Sistem power steering pada kendaraan dibagi menjadi tiga tipe pada umumnya, yaitu tipe
power steering hidrolik, tipe power steering elektrik dan tipe power steering hidrolik elektrik.
Power steering hidrolik memanfaatkan tekanan hidrolik untuk membantuk meringankan roda
kemudi saat diputar. Tekanan hidrolik ini berasal dari pompa power steering.
Selain pompa power steering, pada power steering terdapat beberapa komponen utama, yaitu :
Cara kerja :
Jika rotor di dalam pompa berputar karena digerakkan oleh poros engkol melalui puli dan v-
belt maka akan membuat vane yang ada pada rotor tersebut terlempar keluar karena gaya
sentrifugal sehingga akan menekan dinding dan menyebabkan vane tersebut menghisap dan
menekan fluida.
Didalam pompa power steering juga dilengkapi dengan regulator valve (katup regulator) yang
berfungsi untuk mengontrol tekanan hidrolik agar tekanan tidak melebihi tekanan spesifikasi.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Control valve
Selain pompa power steering, didalam sistem power steering hidrolik terdapat komponen
control valve (katup pengontrol) yang memiliki fungsi untuk mengatur aliran fluida dari
pompa ke silinder pada bagian sebelah kiri atau kanan (pada saat roda kemudi diputar) ata
diarahkan kembali ke reservoir (pada saat roda kemudi tidak diputar atau berjalan lurus).
Cara kerja :
Pada saat kendaraan berjalan lurus
Unit control valve pada posisi netral, pada saat ini telah diatur sedemikan rupa agar fluida
hidrolik dari pompa mengalir kembali ke kedua sisi kerja silinder dan ke reservoir. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Sistem rem pada kendaraan terdapat dua tipe yaitu rem tromol (drum brake)
dan rem cakram (disc brake).
Rem cakram pada umumnya dibagi menjadi dua tipe berdasarkan kalipernya
yaitu tipe kaliper tetap (fixed caliper) dan tipe kaliper luncur (floating caliper).
Pada tipe rem cakram tipe kaliper tetap (fixed caliper), didalam kaliper terdapat
dua piston yang terletak pada kedua sisi kaliper. Ketika pedal rem ditekan
maka tekanan hidrolik cairan rem dari master silinder akan diteruskan ke
kaliper, kemudian tekanan hidrolik tersebut akan menekan kedua piston yang
berada di kedua sisi kaliper tersebut untuk selanjutnya akan menekan pad rem
agar terjadi pengereman.
Penggunaan dua piston di kedua sisi kaliper ini akan memberikan keuntungan
berupa gaya pengereman yang terjadi akan lebih besar di bandingkan dengan
rem cakram yang hanya menggunakan satu piston. Selain itu, gaya
pengereman pada kedua pad sebelah kiri dan kanan akan sama besar.
Karena pada tipe ini menggunakan dua piston sehingga dapat menghasilkan
gaya pengereman yang leih besar maka rem tipe fixed caliper ini cocok
digunakan pada kendaraan-kendaraan yang membutuhkan gaya pengereman
yang cukup besar.
Bila dilihat dari kontruksinya, rem cakram tipe fixed caliper ini memiliki
konstruksi yang lebih kompak dan dengan konstruksi ini proses menghilangkan
panas akibat yang ditimbulkan saat pengereman akan lebih cepat.
Pada rem cakram tipe kaliper luncur (floating caliper), di dalam kaliper untuk
rem cakram tipe ini terdapat satu atau dua piston, namun piston-piston
tersebut hanya terdapat pada salah satu sisi kalipernya.
Pada rem cakram tipe floating kaliper ini konstruksinya lebih sedikit
dibandingkan dengan tipe fixed caliper sehingga membuat kaliper lebih ringan.
Cara kerja dari rem cakram tipe floating caliper ini yaitu, ketika pedal rem di
tekan maka akan menekan piston pada master silinder dan selanjutnya akan
ditekan dan disalurkan ke kaliper. Pada kaliper, tekanan hidrolik ini akan
menekan piston (A) dan selanjutkan akan menekan pad lalu menekan piringan.
Pada saat yang sama tekanan hidrolik ini akan menekan sisi pad (B) dan
menyebabkan kaliper bergerak ke kanan sehingga kedua pad rem akan
menjepit cakram dan terjadilah gaya pengereman.
Fungsi, Cara Kerja dan Tipe Power Steering
juan prasetyadi 20:38
Bila sistem kemudi tanpa power steering tentu saja saat membelokkan roda
kemudi akan lebih berat dibandingkan dengan sistem kemudi yang
menggunakan power steering.
Sistem kemudi menjadi berat atau ringan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu
faktor-faktor yang mempengaruhi berat ringannya beban di sistem kemudi
antara lain :
1. Kecepatan kendaraan
2. Kesalahan penyetelan FWA atau geometri roda-roda
3. Profil ban yang digunakan
4. Tekanan angin di dalam ban
5. Perbandingan dari roda gigi kemudi
Control valve
Control valve atau katup pengontrol berfungsi sebagai katup yang mengontrol
tekanan hidrolik yang menuju ke power silinder.
Pada saat posisi netral atau tidak bekerja maka fluida power steering akan
dialirkan ke katup pengontrol atau contol valve. Bila katup pengontrol ini
berada pada posisi netral maka semua fluida power steering akan mengalir
melalui katup pengontrol ke saluran pembebas atau relief port dan selanjutnya
dikembalikan kembali ke pompa. Pada saat posisi ini tekanan pada kedua sisi
dari piston sama besar.
Power steering hidrolik tipe integral, letak control valve berada pada steering
gear box. Steering gear box yang dipakai pada tipe integral ini adalah steering
box tipe recirculating ball.
Pada power steering hidrolik tipe rack and pinion ini, letak control valve berada
di dalam gear housing dan power pistonnya terletak terpisah di dalam power
silinder.
Sistem rem merupakan bagian dari sistem chassis kendaraan, dimana sistem
rem memiliki fungsi yang sangat penting bagi kendaraan.
Master silinder terdapat pada tipe rem hidrolik. Pada master silinder terdapat
reservoir tank yang berfungsi untuk menampung cairan rem pada kendaraan.
Baik pada rem hidrolik tipe tromol maupun cakram tetap menggunakan master
silinder pada sistem remnya.
Master silinder sendiri berfungsi untuk menaikkan tekanan dari pedal setelah
pedal diinjak oleh pengemudi, yang nantinya tekanan dari pedal akan dirubah
menjadi tekanan hidrolik pada master silinder yang kemudian digunakan untuk
menekan piston pada kaliper atau silinder roda yang terdapat pada tiap-tiap
roda.
Master silinder rem terletak setelah pedal, namun pada kendaraan yang
menggunakan booster rem, master silinder terletak setelah booster rem.
Pada umumnya terdapat dua tipe master silinder rem yaitu tipe tunggal dan
tipe tanggem atau ganda. Untuk lebih jelasnya tentang tipe-tipe master silinder
rem dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pada master slinder rem tipe tunggal hanya terdapat satu piston didalamnya,
dan satu piston tersebut digunakan untuk menekan cairan rem pada semua
roda (keempat roda). Namun pada master silinder tipe tandem, didalamnya
terdapat dua piston, satu piston untuk menekan cairan rem ke roda depan dan
satu piston lainnya digunakan untuk menekan cairan rem ke roda belakang.