Mekanisme Katup adalah Sistem untuk menggerakkan katup baik secara manual maupun hidrolis.
dan dalam jangka waktu tertentu mekanisme tersebut harus di standartkan lagi, atau di setel ulang
agar tenaga mesin seperti semula, karena mekanisme katup mengatur membukanya katup sesuai
waktunya. Walaupun engine berputar dalam kecepatan maksimal, katup tidak akan akan salah
membuka maupun menutup.
ISTILAH KATUP
Sejarahnya KATUP sendiri berasal dari kata buKa dan tutup sehingga di singkat menjadi
KATUP, sesuai dengan fungsi komponen tersebut.
Ukuran standar celah katup kita ukur menggunakan alat yang bernama feeler gauge, biasanya
untuk Kijang Super celah katup untuk IN adalah 0,2 dan 0,3.
Fungsi Mekanisme katup adalah petamau mengatur pemasukan campuran udara dan bahan bakar ke
ruang bakar, dan kedua adalah mengatur pembuangan gas hasil sisa pembakaran ke udara luar.
Mekanisme OHV, merupakan sebuah mekanisme komponen dimana katup terletak dibagian kepala
silinder (overhead) dengan poros nok (camshaft) terletak pada blok silinder.
Mekanisme OHV juga sering disebut sebagai mekanisme katup klasik karena tipe ini memang banyak
digunakan saat awal penemuan mesin 4 tak. Ciri khas dari mekanisme OHV adalah push rod atau batang
pendorong yang terletak disamping mesin. Uniknya, push rod ini bisa dijadikan patokan untuk
mengetahui posisi TOP mesin seperti pada mesin Kijang klasik.
Timming chain, berfungsi menyalurkan putaran dari crankshaft gear ke camshaft gear.
Camshaft sprocket gear, roda gigi pada camshaft yang berfungsi menerima daya putar dari
crankshaft.
Camshaft, merupakan sebuah poros yang memiliki beberapa cam/tonjolan. Fungsi tonjolan ini
adalah untuk mendorong katup agar bisa terbuka.
Valve lifter, merupakan komponen yang terletak antara camshaft dan push rod. Fungsi komponen
ini adalah untuk meredam gesekan berlebih antara push rod dan camshaft.
Push rod, merupakan batang besi yang berfungsi menghubungkan gerakan dari valve lifter ke
rocker arm/lengan penekan katup.
Rocker arm, merupakan sebuah lengan ungkit yang berfungsi menekan katup agar terbuka.
Katup
Pegas katup
Secara keseluruhan berbentuk kompak, sehingga bisa digunakan pada mesin dengan ukuran kecil.
Timming chain pendek, sehingga umur timming chain bisa lebih awet.
Sementara kekurangan mekanisme OHV antara lain ;
Banyak komponen yang bergesekan, sehingga akan menghasilkan suara yang lumayan kasar.
Tenaga mesin juga terhambat serta top RPM mesin terbatas (sekitar 6.000 RPM Max) karena
banyaknya komponen yang bergesekan.
OHC (overhead camshaft) adalah sebuah mekanisme komponen buka tutup katup dimana semua
mekanikal pembukaan katup terjadi didalam kepala silinder.
Karakteristik dari OHC ini adalah camshaft/poros nok terletak didalam kepala silinder, oleh sebab itu
mekanisme ini disebut sebagai mekanisme over head camshaft. Berbeda dengan OHV, mekanisme OHC
merupakan mekanisme katup yang banyak digunakan pada mobil maupun motor saat ini.
Karena selain efisien, mekanisme OHC juga dinilai memiliki konstruksi yang simpel.
Timming chain
Camshaft
Rocker arm
Valve lifter
Katup
Pegas katup
Perpindahan tenaga lebih singkat sehingga mesin mampu bekerja lebih efisien dan bisa dipacu
dalam RPM tinggi.
Lebih sedikit komponen yang berhubungan, sehingga memperingan beban mesin serta lebih irit
bahan bakar.
Hampir semua komponen terletak dikepala silinder sehingga perlu bentuk kepala silinder dengan
rongga besar.
Karena timming chain lebih panjang, maka resiko rantai molor bisa lebih cepat. Sehingga dalam
beberapa waktu, mesin bisa berisik.
Mekanisme DOHC pada dasarnya sama persis seperti mekanisme OHC, hanya saja sesuai namanya
mekanisme DOHC memiliki dua buah camshaft. Yakni intake camshaft dan exhaust camshaft, dua buah
camshaft ini dapat melayani empat katup sekaligus persilinder, sehingga proses perpindahan material dari
dan keluar ruang bakar bisa berlangsung lebih cepat.
Konstruksi mekanisme DOHC bisa dilihat pada gambar dibawah ;
Proses pemasukan udara dan bahan bakar ke ruang bakar bisa lebih cepat, sehingga cocok untuk
mesin berkapasitas besar.
Tenaga yang dihasilkan mesin juga bisa bertambah akibat semakin banyaknya udara yang masuk
ke ruang bakar.
Beban mesin dua kali lebih berat dari OHC karena menggunakan double valve.
Suara mesin juga menjadi lebih berisik karena semakin banyak komponen yang berhubungan.
Tentu dilihat dari kondisi, mekanisme DOHC merupakan yang terbaik. Karena mekanisme ini mampu
memaksimalkan proses intake serta meringankan proses exhaust. Sehingga mesin terasa lebih ringan
RPM mesin bisa tembus 8.000 RPM.
Itulah artikel singkat tentang macam-macam mekanisme katup, semoga bisa menambah wawasan kita
semua.
3.APA PERBEDAAN MEKANISME KATUP OHV DAN OHC
pabila celah katup terlalu besar maka menimbulkan bunyi yang berisik dan tekanan kompresi menjadi
menurun, karena jumlah udara yang masuk ke dalam ruang bakar sedikit.Hal ini disebabkan oleh durasi
bukaan katup yang singkat dasn luas bukaan katup yang juga lebih sempit.
Sebaliknya jika celah katup terlalu kecil akibatnya kebocoran pada langkah kompresi, karena pembukaan
katupnya terlalu lama dan luas bukaan katupnya juga lebih luas sehingga gas di dalam ruang bakar
menjadi bocor saat dikompresikan. Besarnya celah katup haruslah sesuai dengan ketentuan yang
ditunjukkan dari pabriknya.
img by tercelreference.com
Untuk mengakses mekanisme katup mesin, kita perlu membuka head cover. Biasanya menggunakan
kunci T 10.
Posisi TOP 1 artinya piston pada silinder 1 ada pada TMA (titik mati atas) saat akhir langkah kompresi.
Mengapa harus TOP 1 ? ini untuk memudahkan penyetelan nanti anda akan temukan jawabannya
dibawah.
Untuk memposisikannya, anda perlu menemukan indikator TOP mesin, biasanya indikator ini ada pada
poros engkol. Cara memposisikannya, putar pulley poros engkol menggunakan kunci ring (searah jarum
jam) hingga tanda pada poros engkol sejajar dengan tanda yang ada pada blok mesin.
Lalu perhatikan katup pada silinder 1 (silinder 1 adalah silinder yang terletak paling depan/dekat dengan
pulley mesin). Kalau katup di silinder 1 tertekan, maka itu bukan TOP 1 melainkan TOP 4. Anda harus
memutar pulley poros engkol satu putaran lagi hingga tanda TOP kembali sejajar. Setelah itu, pasti katup
pada silinder 1 sudah terbebas (tidak tertekan) ini artinya TOP 1.
Caranya, masukan feeler gauge ketebalan 2 mm kedalam celah katup intake lalu gerakan feeler gauge
maju mundur. Kalau terasa sangat enteng, maka celah katup terlalu renggang dan sebaliknya kalau feeler
tidak muat artinya celah katup terlalu rapat.
Lakukan penyetelan celah dengan cara seperti ini, pada adjuster (mur penyetel) terdapat sebuah mur dan
sekrup. Fungsi sekrup adalah untuk mengatur besar kecil celah katup sementara mur berperan untuk
mengunci sekrup agar tidak berputar saat selesai penyetelan. Sehingga caranya kurang lebih seperti ini ;
Lalu putar sekrup pada adjuster menggunakan obeng searah jarum jam untuk mengecilkan celah
dan sebaliknya untuk merenggangkan celah.
Setel celah hingga feeler terasa agak seret saat digerakan maju mundur (jangan sampai feeler
macet/tidak bergerak).
Kalau anda rasa sudah cukup, lalu tahan sekrup adjuster menggunakan obeng sambil
mengencangkan mur adjuster menggunakan kunci ring. Dalam langkah ini, anda harus benar-
benar menahan sekrup agar tidak berputar saat mengencangkan mur karena kalau berputar sedikit
saja bisa menimbulkan penyetelan celah yang tidak akurat.
Secara umum sama saja, tapi karena lokasi celahnya ada diantara poros nok dan rocker arm maka ada
sedikit perbedaan. Anda bisa melihat detailnya pada gambar berikut, proses penyetelannya sama saja
dengan memutar bagian adjuster hingga feeler gauge terasa agak seret.
Itu untuk INTAKE Valve, untuk exhaust valve anda pakai feeler gauge ketebalan 0,3 mm. mengapa lebih
besar ? kita tahu kalau katup buang itu terhubung langsung ke gas buang yang suhunya bisa mendidihkan
air dengan cepat. Dengan kata lain, laju pemuaian katup buang lebih cepat dibandingkan katup hisap
sehingga celahnya pun harus dibuat lebih besar.
Masih pada posisi TOP 1, ada 4 katup yang bisa disetel karena tidak tertekan oleh poros nok. Apa saja ?
anda bisa lihat gambar dibawah supaya lebih jelas. (katup yang disetel ditandai lingkaran putih).
5. Putar pulley satu putaran
Tujuannya, untuk mengganti posisi dari TOP 1 ke TOP 4. TOP 4 sendiri adalah posisi dimana piston pada
silinder 4 ada pada TMA pada akhir langkah kompresi, sementara piston pada silinder 1 juga ada pada
TMA namun bukan pada akhir langkah kompersi melainkan akhir langkah buang.
Pada posisi ini, anda bisa menyetel katup-katup yang sebelumnya belum disetel karena tidak terbebas.
Agar lebih jelas anda bisa lihat ilustrasi berikut.
6. Pasang cover kepala silinder dan jangan lupa merapikan alat dan benda kerja
Setelah semua beres, anda bisa melakukan test drive engine apakah menunjukan hasil lebih baik atau
justru sebaliknya.
Idealnya penyetelan celah katup ini dilakukan saat proses tune up mesin. Tapi bagi anda yang memiliki
mobil keluaran terbaru, rasanya tidak perlu lagi repot-repot memikirkan penyetelan celah katup karena
celah katup sudah diset otomatis menggunakan sistem HLA (Hydraulic lash adjuster) apa itu ? yakni
mekanisme penyetelan katup menggunakan tekanan oli.
Langkah diatas memang dilakukan pada mesin dengan konfigurasi inline 4 cylinder. Sementara untuk
mesin konfigurasi mono cylinder seperti pada mesin sepeda motor, harusnya lebih mudah. Karena hanya
ada satu silinder sehingga anda hanya perlu menyetel celah in atau ex secara bergantian.
Caranya pun sama saja, anda posisikan piston pada TOP 1 kemudian karena hanya ada satu silinder
langsung saja stel celah kedua katup baik katup in atau ex.
Tetapi mungkin teknik penyetelannya tidak semua jenis motor sama, pada beberapa motor dengan
konfigurasi OHC, menggunakan sistem shim. Shim sendiri, merupakan sebuah lempengan dengan
ketebalan tertentu. Lempengan ini terletak diantara batang katup dengan valve lifter.
Jadi teknik menyetelnya kalau celah terlalu besar, maka ganti shim dengan yang lebih tebal.
Jika tali kipas sudah sangat kendur maka penyetelan tali kipas harus segera dilakukan untuk menghindari
hal yang tidak diingikan. Mekanisme penyetelan tali kipas ada 3 macam, yaitu :
1. Tanpa Penyetelan (Otomatis).
2. Penyetelan Model Baut Penjepit (Brace Bolt).
3. Penyetelan Model Baut Penyetel (Adjusting Bolt).
Pada setelan tali kipas yang mengunakan model baut penjepit (brace bolt) baut penyetelnya hanya ada
satu dan terpasang diantara rangka penyetel dan bodi aternator (dinamo ampere).
Perhatikan gambar tali kipas yang penyetelannya menggunakan model menggunakan baut penjepit (brace
bolt) dibawah ini.
Cara menyetelnya :
1. Kendorkan baut penyangga (support bolt) yang berada dibagian bawah alternator.
2. Kendorkan baut penjepit (brace bolt) yang berada di bagian atas alternator.
3. Sisipkan obeng panjang diantara alternator dan mesin, kemudian tekan ke arah bawah untuk
mengencangkan tali kipas (Perhatikan seperti gambar dibawah).
Penyetelan tali kipas model baut penyetel (Adjusting Bolt) ini adalah penyetelan tali kipas dimana
terdapat baut pengunci (lock bolt) beserta dengan baut penyetel pada bagian atas alternatornya.
Sedangkan pada bagian bawah alternator tetap terdapat support bolt (baut penyangga).
Perhatikan model penyetelan tali kipas yang menggunakan baut penyetel (adjusting bolt) seperti pada
gambar dibawah ini
Cara menyetelnya :
1. Kendorkan baut penyangga (support bolt) yang berada dibagian bawah alternator.
2. Kendorkan baut pengunci (lock bolt).
3. Putar baut penyetel (adjusting bolt) kearah kanan untuk mengencangkan, atau ke arah kiri untuk
mengendurkan
4. Ukur kekencangan tali kipas, dan sesuaikan dengan spesifikasi kendaraan.
5. Kencangkan kembali baut pengunci (lock bolt).
6. Kencangkan kembali baut penyangga
Untuk mempermudah cara menyetel tali kipas mobil pada artikel ini berikut cara memeriksa kekencangan
tali kipas mobil.
1. Gunakan alat bernama spring scale, lalu tekan dengan beban 10 kg.
2. Spesifikasi tekanan yang baik akan menunjukkan jarak defleksi tali kipas sebanyak 7-11 mm.
3. Jika tidak mempunyai alat spring scale, anda bisa menekannya dengan tangan dan perkirakan
penekanan sekitar 10 kg, lalu perhatikan jarak defleksi dari tali kipas.
4. Usahakan untuk tidak melebihi jarak 7-11 mm tadi. Perhatikan contoh cara memeriksa kekencangan
tali kipas mobil pada gambar dibawah ini.
9.JELASKAN CARA KERJA MEMERIKSA SABUK TIMING?
Cara Kerja Timing Belt
Komponen ini berguna untuk memutar poros camshaft. Camshaft memiliki peran untuk mengatur
pembukaan katup masuk dan buang dalam mesin mobil. Kata timing dapat dijelaskan sebagai waktu
ketika proses buka tutup katup yang harus disesuaikan dengan kondisi piston itu sendiri.
Cara kerjanya yaitu, dengan menghubungkan kruk as dan noken as, sehingga dengan berputarnya noken
as maka katup isap dan buang akan ikut bekerja atau bergerak. Jadi dengan adanya proses tersebut, maka
terjadilah proses pembakaran dalam mesin kendaraan.
Kruk as atau poros engkol adalah komponen penting yang berada di mesin pembakaran, yang berguna
untuk menjadi poros pergerakan setiap piston. Sedangkan noken as berguna untuk mengatur pasokan
bahan bakar ke arah ruang bakar agar dapat menghasilkan tenaga.
Fungsi timing belt sangat penting, karena jika komponen ini rusak dapat membuat mobil tidak bisa
dihidupkan. Yaitu :
Adanya timing belt dapat membuat noken as bergerak secara normal. Hal tersebut membuat katup juga
dapat bergerak dengan konstan.
Penggerak Camshaft
Fungsi selanjutnya yaitu menggerakan camshaft. Timing belt dapat mengontrol mekanisme mesin,
termasuk noken as atau camshaft yang bergerak melingkar sesuai putaran kendaraan.
Sehingga secara otomatis komponen akan bergerak saat mesin mobil dihidupkan. Agar komponen ini
tetap terawat, kamu butuh asuransi yang tepat. Konsultasikan hal tersebut bersama tim Cekpremi .
Setelah mengetahui fungsi komponen ini sangat penting bagi kendaraan, maka kamu harus merawat agar
terhindar dari kerusakan atau putus. Lalu, bagaimana cara merawatnya?
Merawat komponen kendaraan bukan suatu hal yang sulit, yang harus dilakukan yaitu rutin mengecek dan
rutin melakukan pengecekan. Sehingga kamu mengetahui komponen-komponen kendaraan masih stabil
dan layak pakai atau tidak.
Bagi pemilik mobil biasanya akan melakukan servis setiap 10.000 km atau ketika memasuki jarak tempuh
diatas 50.000 km. Sehingga Anda juga harus memeriksa kondisi timing belt pada mobil, karena umumnya
penggantian komponen ini ketika pemakaian mesin telah mencapai 50.000 hingga 80.000 km.
Selain dari umur pemakaian, kamu juga dapat merawat dan mengganti komponen tersebut setelah melihat
beberapa ciri berikut ini:
Oli Bocor, karena dikhawatirkan oli yang bocor dapat mengenai bagian camshaft atau noken as, dan
dapat mengganggu kinerjanya.
Pegas menjadi lebih berat, hal ini mungkin terjadi karena ketika mesin aus dan kekurangan oli,
maka pegas menjadi terasa lebih berat.
Bunyi mesin tidak normal, ketika timing belt sudah aus, akan muncul bunyi yang tidak normal.
Kondisi komponen yang aus ini disebabkan oleh kurangnya oli.
Mobil mogok, jika komponen telah parah dapat menyebabkan mobil mogok sehingga tidak dapat
dinyalakan.
Jika kamu merasakan salah satu dari keempat hal tersebut, maka dapat mengganti komponen agar tetap
menjaga mobil tetap terawat dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
10.JELASKAN CARA KERJA MENGETES TEKANAN KOMPRESI?
Nyalakan Mesin
Anda perlu menyalakan mesin terlebih dahulu sampai mencapai batas suhu kerja mesin tersebut. Hal ini
dilakukan guna mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.
Saat mesin sudah dalam keadaan panas, bagian piston ring akan mekar dan oli pelumas akan menyebar ke
seluruh bagian mesin. Mekarnya piston dan pelumas yang sudah menyebar ini akan membuat proses
pengukuran menjadi lebih optimal.
Tahap ini dilakukan karena proses pengukuran harus dijalankan saat mesin dalam kondisi tidak hidup
atau mati. Tapi, pastikan bahwa mesin sudah mencapai suhu maksimal saat akan dimatikan.
Selanjutnya, Anda perlu melepaskan saluran atau socket bahan bakar yang biasanya menuju ke saluran
injector. Hal ini dilakukan agar bahan bakar yang digunakan tidak terbuang sia-sia. Dengan begitu, proses
pengukuran akan menjadi lebih efisien.
Jika sudah, lepaskan juga bagian koil pengapian dan tegangan tinggi busi untuk mempermudah proses
pengukuran tekanan pada mesin. Jangan lupa juga melepaskan semua busi dari lubang busi agar tidak ada
proses pengapian pada saat mesin dihidupkan.
Baca Juga : Belajar Motor Lebih Baik Pakai Motor Gigi daripada Matik, Benarkah?
Pasangkan alat tes tekanan pada bagian lubang busi, kemudian pasang selang penghubungnya.
Kencangkan dengan menggunakan tangan agar tidak merusak bagian ulir dan memastikan tidak ada
kebocoran pada lubang busi.
Selanjutnya, tekan juga pedal gas secara penuh agar kondisi udara di intake manifold masuk bisa
maksimal.
Hasil pengukuran tekanan ini akan tertera pada manometer. Hasil skala bisa dibaca melalui jarum
penunjuk yang terdapat pada bagian ini. Skala pengukuran bisa menggunakan satuan bar, KPa, Psi,
ataupun kg/cm2.
Setelah itu, Anda perlu menekan bagian pressure release button untuk mengembalikan compression ke
mode awal atau normal. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, ulangi proses pengukuran
sebanyak tiga kali.
Sebagai informasi, apabila hasil pengukuran menunjukkan angka dibawah standar, hal ini berarti terjadi
kebocoran pada bagian mesin. Sebaliknya, jika hasil pengukuran yang ditampilkan diatas standar
membuktikan jika terjadi penumpukan kerak hasil dari proses pembakaran.