Anda di halaman 1dari 41

PEMELIHARAAN SASIS DAN SUSPENSI

TEKNIK KENDARAAN RINGAN


KD 3.3 Menerapkan cara perawatan transmisi otomatis
Pengertian transmisi otomatis
Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan
gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat
kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme
gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi
otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat
kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi
manual
Fungsi transmisi otomatis
 Transmisi otomatis digunakan untuk memindahkan gigi transmisi saat
kendaraan sedang dikemudikan. Pada umumnya, kendaraan yang sedang
dijalankan akan menyesuaikan kecepatan serta beban mesin. 
 Selain itu, fungsi transmisi otomatis juga dapat dibedakan berdasarkan
jenisnya, seperti full hydraulic dan Powertrain Control Module (CPM)
 Untuk full hydraulic berfungsi sebagai pengatur waktu perpindahan lock up dan
gigi secara hidrolis. 
 Berbeda dengan CPM,  cara kerja transmisi otomatis yang satu ini berfungsi
untuk mengatur waktu perpindahan lock up dan gigi secara electronic.
 Tidak berhenti sampai disitu saja, CPM juga menggunakan data berupa shift
agar fail – safe dan untuk  diagnosa. 
Pengertian Tanda Pada
Tuas transmisi
 P (Parking) adalah posisi gigi yang digunakan apabila anda memarkir
kendaraan anda. Pada posisi ini, gigi di transmisi terkunci sehingga
menyebabkan kendaraan tidak bisa dijalankan.
 R (Reverse) adalah posisi gigi yang digunakan untuk memundurkan
kendaraan. Pada posisi ini putaran gigi pada transmisi diubah arah
putarannya.
 N (Netral) adalah posisi dimana gigi pada transmisi tidak saling terhubung,
sehingga tenaga dari mesin tidak dialirkan ke roda. Posisi Netral digunakan
ketika kendaraan dalam posisi berhenti sejenak.
 D (Drive) adalah posisi gigi yang digunakan ketika berkendara normal, pada
saat berjalan maju ketika jalanan datar, tanjakan, turunan, kecepatan tinggi
dan kecepatan rendah. Pada posisi ini, semua gigi digunakan dan otomatis
akan berubah sesuai dengan kebutuhan berkendara.
 S (Sport) adalah posisi gigi yang digunakan apabila pengendara
membutuhkan akselerasi lebih ketika akan mendahului kendaraan lain
ataupun mengebut. Transmisi hanya diatur untuk bekerja pada posisi gigi
tinggi sehingga menghasilkan rasio untuk kecepatan yang lebih baik.
 L (Low) adalah posisi gigi yang digunakan apabila pengendara berkemudi
pada jalan tanjakan maupun turunan. Transmisi diatur hanya bekerja pada
posisi gigi rendah 1 dan 2 sehingga dapat menghasilkan torsi yang besar.
Pada jenis transmisi otomatis lainnya biasanya juga menggunakan angka 1
dan 2 pada tuas persenelingnya. Hal ini menunjukkan bahwa transmisi
beroperasi hanya pada posisi gigi 1 atau 2.
Jenis jenis transmisi otomatis
Hydraulic Automatic Transmission (AT)
 Transmisi otomatis AT merupakan jenis paling populer. Sebagian besar populasi mobil
matic menggunakan transmisi otomatis jenis ini. Cara kerjanya, transmisi ini
menggunakan perangkat torque converter yang beroperasi menggunakan hidrolik.
 Kebanyakan transmisi otomatis AT memiliki 4-percepatan. Perpindahan gigi akan terjadi
secara otomatis bila mesin mobil mencapai putaran tertentu. Perpindahan tiap giginya
juga terasa halus meski cukup terasa.
 Dibandingkan jenis transmisi otomatis lainnya, transmisi otomatis AT juga memiliki
tarikan yang cukup bertenaga di putaran bawah. Sehingga pemilik kendaraan dengan
transmisi otomatis AT tak perlu khawatir ketika melibas jalanan menanjak, dengan
memanfaatkan gigi rendah.
 Kelebihan transmisi otomatis jenis AT juga terletak pada perawatan yang terbilang
mudah. Usia teknologinya yang sudah sangat lama membuat banyak bengkel yang
mampu menangani. Termasuk ketersediaa suku cadang yang mudah ditemui.
Continuous Variable Transmission (CVT)
 Transmisi otomatis CVT menjadi jenis kedua yang paling favorit. Bahkan kebanyakan mobil baru
memilih menggunakan transmisi otomatis jenis ini. Kelebihan transmisi otomatis CVT terletak
pada kehalusan operasionalnya, karena tak ada mekanisme perpindahan gigi.
 Cara kerja transmisi CVT menggunakan sepasang pulley yang ukurannya bisa berubah dengan
fleksibel sesuai putaran mesin. Transmisi CVT pada mobil dan motor matic memiliki prinsip kerja
yang sama persis. Bedanya, pada jenis transmisi otomatis CVT di mobil menggunakan belt
berbahan baja yang kuat untuk mengimbangi tenaga mesin yang besar. Sementara pada CVT
motor matic cukup dengan belt berbahan karet.
 Namun transmisi otomatis CVT bukannya tanpa kekurangan. Transmisi jenis ini cenderung
lambat ketika berakselerasi. Apalagi ketika menemui jalur tanjakan, mobil dengan transimisi CVT
akan cukup kesulitan karena tak memiliki penyaluran torsi yang baik.
 Perawatan transmisi CVT juga cukup mahal. Alasannya, karena transmisi jensi ini tergolong baru.
Sehingga ketersediaan suku cadangnya juga tak sebanyak transmisi otomatis AT.
Automatic Manual Transmission (AMT)
 Dibanding kedua jenis transmisi otomatis di atas, AMT bisa dibilang bukan pilihan
favorit. Meski begitu, tak sedikit pilihan mobil matic yang memanfaatkan transmisi
otomatis AMT. Transmisi AMT biasanya digunakan pada mobil yang masuk kategori
entry-level.
 Pasalnya transmisi AMT memiliki mekanisme yang lebih sederhana. AMT sendiri berarti
Automated Manual Transmission atau transmisi manual yang dibuat otomatis. Namun
secara penggunaan, AMT sama saja dengan transmisi otomatis lainnya yang tanpa
kopling.
 Bedanya, transmisi AMT cenderung lebih kasar ketika perpindaan gigi dan terkadang
memberi efek seperti endut-endutan. Namun karena dikembangkan dari transmisi
manual, pemilik mobil matic dengan transmisi AMT juga bisa melakukan perpindahan
gigi sendiri sehingga mampu memberikan rasa berkendara yang lebih agresif.
 Adapun beberapa mobil yang menggunakan transmisi AMT antara lain adalah Suzuki
Ignis, Wagon R, dan Renault Triber
Komponen Komponen Transmisi Otomatis
Torque Converter
 Torque converter adalah komponen transmisi otomatis yang bekerja secara
hidrolis. Prinsip kerja torque converter adalah mengubah tenaga mekanis
dari engine menjadi energi kinetis (berupa aliran oli ATF) dan mengubahnya
kembali menjadi tenaga mekanis untuk disalurkan menuju ke input shaft
transmisi.
 Torque converter menjadi penghubung antara flywheel mesin dengan input
shaft transmisi otomatis. Di dalam torque converter, terdapat komponen
berupa pump impeller, stator, turbine runner, one way clutch yang bekerja
secara bersama-sama dengan memanfaatkan oli ATF yang diisikan kedalam
torque converter.
 Torque converter pada transmisi otomatis memiliki beragam fungsi. Berikut
beberapa fungsi torque converter pada transmisi otomatis mobil.
• Sebagai kopling otomatis (automatic clutch) untuk meneruskan engine torque
ke input shaft transmisi dengan menggunakan fluida.
• Meredam getaran puntir (torsional vibration) yang terjadi dari engine dan
drive train.
• Meningkatkan torque (momen puntir) yang dibangkitkan oleh engine.
• Meratakan dan menghaluskan getaran serta putaran engine.
Hydraulic Control Unit
 Hydraulic control unit adalah unit dalam komponen transmisi
yang berfungsi untuk mengontrol kerja Clucth dan Brake dengan
menggunakan tekanan yang dihasilkan dari pompa oli. Hydraulic
control unit ini terdiri dari beberapa komponen yaitu
• Oil Pump ; berfungsi untuk menghasilkan tekanan pada oil ATF
dan mengalirkannya ke seluruh komponen transmisi yang
membutuhkan pelumasan oli ATF.
• Oil Pan ; berfungsi sebagai tempat untuk menampung oli ATF
yang digunakan pada transmisi otomatis
• Oil Filter (ATF Strainer) ; berfungsi untuk menyaring kotoran
yang terkandung didalam oli ATF.
• Valve Body unit ; berfungsi sebagai saluran oli ATF ke masing-
masing komponen Clutch dan Brake yang pengaturan aliran
fluidnya diatur oleh Transmission Control Unit dengan
menggunakan solenoid.
Clutch And One Way Clutch
 Clutch and one way clutch adalah komponen transmisi otomatis yang
berfungsi sebagai penyalur tenaga putar yang terjadi di input shaft transmisi
menuju ke planetary gear set. Clutch pada transmisi otomatis semuanya
bekerja secara hidrolik, hanya one way clutch saja yang bekerja secara
mekanis.
 Berikut beberapa nama-nama clutch pada transmisi otomatis yang terhubung
dengan planetary gear unit.
• Front clutch berfungsi untuk menyalurkan/memutuskan tenaga putar pada
reverse sun gear
• Rear Clutch berfungsi untuk menyalurkan/memutuskan tenaga putar pada
forward sun gear
• End Clutch berfungsi untuk menyalurkan/memutuskan tenaga putar pada
planetary gear carrier
• One way Clutch berfungsi untuk menyalurkan/memutuskan tenaga putar
pada planetary gear carrier
Brake
 Brake adalah komponen transmisi otomatis yang berfungsi
untuk menahan laju putaran yang terjadi pada komponen
planetary gear. Brake pada komponen transmisi otomatis ini
juga bekerja secara hidrolis yang pengaturannya diatur oleh
Transmission Control Unit melalui hydraulic control unit.
 Berikut beberapa contoh nama-nama brake yang ada pada
komponen transmisi otomatis
• Kickdown Brake berfungsi untuk menahan laju putaran pada
Reverse sun gear
• Low Reverse Brake berfungsi untuk menahan laju putaran
planetary gear carrier
Planetary Gear Unit
 Planetary Gear Unit adalah komponen transmisi otomatis yang berfungsi
untuk mengubah perbandingan gigi sehingga tercipta perubahan momen dan
kecepatan putaran pada output shaft. Selain itu, planetary gear unit juga
berfungsi untuk mengubah arah putaran agar mobil bisa bergerak mundur.
 Planetary gear unit terdiri dari sekumpulan gear yang disusun menyerupai
susunan planet pada tata surya.  Berikut beberapa nama komponen gear
yang tergabung didalam planetary gear unit
• Forward Sun Gear
• Reverse Sun Gear
• Short Pinion Gear
• Long Pinion Gear
• Annulus Gear (ring gear)
• Planetary gear carrier
 Kombinasi pergerakan gear pada planetary gear unit ini diatur oleh kerja
clutch dan brake sehingga masing-masing gear saling terhubung dan dapat
menciptakan perubahan gear ratio yang terjadi diantara input dengan output
Transmission Control Unit
 Transmission Control Unit adalah komponen transmisi otomatis
yang berfungsi sebagai pengendali untuk mengatur dan
mengontrol kerja semua actuator dan solenoid atas masukan
data dari berbagai macam sensor AT. 
 Transmission control unit ini berupa komputer untuk transmisi
yang didalamnya terdapat program dan peta shift pattern
sebagai tempat kontrol kecepatan kendaraan. Selain itu,
transmission control unit juga berfungsi sebagai kontrol darurat
(fail safe function) disaat transmisi otomatis mengalami
masalah/trouble pada kendaraan sehingga gigi pada transmisi
akan selalu di set untuk berada pada gigi tiga.
Manual Linkage
 Manual linkage adalah komponen transmisi berupa link yang
saling terhubung dan bekerja secara manual berdasarkan
perintah pengemudi. Contoh dari manual linkage pada
komponen transmisi ini adalah tuas transmisi otomatis, kabel
selector, Inhibitor switch, parking pawl, Over Drive Switch, dan
lain sebagainya.
Automatic Transmission Fluid (Atf)
 Automatic Tranmission Fluid (ATF) merupakan minyak pelumas yang dibuat
secara khusus untuk melumasi transmisi otomatis serta dapat menciptakan
tekanan guna menggerakan komponen clutch and brake. Berikut adalah
beberapa fungsi ATF penting lainnya:
 Dapat memindahkan momen puntir pada torque converter
 Melumasi bagian planetary gear serta bagian lainnya yang bergerak
 Mendinginkan komponen-komponen transmisi otomatis yang bergerak
 Mengendalikan sistem hydraulic control yang akan berpengaruh pada kerja
clutch dan brake pada transmisi otomatis
 Hal inilah yang sangat membedakan ATF dari jenis minyak pelumas mobil
lainnya. Mobil dengan sistem transmisi otomatis harus selalu menggunakan
ATF yang sesuai dan sudah ditentukan oleh produsen pembuat transmisi
otomatis tersebut. Penggunaan ATF yang berbeda dapat menyebabkan
kemampuan transmisi otomatis menurun.
Cara Kerja Transmisi Otomatis
Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang
berfungsi sebagai kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini
torsi ditransfer dengan mekanisme pompa dan turbin. Baling-baling
pertama di dalam torque conventer bekerja sebagai pompa yang
dikopel langsung memakai mesin. Yang kedua mengkopel langsung
turbin dengan planetary gear dan yang terakhir berfungsi sebagai
stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-baling menjadi 3
baling-baling. Pada saat cara kerja transmisi otomatis berjalan,
baling-baling yang terkopel ke mesin berputar untuk memompa oli
transmisi pada ruangan tertutup. Kemudian tekanan oli dipakai untuk
mendorong turbin. Sistem ini menghasilkan peningkatan torsi pada
turbin saat RPM mesin mengalami peningkatan
Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama
seperti gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio
putaran turbin pada roda sehingga mirip dengan tuas persneling yang
dipakai untuk menjalankan mobil. Perbedaannya terletak pada desain
fisik karena pada planetary gear tidak ditemukan adanya dua barisan
roda gigi yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda. Namun,
pada cara kerja transmisi otomatis ini planetary gear hanya memiliki
sebuah roda gigi yang di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil
dan bagian bernama ruman planetary yang terdapat gigi di bagian
dalamnya. Sedangkan untuk merubah rasio planetary gear secara
hidraulik merupakan kinerja dari valve body
Kelebihan dan Kekurangan
Transmisi Otomatis
Kelebihan transmisi otomatis

 Mudah digunakan bagi pemula


 Tidak membuat pengemudi cepat lelah, karena
hanya menggunakan gas dan rem
 Perpindahan gigi bisa diatur secara langsung
 Sangat cocok ketika dibawa dalam jarak dekat
terutama daerah perkotaan
Kekurangan transmisi otomatis

 Akselerasinya kurang baik ketika berjalan jauh


 Sangat boros bahan bakar
 Kecepatannya yang dihasilkan tidak setinggi mobil
bertransmisi manual
 Membutuhkan perawatan yang ekstra
Sekian

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai