Kopling Mobil - Pada dasarnya koling berfungsi sebagai penghubung dan pemutus putaran mesin
dari roda gila ( play wheel ) ke transmisi.
Pada saat kopling dioprasikan / pedal kopling diinjak berarti kopling memutuskan putaran play whell.
Sedangkan bilamana kopling tidak dioprasikan / pedal kopling tidak diinjak berarti kopling
menghubungkan putaran mesin dari play wheel ke transmisi
Disck clutch atau sering disebut juga plat kopling berfungsi untuk meneruskan putaran
mesin dari play wheel ke input shaft yang ada pada transmisi pada saat penghubungan
daya.
Komponen - Komponen Disck Clutch :
Facing / Kampas Kopling, berfungsi sebagai bidang gesek anatara dua buah
bidang yang berhubungan pada saat penghubungan daya
Revet, berfungsi untuk mengunci dua buah facing dengan plate
Plate, berfungsi sebagai dudukan facing dan komponen disc clutch lainnya
Spring / Torsion Dumper, berfungsi untuk meredam hentakan pada saat
penghubungan daya
Cushion Plate, berfungsi untuk melembutkan hentakan yang diterima spring /
torsion dumper agar pertransperan daya kepada infut shaft terasa lembut
Clutch Hub, berfungsi sebagai poros input shaft dan sebagai penghubung
putaran dari disc clutch ke input shaft
Pressure Plate, berfungsi sebagai bidang gesek dan penjepit disc clutch pada
saat penghubungan daya
Spring Diaghfrahma, berfungsi sebagai pegas pelepas himpitan disc clutch pada
saat pengoprasian kopling
Cover Clutch, berfungsi sebagai dudukan komponen - komponen yang ada pada
cover clutch
Release bearing atau sering disebut laher kopling berfungsi sebagai bantalan yang
menekan spring diaghfrahma pada saat pengoprasian kopling
Dan jangan lupa kunjungi terus Eri Otomotif untuk mendapatkan ilmu otomotif lainnya.
Bilamana ada kata yang kurang dimengerti atau ada sedikit masukan dari anda silahkan
komen saja di komenatar yang ada dibawah postingan.
TERIMAKASIH
Clutch Cover
Clutch cover yang juga dikenal dengan istilah matahari kopling atau rumah kopling adalah komponen
kopling yang dipasang di flywheel dengan cara dibaut. Fungsinya adalah sebagai tempat dudukan
kampas kopling. Di dalam clutch cover sendiri terdapat komponen lain yang membantu kerja kopling,
yaitu pelat tekan dan pegas kopling. Pelat tekan inilah yang menekan kampas kopling ke flywheel untuk
menyalurkan tenaga dari mesin ke poros gardan.
Kampas Kopling
Kampas kopling atau disebut juga disc clutch atau clutch plate adalah komponen kopling yang
bekerjasama dengan unit clutch clover untuk meneruskan putaran dari mesin ke input shaft dari
transmisi. Bentuknya seperti piringan dan terbuat dari bahan khusus yang tahan terhadap kejutan dan
gesekan, yaitu asbes. Kampas kopling merupakan komponen yang bisa aus, sehingga wajib diganti bila
keausannya sudah mulai terasa.
Fork Kopling
Fork kopling atau garpu pembebas adalah komponen yang dipasang pada rumah transmisi. Komponen
kopling yang satu ini menerima gaya tekan dari release kopling, sehingga kerjanya tergantung pada
tarikan dari release kopling. Jadi ketika pedal kopling diinjak, fork kopling akan mendorong release
bearing dengan gerakan maju mundur untuk menekan cover clutch agar putaran dari mesin terputus.
Release Bearing
Release bearing adalah bantalan berupa bearing atau kolaher yang terletak di antara pegas kopling dan
release fork. Fungsinya adalah untuk menekan pelat pegas pada clover clutch. Jenis kolaher dari release
bearing haruslah tahan terhadap tekanan dan mampu berputar dengan lembut saat ditekan karena
komponen ini akan ditekan oleh fork kopling saat bekerja.
Setelah mengenal macam – macam kopling mobil, maka saya akan menjelaskan
komponen – komponen utama dari kopling mobil. Dengan mengenal komponen
– komponen ini, maka anda akan lebih mudah untuk mempelajari cara kerja dari
kopling mobil. Untuk komponen – komponen dari kopling mobil adalah :
1. clutch cover
Atau dikenal juga dengan istilah rumah kopling. Rumah kopling adalah bagian
kopling yang dipasangkan ke flywheel ( roda gila ) dengan cara dibaut. Didalam
rumah kopling terdapat bagian lainnya yaitu pelat tekan dan pegas kopling.
Pegas kopling inilah yang pernah saya jelaskan dalam macam – macam kopling
mobil. Pelat tekan adalah komponen yang menekan kampas kopling , agar
menempel ke flywheel. Jadi pelat tekan bersama – sama flywheel menjepit
kampas kopling. Sedangkan untuk gaya penekanan ini didapat dari tenaga
pegas kopling .
2. kampas kopling
Kampas kopling adalah komponen yang menerima putaran dari flywheel, untuk
diteruskan ke input shaft dari transmisi. Kampas kopling dibuat dari bahan
khusus agar tahan terhadap kejutan atau gesekan.
3. release fork
Nama lainnya adalah garpu pembebas. Komponen ini terpasang pada rumah
dari transmisi. Ia bekerja berdasarkan tarikan dari kabel kopling. Jadi ketika
kabel kopling tertarik, maka release fork akan mendorong release bearing untuk
melakukan pemutusan putaran dari mesin.
4. Release bearing
Seperti telah dijelaskan di atas, maka release bearing menerima tekanan dari
release fork untuk melakukan pemutusan putaran dari mesin. Letak dari release
bearing berada di antara pegas kopling dan release fork. Release bearing adalah
klaher atau bearing yang akan ditekan saat bekerja. Maka itu jenis klaher dari
release bearing harus tahan terhadap tekanan. Selain tahan terhadap tekanan,
klaher ini harus mampu tetap berputar dengan lembut saat ditekan.
5. Kabel Kopling
Sama seperti kabel kopling umumnya, konstruksi terbuat dari seling dan
diselubung dengan selonsong besi. Kabel kopling menerima tarikan dari pedal
kopling untuk mengoperasikan release fork. Untuk itu kabel kopling harus kuat
dari tegangan tarik. Selain kuat kabel kopling harus dapat bergerak dengan
lancar dan bebas di dalam selongsongnya.
6. Pedal kopling
Pedal kopling yang dioperasikan oleh kaki pengemudi. Pedal kopling ini berada
di dalam kabin, yaitu di dekat setir mobil. Pedal kopling inilah yang menerima
penekanan langsung dari kaki pengemudi, bila ia melakukan perpindahan gigi
atau melakukan pengereman. Letaknya berada di bagian paling kiri , dari antara
3 pedal yang ada di dekat kursi pengemudi ( di bawah setir ).
Demikianlah komponen utama kopling yang digunakan pada mobil. Kopling yang
dibahas adalah kopling manual. Semoga penjelasan saya ini dapat anda
mengerti dan pahami.
Pada artikel sebelumnya saya telah bahas tentang Transmisi Manual pada kendaraan mobil, kali ini saya
akan membahas tentang Transmisi Otomatis yang digunakan pada kendaraan mobil.
Transmisi otomatis adalah transmisi yang perpindahan giginya terjadi secara otomatis berdasarkan
beban mesin (besarnya penekanan pedal gas) dan kecepatan kendaraan. Transmisi otomatis dapat
dibedakan dalam sistem perpindahan gigi dan waktu lock up yaitu :
• Full hydraulic
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur sepenuhnya secara hidraulis.
Waktu perpindahan gigi dan waktu lock up diatur secara elektronik. Tipe ini menggunakan data (shift
and lock pattern) yang tersimpan dalam ECU sebagai kontrolnya, juga terdapat fungsi diagnosa dan fail-
safe.
Transmisi otomatis juga bekerja pada lima atau enam tingkat sebagaimana berikut :
1. Netral : (N)
2. Low Range : (L) = mobil mulai bergerak, kecepatan rendah, mendaki dan menurun
Perubahan kecepatan pada transmisi otomatis bergantung kepada injakan pedal gas dan kecepatan
poros kopel(profeller shaft). Dengan demikian jika tuas pengatur terpasang pada posisi Low range,
kendaraan akan mulai berjalan dari low gear dan secara otomatis berpindak ke hight gear (kecepatan
tinggi). Kemudian apabila diperlukan momen yang besar, dengan menekan pedal akselerasi transmisi
akan segera berpindah dari hight gear ke low gear. Perpindahan secara otomatis ini dapat dicapai
sampai kecepatan 60 Km/jam. Diatas kecepatan 60 tidak akan terjadi pemindahan walaupun pedal
akselerasi ditekan dalam-dalam. Hal tersebut dimaksudkan agar pada mesin tidak terjadi kecepatan
putar yang berlebihan.
1. Full hydraulic
2. ECT meliputi :
b. Fungsi Diagnosa
c. Fungsi fail-safe
d. Lain-lain
Dibandingkan dengan transmisi manual, transmisi otomatis mempunyai beberapa keuntungan sebagai
berikut:
• Mengurangi kelelahan pengemudi karena tidak ada pengoperasian pedal kopling dan pemindahan gigi.
• Mengurangi beban mesin karena mesin dan pemindah daya dihubungkan melalui fluida secara
hidraulis (torque converter).
3. KEUNTUNGAN ECT
Dibandingkan dengan transmisi otomatis full hydraulic, ECT mempunyai beberapa keuntungan sebagai
berikut:
5. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA
• Torque converter
• Manual linkage
6. TORQUE CONVERTER
Torque converter dan kopling fuida mempunyai konstruksi dan prinsip kerja yang sama. Seperti halnya
pada kopling fluida, torque converter dipasang pada sisi input shaft transmisi dan diikat dengan baut
terhadap bagian belakang poros engkol mesin melaluidrive plate. Sedikit perbedaan dengan kopling
fluida, torque converter dilengkapi dengan sudu-suduyangberbentuk kurva dan dilengkapi dengan
sebuah stator yang dipasangkan diantara pump impeller dan turbine runner.
Pada torque converter, stator merubah aliran minyak ini sama dengan arah putaran pompa impeller
dan ini tidak memungkinkan merubah momen dengan menggunakan tenaga yang tertinggal di dalam
minyak. Bila terdapat perbedaan putaran yang besar antara pompa impeller dan turbine runner, seperti
halnya pada waktu mesin hidup dan propeller shaft masih dalam keadaan berhenti maka aliran minyak
diantara kedua bagian menjadi lebih kuat dan stator akan segera menyesuaikan diri untuk emncapai
momen yang besar. Pada saat kecepatan turbine mendekati kecepatan pompa, putaran minyak akan
mengalir berangsur-angsur berkurang sampai mencapai perbandingan 1 : 1, maka titik. Torque
converter merubah momen dalam langkah yang tidak terbatas.
Pada putaran idling atau dalam keadaan di rem, di dalam coverter tetap terjadi sirkulasi minyak, tetapi
tidak memberikan penambahan momen (tergelincir atau slip) dan berfungsi sebagai kopling seperti
halnya kopling fluida.
• Memperbesar momen
• Sebagai kopling otomatis
• Sebagai flywheel
Komponen utama :
1. Torque converter
2. Transmission case
4. Drive plate
Keterangan :
6.1. Prinsip Kerja :
Pada saat mesin idle moment yang dihasilkan oleh mesin adalah minimum . Bila rem dioperasikan
( parking / foot brake ) beban pada turbine runner menjadi besar karena tidak dapat berputar . Akibat
kendaraan berhenti, maka perbandingan kecepatan antara pompa impeller dan turbine runner nol
sedangkan torque rationya maksimum . Oleh karena itu, turbine runner akan selalu siap untuk berputar
dengan moment yang dihasilkan oleh mesin.
Pada saat rem dibebaskan, maka turbine runner dapat berputar dengan poros input transmisi. Dengan
menekan pedal Akselerator, maka turbine runner akan berputar dengan moment yang lebih besar dari
yang dihasilkan oleh mesin, jadi kendaraan mulai bergerak.
Bila kecepatan kendaraan bertambah, putaran turbine runner dengan cepat mendekati pompa impeller.
Torque rationya dengan cepat mendekati 1,0. Pada saat perbandingan putaran turbine runner dan
pompa impeller mendekati angka tertentu ( Clutch Point ) , stator mulai berputar . Dengan kata lain
Torque Converter mulai bekerja sebagai kopling fluida. Oleh karena itu kecepatan kendaraan naik
hampir berbanding lurus dengan putaran mesin.
6.2. KONSTRUKSI
6.2.1. PUMP IMPELLER
Pump impeller disatukan dengan converter case dan converter case dihubungkan ke poros engkol
melalui drive plate, ini berarti pump impeller akan berputar saat poros engkol berputar. Pump impeler
berfungsi untuk melemparkan fluida (ATF) ke turbine runner agar turbine runner ikut berputar. Pump
impeller terdiri dari vane dan guide ring. Guide ring berfungsi untuk membentuk celah yang
memperlancar aliran minyak.
6.2.2. TURBINE RUNNER
Turbine runner dihubungkan dengan over drive input shaft transmisi, ini berarti turbine runner berfungsi
untuk menerima lemparan fluida dari pump impeller dan memutarkanover drive input shaft transmisi.
Turbine runner terdiri dari vane dan guide ring. Arah vane pada turbine runner berlawanan dengan vane
pump impeler
6.2.3. STATOR
Stator ditempatkan di tengah-tengah antara pump impeller dan turbine runner. Dipasang pada poros
stator yang diikatkan pada transmission case melalui one way clutch. Stator
berfungsi mengarahkan fluida dari turbine runner agar menabrak bagian belakang vane pump impeller,
sehingga memberikan tambahan tenaga pada pump impeller.
One way clutch memungkinkan stator hanya berputar searah dengan poros engkol. Oleh karena itu,
stator akan berputar atau terkunci tergantung dari arah dorongan minyak pada vane stator.
Gmabar : Konstruksi Pump Impeller, Turbine Runner dan Stator
Saat outer race berputar searah putaran poros engkol, ia akan mendorong bagian atas sprag. Karena
panjang l1 lebih pendek dari l , maka outer race berputar
Bila outer race berputar berlawanan arah putaran poros engkol, sprag tidak dapat miring karena panjang
l2 lebih panjang dari l. Akibatnya sprag berfungsi sebagai baji yang mengunci outer race dan
mencegahnya berputar.
Retainer spring dipasang untuk menjaga posisi sprag sedikit menghadap ke atas pada arah hampir
mengunci outer race.
Torque converter bekerja dengan cara yang sama, pompa impeller memainkan peranan kipas A dan
turbine runner sebagai kipas B. perantaranya adalah fluida (ATF).
Dalam keadaan yang sama, pompa impeller diputarkan oleh mesin yang memberikan energy dinamik
pada minyak. Karena gaya centrifugal minyak dengan energy dinamik mengalir sepanjang permukaan
kurva pompa impeller dan keluar dari bagian tengah kebagian luar dengan kecepatan yang tinggi, dan
dengan sudut yang tertentu mendorong kipas-kipas turbine runner untuk memberikan momen . Momen
ini adalah tenaga yang memutarkan turbin sama dengan pompa impeller dan memungkinkan keduanya
berputar dalam satu kesatuan. Ini adalah cara kerja kopling fluida.
Gambar : Prinsip PemindahanTenaga
Pada kedua kipas yang diceritakan sebelumnya ditambahkan air duct, udara yang mengalir ke kipas B
akan dikembalikan ke kipas A dari belakang melaui air duct. Ini akan menyebabkan energi yang
tertinggal di udara setelah melalui kipas B akan membantu putaran kipas A.
Pada coupling range ( tidak ada peningkatan momen puntir ) Torque Converter meneruskan momen
input dari mesin ke transmisi pada ratio mendekati 1 : 1. Pada pompa Impeller dan Turbine Runner
paling sedikit terdapat perbedaan kecepatan putar 4 sampai 5 %. Oleh sebab itu , Torque Converter
tidak memindahkan 100 % tenaga yang dibangkitkan oleh mesin ke transmisi, jadi terdapat kerugian
energi. Untuk mencegahnya dan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar, lock up clutch secara
mekanik menghubungkan pompa Impeller dengan Turbine Runner pada saat kecepatan kendaraan
mencapai 60 km/jam atau lebih , dengan demikian hampir 100 % tenaga yang dibangkitkan oleh mesin
diteruskan ke transmisi.
Cara kerja
Lock Up Clutch bekerja berdasarkan aliran fluida yang mengalir ke Torque Converter. Saat kendaraan
berjalan lambat, Converter Pressure mengalir ke bagian depan Lock Up sehingga Lock Up tidak bekerja .
Engine--- Drive Plate ---Front Cover Pump Impeller --- Turbine Runner ---Turbine Runner Hub--- Input
Shaft
Gambar : Cara Kerja Lock Up Clutch Kecepatan sedang/tinggi
Saat kendaraan kecepatan sedang s/d tinggi . Aliran fluida menekan Lock – Up ke arah Converter Case
sehingga Lock – Up Clutch bekerja. Engine ---Drive Plate ---Front Cover ( Converter Case ) ---Lock Up
Clutch ---Turbine Runner Hub--- Input Shaft.
Gambar : Cara Kerja Lock Up Clutch Kecepatan sedang/tinggi
8.1. Fungsi :
1. Ring gear
2. Sun gear
3. Pinion gear.
Pinion gear dipasang pada Carrier . Pinion gear berhubungan dengan Sun gear dan Ring gear.
8.2. Cara kerja :
Sun gear, Ring gear maupun pinion Gear ( carrier ) terkunci dengan gigi lain yang beraksi sebagai input
dan output sehingga terjadi percepatan, perlambatan dan gerakan mundur.
8.2.1. Perlambatan
Cara kerja roda gigi Ring gear - Drive member (penggerak) = input Sun gear - Fixed (ditahan) Carrier –
Driven member ( digerakkan ) = output Bila Ring gear berputar searah jarum jam, pinion gear akan
berputar mengelilingi Sun gear sambil berputarsearah jarum jam. Ini menyebabkan putaran Carrier
menjadi lambat sesuai dengan banyaknya gigi Ring gear dan Sun gear.
8.2.2. Percepatan
Cara kerja roda gigi Ring gear--- Driven member (digerakkan) = output Sun gear --- Fixed ( ditahan )
Carrier --- Drive member ( penggerak ) = input. Bila Carrier berputar searah jarum jam, pinion gear akan
berputar mengelilingi Sun gearsambil berputar searah jarum jam. Ini menyebabkan putaran Ring gear
menjadi cepat sesuai dengan jumlah gigi Ring gear dan sun gear, Dan ini berlawanan dengan contoh di
atas.
8.2.3. Mundur
Cara kerja roda gigi Ring gear - Driven member ( digerakkan ) Sun gear - Drive member ( penggerak )
Carrier - Fixed ( ditahan ) Bila sun gear berputar searah jarum jam, pinion gearyang terikat pada carrier
akan berputar berlawanan dengan jarum jam dan mengakibatkan Ring gear juga
berputar berlawanan dengan jarum jam. Pada saat ini Ring gear menjadi lambat sesuai dengan jumlah
gigi Sun geardan ring gear.
9. GEAR RATIO
Jumlah gigi digerakkan
Jumlah gigi pernggerak
Karena Pinion gear bekerja sebagai idle gear , jumlah giginya tidak dikaitkan dengan gear ratio. Oleh
karena itu , gear ratio Planetary gear ditentukan oleh jumlah gigi carrier, ring gear dan sun gear. Karena
carrier bukan merupakan gigi, banyaknya gigi perumpamaan dipergunakan pada carrier. Banyaknya gigi
carrier Zc dapat diperoleh dengan persamaan :
Zc = Zr + Zs
Di mana ,
Contoh :
Zr = 56 dan Zs = 24 , jika Sun gear fixed ( mati) dan Ring gear bekerja sebagai penggerak, maka gear ratio
dari Planetary gear set adalah sbb :
= Zr + Zs
Zr
= 56 + 24
5
= 1,429
11. FUNGSI MASING – MASING ELEMEN
NAMA FUNGSI
Direct Clutch (C2) Menghubungkan input shaft dengan front danrear sun gear
Mengunci front dan rear sun gear, mencegahberputarnya searah jarumjam maupun berlawanan jarum jam
Mengunci front dan rear sun gear, supaya tidak berputar berlawanan dengan jarum jam, pada saat F, kerja.
Mengunci planetary carrier supaya tidak berputar searah maupun berlawanan dengan jarum jam
1) Pada saat B2 bekerja, mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan dengan jarum jam
Hydraulic control system merubah beban mesin (sudut pembukaan throttle valve) dan kecepatan
kendaraan menjadi bermacam-macam tekanan hidrolik yang akan menentukan shifting.
Sistem ini terdiri dari oil pump, governor valve, dan valve body. Oil pump drive gear berhubungan
dengan pump impeller pada torque converter dan selalu berputar dengan kecepatan yang sama dengan
kecepatan mesin. Governor valve digerakkan oleh drive pinion dan mengubah putaran (kecepatan) drive
pinion shaft menjadi hydraulic signal yang dikirimkan ke valve body. Valve body menyerupai jalan yang
berliku-liku, mempunyai jalur-jalur yang banyak sebagai saluran minyak transmisi. Pada jalur-jalur ini
dipasang banyak katup yang membuka dan menutup jalur-jalur ini untuk mengirimkan dan
menghentikan “hydraulic signal”ke bagian-bagian planetary gear unit.
OIL PUMP
Oil pump dirancang untuk mengirimkan minyak ke torque converter, melumasi planetary gear unit dan
mengoperasikan tekanan kerja pada hydraulic control system. Drive gear dari oil pump terus menerus
digerakkan oleh mesin melalui torque converter pump impeller.
TEKANAN MINYAK
ngsinya :
Diatur oleh primary regulator valve, ini adalah tekanan yang paling dasar dan terpenting yang digunakan
pada transmisi otomatis, karena berfungsi untuk mengoperasikan semua kopling dan brake dalam
transmisi, dan juga karena ini adalah sumber semua tekanan yang lain (governor pressure, throttle
pressure dll) yang digunakan pada transmisi otomatis.
Throttle prssure (yang dihasilkan oleh throttle valve) naik dan turun mengikutipenekanan pedal
akselerator.
Governor pressure fungsinya :
Demikian artikel yang dapat saya sampaikan diambil dari berbagai sumber, pembahsan tentang
transmisi otomatis pada mobil, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca baik untuk pelajar,
mahasiswa maupun masyarakat luas, khususnya yang mau belajar tentang otomotif.
TRANSMISI MANUAL
Transmisi manual merupakan gabungan roda-roda gigi yang memindahkan putaran dan momen poros
engkol ke roda-roda penggerak.
Sedangkan tujuan utama transmisi adalah untuk memindahkan tenaga mesin sesuai dengan kondisi
pengendaraan, juga dapat memenuhi tujuan lain sperti dibawah ini, disesuaikan dengan karakterristik
mesin yang banyak digunakan pada kendaraan dewasa ini.
a. Menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk saat start dan berjalan di temapt yang mendaki.
b. Menggerakkan roda-roda pada kecepatan tinggi selama pengendaraan kecepatan tinggi (light-speed
driving).
c. Menggerakkan roda-roda pada arah berlawanan untuk mundur.
Transmisi manual menghasilkan perubahan momen dalam beberapa tahap. Idealnya momen dapat
berubah secara langsung seperti otomatis. Saat ini, transmisi otomatis lebih baik dari jenis manual. Saat
kendaraan mulai berjalan atau menanjak dibutuhkan moment yang besar untuk itu kita memerlukan
beberapa bentuk mekanisme perubah moment.
Gambar: Perubahan momen
Tetapi moment yang besar tidak dibutuhkan saat kecepatan tinggi, pada saat mobil menempuh jalan rata,
moment mesin cukup untuk mengerakkan mobil.
Transmisi digunakan untuk mengatasi hal ini dengan cara merubah perban-dingan gigi, untuk :
a. Merubah momen
Merubah kecepatan kendaraan
c. Memungkinkan kendaraan bergerak mundur
d. Memungkinkan kendaraan diam saat mesin hidup (posisi netral)
Mereduksi perbandingan gigi antara gigi yang menggerakan dengan gigi yang digerakkan
Untuk menggerakkan kendaraan ke arah mundur, pada perbandingan gigi transmisi ditambahkan idle
gear, untuk memperoleh putaran input shaft dan output shaft yang berlawanan. Perbandingan gigi yang
lebih kecil dari satu (jika putaran propeller shaft lebih cepat dari putaran mesin) disebut over drive
3. KONSTRUKSI TRANSMISI
Di bawah ini dijelaskan konstruksi transmisi MSG5K yang digunakan pada kendaraan Phanter. Transmisi
ini untuk semua kecepatan maju digunakan mekanisme synchromesh type, sedangkan untuk gigi mundur
menggunakan mekanisme constantmesh type.
Beberapa macam desain roda gigi yang dipergunakan pada transmisi adalah :
1. Roda gigi jenis spur : bentuk giginya lurus sejajar dengan poros, dipergunakan untuk roda gigi geser
(Sliding mesh type)
2. Roda gigi jenis helcal : bentuk giginya miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi tetap atau
yang tidak bisa digeser (Constant mesh dan syncromesh type)
3. Roda gigi jenis double helical : bentuk giginya dobel miring terhadap poros, diprtgunakan untuk ruda
gigi tetap yang tidak digeser (Constant mesh dan syncromesh type).
4. Roda gigi jenis Epicyclic : bentuk giginya lurus atau miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda
gigi yang tidak tetap kedudukan titik porosnya (Constant mesh)
Gambar: Konstruksi transmisi Sliding mesh type
Pada tipe ini shift arm menggerakkan gigi-gigi percepatan yang terpasang pada spline main shaft untuk
menghubungkan dan memutuskan hubungan antara gigi percepatan dengan counter gear. Sekarang tipe
ini digunakan untuk gigi mundur.
Seperti pada gambar di atas model ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang meluncur (sliding gear) dan
berbagai macam ukurannya yang dipasangkan pada poros outputnya. Dengan meluncurkan gigi-gigi ini
agar berkaitan dengan gigi susun (counter gear) untuk memperoleh pengaturan yang sempurna,
bermacam perbandingan yang dapat diperoleh. Kombinasi yang umum pada transmisi model ini 3
sampai 5 tingkat dan satu tingkat untuk mundur.
Poros primer yang dihubungkan dengan kopling, ujungnya dipasang mati dengan roda gigi pinion sebagai
pemutar tetap pada system transmisi, dan memberikan putaran pada kelompok roda gigi pada poros
perantara. Sementara roda gigi pada poros utama dapat digeser-geser dan secara sindiri-sendiri dapat
dihubungkan dengan roda gigi yang ada pada poros perantarara tang dibuat berpuat bersama.
Penggeseran roda gigi pada poros utama, menggunakan pemindah gigi diteruskan ke garpu selector
(13).
Pada posisi netral, semua roda gigi pada poros utama diposisikan tidak berhubungan dengan roda gigi
yang ada pada poros perantara (output shaft). Putaran dari poros primer (Input shaft) diteruskan ke roda
gigi pada poros perantara, namun tidak memutar roda gigi yang ada pada poros utama. Dengan kata lain,
putaran dari poros primer tidak ditransfer ke poros utama/output transmisi.
Posisi gigi pertama, roda gigi 2 pada poros utama digeser hingga berhubungan dengan roda gigi 9 .
Sementara roda gigi 3 dan 10 dalam posisi netral. Pada posisi ini, berarti putaran dari roda gigi 6 pada
poros primer, dipindahkan ke roda gigi 7 yang dipasang mati dengan roda gigi 10 atau roda gigi 11
memutar roda gigi 9. putaran dari roda 9 dipindahkan ke roda gigi 2 dan diteruskan keporos utama
sebagai output transmisi. Karena roda gigi (driver) jumlah giginya lebih sedikit (yaitu roda gigi 9 dan 2)
dari roda gigi yang diputar (driven), maka terjadi penurunan atau reduksi putaran bertingkat.
Perhitungan reduksi putaran dilakukan dengan membandingkan antara jumlah gigi pada roda gigi yang
diputar dibandingkan dengan jumlah gigi pada roda gigi pemutar.
Sehingga rumus perbandingan giginya sebagai berikut :
Angka 4 ini menunjukan bahwa momen output pada trnsmisi akan 4 kali lebih besar dibandingkan
momen pada poros inputnya, namun kecepatan/putarannya poros output transmisi 1/4 dari putaran poros
input. Artinya pada rpm mesin yang sama, kecepatan kendaraan lebih lambat. Hal ini diperlukan untuk
mengangkat beban kendaraan yang lebih besar dengan tenaga yang tetap.
Diantara transmisi manual, model sliding mesh inilah yang paling sederhana konstruksinya, disebabkan
belum adanya ukuran yang tepat untuk memudahkan perkaitan gigi maka cara dobel kopling (double
clutching) harus dilakukan agar peminfahan gigi-gigi dapat berlangsung dengan sempurna. Juga gigi-gigi
ini cenderung menimbulkan suara berisik karena adanya kesukaran tersebut.
Bila clutch gear digerakkan kemuka gigi ketiga pada output shaft hanya akan berputar bebas tanpa
memindahakan tenaga ke roda-roda.
Bila kita bandingkan dengan sliding mesh type, maka constant mesh type perkaitannya berlaku lebih baik
dan tidak menimbulkan bahaya kerusakan pada gigi-gigi selama berkaitan sebab diameter gigi-ginya
lebih kecil dengan julmlah gigi yang sedikit. Sebaiknya, transmisi model ini banyak mempunyai
kekurangan-kekurangan dibandingkan dengan synchromesh type dan masih tetap diperlukan double
kopling (double cluctching) dengan demikian tidak digunakan dalam jumlah yang banyak
Konstruksi transmisi ini, seluruh roda gigi pada poros utama (main shaft) terhubung bebas. Sedangkan
sychromesh dengan poros utama terhubung sliding.
Gambar : Transmisi Type Sinchromesh
Posisi netral, adalah posisi dimana kedua synchromesh tidak sedang menghubungkan roda gigi, dan
roda gigi untuk posisi reverse juga tidak terhubung. Sehingga putaran pada poros primer dipindahkan ke
roda gigi yang ada pada poros perantara dan dipeindahkan ke roda gigi yang ada pada poros utama
namun tidak memutar poros utama.
Synchromesh type
Dewasa ini pada mobil-mobil banyak digunakan transmisi model synchromesh. Seperti telahdiuraikan di
atas. Keburukan pada sliding mesh dan constant mesh diperlukn waktu untuk menunggu hingga gigi-gigi
yang akan berkaitan itu berputar dengan kecepatan yang sama seluruhnya untuk gigi-gigi ini dapat
berkaitan, bila tidak, akan menimbulkan kerusakan. Tambahan pula, pekerjaan pemindahan gigi-gigi
diperlukan keahlian.
Karena itu, transmisi model baru yang telah diciptakan, dimana gigi –gigi dapat berkaitan, bila putarannya
dibuat mendekati satu dan lainnya seketika dengan adanya tenaga gesek dan dengan demikian putaran
akan menjadi sama, karena itu menyebabkan gigi-gigi lebih mudah berkaitan transmisi model baru ini
adalah model synchromesh.
Transmisi model synchromesh mempunyai banyak keuntungan untuk memungkinkan pemindahan gigi
dengan lembut dan cepat tanpa menimbulkan bahaya pada gigi dan tidak memerlukan injakan dengan
kopling ganda (double clutching).
Bila sleeve ditekan terus, sedangkan synchronizer ring tidak dapat bergerak maju lagi maka
synchronizer key tertekan turun oleh oleh sleeve pada tonjolan key bagian atas. Karena key turun
maka key tidak sanggup lagi menekan cone. Dengan demikian canfer sleeve hub dapat masuk
dengan mudah pada camfer sleeve sycronizer cone, selanjutnya putaran dari main gear dapat
diteruskan ke main shaft.
7. MEKANISME PENCEGAH GIGI LONCAT (SHIFT DETENT MECHANISM
Alur-alur pada hub sleeve mem-punyai bentuk runcing yang ber-kaitan dengan dog gear gigi per-
cepatan. untuk mencegah gigi loncat.
8. DOUBLE MESHING PREVENTION MECHANISM
Mekanisme pencegah hubungan ganda dari transmisi MSG5K adalah tipe interlock ball & pin, yang
terdiri dari sebuah interlock pin dan 4 buah interlock ball.
Lihat Juga Artikel Lainnya di SItus kami dalam ulasan Transmisi Otomatis Pada Mobil
Untuk mencegah getaran dan bunyi mesin langsung ke tuas pemindah maka digunakan insulator karet
(rubber insulator).
Pada model-model sport dan truk yang besar, tuas pengaturnya (shift lever) biasanya digunakan pada
lantai dan pelayanan tuas pengaturnya secara langsung tanpa adanya tambahan.
Gambar: Mekanisme Sistem Pemindah Remote control