Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN TRANSMISI OTOMATIS

Di tahun 1948 Olds mobile menjadi mobil pertama yang mengusung transmisi full
automatic, Cara kerjanya simpel, sebuah pompa hidraulik mendorong gigi ke posisi
selanjutnya, bila telah tercapai torsi tertentu dari mesin.
Karena banyaknya energi terbuang percuma dari selip fluida dalam transmisi, laju
kendaraan lebih pelan dan konsumsi bbm lebih boros dibanding manual. Namun ini tidak
menghalangi konsumen di Negeri Paman Sam membelinya karena kenyamanan yang
ditawarkan. Keberhasilan ini membuat pabrikan lain menyodorkan versi otomatis. Di 1950
saja, sebagian besar pabrikan mobil di Amerika telah memiliki varian transmisi matik.
Kemudian pada tahun 1990-an ketika teknologi elektronik mulai berkembang pesat,
sistem komputer pun digunakan untuk memperhebat kinerja transmisi. Perpindahan gigi
manual lewat sentuhan tombol mulai diperkenalkan, dan konsumen diberi nuansa sporty di
dalam kendaraan mereka. Saat ini transmisi otomatis bagaikan lahan perlombaan
kecanggihan teknologi sejumlah pabrikan.
Perkembangan Transmisi mobil matic / otomatis
1. Matic Konvensional

Girbok matic konvensional
Prinsip dasar kerjanya menggunakan tekanan oli dan torque converter untuk
menggerakan perpindahan gigi. Makanya, seluruh perangkat kopling terendam oli ATF (
Automatic Transmission Fluid ). Jadi, misalkan posisi gigi 1, maka seiring putaran mesin
yang semakin tinggi maka tekanan oli akan membuka ke katup gigi yang lebih tinggi dan
begitu seterusnya. Katup ini biasanya ditahan oleh sebuah per, makanya ketika tekanan oli
rendah, maka tekanan per akan membuat gigi pindah kembali ke posisi yang lebih rendah.
Efek negatif dari matic konvensional ( karena masih terendam oli ) adalah gejala slip seperti
kopling loss masih suka terasa dan pastinya membuat akselerasi jauh lebih tertahan
dibandingkan menggunakan transmisi manual.
Transmisi ini juga dilengkapi dengan fitur kick down, tujuannya memindahkan gigi
ke lebih rendah untuk mencari akselerasi yang lebih cepat. Pada model lama, fitur ini
menggunakan kabel. Jadi, ketika pedal gas diinjak sampai habis, rasanya akan seperti pindah
ke gigi yang lebih rendah dan putaran mesin juga meningkat.
Dan demi keamanan, tuas transmisi otomatis dirancang untuk tidak akan bisa masuk
ke gigi mundur, kecuali sambi menekan sebuah tombol. Tapi tetap saja, biasanya tidak akan
bisa masuk ke gigi mundur apabila kendaraan masih dalam keadaan berjalan. Apabila kita
paksa masuk, transmisi akan loss dan terasa seperti masuk ke posisi netral, untuk mencegah
kerusakan pada gigi-gigi di dalam girbok.
2. Matic Elektronik

Girbok Matic Elektronik
Seiring perkembangan zaman, seluruh bagian yang masih memakai perangkat manual
seperti kabel dan lainnya mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya adalah menggunakan
perangkat komputer untuk manajemen transmisi yang akan mengendalikan kinerjanya. Jadi,
sensor pada transmisi akan membaca berapa tekanan oli hingga gigi berpindah posisi.

Enaknya menggunakan elektronik, seandainya ada bagian spare part yang rusak maka
modul akan memerintahkan gigi tetap di posisi 3. Jadi mobil sebenarnya masih bisa dipakai
sampai bengkel terdekat, hanya saja akan terasa tenaga kurang di putaran awal. Prinsipnya
sama seperti menjalankan mobil dari keadaan diam tetapi langsung masuk ke gigi 3.
Perpindahan antargigi yang dulu hanya mengandalkan tekanan oli, sekarang sistem
komputer ikut mengaturnya. Jadi, kita sebagai pengemudi memegang peranan penting ketika
memindahkan posisi gigi. Paling gampang, tinggal melihat pada tuas transmisi, biasanya ada
posisi untuk menaikkan atau menurunkan gigi. Bahkan, tidak hanya dengan memainkan tuas,
perpindahan gigi biasanya dapat dilakukan dengan tuas kecil di balik setir / paddle shift
seperti mobil-mobil di ajang F1.
3. Automated Manual Transmission

Girbox ATM
Walau terbilang otomatis ( karena tidak lagi menggunakan pedal kopling ),
sebenarnya AMT merupakan sebuah girbok manual. Jadi, sama dengan transmisi manual,
pada bagian dalam girbok terdapat sebuah deretan gigi untuk memindahkan percepatan dan
perangkat kopling, hanya saja kini digerakan secara elektronis.
Jadi, kalau dalam transmisi manual, sang pengemudi perlu menginjak pedal kopling
sebelum memindahkan posisi gigi, di AMT, kopling akan digerakkan oleh motor elektronik.
Maka dari itu, efek jeda ketika perpindahan gigi biasanya lebih terasa. Teknologi yang
diiturunkan dari matic elektronik ini mengalami sedikit modifikasi untuk digunakan pada
beberapa mobil manual yang ingin merubahnya menjadi matic seperti menggunakan
shiftronic, streptonic, tiptonic, dan lain-lain.



4. CVT ( Continuously Variable Transmission )

Girbox CVT
Sistem CVT menjadi terkenal ketika dipasang pada mobil Honda Jazz yang muncul
pada tahun 2003. Dan sampai sekarang, teknologi ini digunakan oleh mobil Nissan X-Trail
dan Teana dengan nama Xtronic. Sistem kerja CVT sendiri hanya menggandalkan dua puli
utama yang berbeda diameter dengan sebuah belt untuk menggerakkan perpindahan
kecepatan. Pada sistem ini tidak bisa lagi disebut pindah gigi, karena sebenarnya sudah tidak
ada lagi perangkat gigi transmisi yang digunakan. Perpindahan kecepatan hanya berdasarkan
perbedaan diameter puli yang dilewati oleh sabuk penggerak, jadi belt akan berputar di puli,
mulai dari sisi puli paling dalam sampai semakin tinggi pada sisi terluar puli.
Awal mula, CVT digunakan untuk kendaraan kecil sepert small hatchback yang juga
memakai mesin berkapasitas mungil. Tapi belakangan, bukan tidak mungkin lagi terpasang
pada kendaraan berkapasitas mesin besar hingga 3.500cc. Keuntungan penggerak model ini
adalah tidak ada lagi yang dinamakan slip kopling sebab perpindahan puli tergantung pada
putaran mesin.
Pada transmisi otomatis model lama, ketika gigi berpindah ke lebih tinggi maka akan
terasa putaran mesin seperti drop. Nah, karena pada CVT pergerakan tersebut berdasarkan
diameter puli, maka tidak akan ada lagi penurunan putaran mesin. Maka dari itu, Honda Jazz
generasi awal memproklamir memiliki perpindahan gigi sampai 7 speed padahal sebenarnya
tidak ada gigi yang berpindah.
Perkembangan teknologi sistem CVT sampai menggunakan belt yang terbuat dari
baja demi usia pakai dan tidak mudah rusak dibandingkan dengan menggunakan belt biasa.
Maka belt CVT juga bisa aus karena bergesakan dengan puli. Karena pengembangan yang
belum terlalu sempurna, maka dari itu Honda Jazz baru kembali menggunakan transmisi
otomatis konvensional yang menggunakan gigi.
5. Dual Clutch Gearbox

Girbok matic DSG
Biasanya disebut dengan DSG atau Direct Shift Gearbox. Jenis transmisi ini adalah
generasi terbaru yang bertujuan membuat mesin bekerja lebih efisien. Prinsip kerjanya adalah
membuat jeda antar perpindahan yang sering kali terjadi untuk diminimalkan. Efeknya,
respon pengemudi bisa menjadi lebih cepat. Generasi awal mobil yang menggunakan sistem
ini adlah VW Golf MkIV dan berlanjut sampai sekarang untuk mobil-mobil Golf dan Audi.
Secara struktur, DSG mengandalkan dua buah as transmisi seperti girbok manual,
yang masing-masing bertugas untuk mengendalikan barisan gigi genap dan ganjil. Dua buah
as ini akan berputar bareng seiring putaran mesin. Hanya saja di dalam rumah transmisi
masing-masing as akan memutar gigi genap atau ganjil.
Begitu masuk gigi 1 dan pengemudi ingin pindah ke gigi 2 maka sebuah kopling akan
bersiap memasukkan as gigi2 pada tempatnya. Jadi, ketika kopling gigi 1 melepas seluruh
rangkaian maka gigi 2 sudah langsung bertugas menggantikan. Maka dari itu, tidak ada lagi
efek putaran mesin drop ketika mengendari mobil dengan menggunakan transmisi DSG.
Setelah mengetahui perkembangan transmisi matic yang beredar di pasaran, kita tentu jadi
mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari mobil matic yang ditawarkan dan dapat
mengira-mengira apakah harga yang dibandrol untuk mobil tersebut terlalu tinggi atau terlalu
rendah.






PERKEMBANGAN
TRANSMISI OTOMATIS



Oleh:

ISMAN SYARIF
NIM:1202116

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Anda mungkin juga menyukai