Anda di halaman 1dari 11

MELAKUKAN PERAWATAN RENGGANG KLEP

G.45TSM01.020.2

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


1. Fungsi, Jenis, Spesifikasi, dan cara kerja dari komponen sistem Klep :
Pada mesin 4 tak, ada empat langkah dalam satu siklus kerja mesin, yaitu :
1. langkah hisap,
2. langkah kompresi,
3. langkah usaha, dan
4. langkah buang.

Mekanisme katup memiliki dua fungsi utama yaitu :


1. Untuk membuka saluran intake agar udara dapat masuk ke dalam mesin saat langkah
hisap.
2. Untuk membuka saluran exhaust agar gas sisa pembakaran dapat keluar dari mesin saat
langkah buang.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


2. Jenis mekanisme katup :

a. Overhead Valve (OHV) :


Katup dengan tipe OHV memiliki camshaft yang terletak di dalam blok silinder. untuk
menggerakan rocker arm, diperlukan komponen khusus yang disebut push rod. Jenis ini
menggunakan penggerak timing gear, sehingga tidak ada istilah rantai keteng yang
molor.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


Komponen- komponen pada mekanisme OHV adalah sebagai berikut :

1. Crankshaft Sprocket Gear


Fungsinya adalah untuk memutar poros nok agar proses pembukaan katup bisa
berjalan. Komponen ini menjadi awal dari power train sistem mekanisme katup, karena
energi yang digunakan untuk melakukan pembukaan katup berasal dari putaran flywheel.

2. Camshaft sprocket gear


Fungsinya untuk menerima energi putar dari crankshaft sprocket gear dan
meneruskanya menuju poros nok. Jumlah roda gigi pada camshaft sprocket gear lebih
banyak dari pada crankshaft. Perbandinganya, 2 ; 1 (2 gigi cam : 1 gigi crank).
Tujuanya agar camshaft berputar satu kali saat satu siklus empat tak.

3. Timming belt/chain :
Fungsinya yaitu menghubungkan gigi sprocket antara crankshaft dan camshaft.
Sehingga ketika poros engkol berputar, poros nok juga ikut berputar.

4. Camshaft :
Poros nok pada mekanisme OHV terletak didalam blok silinder. Dalam mesin satu
silinder, minimal memiliki dua buah lobe untuk mengatur pembukaan katup hisap dan
katup buang.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


Setiap lobe sendiri terbagi menjadi tiga bagian yaitu base circle(1), ramps(2), dan nose(3). Jarak
dari base circle menuju ujung nose akan mempengaruhi lamanya katup membuka. Selain itu
sudut kemiringan ramps juga dapat menentukan waktu pembukaan katup.

5. Valve lifter :
Valve lifter adalah komponen yang bertumpu pada setiap lobe. Fungsinya sebagai tumpuan
bagi lobe untuk menekan push rod.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


6. Push rod :
Push rod atau batang pendorong digunakan untuk menyalurkan tekanan dari valve lifter
menuju rocker arm.

7. Rocker arm :
Rocker arm merupakan komponen yang bekerja untuk menekan katup saat mendapatkan
dorongan dari push rod. Prisnip kerjanya seperti ayunan sederhana, dimana ketika bagian
belakang rocker arm terangkat oleh dorongan push rod maka bagian depan rocker arm akan
menekan katup. Komponen ini juga dilengkapi adjusting screw yang terletak tepat diujung
push rod. Fungsinya untuk menyetting celah katup.

8. Valve :
Valve atau katup menjadi pintu bagi saluran intake dan exhaust untuk mengalisrkan gas.

9. Valve spring :
Komponen ini juga berpengaruh terhadap kerapatan katup, pegas ini akan menahan katup
agar tertutup rapat.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


b. Overhead Camshaft(OHC) :
Untuk tipe OHC memiliki camshaft yang langsung terpasang pada kepala silinder,
sehingga Cam atau Nok langsung menyentuh Rocker Arm tanpa bantuan Push Rod. Tipe
ini juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu SOHC dan DOHC. Perbedaan kedua jenis
ini terletak pada jumlah Camshaft, SOHC memiliki satu buah Camshaft sementara DOHC
memiliki dua buah Camshaft.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


Komponen- komponen pada mekanisme OHV adalah sebagai berikut :
1. Sprocket gear

2. Timming chain/belt

3. Tensioner
Fungsi tensioner adalah untuk menarik timming chain agar selalu tegang. Tensioner memiliki
dua macam yaitu tipe roller dan tipe hidrolik. Untuk tipe roller memanfaatkan pegas untuk
menegangkan timming chain. Sementara tipe hidrolik memanfaatkan oli mesin untuk
menegangkan timming chain. Namun tipe hidrolik ini memerlukan komponen tambahan berupa
chain guide agar lebih maksimal

4. Timing Chain Guide

5. Camshaft :
Untuk tipe DOHC, memiliki dua macam poros yaitu intake camshaft dan exhaust camshaft.

6. Rocker Arm
Terdapat perbedaan konstruksi antara tipe OHV dan OHC. Pada tipe OHC rocker arm bersifat
individu dengan kata lain tidak terletak satu poros. Selain itu karena camshaft terletak diatas
rocker arm, maka tidak diperlukan valve lifter dan push rod. Sebagai tumpuan lobe, rocker arm
dilengkapi dengan roller yang akan berputar ketika camshaft berputar. Hal ini bertujuan agar
tidak ada gesekan antara lobe dengan rocker arm. Selain itu rocker arm ini biasanya sudah
berteknologi HLA (Hydrolic Lash Adjuster). Teknologi ini akan melakukan penyetelan celah
katup secara otomatis.

7. Valve dan Spring


Disusun oleh : Yoyon Artino, ST
2. Pemeriksaan Renggang Klep
Jarak renggang klep diperlukan untuk mengatasi perubahan renggang klep akibat panas yang
dialirkan dari ruang bakar.
- Bila jarak terlalu renggang, akan terjadi bunyi mesin yang tidak normal (tappe noise)
- bila berlalu rapat, katup/klep menjadi tertekan terus selama mesin berputar, sehingga
mengakibatkan kompresi berkurang, bahkan ada kemungkinan klep terbakar.

Langkah Penyetelan :
1. Pemeriksaan dan penyesuaian renggang klep dilakukan pada kondisi mesin dingin (dibawah
35 C atau 95 F).
2. Pemeriksaan dan penyesuaian renggang klep harus dilakukan pada saat piston di titik mati
atas pada langkah kompresi.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


Cara Mencari Langkah Top Kompresi :

Putar rotor magnit (fly wheel) searah putaran mesin, sambil melihat klep "IN". Apabila terlihat

pelatuk klep "IN" turun kemudian naik kembali, berarti piston sudah pada langkah kompresi.

Tepatkan tanda garis "T" pada rotor magnit dengan tanda pada crank case cover left.

Perhatian !
Pada mesin yang menggunakan sistim dekompresi posisi crank shaft tidak boleh diputar
ke arah kanan, pada saat menempatkan piston pada posisi TMA langkah kompresi.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST


Cara penyetelan dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Posisikan piston dalam langkah Top
Kompresi

2. Longgarkan mur pengikat (lock nut)

3. Putar adjusting screw ke arah merenggang


secukupnya

4. Masukkan feeler gauge dengan ukuran


standart sesuai type

5. Penyetelan dapat dianggap benar, bila feeler


gauge ditarik agak seret

6. Kencangkan kembali mur pengikat bila


kerenggangan sudah tepat, dengan posisi
feeler gauge masih terpasang.

Disusun oleh : Yoyon Artino, ST

Anda mungkin juga menyukai