Anda di halaman 1dari 11

Komponen Kopling Mobil:

Jenis dan Fungsinya

Maka dari itu, lewat artikel terbaru ini, otoflik akan menjelaskan secara rinci tentang
bagian-bagian kopling mobil beserta fungsi dari masing-masing bagian tersebut. Serta
beberapa informasi penting lain yang harus kalian pahami sebagai pemilik mobil.
Lantas apa saja itu?
Fungsi Kopling Pada Mobil
Hal pertama yang perlu dan mungkin harus kalian ketahui mengenai kopling mobil
adalah fungsi atau kegunaan kopling mobil itu sendiri. Karena tidak sedikit para
pemilik mobil belum paham dengan kegunaan atau fungsi kopling mobil. Dan
dibawah ini beberapa fungsi kopling pada mobil.
1. Sebagai media untuk memutus dan menghubungkan putaran mesi ke bagian
transmisi.
2. Sebagai media untuk mempermudah perpindahan gigi transmsisi.
3. Membuat mobil tetap bisa berhenti meski pada kodnisi mesin menyala.
4. Menghentikan laju mobil tanpa harus memindahkan tuas transmisi ke posisi
netral.
5. Dan terakhir tentu saja untuk membuat mobil bisa berjalan secara halus pada saat
pertama kali.
Jenis Kopling Mobil
Kemudian hal penting selanjutnya untuk kalian perhatikan dan pahami tentang
kopling mobil adalah jenis kopling. Karena pada dasarnya pada dasarnya sampai
dengan saat ini jenis kopling pada kendaran ada cukup banyak. Namun untuk mobil,
sebenarnya hanya terdapat dua jenis kopling yaitu manual dan otomatis. Untuk lebih
jelasnya simak pembahasan berikut.

1. Kopling Manual

Jenis yang pertama adalah Kopling Manual. Sesuai dengan namanya, jenis kopling
manual akan dapat difungsikan dengan cara manual atau dikendalikan oleh
pengemudi. Penggunaan kopling manual pada beberapa jenis mobil yang ada saat ini
untuk memberikan keleluasaan pada pengemudi di saat mengoperasikan mobil.

Selain itu penggunaan kopling manual pada mobil juga berfungsi untuk membuat
pengemudi dalam mengatur kecepatan mobil yang dikendarai. Akan tetapi
penggunaan kopling manual dibutuhkan sebuah keterampilan yang tinggi dari
pengemudi. Mengingat penggunaan kopling juga harus di imbangi dengan putaran
mesin yang tepat.

2. Kopling Otomatis

Lalu ada juga jenis Kopling  Otomatis pada mobil. Fungsi utamanya memang sama
dengan kopling manual. Hanya saja pada kopling jenis ini berbeda dari sistem kerja
atau cara kerjanya. Karena di dalam sebuah mobil dengan sistem kopling otomatis,
tidak terdapat pedal kopling ataupun yang lainnya.

Hal tersebut dikarenakan jenis kopling otomatis pada mobil akan dapat bekerja dan
berfungsi berdasarkan kecepatan putaran poros engkol. Meski berbeda jenis, namun
komponen kopling mobil otomatis tidaklah jauh berbeda dengan jenis manual. Dan
umumnya penggunaan kopling otomatis ini ada pada mobil matic.

Komponen Kopling Mobil

Apabila sudah paham dengan fungsi dan juga jenis kopling yang ada pada mobil.
Maka hal seanjutnya yang akan kami sampaikan ini berkaitan dengan komponen
kopling mobil. Jadi bagi kalian yang belum mengetahui komponen atau bagian-
bagian kopling mobil silahkan simak penjelasan berikut.

1. Pedal Kopling (Clutch Pedal)

Seperti kami singgung diatas, komponen kopling mobil pertama yang bisa kalian lihat
dengan mudah adalah pedal kopling. Letak pedal kopling sendiri terdapat di sebelah
kiri. Sehingga pengoperasiannya pun akan lebih mudah menggunakan kaki kiri
pengemudi. Pedal kopling jelas hanya bisa kita temui pada mobil dengan sistem
transmisi manual.

2. Master Silinder Kopling Atas

Bagian komponen mobil yang selanjutnya adalah master silinder kopling atas. Bagian
ini memiliki fungsi untuk meneruskan tekanan secara perlahan dari pedal kopling
kebagian master kopling silinder bawah dengan media cairan atau fluida.

3. Master Silinder Kopling Bawah

Selain ada komponen kopling mobil bernama master silinder kopling atas, ada juga
master silinder kopling bawah. Jika dilihat dari fungsinya, sebenarnya tidak jauh
berbeda yaitu sebagai penerus tekanan dari master silinder atas untuk kemudian
diteruskan sebagai media pendorong garpu pembebas atau fork kopling.

4. Actuator Cylinder

Kemudian ada juga komponen bernama Actuator Cylinder. Komponen ini memiliki
fungsi hampir sama dengan dua komponen diatas. Hanya saja pada bagian ini energi
tekanan yang berasal dari pedal kopling akan dirubah menjadi energi gerak mekanis
dan akan langsung di transfer ke bagian release bearing.

5. Selang Kopling (Flexible Hose)

Lalu komponen kopling mobil yang berikutnya adalah Selang Kopling atau Flexible
Hose. Fungsi utama dari komponen ini yaitu sebagai perantaran minyak kopling
bertekanan mengalir dari master silinder atas ke master silinder bawah. Umumnya
komponen ini dibuat sangat lentur dan kuat dengan material karet yang tahan tekanan
tinggi.

6. Garpu Pembebas (Release Fork)

Seperti kami jelaskan pada poin ke tiga diatas, bagian kopling mobil yang berikutnya
adalah Garpu Pembebas atau Release Fork. Yang dimana, fungsi dari komponen ini
sebagai media penekan atau pendorong release bearing sehingga akan menekan
diafragma spring.

7. Bantalan Pembebas (Release Bearing)

Selanjutnya ada juga komponen bernama bantalan pembebas atau Release Bearing.
Pada sistem kerja kopling mboil, komponen ini memiliki kegunaan untuk
meneruskan gaya dorong dari Release Fork menuju ke bagian diafragma spring. Hal
tersebut membuat pressure plate menjepit atau menekan kopling yang menuju ke
bagian roda gila.

8. Plat Penekan (Pressure Plate)

Ada juga komponen bernama Plat Penekan atau Pressure Plate. Secara garis besar,
bagian ini memiliki kegunaan sebagai bidang geser pada bagian tutup kopling untuk
menghimpit piringan kopling dengan roda gila atau flywheel. Dan perlu flikermania
ketahui, Pressure Plate akan selalu bergerak mengikuti rumah kopling atau clutch
cover.

9. Pegas Diafragma (Diafragma Spring)

Selain komponen diatas, ada juga komponen lain pada kopling mobil. Yang dimana
komponen tersebut bernama Pegas Diafragma atau Diafragma Spring. Fungsinya
sebagai penekan dan penarik komponen Pressure Plate pada bagian rumah kopling.

10. Input Shaft


Komponen kopling mobil yang selanjutnya adalah Input Shaft. Bagian ini memiliki
fungsi sebagai tempat atau dudukan dari beberapa komponen kopling lain seperti
clutch cover, clutch disk, release bearing, release fork dan juga sebagai poros kopling.

11. Pelat Kopling (Clutch Disc)

Pelat kopling atau bisa disebut juga Clutch Disc bisa dibilang menjadi bagian paling
penting dari semua komponen kopling mobil. Pasalnya jika dilihat dari fungsinya,
clutch disc akan digunakan sebagai penerus putaran mesin dari roda penerus ke
bagian pelat penekan yang selanjutnya di arahkan ke komponen input shaft transmisi.

Dan Clutch Disc sendiri terpasang pada bagian alur input shaft yang terletak diantara
roda penerus dan pelat penekan. Adapun pada pelat kopling sendiri memiliki
beberapa bagian penting lain seperti,

1. Clutch Hub
2. Disc Plate atau Plat Kopling
3. Torsion Dumper
4. Facing atau Kampas Kopling
5. Cushion Plate
6. Rivet atau Paku Keling

12. Tutup Kopling (Clutch Cover)

Lalu bagian kopling mobil yang juga tidak kalah pentingnya adalah tutup kopling
atau Clutch Cover. Dimana, bagian ini terpasang pada roda penerus atau fly wheel
dengan cara di batu. Putaran tutup kopling sendiri akan selalu berputar bersama
dengan pelat kopling. Dan fungsi dari komponen ini sebagai tempat atau rumah
beberapa komponen kopling lainnya.
13. Fly Wheel (Roda Gila)

Dan komponen kopling mobil yang terakhir adalah Fly Wheel atau Roda Gila yang
merupakan sebuah piringan atau roda besi. Pada penerapannya, komponen ini
digunakan sebagai peredam terjadinya perubahan kecepatan putaran mesin mobil.

Atau dengan kata lain, komponen ini sebagai media untuk menyimpan putaran mesin
apabila terjadi kelebihan tenaga sekaligus menjadi penyuplai tenaga apabila terjadi
kekurangan.

CARA KERJA KOPLING

Sistem kopling yang akan kita bicarakan disini adalah sistem kopling manual yang
selanjutnya kita sebut dengan kopling saja.

Berikut ini komponen penting pendukung kopling, secara urut : Fly wheel atau roda
gila, Clutch disc atau plat kopling, Clutch cover atau dekrup dan Clutch release
bearing atau Drek lahar.

Cara Kerja :

Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan energi dari Crank Saft
(kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling menjadi satu-satunya
perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang akhirnya tenaga ini akan
diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur kapan tenaga mesin
di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita
saat menginjak atau melepas pedal kopling melalui perantara Drek lahar.

Catatan : Dekrup di ikat dengan 6(biasanya) baut terhadap fly wheel. plat kopling
menjadi pengisi bagian tengah antara fly wheel dengan dekrup. Pada bagian tengah
plat kopling terdapat lubang bergigi yang akan masuk kedalam As blender sebagai
penerus tenaga dari plat kopling ke Gearbox porseneleng.

Ketika kaki kita tidak menginjak pedal kopling , dengan melihat susunan diatas maka
bantalan dekrup akan menekan plat kopling terhadap fly wheel sehingga seolah olah
Fly wheel, plat kopling dan dekrup menjadi satu kesatuan sebagai benda rigid.
sehingga apabila fly wheel berputar 10rpm maka demikian pula dengan plat
koplingnya. Dengan cara inilah tenaga dari mesin dapat di transfer ke dalam Gearbox
porseneleng (melalui as blender) yang pada akhirnya diteruskan ke roda.

Ketika kaki menginjak pedal kopling :


Ketika kaki kita menginjak pedal kopling, maka dreklahar mendorong kuku/ tuas dari
dekrup sehingga bantalan dekrup yang menekan plat kopling dan roda gila terangkat.
ketika terangkat inilah posisi dikatakan Free / perei. Dimana perputaran dari roda gila
tidak di ikuti oleh perputaran dari plat kopling. sehingga tenaga dari mesin tidak
sampai pada gearbox perseneleng. Pada saat ini lah perpindahan gigi dari porseneleng
dapat dilakukan.Didalam gearbox porseneleng inilah tenaga dari mesin di atur
sedemikian hingga sesuai dengan kebutuhan pengemudi melalui rasio gigi.

BAHAN PEMBUATAN KOMPLING

a. Pencampuran semua bahan dengan komposisi variasi yang telah ditentukan


dengan menggunakan fraksi berat yaitu:
• 20% serat kelapa, 25% arang tempurung kelapa, 25% serbuk aluminium, 30%
resin phenolic.
• 30% serat kelapa, 20% arang tempurung kelapa, 20% serbuk luminium,30%
resin phenolic.
• 40% serat kelapa,15% arang tempurung kelapa, 15% serbuk aluminium,30%
resin phenolic.
b. Proses pengepresan spesimen dengan tekanan 2,5 ton dalam waktu 60 menit.
c. Dilakukan proses sintering dengan suhu 1900C selama 30 menit.
d. Tunggu sampai dingin kemudian dilepas kan dari cetakanya.

JENIS PENGGERAK KOPLING


1. Mekanisme penggerak kopling tipe mekanis

Mekanisme penggerak kopling tipe mekanis

Mekanisme penggerak kopling tipe mekanis akan memindahkan atau


menyalurkan tenaga dari injakan kaki melalui pedal kopling ke pengungkit. Pada tipe
ini digunakan kabel baja yang akan menghubungkan pedal kopling dengan tuas
pembebas kopling, cara kerjanya kurang lebih seperti ini.
Ketika kita menginjak pedal kopling, maka akan menarik kabel, kabel yang
terhubung dengan tuas pembebas ini juga akan menarik tuas pembebas ke arah
menekan pegas kopling (pada tipe pegas diafragma. Selanjutnya kopling akan
terbebas dan tidak dihimpit lagi oleh plat penekan. Sehingga anda dapat memindah
gigi percepatan.
Ketika melepaskan injakan ke pedal kopling, maka kabel sudah tidak teratarik
lagi dan tuas kopling akan kembali ke posisi yang semula. Kopling terhimpit oleh plat
penekan, dan berputar bersamaan dengan putara mesin. Input transmisi pun juga
berputar dengan kecepatan yang sama dengan putaran mesin.  

 
2. Mekanisme penggerak kopling tipe hidraulis

Mekanisme penggerak tipe hidraulis

Mekanisme penggerak kopling yang kedua adalah tipe hidraulis. Pada tipe ini
ini memanfaaatkan tekanan hidraulis minyak untuk meneruskan tenaga kaki ketika
menginjak pedal kopling. Pedal kopling pada kopling yang menggunakan mekanisme
penggerak berguna untuk menekan minyak yang ada pada master silinder.
Tekanan minyak ini kemudian dilasurlkan ke silinder kopling. Yang
kemudian tekanan minyak akan mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan
menekan pegas diafragma. Hal ini akan membuat kopling menjadi terbebas dan siap
untuk melakukan perpindahan gigi percepatan.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEGAS DIAFRAGMA DAN PEGAS KOIL


Keuntungan Menggunakan Kopling Pegas Diafragma
1. Tenaga yang dibutuhkan untuk mengoprasikan pedal kopling diusahakan
sekecil mungkin.
2. Pegas disphragma menekan plat penekan lebih merata dibandingkan dengan
pegas coil.
3. Bila terjadi keausan pada pelat kopling tidak mengurangi tekanan pada pelat
penekan.
4. Selama sekeliling permukaanya rata, kopling tetap seimbang.
5. Tidak seperti kopling tipe coil yang mana tenaga pegas akan berkurang pada
kecepatan tinggi karena gaya sentrifugal, kopling tipe pegas diafragma bebas
dari problem ini.
6. Pegas diafragma memerlukan ruang arah axial yang cukup kecil,sehingga
sirip-sirip pendingin dapat diletakkan pada pelat penekan.
7. Jumlah bagian-bagianya lebih sedikit dari pada tipe pegas coil.
8. Tenaga penekanan pedal kopling lebih ringan

Kerugian Menggunakan Kopling Pegas Diafragma


Kontruksinya lebih lemah dibanding pegas spiral dan kurang responsif (kerjanya
lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diafragma ini digunakan pada
kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan, seperti MPV.
Kopling diafragma juga termasuk kopling tunggal kering. Kopling ini tidak
mempunyai komponen seperti kopling tipe pegas spiral, dimana mempunyai mekanik
pemindah seperti tuas pembebas, pen pemutar, baut mata dan sebagainya tetapi cukup
dengan pegas diafragma. Pegas diafragma dapat menggerakkan pelat penekan untuk
menghubungkan dan memutuskan kopling dengan mesinnya. Ditinjau dari
konstruksinya tipe ini sangat sederhana dan tekanannya lebih merata dan
kuat,meskipun kopling sudah tipis (aus), karena pegas diafragma dipasang
sedemikian rupa terhadap covernya maka dalam penggantian kopling dilakukan
sekaligus.

Keuntungan dan Kelebihan Clutch Cover Tipe Coil Spring


1. Penekanan oleh plat penekan lebih kuat, sehingga mengurangi risiko terjadinya
selip.
2. Cocok digunakan untuk kendaraan-kendaraan menengah dan berat yang
mengutamakan kekuatan dan bekerja di kecepatan lambat..
3. Kerjanya cepat/spontan

Kerugian dan Kelemahan Clutch Cover Tipe Coil Spring


1. Penekanan kopling lebih berat (injakan di pedal kopling berat).
2. Penekanan pada plat penekanan kurang merata.
3. Terpengaruh oleh gaya sentrifugal pada kecepatan tinggi.
4. Komponennya lebih banyak.
Karena kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh kopling tipe coil spring ini,
maka jenis ini sering dipakai pada kendaraan menengah, besar dan berat yang lebih
mengutamakan kekuatan daripada kecepatan, mengingat kendaraan-kendaraan
angkutan biasanya bekerja pada kecepatan lambat

Anda mungkin juga menyukai