan oleh sabuk. Untuk
mobil, karena tenaga yang dipindahkan besar, dibuat dari logam (pada
motor kecil digunakan sabuk dari karet). Puli merupakan komponen
utama pada CVT.
Ciri khas kedua puli CVT adalah diameter alur di bagian dalamnya bisa
berubah-ubah. Untuk ini, salah satu sisi dari puli bisa bergeser. Sisi ini
bisa menjauh atau mendekati sisi yang satu lagi yang dibuat tetap atau
tidak bisa bergerak.
Puli pertama berfungsi sebagai penerima tenaga dari mesin atau disebut
juga puli pemutar. Setelah itu, melalui sabuk, puli ini meneruskan tenaga
mesin ke puli kedua yang disebut puli yang diputar. Dari puli terakhir
inilah, tenaga mesin diteruskan ke roda.
Torque converter
Versi terakhir dari CVT adalah pemasangan atau penambahan torque
converter (TC) atau konverter torsi yang berbentuk gentong pada unitnya. TC
digunakan untuk memperbesar torsi, utamanya saat pertama kali mobil
dijalankan. Kendati begitu, putaran mesin bertambah, TC dikunci. Putaran
mesin langsung dipindahkan ke puli. Dengan ini, perpindahan tenaga bisa
dilakukan secara efisien.
CVT dengan TC saat ini digunakan pada Nissan (X-Trail) dan segera
menyusul Honda Odyssey. Dengan penggunaan TC ini pula, maka fluida atau
cairan untuk CVT sama dengan ATF. Menurut Nissan, dengan menggunakan
ATF, kerja CVT memindahkan tenaga lebih cepat sampai 30 persen
dibandingkan bila tidak menggunakan ATF. Selama ini, CVT banyak digunakan
pada mobil-mobil kecil. Ini disebabkan kemampuan sabuk atau belt yang
menghubungkan kedua puli. Namun, dengan berkembangnya materi sabuk dan
teknologinya, mobil dengan mesin berkapasitas besar pun mulai
menggunakannya.
Sebagai contoh, Nissan, yang memberi nama CVT-nya dengan X-Tronic, sudah
menggunakannya untuk kendaraan bermesin 3,5 liter. Adapun Honda pada
Odyssey, minivan 7 penumpang bermesin 2,4 liter. Honda juga punya pabrik
CVT di Indonesia.
Sumber:
http://www.kymco.or.id/showthread.php?t=3717