Anda di halaman 1dari 16

1.

Komponen-Komponen Power Steering Hidrolik dan


Fungsinya
Power steering pada kendaraan berfungsi untuk meringankan pengemudi disaat memutar roda
kemudi.

Sistem power steering pada kendaraan dibagi menjadi tiga tipe pada umumnya, yaitu tipe
power steering hidrolik, tipe power steering elektrik dan tipe power steering hidrolik elektrik.

Power steering hidrolik memanfaatkan tekanan hidrolik untuk membantuk meringankan roda
kemudi saat diputar. Tekanan hidrolik ini berasal dari pompa power steering.

Selain pompa power steering, pada power steering terdapat beberapa komponen utama, yaitu :

Pompa power steering


Pompa power steering berfungsi untuk menghasilkan tekanan hidrolik pada sistem. Tekanan
ini berasal dari proses pemompaan pada pompa.
Pompa power steering ini digerakkan oleh poros engkol melalui sambungan puli dan v-belt.
Pada umumnya, jenis pompa power steering adalah pompa jenis vane. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar di bawah ini :

Cara kerja :
Jika rotor di dalam pompa berputar karena digerakkan oleh poros engkol melalui puli dan v-
belt maka akan membuat vane yang ada pada rotor tersebut terlempar keluar karena gaya
sentrifugal sehingga akan menekan dinding dan menyebabkan vane tersebut menghisap dan
menekan fluida.

Didalam pompa power steering juga dilengkapi dengan regulator valve (katup regulator) yang
berfungsi untuk mengontrol tekanan hidrolik agar tekanan tidak melebihi tekanan spesifikasi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :

Control valve
Selain pompa power steering, didalam sistem power steering hidrolik terdapat komponen
control valve (katup pengontrol) yang memiliki fungsi untuk mengatur aliran fluida dari
pompa ke silinder pada bagian sebelah kiri atau kanan (pada saat roda kemudi diputar) ata
diarahkan kembali ke reservoir (pada saat roda kemudi tidak diputar atau berjalan lurus).

Cara kerja :
Pada saat kendaraan berjalan lurus
Unit control valve pada posisi netral, pada saat ini telah diatur sedemikan rupa agar fluida
hidrolik dari pompa mengalir kembali ke kedua sisi kerja silinder dan ke reservoir. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :

Pada saat kendaraan belok kiri


Ketika roda kemudi diputar ke arah kiri maka akan menggerakkan batang kemudi ke arah kiri
juga. Batang kemudi ini akan menggerakkan katup rotari dalam (rotary disc valve) bergerak
meninggalkan rotasi luar (control sleeve). Lubang pada kontrol hidrolik ini memungkinkan
fluida berterkanan mengalir dari pompa power steering ke bagian sisi kiri silinder, sedangkan
fluida yang berada pada bagian sisi kanan silinder akan di kembalikan ke reservoir. Hal ini
akan membantu meringankan pengemudi saat memutar roda kemudi ke kiri.

Pada saat kendaraan belok kanan


Ketika roda kemudi diputar ke arah kanan maka akan menggerakkan batang kemudi ke arah
kanan juga. Batang kemudi akan menggerakkan katup rotari dalam bergerak menginggalkan
rotasi luar. Lubang pada kontroi hidrolik memungkinkan dluida bertekanan mengalir dari
pompa power steering ke bagian sisi kanan silinder, sedangkan fluida pada bagian sisi kiri
silinder akan dikembalikan kembali ke reservoir. Hal ini akan membantu meringaan
pengemudi saat memutar roda kemudi ke kanan.
2. Tipe-Tipe Rem Cakram (Disc Brake) Berdasarkan Kalipernya
juan prasetyadi 19:06

Sistem rem pada kendaraan terdapat dua tipe yaitu rem tromol (drum brake)
dan rem cakram (disc brake).

Pada rem cakram dikendaraan terdiri dari beberapa komponen, komponen-


komponen pada rem cakram antara lain kaliper, cakram (piringan) dan pad
rem.

Rem cakram pada umumnya dibagi menjadi dua tipe berdasarkan kalipernya
yaitu tipe kaliper tetap (fixed caliper) dan tipe kaliper luncur (floating caliper).

Kaliper tetap (fixed caliper)

Pada tipe rem cakram tipe kaliper tetap (fixed caliper), didalam kaliper terdapat
dua piston yang terletak pada kedua sisi kaliper. Ketika pedal rem ditekan
maka tekanan hidrolik cairan rem dari master silinder akan diteruskan ke
kaliper, kemudian tekanan hidrolik tersebut akan menekan kedua piston yang
berada di kedua sisi kaliper tersebut untuk selanjutnya akan menekan pad rem
agar terjadi pengereman.

Penggunaan dua piston di kedua sisi kaliper ini akan memberikan keuntungan
berupa gaya pengereman yang terjadi akan lebih besar di bandingkan dengan
rem cakram yang hanya menggunakan satu piston. Selain itu, gaya
pengereman pada kedua pad sebelah kiri dan kanan akan sama besar.
Karena pada tipe ini menggunakan dua piston sehingga dapat menghasilkan
gaya pengereman yang leih besar maka rem tipe fixed caliper ini cocok
digunakan pada kendaraan-kendaraan yang membutuhkan gaya pengereman
yang cukup besar.

Bila dilihat dari kontruksinya, rem cakram tipe fixed caliper ini memiliki
konstruksi yang lebih kompak dan dengan konstruksi ini proses menghilangkan
panas akibat yang ditimbulkan saat pengereman akan lebih cepat.

Kaliper tipe luncur (floating caliper)

Pada rem cakram tipe kaliper luncur (floating caliper), di dalam kaliper untuk
rem cakram tipe ini terdapat satu atau dua piston, namun piston-piston
tersebut hanya terdapat pada salah satu sisi kalipernya.

Pada rem cakram tipe floating kaliper ini konstruksinya lebih sedikit
dibandingkan dengan tipe fixed caliper sehingga membuat kaliper lebih ringan.

Cara kerja dari rem cakram tipe floating caliper ini yaitu, ketika pedal rem di
tekan maka akan menekan piston pada master silinder dan selanjutnya akan
ditekan dan disalurkan ke kaliper. Pada kaliper, tekanan hidrolik ini akan
menekan piston (A) dan selanjutkan akan menekan pad lalu menekan piringan.
Pada saat yang sama tekanan hidrolik ini akan menekan sisi pad (B) dan
menyebabkan kaliper bergerak ke kanan sehingga kedua pad rem akan
menjepit cakram dan terjadilah gaya pengereman.
Fungsi, Cara Kerja dan Tipe Power Steering
juan prasetyadi 20:38

Sistem power steering merupakan sistem tambahan pada sistem kemudi di


kendaraan. Sistem power steering berfungsi untuk meringankan pengemudi
saat membelokkan roda kemudi.

Bila sistem kemudi tanpa power steering tentu saja saat membelokkan roda
kemudi akan lebih berat dibandingkan dengan sistem kemudi yang
menggunakan power steering.

Sistem kemudi menjadi berat atau ringan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi berat ringannya beban di sistem kemudi
antara lain :
1. Kecepatan kendaraan
2. Kesalahan penyetelan FWA atau geometri roda-roda
3. Profil ban yang digunakan
4. Tekanan angin di dalam ban
5. Perbandingan dari roda gigi kemudi

Tipe-tipe power steering


Sistem power steering pada kendaraan dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu :
1. Tipe full hydrolic power steering
Pada tipe full hydolic power steering menggunakan sistem tekanan hidrolik
untuk meringankan pengemudi saat memutar roda kemudi.

Komponen-komponen pada sistem power steering hidrolik antara lain :


Power Steering pump
Power steering pump atau pompa pompa power steering merupakan bagian
utama power steering tipe hidrolik yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan
pada sistem hidrolik pada power steering. Selain itu, vane pump juga berfungsi
untuk mengatur jumlah aliran fluida yang diperlukan sesuai dengan putaran
mesin kendaraan.

Power steering pump sendiri terdiri dari :


1. Reservoir tank berfungsi untuk menampung fluida power steering
pada kendaraan.
2. Pump body berfungsi sebagai rumah dari rotor blade dan sebagai
dudukan puli. Puli vane pump dihubungkan dengan puli poros engkol
dengan menggunakan v-belt. Vane blade akan berputar di dalam pump
body dan akan menghasilkan tekanan hidrolik yang nantinya akan
dialirkan ke gear housing.
3. Flow control valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fluida
power steering dari pompa power steering menuju ke gear housing dan
juga berfungsi untuk menjaga volume aliran fluida yang tetap walaupun
kecepatan mesin berubah-ubah.

Control valve
Control valve atau katup pengontrol berfungsi sebagai katup yang mengontrol
tekanan hidrolik yang menuju ke power silinder.

Cara kerja power steering tipe hidrolik


1) Pada saat posisi netral

Pada saat posisi netral atau tidak bekerja maka fluida power steering akan
dialirkan ke katup pengontrol atau contol valve. Bila katup pengontrol ini
berada pada posisi netral maka semua fluida power steering akan mengalir
melalui katup pengontrol ke saluran pembebas atau relief port dan selanjutnya
dikembalikan kembali ke pompa. Pada saat posisi ini tekanan pada kedua sisi
dari piston sama besar.

2) Pada saat membelok


Pada saat roda kemudi diputar maka katup pengontrol juga akan bergerak
untuk menutup salah satu saluran fluida yang menuju ke salah satu sisi piston,
sedangkan saluran satunya akan terbuka sehingga fluida dapat mengalir ke
sisi piston satunya, sehingga akan terjadi perbedaan tekanan pada kedua sisi
piston. Akibatnya piston akan bergerak ke arah sisi piston yang memiliki
tekanan rendah dan fluida yang berada disisi yang memiliki tekanan yang
rendah akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.

Tipe-tipe power steering hidrolik


Power sistem hidrolik terdapat beberapa tipe, dan yang paling banyak
digunakan yaitu tipe integral dan tipe rack and pinion.

Power steering hidrolik tipe integral, letak control valve berada pada steering
gear box. Steering gear box yang dipakai pada tipe integral ini adalah steering
box tipe recirculating ball.
Pada power steering hidrolik tipe rack and pinion ini, letak control valve berada
di dalam gear housing dan power pistonnya terletak terpisah di dalam power
silinder.

2. Tipe electric power steering


Pada tipe electric power steering, untuk memperingan pengemudi saat
memutar roda kemudi sudah tidak menggunakan tekanan hidrolik namun
diganti dengan menggunakan tenaga dari motor elektrik.
Power steering tipe elektrik ini karena tidak lagi memanfaatkan tenaga putaran
dari poros engkol untuk memutarkan pompa power steering sehingga beban
mesin akan berkurang.

Komponen-komponen dari power steering tipe elektrik adalah :


1. Elektronic Controle Module (ECM)/ PCM/ ECU yang berfungsi
untuk mengatur kerja dari power steering tipe elektrik ini.
2. Motor elektrik yang berfungsi untuk membantu meringankan roda
kemudi saat diputar.
3. Vehicle speed sensor yang berfungsi untuk memberikan data
tentang kecepatan kendaraan pada ECM.
4. Torque sensor berfungsi untuk memberi tahu informasi kepada
ECM ketika roda kemudi mulai diputar.
5. Clutch atau kopling pada power steering berfungsi untuk
menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang kemudi.
6. Noise suppressor berfungsi untuk mendeteksi mesin apakah
sedang bekerja atau tidak (menyala atau mati).
7. On-board diagnostic berfungsi memberitahu pengemudi ketika ada
masalah pada sistem power steering elektrik ini. Pada umumnya on-
board diagnostic ini berupa indikator yang berada di panel instrumen.

Cara kerja power steering tipe elektrik


1. Ketika kunci kontak diputar ke posisi On maka ECM power
steering akan mendapatkan aliran listrik untuk kondisi stand by dan pada
saat tersebut panel indikator power steering akan menyala.
2. Ketika mesin dihidupkan maka noise suppressor akan
menginformasikan pada ECM untuk mengaktifkan motor elektrik dan
clutch akan menghubungkan batang kemudi dengan motor elektrik.
3. Ketika roda kemudi mulai diputar maka akan dideteksi oleh torque
sensor, kemudian torque sensor akan menginformasikan sejauh mana
roda kemudi diputar dan seberapa cepat roda kemudi diputar ke ECM.
4. Dengan informasi dari torque sensor tersebut, ECM akan
mengirimkan arus listrik ke motor elektrik sesuai dengan yang
dibutuhkan, kemudian motor elektrik akan memutarkan gigi kemudi
sehingga akan membuat roda kemudi saat diputar menjadi lebih ringan.
5. Vehicle sensor akan menginformasikan kecepatan kendaraan ke
ECM, ketika kecepatan kendaraan tinggi yaitu sekitar diatas 80 km/jam,
maka ECM akan menghentikan aliran listrik ke motor elektrik (sistem
power steering di non aktifkan) sehingga roda kemudi akan menjadi
berat kembali. Hal tersebut dilakukan dengan mempertingkankan tingkat
keamanan pengemudi, ketika kendaraan berjalan cepat dan roda kemudi
ringan maka akan membahayakan pengemudi karena roda kemudi akan
lebih responsif, oleh karena itu kerja power steering akan dimatikan.
6. Ketika terjadi kesalahan pada sistem power steering tipe elektrik
ini maka lampu indikator akan menyala guna memberitahukan ke
pengemudi bahwa sistem power steering terjadi kerusakan. Pada saat
itu ECM akan memutuskan aliran listrik ke motor elektrik dan
menghentikan arus ke clutch sehingga akan memutuskan hubungan
antara motor dengan batang kemudi.
7. Namun pada saat power steering ini tidak berfungsi, roda kemudi
masih dapat digunakan walaupun saat memutar kemudi akan terasa
lebih berat.

3. Tipe hydro-electric power steering


Pada tipe hydro-electric power steering merupakan sistem power steering
gabungan antara hidrolik dan elektrik.
Pada power steering tipe hydro-elektrik ini untuk menghasilkan tekanan hidrolik
menggunakan pompa dengan motor elektrik, sehingga pada tipe ini juga tidak
memanfaatkan poros engkol untuk memutarkan pompa.
Fungsi Master Silinder Rem dan Cara Kerjanya
juan prasetyadi 18:50

Sistem rem merupakan bagian dari sistem chassis kendaraan, dimana sistem
rem memiliki fungsi yang sangat penting bagi kendaraan.

Diantaranya, fungsi sistem rem yaitu untuk mengurangi laju kendaraan,


menghentikan laju kendaraan dan untuk memungkinkan kendaraan parkir pada
tempat yang menanjak atau menurun.

Pada sistem rem terdiri dari beberapa komponen, komponen-komponen pada


sistem rem salah satunya adalah master silinder.

Master silinder terdapat pada tipe rem hidrolik. Pada master silinder terdapat
reservoir tank yang berfungsi untuk menampung cairan rem pada kendaraan.

Baik pada rem hidrolik tipe tromol maupun cakram tetap menggunakan master
silinder pada sistem remnya.

Master silinder sendiri berfungsi untuk menaikkan tekanan dari pedal setelah
pedal diinjak oleh pengemudi, yang nantinya tekanan dari pedal akan dirubah
menjadi tekanan hidrolik pada master silinder yang kemudian digunakan untuk
menekan piston pada kaliper atau silinder roda yang terdapat pada tiap-tiap
roda.

Master silinder rem terletak setelah pedal, namun pada kendaraan yang
menggunakan booster rem, master silinder terletak setelah booster rem.

Pada umumnya terdapat dua tipe master silinder rem yaitu tipe tunggal dan
tipe tanggem atau ganda. Untuk lebih jelasnya tentang tipe-tipe master silinder
rem dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pada master slinder rem tipe tunggal hanya terdapat satu piston didalamnya,
dan satu piston tersebut digunakan untuk menekan cairan rem pada semua
roda (keempat roda). Namun pada master silinder tipe tandem, didalamnya
terdapat dua piston, satu piston untuk menekan cairan rem ke roda depan dan
satu piston lainnya digunakan untuk menekan cairan rem ke roda belakang.

Cara kerja master silinder :

Saat pedal rem tidak ditekan


Saat pedal rem tidak ditekan maka piston cup pada master silinder terletak
diantara saluran masuk (inlet port) dan saluran kompensasi (compensating
port), sehingga terdapat dua saluran diantara master silinder dengan reservoir
tank.
Saat pedal rem ditekan
Ketika pedal rem ditekan maka piston akan bergerak ke arah kanan dan piston
cup akan menutup saluran kompensasi (compensating port) sehingga akan
menyebabkan tekanan hidrolik di dalam master silinder bertambah, kemudian
tekanan ini nantinya akan diteruskan ke bagian silinder roda (pada rem tromol)
atau kaliper (pada rem piringan).

Anda mungkin juga menyukai