NOTAR : 21023081
Kelas : TRO C
A. Tujuan
1. Taruna mampu mengerti nama nama dan fungsi dari komponen yang ada
dimekanisme katup
2. Taruna mampu mengerti cara kerja mekanisme katup
3. Taruna mampu memeriksa dan menyetel katup
B. Teori dasar
mekanisme katup adalah sebuah rangkaian mekanis yang tersistematis untuk
membuka saluran intake disaat piston berada pada fase hisap, dan membuka saluran exhaust
ketika posisi piston berada pada fase buang.
Dilihat dari konstruksinya, maka secara garis besar mekanisme katup dibagi menjadi
dua macam, yaitu ;
1. Mekanisme OHV
OHV(Over head Valve) adalah sebuah rangkaian katup dengan camshaft yang terletak
didalam blok silinder. secara desain memang rumit, karena camshaft yang langsung
terhubung dengan roda gigi sproket crankshaft harus menekan valve lifter dan pushrod
sebelum menggerakan katup. Sehingga kurang efisien. Hal inilah yang menjadikan
mekanisme ini sudah tidak lagi dipakai dalam mesin mobil.
2. Mekanisme OHC
OHC(Overhead Camshaft) adalah rangkaian katup dengan camshaft yang berada pada kepala
silinder untuk menekan katup secara langsung tanpa melalui pushrod. Sistem OHC diciptakan
untuk menggantikan OHV yang dinilai rumit dan kurang efisien. Katup OHC sendiri dibagi
mejadi dua jenis,
• SOHC (Single Overhead Camshaft) Hanya memiliki sebuah camshaft untuk
menekan katup hisap dan katup buang. Biasanya ditemui pada mesin sepeda
motor.
1. Cara Kerja Katup OHV
• Saat poros engkol berputar, gigi sproket pada crankshaft akan memutar gigi
sproket poros nok. Akibatnya poros nok ikut berputar selama poros engkol
berputar.
• Putaran poros nok akan memutas cam atau tonjolan, ketika tonjolan tersebut
menyentuh valve lifter maka valve lifter akan terangkat.
• Push rod akan menghubungkan gerakan valve lifter ke rocker arm.
• Akibatnya terjadi efek ayunan, ketika ujung rocker arm terangkat, maka ujung
lainya aka menekan katup.
• Saat katup tertekan rocker arm, maka katup akan terbuka.
• Ketika tekanan dari rocker arm usai, pegas katup akan mengembalikan posisi
katup ke semula.
Apabila kita membongkar sebuah valve mechanism pada mesin, maka akan dijumpai puluhan
komponen. Antara jenis OHV maupun OHC memiliki nama dan jumlah komponen yang
berbeda, agar lebih lengkap kita bahas satu persatu.
1. Tipe OHV
Ciri dari katup OHV adalah letak camshaft yang berada pada blok silinder. untuk memutar
camshaft, ada tiga mekanisme yaitu timming gear, timming chain dan timming belt. Bagian
bagian pada mekanisme OHV adalah sebagai berikut
c. Timming belt/chain
Timming belt dan timming chain memiliki fungsi yang sama yaitu menghubungkan gigi
sprocket antara crankshaft dan camshaft. Sehingga ketika poros engkol berputar, poros nok
juga ikut berputar. Perbedaanya terletak pada bahan yang digunakan. Timming belt
menggunakan sabuk karet seperti V-belt, sehingga lebih tenang namun kurang kuat.
Sementara timming chain menggunakan bahan baja seperti rantai, sehingga lebih kuat namun
lebih berisik.
d. Camshaft
Poros nok pada mekanisme OHV terletak didalam blok silinder. komponen ini berbentuk
poros memanjang dan memiliki beberapa lobe atau tonjolan di sepanjang poros. Lobe ini
berfungsi untuk menekan valve lifter agar katup dapat terbuka. Dalam mesin satu silinder,
minimal memiliki dua buah lobe untuk mengatur pembukaan katup hisap dan katup buang.
Penempatan sudut lobe juga tidak boleh sembarangan, karena akan berhubungan dengan
timming pembukaan katup.
Advertisement
Setiap lobe sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu base circle(1), ramps(2), dan nose(3).
Jarak dari base circle menuju ujung nose akan mempengaruhi lamanya katup membuka.
Selain itu sudut kemiringan ramps juga dapat menentukan waktu pembukaan katup.
e. Valve lifter
Valve lifter adalah komponen yang bertumpu pada setiap lobe. Fungsinya sebagai tumpuan
bagi lobe untuk menekan push rod. Valve lifter terbuat dari bahan aluminium yang memiliki
daya gesek kecil, hal ini dikarenakan valve lifter akan selalu menempel pada lobe saat
camshaft berputar.
f. Push rod
Push rod atau batang pendorong digunakan untuk menyalurkan tekanan dari valve lifter
menuju rocker arm. Komponen ini hanya berbentuk batang ringan yang terletak diatas valve
lifter. Diujung atas push rod terdapat cekungan yang berfungsi menjaga posisi push rod agar
tidak meleset ketika bekerja.
g. Rocker arm
Rocker arm merupakan komponen yang bekerja untuk menekan katup saat mendapatkan
dorongan dari push rod. Pada mekanisme OHV seluruh rocker arm terletak pada satu poros.
Prisnip kerjanya seperti ayunan sederhana, dimana ketika bagian belakang rocker arm
terangkat oleh dorongan push rod maka bagian depan rocker arm akan menekan katup.
Komponen ini juga dilengkapi adjusting screw yang terletak tepat diujung push rod.
Fungsinya untuk menyetting celah katup.
h. Valve
Valve atau katup menjadi pintu bagi saluran intake dan exhaust untuk mengalisrkan gas.
Selain menjadi pintu, katup juga harus tahan terhadap tekanan tinggi agar tidak bocor saat
langkah kompressi. Pada katup terdapat bagian bernama valve seat. Komponen ini akan
mempengaruhi ketahanan katup terhadap kebocoran. Apabila sudut valve seat tidak sesuai
dengan dudukan pada kepala silinder maka akan terjadi kebocoran. Diameter katup hisap
umumnya lebih besar dibandingkan katup buang, hal ini bertujuan agar udara bersih dapat
masuk dengan leluasa ketika langkah hisap.
i. Valve spring
Komponen ini juga berpengaruh terhadap kerapatan katup. Pegas pada katup bersifat keras
karena pada posisi normal, pegas ini akan menahan katup agar tertutup rapat.
2. Tipe OHC
Untuk tipe OHC juga memiliki dua macam yaitu DOHC (Double Overhead Camshaft) dan
SOHC, kedua tipe ini dibedakan hanya dari jumlah camshaftnya. Agar lebih jelas simak
komponen mekanisme katup OHC dibawah
a. Sprocket gear
Sama halnya dengan tipe OHV, gigi sprocket juga menjadi komponen penting pada
mekanisme ini. Konfigurasi jumlah roda gigi juga dibuat sama dengan tipe OHV, hal ini
karena kedua mekanisme ini memiliki prinsip yang sama.
b. Timming chain/belt
Jika pada mekanisme OHV akan kita temui sistem timming gear, Pada tipe OHC kita hanya
akan menemui sistem timming belt dan timming chain. Sistem ini lebih efektif untuk
menghubungkan gigi sprocket dengan camshaft yang terletak pada kepala silinder. timming
chain pada katup OHC memiliki dimensi lebih panjang, oleh karena itu mekanisme ini
memiliki beberapa komponen tambahan agar timming chain bisa bekerja efektif.
c. Tensioner
Tensioner adalah komponen tambahan untuk mendukung kinerja timming chain. Fungsi
tensioner adalah untuk menarik timming chain agar selalu tegang. Tensioner memiliki dua
macam yaitu tipe roller dan tipe hidrolik. Untuk tipe roller memanfaatkan pegas untuk
menegangkan timming chain. Sementara tipe hidrolik memanfaatkan oli mesin untuk
menegangkan timming chain. Namun tipe hidrolik ini memerlukan komponen tambahan
berupa chain guide agar lebih maksimal.
f. Rocker arm
Rocker arm berfungsi untuk menekan katup ketika mendapatkan dorongan dari lobe. Meski
memiliki fungsi sama, terdapat perbedaan konstruksi antara tipe OHV dan OHC. Pada tipe
OHC rocker arm bersifat individu dengan kata lain tidak terletak satu poros. Selain itu karena
camshaft terletak diatas rocker arm, maka tidak diperlukan valve lifter dan push rod. Sebagai
tumpuan lobe, rocker arm dilengkapi dengan roller yang akan berputar ketika camshaft
berputar. Hal ini bertujuan agar tidak ada gesekan antara lobe dengan rocker arm. Selain itu
rocker arm ini biasanya sudah berteknologi HLA (Hydrolic Lash Adjuster). Teknologi ini
akan melakukan penyetelan celah katup secara otomatis.
Gambar kerja
Alat dan bahan
No Nama Alat Jumlah
1 Kunci Ring 19 1
2 Kunci Ring 12 1
3 Obeng (-) 1
4 Fuler gauge 1
5 Buku Pedoman Service 1
Mesin Toyota Serie K
Langkah Kerja
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Baca buku pedoman, dan cari spesifikasi celah katup mesin
3. Panaskan mesin sebentar, lalu matikan
4. Buka Silinder head menggunakan kunci ring 12
5. Tentukan silinder mana yang akan disetel terlebih dahulu silinder 1 atau silinder 4
dengan cara memutar pulley menggunakan kunci ring 19, putar 360 derajat dan
tepatkan tanda pulley pada angka 0 yang ada pada cover/rantai timing.
1 ✓ ✓
2 ✓ x
3 x ✓
4 x x
Silinder In Ex
1 x x
2 x ✓
3 ✓ x
4 ✓ ✓
6. Kendurkan mur penyetel menggunakan kunci ring 12, dengan tetap menahan baut
penyetel menggunakan obeng (-) agar tetap tidak berputar
7. Sesuaikan ukuran celah sesuai dengan spesifikasi dengan cara mengencangkan dan
mengendurkan baut penyetel dibarengi dengan fuler gauge yang dimasukan ke celah
katup
8. Jika sudah ditemukan ukuran yang pas, kencangkan mur penyetel secukupnya jangan
terlalu kencang dan terlalu kendur, dengan tetap menahan baut penyetel dengan obeng
(-)
9. Lakukan penyetelan tersebut pada kedua silinder secara bergantian
10. Tutup kembali silinder head
11. Nyalakan mesin dan analisa hasilnya
Hasil
Sebelum
1. Mesin terasa pincang
2. Celah katup hisap silinder 1 terlalu lebar (2,5 mm)
3. Celah katup buang silinder 1 terlalu lebar (3,5 mm)
4. Celah katup masuk silinder 4 terlalu lebar (2,5 mm)
5. Celah katup buang silinder 4 terlalu sempit (1 mm)
Sesudah
1. Mesin lebih stabil
2. Celah katup silinder 1 dan 4 sudah distel ulang sesuai dengan ukuran standar
Kesimpulan
Penyetelan katup merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan tune up, dimana
hendaknya dilakukan secara rutin agar menjaga kondisi mesin tetap prima. Penyetelan katup
dilakukan sesuai dengan spesifikasi mesin masing masing. Jika celah katup terlalu lebar atau
longgar dapat menyebabkan suara berisik pada mesin, mesin cepat panas, pembakaran kurang
maksimal dan masih banyak lagi dampak buruk lainnya sedangkan jika celah katup terlau
rapat maka yang akan terjadi yaitu mesin akan jadi lebih boros bahan bakar, katup bisa
bengkok, serta katup tidak bisa menutup dengan sempurna.