Anda di halaman 1dari 19

Kopling Mobil dan Komponennya

Cara Kerja Kopling Mobil Manual


Komponen penting pada kopling mobil

Pengertian Kopling
Kopling berasal dari kata coupling yang kata dasarnya adalah couple yang artinya pasangan.
Tapi pengertian kopling di Indonesia tidak sama dengan coupling di luar negeri. Kopling di negara kita
lebih sama dengan clutch.
Kopling merupakan salah satu komponen yang bisa sobat mesinmotor lihat di mobil manual yang
terletak diantara mesin dan transmisi, yang akan mengurangi putaran mesin saat dilakukan perpindahan
gigi transmisi sehingga gigi transmisi bisa masuk dengan mudah.

Kopling pada kendaraan sendiri terdiri dari beberapa komponen pendukung yang memiliki fungsi
berbeda-beda. Berikut komponen pada kopling mobil manual dan penjelasan terkait fungsinya:
1. Unit kopling
Unit kopling terdiri dari tiga macam komponen utama yaitu plat kopling atau kampas kopling, plat tekan,
dan pegas kopling. Kampas kopling atau plat kopling mempunyai fungsi sebagai penghubung putaran
mesin ke transmisi. Dapat dikatakan bahwa plat kopling berfungsi meneruskan tenaga mesin yang
berasal dari flywheel menuju plat penekan (pressure plate) dan kemudian ke input shaft transmisi.
Kampas kopling terhubung dengan alur input shaft transmisi, jadi apabila kopling berputar maka secara
otomatis shaft transmisi juga akan berputar. Komponen penyusun kampas kopling antara lain adalah
facing, torsion, dumper, paku keling, cushion plate. Kampas kopling terbuat dari bahan khusus yang
dapat tahan dari kejutan dan tarikan. Kampas kopling dapat cepat aus apabila salah dalam cara
penggunaannya. Untuk Plat tekan , komponen ini mempunyai fungsi untuk menekan plat kopling
terhadap roda.
2. Clutch cover (Tutup Kopling)
Clucth cover atau yang lebih dikenal dengan tutup kopling merupakan komponen utama kopling. Tutup
kopling dikaitkan dengan flywheel yang sesuai dengan putaran mesin. Di dalam clutch clover terdapat
bagian lainnya yaitu pelat tekan dan pegas kopling. Untuk pelat tekan, komponen ini berfungsi untuk
menekan kampas kopling agar dapat menempel flywheel. Sehingga pelat tekan dan flywhell akan
menjepit kampas kopling bersama-sama. Saat ini terdapat dua jenis tutup kopling yang ada yaitu
diaphragm spring clutch cover (tutup kopling dengan tipe pegas diagfragma) dan tutup kopling dengan
pegas coil.
3. Mekanisme penggerak
Komponen kopling ini mempunyai fungsi untuk mengoperasikan kopling. Ketika kita menginjak pedal
kopling maka mekanisme penggerak akan meneruskannya sehingga dapat bebas dan dapat melakukan
perpindahan gigi. Mekanisme penggerak pada kopling mobil sendiri pun terdapat dua jenis yaitu tipe
mekanis dan tipe hidraulis. Perbedaan dari kedua jenis mesin penggerak ini terdapat pada komponen
penyusunnya.
Untuk tipe mekanis tersusun atas clutch pedal, clutch release lever, clucth release cable, release fork,
dan clutch cover. Pada tipe hidrolis, gerakan pedal kopling diubah menjadi tekanan hidraulis oleh
silinder yang selanjutnya diteruskan ke release fork melalui release silinder. Tipe hidraulis terdiri dari
clutch pedal, master cylinder, flexible hose, release cylinder, release fork, dan clutch cover.
Release fork atau dikenal dengan nama garpu pembebas, komponen ini terpasang di dalam transmisi.
Release fork bekerja bedasarkan tarikan dari kabel kopling. Jadi pada saat kabel kopling tertarik maka
release fork akan mendorong release bearing agar melakukan pemutusan putaran mesin.
Letak release bearing berada diantara pegas kopling dan release fork. Release bearing merupakan jenis
klaher yang akan ditekan pada saat bekerja namun harus tahan terhadap tekanan dan mampu tetap
berputar dengan lembut saat ditekan. Release bearing akan menerima tekanan dari release fork untuk
melakukan pemutusan putaran dari mesin seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kabel kopling terbuat dari seling dan diselubungi oleh selonsong besi. Kabel kopling akan menerima
tarikan dari pedal kopling untuk mengoperasikan release fork. Oleh karena itu kabel kopling haruslah
kuat terhadap tegangan tarik. Selain itu kabel kopling juga harus dapat bergerak bebas di dalam
selongsongnya.
Komponen kopling yang satu ini akan digerakkan oleh kaki pengemudi mobil. pedal kopling terletak di
dalam kabin mobil di sebelah setir mobil. Pedal kopling akan menerima penekanan dari kaki pengemudi
secara langsung. Apabila melakukan perpindahan gigi atau pengereman. Letak pedal kopling akan
berada di paling kiri diantar 3 pedal yang berada didekat kursi pengemudi mobil.
Cara kerja kopling pada umumnya mobil dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Cara kerja kopling saat pedal kopling diinjak
Pada saat anda menginjak pedal kopling mobil anda maka release fork atau tuas pembebas akan
menekan release beraring atau bantalan pembebas ke depan sekaligus menekan diafragma spring dan
pegas akan mengungkit pressure plate. Sehingga plat kopling akan terbebas dan putaran mesin anda
tidak akan diteruskan ke transmisi.
2. Cara kerja kopling pada saat pedal kopling dilepas
Pada saat anda melepas pedal kopling, maka release fork akan kembali ke posisi awal dan bantalan
pembebas tidak akan menekan diafragma spring seperti pada saat kopling diinjak. Kondisi ini akan
menyebabkan pressure plate akan kembali menekan plat kopling dengan flywheel. Sehingga putaran
dari mesin dapat diteruskan menuju transmisi.

Cara Kerja Kopling Mekanik


Cara kerja kopling mekanik adalah bila mesin dinyalakan kemudian perseneling masuk namun handel
kopling tidak ditarik maka kopling akan bekerja menghubungkan putaran mesin sampai pada poros
primer persneling. Putaran poros engkol dilanjutkan oleh roda gigi utama (primer) sehingga rumah
kopling beserta kanvasnya akan ikut berputar. hal ini dikarenakan kanvas kopling dijepit dengan pelat
kopling yang mendapatkan tekanan. Selanjutnya putaran tersebut akan diteruskan ke poros primer
persneling.
Apabila saat mesin mobil dinyalakan kemudian persneling masuk dan handel kopling ditarik maka tali
kopling akan menarik tuas dan mendorong pen pendorong. Pen pendorong akan menekan tutup pegas
sehingga pelat dasar dapat mundur. Sehingga dengan begitu pelat-pelat penjepit kanvas kopling akan
merenggang yang artinya putaran mesin hanya akan sampai pada kanvas kopling saja. Hal inilah yang
dinamakan kopling sebagai pemutus hubungan.
Pada saat mobil sedang melakukan proses pemindahan gigi maka yang terjadi adalah pedal persneling
ditekan dan handel kopling akan memutar pengangkat (lifter cam) sehingga posisi peluru memiliki
penahan bola yang merapat dengan kam pengangkat serta dapat berpindah tempat. Hal ini akan
menyebabkan pengangkat terdorong dan mendorong kopling luar.
Akibatnya adalah posisi pelat kopling yang sedang ditekan akan menjauhi pemberat sehingga pelat dan
kampas kopling merenggang dan pengoperan gigi dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini berarti
putaran poros engkol ke transmisi terputus.

Transmisi Manual
Pengertian Transmisi Manual
Pertama, sebelum jauh membahas berbagai segmen-segmen, di awal pertemuan ini Mas Sena akan
mengulas tentang pengertian transmisi manual. Perlu diketahui dahulu bahwa secara umum, transmisi
merupakan komponen pada mesin yang memiliki tujuan untuk merubah kecepatan dan tenaga putar
dari mesin yang tertuju pada roda yang nantinya bisa digunakan untuk menggerakkan kendaraan.
Disamping itu, sistem pemindah tenaga ini meliputi unit kopling, transmisi, deferensial, poros serta roda
kendaraan. Seluruh bagian tersebut akan saling berhubungan satu sama lain. Nah, terkait dengan
pengertian transmisi manual, posisi dan komponennya terletak pada ujung depan sesudah unit kopling
dari sistem pemindah tenaga pada sebuah kendaraan. Sebagai contoh seperti ini, sebut saja pada
sepeda motor yang memiliki 4 percepatan, letak transmisi manual di sini sebagai salah satu bagian
hardware dari sistem pemindah tenaga dengan 4 tingkatan. Nah, dengan adanya transmisi tersebut
maka tenaga yang dihasilkan mesin bisa diteruskan ke poros propeler shaft sehingga kendaraan pun bisa
berjalan. Dengan sedikit memahami pengertian transmisi manual tersebut maka bisa diambil
kesimpulan singkat bahwa pengertian sistem transmisi manual merupakan suatu komponen pemindah
tenaga yang dihasilkan dari mesin ke poros roda yang membuat kendaraan bisa berjalan sesuai dengan
percepatannya.

Fungsi Transmisi Manual


Setelah sobat memahami atau mengetahui apa itu transmisi manual, kini waktunya Mas Sena untuk
membahas fungsi transmisi manual. Sebenarnya, fungsi utama dari setiap transmisi pada kednaraa
bermotor, memiliki tugas yang sama, yaitu menyalurkan tenaga dari mesin ke roda-rodanya. Hanya saja,
sistem kinerjanya saja yang berbeda. Nah, dalam kaitannya dengan fungsi transmisi manual ini, ada
beberapa fungsi dengan penggunaan mesin yang bertransmisi manual. Antara lain sebagai berikut:
Pertama yaitu untuk menyalurkan tenaga atau pun sebut saja putaran mesin dari kopling ke poros
propeler shaft.
Kemudian, fungsi yang ke dua yaitu merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan beberapa
kebutuhan yang tergantung dari beban yang ditanggung mesin serta keadaan medan jalan.
Selain itu, fungsi transmisi manual ini juga terletak pada kemungkinan bahwa kendaraan untuk bergerak
mundur atau disebut juga dengan reserve yang umumnya kondisi ini ada pada kendaraan yang memiliki
lebih dari dua roda, seperti mobil.
Dari beberapa fungsi transmisi manual tersebut di atas, tentu saja dipastikan bahwa setiap orang yang
memiliki kendaraan sendiri yang bertransmisi manual tentunya akan lebih mudah memahami
bagaimana kinerja daripada sistem transmisi pada kendarannya sendiri. Selain itu, dari penjelasan
mengenai fungsi transmisi manual yang disebutkan di atas, pastinya sobat akan tahu mana komponen
yang perlu mendapat perawatan dalam kaitannya pada sistem transmisi manual.
Cara Kerja Transmisi Manual
Nah, menginjak pada bagian yang terakhir, kini waktunya Mas Sena untuk berbagi informasi mengenai
cara kerja transmisi manual yang didasarkan atas posisi gigi persneling. Berikut penjelasannya:
Pertama, cara kerja transmisi manual ketika dalam kondisi netral (N) maka mesin tak akan disalurkan
pada poros output. Hal ini dikarenakan Syncromesh dalam kondisi bebas atau tak sedang terhubung
dengan roda gigi tingkat.
Untuk cara kerja mesin transmisi manual yang ke dua yaitu pada saat tuas transmisi ditekan maka secara
otomatis pemindah gigi akan berputar bersamaan dengan pemutar shift drum yang mengaitkan serta
melakukan dorongan shift drum sampai kondisi berputar.
Kemudian, cara kerja transmisi manual yaitu shift drum tadi akan terpasang dengan garpu pemilih gigi
yang sudah diberi pin di mana pin ini nantinya akan melakukan penguncian pada garpu pemilih pada
bagian ulirnya.
Lalu, garpu pemilih gigi yang terhubung dengan gigi geser atau sliding gear tadi nantinya akan bergerak
ke kanan atau ke kiri di mana gerakannya akan mengikuti ke mana langkah dari gerak garpu pemilih gigi.
Setiap gerakan pada gigi geser ini nantinya akan mengunci pada gigi kecepatan yang disesuaikan dengan
sektor poros di mana letak gigi tersebut berada.
Menginjak cara kerja transmisi manual selanjutnya yaitu gigi kecepatan (1-4 percepatan) akan bebas
berputar pada setiap porosnya. Katakanlah ketika gigi masuk pada saat sepeda motor dikendarai,
sebenarnya kondisi tersebut merupakan proses penguncian gigi kecepatan yang dikaitkan pada poros
tempat di mana gigi tersebut berada dalam proses penguncian yang dilakukan oleh gigi geser.
Memang, jika dilihat sepintas bisa dikatakan bahwa cara kerja transmisi manual tersebut cukup rumit
dan sulit dipahami. Namun, dari langkah-langkah pada kinerja transmisi manual di atas bisa diambil
kseimpulan ringkas bahwa dalam proses perpindahan gigi, tentunya ada komponen pemindah gigi dari
percepatan 1 hingga 4 di mana ketika menginjak salah satu dari percepatan tersebut, gigi geser akan
terkunci dan berputar pada porosnya masing-masing.

Transmisi Otomatis
Pengertian Transmisi Otomatis
Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis transmisi dengan gigi-gigi yang
bisa melakukan perpindahan sendiri atau otomatis berdasarkan pada beban mesin yang berasal dari
besaranya tekanan gas pedal dan kecepatan kendaraan itu sendiri. Pengoperasiannya berbeda dengan
transmisi manual yang memerlukan perpindahan gigi dengan memakai tuas pemindah gigi. Melalui
transmisi otomatis, gigi-gigi bisa berpindah dengan sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalan dan
jumlah muatan yang beragam. Pengertian transmisi otomatis ini memang berbeda dengan transmisi
manual pasalnya, transmisi otomatis dilengkapi dengan torque conventor atau pengubah puntiran yang
difungsikan sebagai kopling otomatis. Pada transmisi otomatis, minyak transmisi memiliki fungsi ganda
karena tak hanya melumasi dan mendinginkan tetapi juga memindahkan gigi dan fluida kopling secara
otomatis. Sehingga minyak transmisi ini jumlahnya harus selalu mencukupi agar bisa melakukan
fungsinya dengan baik. Penggantian minyak transmisi secara rutin merupakan hal yang penting untuk
dilakukan sebab jika jarak tempuhnya bertambah maka kualitasnya akan menurun. Dengan mengetahui
pengertian transmisi otomatis, Anda kini sudah memahami apakah yang membedakan jenis transmisi ini
dengan transmisi manual. Selain itu, Anda sudah memiliki gambaran singkat tentang bagaimana kinerja
dari transmisi ini. Berikutnya, Anda akan mengetahui apa fungsi transmisi otomatis.

Fungsi Transmisi Otomatis


Secara umum fungsi transmisi otomatis tentu untuk memindahkan gigi-gigi transmisi ketika kendaraan
sedang dijalankan secara otomatis dengan menyesuaikan pada beban mesin dan kecepatan kendaraan.
Fungsi dari transmisi otomatis juga bisa dibedakan dari jenisnya. Transmisi otomatis dengan jenis full
hydraulic berfungsi untuk mengatur waktu perpindahan gigi dan lock up sepenuhnya secara hidraulis.
Sedangkan, fungsi transmisi otomatis berjenis Powertrain Control Module (CPM) fungsinya adalah
mengatur waktu perpindahan gigi dan lock up secara elektronik. Selain memakai data yang berupa shift
dan lock pattern pada PCM sebagai pengontrol, jenis transmisi otomatis yang satu ini juga memiliki
fungsi sebagai diagnosa dan fail-safe. Meskipun fungsi transmisi otomatis dari kedua jenis transmisi
tersebut tersebut mempunyai fungsi yang sama untuk menjalankan sistem secara otomatis, namun
keduanya dibedakan dalam kinerjanya karena yang satu mengandalkan tenaga hidraulik sementara yang
satunya mengandalkan elektronik. Selanjutnya, Anda akan mengetahui komponen transmisi otomatis.
Komponen Transmisi Otomatis
Berikut ini adalah komponen transmisi otomatis:
Torque conventer
Torque coventer merupakan komponen transmisi otomatis yang dipasang pada bagian input shaft
transmisi dan dikencangkan dengan baut ke flywheel crankshaft. Komponen ini biasanya diisi dengan
minyak transmisi otomatis (ATF) yang berguna untuk memperbesar momen mesin dan akan dilanjutkan
ke bagian transmisi. Selain untuk memperbesar momen yang dihasilkan mesin, komponen transmisi
otomatis yang satu ini juga berfungsi sebagai kopling otomatis untuk memindah atau memutus momen
mesin ke transmisi. Torque conventer juga bekerja untuk memperlembut mesin, meredam getaran, dan
menggerakkan pompa oli.
Planetary gear unit
Planetary gear unit merupakan komponen yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan momen
mesin serta kecepatan kendaraan. Komponen transmisi otomatis yang satu ini pada dasarnya digunakan
untuk menghasilkan tenaga dan menggerakkan kendaraan yang memiliki beban berat dengan tenaga
yang ringan. Salah satu bagian penting yang ada pada planetary gear unit adalah brake yang fungsinya
adalah bergerak untuk memperoleh perbandingan gigi yang dibutuhkan. Brake ini merupakan
komponen transmisi otomatis yang dioperasikan dengan memakai tekanan hidraulik.
Hydraulic control unit
Hydraulic control unit merupakan komponen transmisi otomatis yang berfungsi untuk mengontrol kerja
dari rem dan kopling pada transmisi otomatis memakai tekanan yang dihasilkan dari pompa oli.
Komponen ini memiliki oil pan yang berguna sebagai reservoir fluida, pompa oli untuk meningkatkan
tekanan hidraulik, serta berbagai macam katup dan pipa yang akan mengalirkan minyak transmisi ke
bagian clutch, brake dan bagian-bagian lain pada komponen transmisi otomatis ini. Kebanyakan katup
hydraulic control unit bisa ditemukan pada valve body assembly yang letaknya di bawah planetary gear.
Manual linkage
Meskipun transmisi otomatis melakukan perpindahan gigi secara otomatis, namun jenis transmisi ini
tetap mempunyai dua buah linkage yang membuatnya masih mungkin dioperasikan secara manual oleh
pengemudi yang terhubung dengan transmisi otomatis. Manual linkage merupakan komponen transmisi
otomatis yang berupa selector lever dengan kabel, akselerator, dan kable throttle.
Automatic transmission fluida
Komponen utama lain dari sistem transmisi otomatis adalah automatic transmission fluida atau oli
khusus yang dicampur dengan berbagai bahan tambahan untuk dipakai melumasi transmisi ini.
Komponen transmisi otomatis ini populer dengan sebutan automatic transmission fluid atau ATF untuk
membedakannya dengan jenis minyak yang lain. Transmisi otomatis harus mengunakkan ATF yang telah
ditentukan karena jika menggunakan yang lain, hal ini bisa berakibat pada menurunnya kemampuan
transmisi itu sendiri. Pemeriksaan level minyak juga harus selalu dilakukan untuk memastikan bahwa
transmisi bisa bekerja dengan benar. Pemeriksaan pada komponen transmisi otomatis ini biasanya
dilakukan saat mesin melakukan perputaran idle dan transmisi memiliki suhu kerja normal serta tuas
transmisi berada pada posisi P.
Transmisi otomatis terbagi ke dalam beberapa jenis dan dibuat dengan cara yang berbeda-beda pula.
Meski begitu, fungsi dasarnya tetap sama sehingga komponen transmisi otomatis pun sama. Masing-
masing komponen yang ada pada transmisi ini harus bekerja dengan tepat dan dalam keadaan yang baik
agar kinerja dari transmisi otomatis secara keseluruhan bisa berjalan dengan lancar.

Cara Kerja Transmisi Otomatis


Berikut ini merupakan cara kerja transmisi otomatis:
Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang berfungsi sebagai kopling
mekanikal sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan mekanisme pompa dan turbin. Baling-
baling pertama di dalam torque conventer bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung memakai
mesin. Yang kedua mengkopel langsung turbin dengan planetary gear dan yang terakhir berfungsi
sebagai stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-baling menjadi 3 baling-baling. Pada saat cara
kerja transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel ke mesin berputar untuk memompa oli
transmisi pada ruangan tertutup. Kemudian tekanan oli dipakai untuk mendorong turbin. Sistem ini
menghasilkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM mesin mengalami peningkatan.
Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama seperti gigi-gigi rasio pada transmisi
manual untuk merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga mirip dengan tuas persneling yang
dipakai untuk menjalankan mobil. Perbedaannya terletak pada desain fisik karena pada planetary gear
tidak ditemukan adanya dua barisan roda gigi yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda.
Namun, pada cara kerja transmisi otomatis ini planetary gear hanya memiliki sebuah roda gigi yang di
sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama ruman planetary yang terdapat gigi di
bagian dalamnya. Sedangkan untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulik merupakan kinerja
dari valve body.
Itulah gambaran cara kerja transmisi otomatis yang banyak digunakan pada mobil-monil saat ini. Jenis
transmisi ini didesain dengan komponen-komponen khusus yang memiliki fungsi seperti komponen-
komponen pada transmisi manual seperti torque conventer dan planetary gear. Torque gear
menawarkan sensasi mobil berjalan dengan kopling yang selip. Sementara planetary gear membuat
mobil mampu memindahkan giginya secara otomatis.

Rem Tromol

Secara umum, ada dua jenis sistem pengereman. Yakni sistemrem cakram dan rem tromol. Rem cakram,
adalah sistem rem dengan metode jepitan, sementara rem tromol menggunakan metode yang lain.
Lantas, apa itu rem tromol dan bagaimana cara kerja rem tromol ?

Pengertian Rem Tromol


Rem tromol adalah sistem pengereman pada kendaraan, yang menggunakan metode gesekan antara
kampas dengan sebuah komponen berbentuk mangkuk.
Perbedaannya dengan rem cakram ada pada arah gesekan. Rem cakram memiliki arah gesekan yang
saling mendekati (menjepit), sehingga pada rem cakram piringan terdapat ditengah dua kampas.
Namun pada rem tromol, arah gesekan saling menjauhi. Sehingga tromol yang terhubung dengan roda
diletakan disisi luar dari dua kampas rem.

Kelebihan rem tromol


Lebih awet karena memiliki kampas rem yang lebar
Permukaan kampas rem lebar membuat daya pengereman cukup kuat serta lembut, sehingga cocok
dipakai pada mobil berbobot besar
Lebih bersih (aman dari kotoran luar) karena sistem rem ini bersifat tertutup
Kekurangan rem tromol
Sifatnya yang tertutup membuat pelepasan panas sedikit terganggu
Karena arah gerakan saling menjauhi, membuat rem kurang responsif
Memiliki efisiensi lebih buruk dibandingikan rem cakram, karena arah gerakan ini akan menimbulkan
sedikit kerugian tenaga.
Prinsip Kerja Rem Tromol
Seperti yang dijelaskan diatas, rem tromol bekerja dengan prinsip gesekan. Gesekan ini akan mengubah
energi putar pada tromol rem menjadi energi panas. Sehingga putaran roda akan berhenti dan
temperature sekitar rem akan meningkat.
Konstruksi rem tromol memiliki dua buah kampas rem yang terletak dibagian dalam. Lalu dibagian luar
kampas rem terdapat komponen berbentuk mangkuk yang kita kenal sebagai tromol rem.
Arah gerakan rem tromol itu saling menjauhi, artinya saat rem ditekan maka duua buah kampas rem
akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi). Gerakan tersebut akan membuat kampas rem menekan
permukaan dalam tromol rem. Sehingga terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran tromol
dan roda.
Komponen Utama Rem Tromol
Secara umum, ada tiga komponen utama pada sistem pengereman tipe tromol. Yaitu ;
1. Sepatu rem
Sepatu rem adalah komponen yang berfungsi untuk menempelkan kampas rem. Sepatu rem berbentuk
setengah lingkaran yang memiliki permukaan luar rata. Di permukaan luar inilah ditempelkan sebuah
kampas rem.
Lebar kampas rem pada sepatu rem, itu cukup besar apabila dibandingkan dengan kampas rem cakram.
Karena kampas rem ini, memanjang sepanjang permukaan sepatu rem.

Hal tersebut membuat luas penampang rem menjadi semakin lebar dan kuat.
2. Silinder roda
Fungsi silinder roda, hampir sama dengan kaliper pada rem cakram. Yakni untuk menggerakan sepatu
rem untuk bergerak menekan tromol rem.
Bentuk silinder roda, seperti sebuah silinder yang memiliki dua buah piston pada dua ujungnya. Didalam
silinder ini, terisi cairan hidrolik yang akan menggerakan piston ke luar. Saat piston terdorong oleh
cairan hidrolik maka kampas rem akan ikut bergerak ke arah luar.
Sehingga penekanan kampas rem terhadap tromol bisa terjadi.
3. Tromol rem
Tromol rem adalah komponen berbentuk seperti mangkuk yang dijadikan sebagai media gesekan. Fungsi
tromol rem sebagai perantara putaran dari roda, artinya tromol rem itu akan berputar sesuai putaran
roda. Sehingga ketika tromol rem dihentikan putarannya, otomatis roda kendaraan akan berhenti
berputar.
Tromol rem terbuat dari besi solid sehingga saat bergesekan dengan kampas rem, tidak terjadi keausan.
Kalaupun terjadi keausan, itu akan berlangsung cukup lama.

Rem ABS
Cara Kerja (Anti-lock Braking System) Pada Mobil
Faktor keselamatan dalam mengendarai mobil, menjadi salah satu kreteria utama saat ini, di kalangan
pembeli kendaraan kelas menengah dan keatas. Saat ini, setiap produsen mobil, berlomba dalam
menempatkan tekhnologi yang menunjang, dari sisi keselamatan penumpang dan pengemudi. Salah
satu tekhnologi yang di gunakan adalah, ABS (Anti-lock Braking System). Sistem ini sudah diterapkan di
teknologi keamanan Toyota Indonesia, dan salah satunya yang mendapatkan sistem ABS adalah Toyota
Rush. Lalu anda pasti bertanya, bagaimana cara kerja rem ABS? Jawaban akan cara kerja rem ABS, akan
saya tuliskan di halaman ini.

ABS (Anti-lock Braking System)

Pada saat melakukan pengereman mendadak, di kecepatan tinggi atau saat hujan yang membuat jalan
licin. Tentunya anda akan kesulitan dalam melakukan pengereman mendadak. Roda menjadi terkunci
dan mobil susah untuk dikendalikan. Sistem anti-lock braking inilah, yang akan membantu anda, dalam
melakukan pengereman mendadak, dan membantu anda dalam mengendalikan mobil jika anda
mengerem mendadak.

Sistem ini, sudah diterapkan sejak lama terutama untuk balapan. Tanpa sistem ini, pengemudi
professional, juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan mobil, jika melakukan pengereman
mendadak. Setiap pengemudi di jalan raya, pasti akan menghindari melakukan pengereman mendadak,
tetapi keadaan terkadang memaksa pengemudi untuk melakukan pengereman secara mendadak. Jika
mobil anda tidak dilengkapi dengan sistem ABS, maka kempat roda akan terkunci. Hal ini mengakibatkan
mobil tetap meluncur dan susah dikendalikan. Secara teori, sistem ini menghindari penguncian terhadap
kempat roda, dengan roda yang tidak terkunci, mobil lebih mudah dikendalikan. Selain itu, semua
bagian ban mobil akan melakukan pengereman, yang dapat menghidari ban panas. Semua ini akan
membuat jarak pengereman menjadi lebih pendek dan daya cengkram ban masih anda dapatkan.

Lalu bagaimana cara kerja rem ABS? Sistem anti-lock braking memiliki empat komponen utama yang
saling terkait, satu sama lain. Keempat komponen ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, kompenen
tersebut antara lain:
1. Sensor Kecepatan

Sensor ini berfungsi untuk membaca kecepatan putaran roda, terdapat di setiap roda atapun di
diferensial (tergantung dari pabrik).

2. Katup Pengereman

Di setiap jalur minyak rem terdapat katup, dan katup ini dikendalikan oleh komputer / kontroler ABS.
Secara umum, katup rem memiliki tiga posisi yang berbeda.

 Katup Posisi Satu: Dalam posisi ini, katup dalam posisi terbuka penuh, sehingga tekanan minyak
rem secara penuh, langsung diteruskan ke rem.
 Katup Posisi Dua: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi tekanan minyak rem, sehingga
tekanan tidak akan diteruskan ke rem walaupun pengemudi menekan rem.
 Katup Posisi Tiga: Dalam posisi ini, katup akan menghalangi sebagian dari tekanan minyak rem,
sehingga tekanan hanya setengah yang diteruskan ke rem, walaupun pengemudi menekan rem
secara penuh.

3. Pompa

Fungsi dari pompa ini adalah mengembalikan tekanan pada jalur pengereman yang dilepaskan oleh
katup ke rem.

4. Kontroler / Komputer

Fungsi dari alat ini adalah otak yang mengendalikan katup dan mengolah data dari sensor kecepatan.

Cara Kerja Rem ABS Mobil

Sensor kecepatan akan membaca kecepatan mobil setiap saat, dan menyampaikan data kecepatan
tersebut ke pada kontroler. Untuk mobil berhenti secara normal di kecepatan 100 kilometer perjam,
akan diperlukan waktu selama 5 detik. Tentunya pada saat anda melakukan pengereman normal, tidak
akan terjadi penguncian roda kendaraan. Lain ceritanya jika anda melakukan pengereman mendadak,
maka roda akan terkunci. Waktu yang diperlukan untuk roda terkunci kurang lebih 1 detik.

Karena kontroler telah di program, untuk dapat menghentikan kendaraan secara maksimal, terkuncinya
roda saat pengereman tidak boleh terjadi. Sebelum roda terkunci, kontroler akan mendapatkan data
dari sensor kecepatan dan akan memerintahkan katup menghalangi tekanan, dengan cara mengambil
katup posisi dua atau katup posisi 3, sesuai perintah dari kontroler. Setelah putaran roda terdeteksi oleh
sensor kecepatan, kontroler akan memerintahkan katup untuk mengambil posisi satu, yang membuat
tekanan minyak rem kembali dan diteruskan ke rem. Cara kerja rem ABS diatas terjadi sangat cepat,
rata-rata sistem ABS pada mobil sekarang, mampu melakukan 15 kali proses tersebut dalam 1 detik.
PROPELLER SHAFT
Pengertian Propeller Shaft

Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi untuk
memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Transmisi umumnya terpasang pada
chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga oleh suspensi sejajar
dengan roda belakang. Oleh sebap itu posisi diferential terhadap transmisi selalu berubah ubah pada
saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban,

Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke difrensial
dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban kendaraan. Untuk tujuan
ini universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan
sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan anatara transmisi dan
diferential.

Biasanya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran
atau bengkok. Bandul pengimbang atau balance weight dipasang pada bagian luar pipa dengan tujuan
untuk keseimbangan pada waktu berputar. Dengan keseimbangan ini diharapkan poros propeller dapat
berputar tanpa menghasilkan getaran yang besar atau dengan kata lain dengan lembut. Pada umumnya
propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua penghubung yang terpasang pada kedua
ujung berbentuk universal joint.

Didalam poros propeller ada komponen utama yang bernama universal joint yang memiliki fungsi untuk
meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga. Ada juga slip yoke yang
berfungsi untuk menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal joint)
depan.

Fungsi Poros Propeller

Poros propeller memiliki 2 (dua) fungsi utama:

1. · Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke differential.


2. Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga ke differential pada saat bergerak naik
dan turun dengan lembut, sehingga memberikan kenyamanan dalam berkendara.

Fungsi Propeller Shaft Pada Kendaraan 4WD atau 2WD


- Pada umumnya Propeller Shaft merupakan sebuah batang penghubung dari gear box
transmisi menuju diferential gear pada roda belakang dan Fungsi Propeller Shaft adalah Sebagai
bagian dari sistem transmisi/pemindah daya pada kendaraan, yang berfungsi sebagai penerus
daya dan putaran dari gear box ke differential gear.
Dapat diterapkan pada kendaraan penggerak depan atau belakang atau depan-belakang
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Saat engine dan axle dipisahkan satu sama lain, sebagaimana pada kendaraan 4WD atau 2 WD,
maka propeller shaft diperlukan untuk mentransmisikan daya dan putaran.
Propeller shaft dirancang untuk tahan terhadap puntiran dan tekukan (bending), dan harus
mampu menahan dan menyerap vibrasi/getaran yang dihasilkan oleh mesin.

Gambar 2-Joint Type Propeller Shaft


Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke
difrensial. Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari
transmisi ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran
beban.
Propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran
atau bengkok. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua
penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.
Universal joint berfungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan
perpindahan tenaga.
Tipe propeller shaft dua bagian dengan tiga joint kadang-kadang menggunakan bearing tengah
yang bertujuan untuk menguragi getaran

Gambar 3-Joint Type Propeller Shaft


Referensi lain :

Fungsi Poros Propeller


Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama:
· Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan roda
belakang.
· Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak naik dan turun.
· Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karenaperubahan panjang poros
penggerak.
Pada kendaraan yang bermesin didepan dengan penggerak roda belakang, salran penggerak
terdiri dari rangkaian batang poros penggerak dan sambungan sumbu roda belakang.
pada buku informasi ini, kami hanya membahas batang penggerak.
Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Poros Penggerak.
menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal
Slip yoke
joint) depan

Front Universal Joint mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft)

memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan ke sambungn


Drive shaft
universal belakang (rear Universal joint).

melenturkan sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak dengan yoke


Rear Universal Joint
deferensial

memegang sambungan universal belakang dan memindahkan gaya putar ke


Yoke rear
rangkaian gigi sumbu roda belakang

Cara Kerja Poros Penggerak


Kendaraan Dengan Mesin Depan, Penggerak Roda Depan.
Kendaraan dengan penggerak roda depan tidak memiliki batang penggerak (propeller).
Melainkan kendaraan ini memiliki sebuah transaxle yang terdiri dari:
· Kopling (hanya untuk transmisi manual)
· Transmisi (untuk manual dan otomatis)
· Batang defrensial depan (atau setengah batang)
· Bantalan batang
· Sambungan universal kecepatan konstan.
Transaxle dibautkan pada mesin, batang half mengirimkan gaya putar dari mesin dan transmisi
ke roda. Sambungan universal kecepatan konstan dipasangkan pada ujung bagian dalan masing-
masing poros
Sambungan kecepatan konstan (KK) memungkinkan batang penggerak melakukan putara
dengan sudut yang kecil dan perubahan panjang sesuai gerakan roda mengikuti permukaan
jalan.
Sambungan kecepatan konstan berikutnya pada transmisi pada sambungan inboard
(sambungan pluge) sambungan ini menggunakan bantalan roll pada ujung batang diteruskan
melalui sambungan le "plunge" saat panjang batang berubah.
Sambungan kecepatan konstan pada penghubung (hub) roda adalah sambungan inboard juga
sama sambungan burfiekd, sambungan ini bersifat tetap diam san tidak berubah panjangnya.
Sambungan kecepatan konstan;
· Membawa gaya putar dari mesin dan transmisi ke roda yang bersentuhan dengan jalan
· Meneruskan gerakan kemudi sebaik mungkin pada gerakan kendaraan naik atau turun.
Gambar Poros penggerak dari penggerak roda depan
Kendaraan Dengan Mesin Didepan, Penggerak Roda Belakang
Gaya putar atau gerakan dari batang output transmisi kesumbu belakang dilakukan pada batang
penggerak (batang propeller atau batang tail)
Sumbu batang kendaraan bergerak naik atau tutun, relatif terhadap transmisi dan batang
penggerak harus memeindahkan gaya putar melalui berbagai perubahan sudut dan panjang.
Sambungan universal dan slip yoke (lihat gambar 4 bawah) dapat melakukan penyesuaian yang
dibututhkan sebagai akibat perubahan tempat yang dilalui kendaran selaam berjalan. Ini
mungkin dilakukan karena sambungan universal memungkinkan 2 (dua) batang bergerak dalam
sudut yang berbeda satu dengan yang lain.
Sebagai contoh, bila kendaraan menumbuk gundukan/benjolan dijalan, sudut belakang ditekan
keatas dan relatif terhadap bodi mobil. Sambungan universal memungkinkan jalur penggerak
tetap pada posisi melentur tanpa menyebabkan kerusakan pada batang penggerak.
Dalam keadaan yang sama, slip yoke atau sambungan slip yang terpasang pada batang output
transmisi memungkinkan adanya perubahan kecil pada panjang penggerak dengan meluncur
kedalam atau keluar dari trasnmisi.

Gambar Bentuk rangkaian batang propeller


Kendaraan Dengan Penggerak Empat Roda
Gambar Jalur penggerak pada penggerak empat roda
Kendaraan-kendaraan yang lebih kecil dengan penggerak empat roda menggunakan pengaturan
jalur penggerak yang mirip dengan kendaraan dengan mesin dibelakang, Kendaraan dengan
penggerak roda depan telah dijelaskan diatas, tetapi dengan tambahan pada batang output
yang diperpanjang hingga sumbu depan.
Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki jalur penggerak pada kedua sumbu
kendaraan depan dan belakang. Serupa dengan rangkaian sumbu belakang kendaraan yang
konvensional. Pada sumbu belakang dan sedikit berbeda unit sumbu pada bagian
depan. Sumbu penggerak depan harus meemiliki fasilitas untuk mengemudikan kendaraan. Dua
sumbu pemindahan gaya putar dari transmisi dilewatkan unit deferensial dan batang sumbu
untuk menggerakkan empat roda kendaraan.

Gambar 4WD Front Propeller Shaft

POROS PENGGERAK RODA PADA MOBIL


A. Pengertian

Axle Shaft atau poros penggerak roda adalah salah satu komponen system pemindah tenaga,
merupakan poros penggerak roda- roda dimana roda- roda dipasang pada Axle Shaft sehingga beban
roda ditumpu oleh Axle Shaft. Axle Shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga gerak dari differential ke
roda- roda.
Gambar 1. Axle shaft

B. Prinsip Kerja

Lekukan khusus dibuat pada dudukan bola baja yang pada masing- masing arah memotong titik O
dari titik pusat garis pengerak dan poros penggerak yang selalu dihubungkan pada pusat garis P dari
masing- masing bola baja, hasilnya putaran poros penggerak adalah selalu identik dengan poros yang
digerakkan.

C. Cara Kerja

a. Cara kerja Axle Shaft type rigid

Gambar 2. Cara kerja Axle Shaft Type rigid

Axle Rigid disamping sebagai penerus putaran ke roda, seolah – olah merupakan lengan panjang
seperti poros mati, sehingga pada saat kendaraan berjalan kedudukan body kendaraan seolah – olah
mengikuti gerakkan posisi Axle.
b. Cara kerja Axle Shaft Independent

Gambar 3. Cara kerja Axle shaft independent

Dengan dilengkapi CV Joint maka pada saat kendaraan meaju dijalan yang bergelombang maka
posisi body kendaraan seakan-akan tidak terpengaruh oleh keadaan jalan, karena dengan dilengkapi
CV Joint pada setiap gerakan disamping bisa bergerak putar juga bisa bergerak memanjang, memendek
dan membuat sudut.

c. Cara kerja CV Joint

Gambar 4. Cara kerja CV joint pada saat jalan lurus


1. Pada saat jalan lurus dan rata tenaga gerak putar dari differential diteruskan oleh axle
shaft melalui inner race housing- steel ball- intermediate axle shaft- steel ball- outer race- housing- roda.
Pada saat itu steel ball diam sehingga CV Joint tidak membuat sudut.

3. Sedangkan pada saat belok atau jalan tidak rata tenaga putar dari differential diteruskan
oleh inner race housing – steel ball – intermediate axle shaft – steel ball – outer race gousing –
roda, dimana pada saat itu disamping sebagai penerus putaran dari intermediate shaft ball juga
bergerak pada inner race, sehingga CV Joint mampu mebuat sudut yang memungkinkan
kedudukan kendaraan menjadi stabil.
4.

Gardan Beserta Komponennya


Fungsi dan Cara Kerja Gardan Beserta Komponennya - Gardan ( Differential ) merupakan salah satu
komponen penting pada sebuah kendaraan yang lebih dari dua roda, karena gardan memiliki beberapa
fungsi diantaranya :

Fungsi Gardan ( Differential )

1. Meneruskan putaran dari propeller shaft ke as roda / axle


2. Membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat kendaraan berbelok atau slip
Cara Kerja Gardaan ( Differential )
Pada saat mobil berjalan lurus :

Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama - sama dalam kecepatan
putaran yang sama.Dan juga beban yang ditanggung roda kiri dan roda kanan adalah sama. Sehingga
urutan perpindahan putaran dari propeller shaft akan diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive
pinion akan memutar ring gear , dan ring gear bersama - sama dengan differential case akan berputar.
Dengan berputarnya differential case , maka pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan
differential case karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft.
Karena beban antara roda kiri dan roda kanan adalah sama saat jalan lurus , maka pinion gear akan
membawa side gear kanan dan side gear kiri untuk berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam keadaan
jalan lurus sebenarnya pinion gear tidak berputar , pinion gear hanaya membawa side gear untuk
berputar bersama - sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential
case berputar satu kali , maka side gear juga berputar satu kali juga , demikian seterusnya dalam
keadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan as roda dan
kemudian menggerakkan roda.

Pada saat kendaraan membelok :

Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalam adalah lebih besar
daripada beban yang ditanggung roda bagian luar . Misalkan sebuah mobil sedang belok ke kiri, maka
beban pada roda kiri akan lebih besar daripada beban roda kanan. Dengan demikian urutan
perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut :

Putaran dari propeller shaft akan diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar
ring gear . Dengan berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk berputar.
Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok ke kiri , maka side gear sebelah kiri akan
memberi perlawanan terhadap pinion gear untuk tidak berputar . Gaya perlawanan dari side gear kiri ini
akan membuat pinion gear menjadi berputar mengitari side gear kiri. Dengan berputarnya pininon gear ,
maka side gear kanan akan diputar oleh pinion gear. Sehingga side gear kanan akan berputar lebih cepat
dari side gear kiri. Gerakan side gear ini akan diteruskan ke as roda kemudian ke roda. Untuk roda kanan
akan berputar lebih cepat daripada roda kiri karena side gear kanan berputar lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai