Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIK

KEMUDI REM & SUSPENSI


“ RACK AND PINION POWER TEERING”

Disusun oleh : Kelompok 3


Kelas C2 2015
Anggota kelompok :
1. Arif Fediyanto (15504241053)
2. Gea Lurudancang (15504244003)
3. Ari Budiono (15504244006)
4. Dicky Putra K (15504244007)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
LAPORAN PRAKTIK KEMUDI REM & SUSPENSI
“ RACK AND PINION POWER TEERING”

I. Kompetensi :
1. Membongkar dan memasang rack and pinion power steering dengan
prosedur yang benar
2. Menganalisa kondisi benda kerja yang digunakan untuk praktikum
II. Sub kompetensi :
Setelah melaksanakan praktik mahasiswa diharap dapat :
1. Melepas dan memasang rack and pinion power steering dengan cara
yang benar
2. Menjelaskan cara kerja rack and pinion power steering dengan
menggambarkan sirkulasi hidroliknya
3. Mengidentifikasi gangguan dalam sistem dan cara mengatasinya
III. Dasar teori :
Sistem power steering merupakan sistem yang digunakan untuk
membantu meringankan pemutaran roda kemudi pada saat kecepatan
rendah dan menyesuaikan pada kecepatan tinggi. Sistem power steering
yang berkembang ada 2 macam yaitu power steering hidrolik dan elektrik.
Pada sistem power steering hidrolik dalam operasinya menggunakan
bantuan fulida. Komponen komponen pendukung sistem power steering ini
antra lain pompa , piston dan poer silinder, serta katup pengontol. Katup
pengontrol / control valve ini berfungsi untuk mengatur arah aliran fluida,
apakah akan dialirkan ke silinder bagian kanan atau kiri. Control valve ini
ditemptkn pada gearbox steering. Pada sistem power steering hidrolik
terdapat 2 jenis gearbox yang paling sering digunakan. Yaitu gearbox tipe
rack and pinion dan gearbox recirculating ball.
IV. Data hasil praktik :

LANGKAH PEMBONGKARAN
1. Langkah pembongkaran dimulai dengan melepaskan gear housing
2. Melepas / menarik unit gear pinion keluar
3. Membongkar gear pinion unit dengan cara melepaskan pin pengunci
antara torsion bar dengan main shaft menggunakan palu dan pin
remover
4. Melepaskan rotary valve

HASIL PENGAMATAN

Gambar potongan gear housing

Gambar diata aalah gambar potongan dari gear housing. Pada gambar
tersebut tampak ada control valve dan saluran untuk fluida di dalamnya.
Control valve inilah yang nantinya berfungsi untuk mengatur aliran fluida
yang akan masuk ke dalam power slinder untuk meringankan beban kemudi.
Gambar potongan power silinder

Gambar diatas menunjukan gambar potongan dari sebuah power silinder


power steering tipe rack pinion. Pada gambar tersebut tampak sebuah power
piston , saluran dan seal terdapat di dalam power silinder. Secara aliran
fluida, maka fluida hasil pengaturan dari kontrol valve akan masuk ke dalam
power silinder kemudian mendorong piston untuk membantu meringankan
beban kemudi.

KOMPONEN KOMPONEN POWER STEERING PADA GEARBOX


RACK AND PINION :

1. Gear housing

Berfungsi sebagai housing dari pinion gear pada gearbox unit.


Kondisi komponen : kondisi komponen masih dalam keadaan baik.
Gear housing ini ada 2 , yangsatunya menyatu dengan power silinder
dan yang saunya lagi dapat dilepas dan merupakan rumah dari control
valve.
Pada gear gousing terdapat lubang lubang sebagai saluran aliran fluida
steering. Saluran ersebut ada 4 buah , antara lain :
1 saluran dari pompa power steering
1 saluran menuju reservoir
2 saluran menuju power silinder, yaituke ilinder ebelah kanan dan kiri.

2. Power silinder

Power silinder merupakan silinder tempat kerja piston power steering.


Di dalamnya terdapat piston dan seal perapat agar fluida hidrolik tidak
bocor.
Kondisi power silinder : masih dalam keadaan baik.
Pada power silinder terdapat 2 saluran. Saluran terebut terhubung
dengan ruang sisi kanan dan sisi kiri piston. Kedua saluran tersebut
terhubung dengan saluran pada gear housing yang terhubung dengan
control valve. Bila kendaraan di belokan ke kanan maka fluida dari
control valve masuk ke saluran sebelah kanan piston dan mendorong
power piston, sedangkan fluida yang ada di sebelah kiri piston akan
tertekan dan kembali ke control valve.
3. Input shaft

Input shaft merupakan sebuah poros yang menghubungkan putaran roda


kemudi dan steering shaft ke pinion gear melalui torsion bar dan juga
sebagai pengatur dari kerja control valve. Pada input shaft ini terdapat
bagian seperti gunung dan lembah yang tertutup rotary valve. Bentuk
gunung dan lembah ini nantiny berfungi membuka dan meutup saluran
rotary valve. Selain itu pada input shaft ini juga terdapat saluran saluran
yang nantinya mempunyai hubungan dengan saluran pada rotary valve.
Saluran yang besar yang posisinya berada diatas rotary valve ( bila
rotary valve dipasang ) berfungsi sebagai saluran pengembali fluida ke
reservoir. sedangkan saluran kecil yang berada pada bentuk lembah
terebut sebagai aluran masuk fluida yang akan di kembalikan ke
reservoir.
Pada bagian atas input shaft terdapat lubang tempat pin pengunci yang
digunakan untuk menyatukan input shaft ini dengan torsion bar. Pada
input shaft ini juga terdapat alur yang berfungsi untuk
menghubungkanya dengan steering shaft. Dan dibagian bawahnya
terdapat bentuk yang rata di samping porosnya. Bentuk ini nantinya
digunakan untuk bertemu dengan stoper pada pinion gear yang
berfungsi sebagai pembatas gerak kerja dari input shaft ini. Bentuk dan
mekanisme stope ini juga nantinya mempunyai peran yang sangat
penting untuk tetap bisa mengendalikan sistem kemudi bila terjadi
kerusakan sisitem power steering.
4. Torsion bar dan gigi pinion

Torsion bar terhubung mati dengan gigi pinion. Dalam kontruksinya


torsion bar ini dimasukan ke dalam input shaft kemudian di kunci
bersama menggunakan pin pengunci. Torsion bar ini mempunyai tugas
untuk melintir saat kemudi dibelokan guna untuk menggoperasikan
control valve. Trorsion bar ini juga mempunyai tugas untuk
mengembalikan control valve ke posisi semula. Dengan begitu torsion
bar ini juga membantu kemudi untuk kembali ke posisi netral atau lurus
dengan sendirinya.
Untuk pinion gear , dia berhubugnan dengan gigi rack dan berfungsi
meneruskan tenaga ke gigi rack tersebut. Pada bagian atas pinion gear
ini terdapat bearing yang nantinya dimasukan ke dalam gear housing.
Bearing ini berperan untuk memperhalus putaran pinion gear. Pda
bagian atasnya bearing terdapat lock yang nantinya berpasangan dengan
lock pada input shaft.
5. Rotary valve

Rotary valve ini terpasang mati pada pinion gear menggunakan metode
penguncian menggunakan pin. Pada rotary valve ini terdapat banyak
sekali lubang, namun sebenarnya hanya terdapat 3 jenis saluran. Saluran
yang posisinya di tengah rotary valve berfungsi sebagai saluran inputan
, yaitu saluran fluida masuk dari pompa. Saluran yang terdapat diatas
sebagai saluran keluaran yang menuju ke power silinder sebelah kanan.
Dan saluran bawah sebagai saluran keluaran fluida untuk power silinder
sebelah kiri.
Untuk pembatas saluran inputan dan keluaran serta pembatas ke bagian
yang lain digunakan seal. Pada rotary valve ini terdapat 5 buah seal yang
berfungsi untuk pembatas agar fluida tidak lari ke saluran saluran yang
lain.

CARA KERJA CONTROL VALVE POWER STEERING RACK AND


PINION :

1. Pada saat lurus


Pada saat keadaan lurus / kemudi tidak dibelokan maka posisi piston
berada di tengah tengah dari power silinder. Pada saat ini tekanan
diantara kedua sisi piston sama . Aliran fluida pada saat kondisi lurus
yaitu fluida masuk dari pompa menuju ke saluran input pada rotary valve
“ port a “. Karena tekanan pada saluran yang menuju silinder kanan dan
kiri sama , maka fluida tersebut dialirkan ke saluran yang ada di input
shaft “port d”. Setelah masuk kedalam input shaft, fluida tersebut
kemudian dialirkan ke reservoir melalui saluran pengembali.

2. Pada saat berbelok


Posisi belok kiri
Pada saat belok kiri , roda kemudi di putar kekiri dan putaran tersebut
di teruskan oleh poros steering ke input shaft , kemudian ke torsion bar,
dan ke pinion gear. Karena poros steering diputar dan pinion tertahan
oleh berat dan gaya gesek roda depan , maka hal ini menyebabkan
torsion bar terpuntir. Pada saat ini juga input shaft berputar dan mentok
sampe menyentuh stoper. Pada keadaan ini saluran pada rotary valve
yang menuju ke power silinder akan sedikit terhubung dengan bagian
lembah dari input shaft seperti ditunjukan gambar diatas.

Aliran fluida pada saat berbelok ke kiri yaitu fluida dari pompa masuk
ke saluran input rotary valve “port a”, kemudian disalurkan masuk ke
saluran yang menuju power silinder sebelah kiri “ port c “. Setelah
masuk ke port c kemudian fluida tersebut masuk ke silinder sebelah kiri
piston dan membantu mendorong piston kekanan. Sedangkan fluida
yang ada di sisi sebelah kanan piston akan terdorong oleh piston dan
kemudian mengalir ke kontrol valve melalui “port b”, kemudian masuk
ke “port d” dan kembai ke reservoir.

3. Pada saat terjadi keruakan


Kerusakan yang dimaksud disini yaitu sistem power steering yang rusak
seluruhnya dan sudah tidak ada lagi bantuan fluida untuk meringankan
daya pengemudian.
Pada saat terjadikerusakan seperti ini maka putaran roda kemudi akan
diteruskan ke input shaft kemudian ke torion bar , kemudian ke inion
dan kemudian pinion menggerakan gigi rack. Pada saat steeirng shaft
berputar maka torsion bar akan terpelintir dan input shaft juga akan
berputar dan mentok pada locking yang terdapat pada pinion. Tenaga
puntiran ini kemudian langsung diteruskan ke pinion gearmelalui
locking ini. Bisanya jika power steering masih dalam keadaan normal ,
pada saat ini terjadi bantuan tekanan fluida untuk meringankan gaya
pengemudian , tapi jka terjadi kerusakan , maka tidak ada lagi bantuan
tekanan fluida sehingga tenaga untuk menggerakan rack murni tenaga
putaran yang di teruskan poros , locking, dan pinion gear. Dengan begini
kemudi masih tetap bisa berfungsi secara menual , dan memang terasa
lebih berat.

V. Kesimpulan
Power steering rack pinion yang di praktekan merupakan salah satu
jenis dari sistem power steering yang berfungsi untuk membantu
meringankan daya pengemudian. Pada tipe rack and pinion power steering
ini menggunakan ger box tipe rack pinion dan power silinder beserta
pistonya berada di housing rack. Pada power steering rack pinion ini
pengaturan aliran fluida menggunakan conrol valve tipe rotary yang akan
mengatur aliran fluida akan disalurkan ke silinder mana sesuai dengan arah
pengemudian. Sistem power steering harus dapat berfungsi dengan baik ,
dan apabila terjadi kerusakan disyaratkan kemudi masih bisa berfungsi
secara manual.

Anda mungkin juga menyukai