Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIK

MOTOR BAKAR

Disusun Oleh :
AAN MUHAMAD SAIFUDIN (19.22042)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

TEKNIK MESIN
SEMESTER IV
A. PENYETELAN KATUP
Penyetelan celah katup mesin bertujuan untuk melakukan standarisasi sudut
pembukaan katup agar proses pemasukan serta pembuangan gas dari dan ke luar
ruang bakar bisa berjalan secara ideal. Ini akan membuat pembakaran mesin lebih
optimal sehingga mesin bisa tetap efisien.

Prosedur penyetelan katup memang mudah dilakukan dengan catatan anda mengerti
bagaimana mekanismenya. Oleh sebab itu, sebelum anda membongkar bagian tutup
kepala silinder anda perlu memahami mekanisme penyetelan katup.

Mekanisme penyetelan katup

Pada dasarnya, penyetelan celah katup itu dilakukan untuk mengatur celah bebas
antara poros nok sebagai pemberi tekanan dan katup itu sendiri sebagai komponen
yang ditekan. Namun, karena ada beberapa jenis mekanisme katup maka posisi celah
katup tidak meski ada diantara poros nok dan katup. Celah bebas maksudnya gap atau
jarak saat nok tidak menekan katup.

Pada mekanisme OHV posisi celah ada diantara ujung rocker arm dan katup,
sementara pada mekanisme OHC rocker arm menempel dengan katup sehingga celah
katup ada diantara poros nok dan rocker arm.

Meskipun ada perbedaan letak celah katup keduanya memiliki teknik penyetelan yang
sama.

Prosedur Penyetelan Celah Katup Mesin

Tujuan utama proses penyetelan katup, adalah untuk menormalkan interval


pembukaan katup. Celah katup menjadi salah satu faktor luar yang mempengaruhi
interval pembukaan katup. Apabila celah katup terlalu besar, maka interval buka
katup akan lebih lama namun waktu pembukaan katupnya lebih singkat.

Efek celah katup yang terlalu lebar, antara lain sebagai berikut ;

 Suara mesin lebih berisik karena ketukan antara rocker arm dengan ujung
katup.
 Waktu pembukaan katup lebih pendek sehingga material (udara & bahan
bakar) masuk ke ruang bakar menjadi lebih terbatas, hasilnya performa mesin
turun.
Diartikel ini akan kita jelaskan bagaimana cara menyetel celah katup pada mesin 4
silinder secara simpel agar mudah dipahami.

1. Buka cover kepala silinder

Untuk mengakses mekanisme katup mesin, kita perlu membuka head cover. Biasanya
menggunakan kunci T 10.

2. Posisikan mesin pada TOP 1

Posisi TOP 1 artinya piston pada silinder 1 ada pada TMA (titik mati atas) saat akhir
langkah kompresi. Mengapa harus TOP 1 ? ini untuk memudahkan penyetelan nanti
anda akan temukan jawabannya dibawah.

Untuk memposisikannya, anda perlu menemukan indikator TOP mesin, biasanya


indikator ini ada pada poros engkol. Cara memposisikannya, putar pulley poros
engkol menggunakan kunci ring (searah jarum jam) hingga tanda pada poros engkol
sejajar dengan tanda yang ada pada blok mesin.
Lalu perhatikan katup pada silinder 1 (silinder 1 adalah silinder yang terletak paling
depan/dekat dengan pulley mesin). Kalau katup di silinder 1 tertekan, maka itu bukan
TOP 1 melainkan TOP 4. Anda harus memutar pulley poros engkol satu putaran lagi
hingga tanda TOP kembali sejajar. Setelah itu, pasti katup pada silinder 1 sudah
terbebas (tidak tertekan) ini artinya TOP 1.

3. Lakukan penyetelan celah katup pada silinder 1

Caranya, masukan feeler gauge ketebalan 2 mm kedalam celah katup intake lalu
gerakan feeler gauge maju mundur. Kalau terasa sangat enteng, maka celah katup
terlalu renggang dan sebaliknya kalau feeler tidak muat artinya celah katup terlalu
rapat.

Lakukan penyetelan celah dengan cara seperti ini, pada adjuster (mur penyetel)
terdapat sebuah mur dan sekrup. Fungsi sekrup adalah untuk mengatur besar kecil
celah katup sementara mur berperan untuk mengunci sekrup agar tidak berputar saat
selesai penyetelan. Sehingga caranya kurang lebih seperti ini ;

Pada mekanisme OHV


Advertisement

 Kendorkan mur pada adjuster menggunakan kunci ring 12 (cukup mengendorkan


hingga ¼ - ½ putaran yang terpenting sekrup bisa diputar).
 Lalu putar sekrup pada adjuster menggunakan obeng searah jarum jam untuk
mengecilkan celah dan sebaliknya untuk merenggangkan celah.
 Setel celah hingga feeler terasa agak seret saat digerakan maju mundur (jangan sampai
feeler macet/tidak bergerak).
 Kalau anda rasa sudah cukup, lalu tahan sekrup adjuster menggunakan obeng sambil
mengencangkan mur adjuster menggunakan kunci ring. Dalam langkah ini, anda harus
benar-benar menahan sekrup agar tidak berputar saat mengencangkan mur karena
kalau berputar sedikit saja bisa menimbulkan penyetelan celah yang tidak akurat.

Lalu bagaimana dengan mekanisme OHC ?


Secara umum sama saja, tapi karena lokasi celahnya ada diantara poros nok dan
rocker arm maka ada sedikit perbedaan. Anda bisa melihat detailnya pada gambar
berikut, proses penyetelannya sama saja dengan memutar bagian adjuster hingga
feeler gauge terasa agak seret.

Itu untuk INTAKE Valve, untuk exhaust valve anda pakai feeler gauge ketebalan 0,3
mm. mengapa lebih besar ? kita tahu kalau katup buang itu terhubung langsung ke gas
buang yang suhunya bisa mendidihkan air dengan cepat. Dengan kata lain, laju
pemuaian katup buang lebih cepat dibandingkan katup hisap sehingga celahnya pun
harus dibuat lebih besar.

4. Lakukan penyetelan pada silinder lainnya

Masih pada posisi TOP 1, ada 4 katup yang bisa disetel karena tidak tertekan oleh
poros nok. Apa saja ? anda bisa lihat gambar dibawah supaya lebih jelas. (katup yang
disetel ditandai lingkaran putih).

5. Putar pulley satu putaran

Tujuannya, untuk mengganti posisi dari TOP 1 ke TOP 4. TOP 4 sendiri adalah posisi
dimana piston pada silinder 4 ada pada TMA pada akhir langkah kompresi, sementara
piston pada silinder 1 juga ada pada TMA namun bukan pada akhir langkah kompersi
melainkan akhir langkah buang.
Pada posisi ini, anda bisa menyetel katup-katup yang sebelumnya belum disetel
karena tidak terbebas. Agar lebih jelas anda bisa lihat ilustrasi berikut.

6. Pasang cover kepala silinder dan jangan lupa merapikan alat dan benda kerja

Setelah semua beres, anda bisa melakukan test drive engine apakah menunjukan hasil
lebih baik atau justru sebaliknya.

Lalu berapa interval penyetelan katup ?

Idealnya penyetelan celah katup ini dilakukan saat proses tune up mesin. Tapi bagi
anda yang memiliki mobil keluaran terbaru, rasanya tidak perlu lagi repot-repot
memikirkan penyetelan celah katup karena celah katup sudah diset otomatis
menggunakan sistem HLA (Hydraulic lash adjuster) apa itu ? yakni mekanisme
penyetelan katup menggunakan tekanan oli.

Bagaimana Untuk Mesin Silinder Tunggal ?

Langkah diatas memang dilakukan pada mesin dengan konfigurasi inline 4 cylinder.
Sementara untuk mesin konfigurasi mono cylinder seperti pada mesin sepeda motor,
harusnya lebih mudah. Karena hanya ada satu silinder sehingga anda hanya perlu
menyetel celah in atau ex secara bergantian.

Caranya pun sama saja, anda posisikan piston pada TOP 1 kemudian karena hanya
ada satu silinder langsung saja stel celah kedua katup baik katup in atau ex.

Tetapi mungkin teknik penyetelannya tidak semua jenis motor sama, pada beberapa
motor dengan konfigurasi OHC, menggunakan sistem shim. Shim sendiri, merupakan
sebuah lempengan dengan ketebalan tertentu. Lempengan ini terletak diantara batang
katup dengan valve lifter.
Jadi teknik menyetelnya kalau celah terlalu besar, maka ganti shim dengan yang lebih
tebal.
B. MEKANISME KATUP
Mesin pembakaran dalam 4 tak, memiliki 4 fase yang harus ditempuh untuk
menghasilkan output berupa putaran flywheel. 4 fase tersebut, meliputi langkah hisap,
langkah kompresi, langkah usaha dan langkah buang.

Ketika berada pada langkah hisap dan buang, maka ruang bakar harus berinteraksi
dengan volume luar, karena terdapat proses pemasukan udara dan pembuangan gas
sisa. Untuk itu, didalam ruang bakar harus didesain sebuah pintu untuk keluar masuk
udara yang kita kenal dengan sistem katup.

Lantas apa itu mekanisme katup dan bagaimana cara kerja mekanisme katup ? simak
selengkapnya dibawah.

Pengertian Mekanisme Katup:


Jika diterjemahkan, maka mekanisme katup adalah sebuah rangkaian mekanis yang
tersistematis untuk membuka saluran intake disaat piston berada pada fase hisap, dan
membuka saluran exhaust ketika posisi piston berada pada fase buang.

Secara desain, keberadaan mekanisme katup tentu saja membuat mesin terlihat lebih
rumit. Karena perlu satu rangkaian roda gigi dari crankshaft ke camshaft.

Mekanisme katup hanya terdapat pada mesin 4 tak. Pada mesin 2 tak, saluran keluar
masuk udara kedalam ruang bakar diatur langsung oleh piston. Dengan kata lain
dinding piston yang akan menutup saliran intake dan exhaust.

Sementara pada mesin 4 tak, udara disuplai dari kepala silinder, sehingga perlu sebuah
mekanisme yang kite kenal Valve Mechanism.
Jenis jenis mekanisme katup

Dilihat dari konstruksinya, maka secara garis besar mekanisme katup dibagi menjadi
dua macam, yaitu ;

1. Mekanisme OHV

OHV(Over head Valve) adalah sebuah rangkaian katup dengan camshaft yang terletak
didalam blok silinder. secara desain memang rumit, karena camshaft yang langsung
terhubung dengan roda gigi sproket crankshaft harus menekan valve lifter dan
pushrod sebelum menggerakan katup. Sehingga kurang efisien. Hal inilah yang
menjadikan mekanisme ini sudah tidak lagi dipakai dalam mesin mobil.

2. Mekanisme OHC

OHC(Overhead Camshaft) adalah rangkaian katup dengan camshaft yang berada pada
kepala silinder untuk menekan katup secara langsung tanpa melalui pushrod. Sistem
OHC diciptakan untuk menggantikan OHV yang dinilai rumit dan kurang efisien.
Katup OHC sendiri dibagi mejadi dua jenis,
 SOHC (Single Overhead Camshaft) Hanya memiliki sebuah camshaft untuk menekan
katup hisap dan katup buang. Biasanya ditemui pada mesin sepeda motor.
 DOHC (Double-Overhead Camshaft) Memiliki dua buah camshaft yang masing-
masing menekan katup hisap dan katup buang. Biasanya, mesin dengan katup DOHC
dikonfigurasikan dengan 4 buah katup dalam satu silinder. sistem ini banyak ditemui
pada mesin mobil kekinian.

Cara Kerja Mekanisme Katup

Sebelumnya, kita pernah membahas bagian bagian mekanismekatup. Sekarang kita


akan membahas bagaimana mekanisme katup itu bekerja, langsung saja simak
pembahasannya dibawah.
1. Cara Kerja Katup OHV

 Saat poros engkol berputar, gigi sproket pada crankshaft akan memutar gigi sproket
poros nok. Akibatnya poros nok ikut berputar selama poros engkol berputar.
 Putaran poros nok akan memutas cam atau tonjolan, ketika tonjolan tersebut
menyentuh valve lifter maka valve lifter akan terangkat.
 Push rod akan menghubungkan gerakan valve lifter ke rocker arm.
 Akibatnya terjadi efek ayunan, ketika ujung rocker arm terangkat, maka ujung lainya
aka menekan katup.
 Saat katup tertekan rocker arm, maka katup akan terbuka.
 Ketika tekanan dari rocker arm usai, pegas katup akan mengembalikan posisi katup ke
semula.
2. Cara Kerja katup OHC

 sama ketika poros engkol berputar maka poros nok ikut berputar. Tapi karena poros
nok terletak di kepala silinder, maka diperlukan sebuah belt atau chain untuk
menghubungkan putaran kedua poros.
 Saat poros nok berputar, maka tonjolan akan langsung menekan rocker arm. Dan
ketika tonjolan tersebut berputar, maka pegas katup akan mengembalikan posisi valve
ke semula.
 Pada beberapa tipe, biasanya OHC dilengkapi dengan rocker arm yang terletak
diantara valve dan cam. Fungsinya sebagai pengatur celah katup dengan metode HLA
(Hydraulic Lash Adjuster).

Selanjutnya, mekanisme katup akan bekerja secara otomatis selama mesin poros
engkol berputar. Letak posisi hubungan camshatf dengan camshaft juga tidak
sembarangan, biasanya ada penempatan timing khsusus yang bertujuan untuk
menghindari timing missed.

Saat timing katup tidak sesuai, maka katup akan membuka tidak pada saatnya.
Akibatnya bukan hanya mesin yang tidak hidup, tapi komponen mekanisme katup
juga berpotensi rusak.

Jumlah mata gigi poros nok dua kali lebih banyak dibandingkan jumlah mata gigi
poros engkol. Tujuannya, agar saat crankshaft berputar dua kali camshaft hanya
berputar sekali putaran. Kita tahu sendiri, satu fase mesin empat tak terdiri dari dua
putaran engkol.

Namun pembukaan katup hanya berlangsung sekali pada satu fase. Sehingga
konstruksi mekanisme katup dibuat dengan perbandingan 1 : 2 (satu putaran camshaft
= dua putaran engkol).
C. SISTEM PENDINGIN
Komponen sistem pendingin - Pada kendaraan bermotor entah mobil ataupun
sepeda motor, harus menyertakan sistem pendingin pada bagian mesin. Tujuannya
untuk menjaga suhu mesin karena mesin melakukan pembakaran yang menghasilkan
panas, panas yang dihasilkan ini berlangsung berkelanjutan sehingga akan
meningkatkan suhu mesin seiring bekerjanya mesin.

Dengan adanya sistem pendingin, maka suhu pada mesin pun dapat dijaga agar tidak
berlebihan.

Prinsip kerja sistem pendingin, adalah dengan memindahkan kalor dari komponen
mesin ke udara bebas. Proses pemindahan kalor inilah yang menuntut rangkaian
beberapa komponen.

lebih jelas bisa cek : Animasi bagaimana sistem pendingin mobil bekerja

Secara umum, ada dua jenis sistem pendingin berdasarkan media pemindahan
panasnya yakni ;

 Pendingin Udara, sistem pemindahan kalor melalui media udara.


 Pendingin air, sistem pemindah kalor menggunakan media air atau coolant.

Keduanya memiliki fungsi yang sama, hanya beda jangkauannya. Untuk pendingin
udara, cocok dipakai pada mesin-mesin kapasitas kecil seperti motor. Sementara pada
mesin mobil yang lebih tertutup, memerlukan media air untuk memindahkan panas.

Apa saja Komponen sistem pending


1. Radiator

Radiator adalah komponem berbentuk lempengan besi yang digunakan untuk


mendinginkan air pendingin. Prinsip kerja radiator adalah dengan memindahkan suhu
dari air ke udara.

Dalam sebuah radiator akan ditemui beberapa bagian seperti

 Upper tank, merupakan tanki untuk menampung air panas atau air dari mesin.
 Lower tank, merupakan tanki untuk menampung air yang sudah didinginkan dan siap
dikirim kembali ke mesin.
 Radiator core, merupakan saluran berbentuk pipih yang menghubungkan ruang upper
tank dan lower tank. Jumlah core ini menentukan berapa daya pendinginan yang
mampu diemban radiator.
 Sirip radiator, merupakan seng tipis yanh tersusun diantara beberapa core pada
permukaan radiator. Sirip ini digunakan sebagai penerima panas dari core sekaligus
melepaskan panas ke udara yang melewatinya.

Radiator bekerja dengan memanfaatkan aliran udara yang melewati sirip-sirip


radiator. Mekanismenya, air yang memiliki suhu panas akan disalurkan ke radiator
core. Disini panas akan berpindah ke radiator core dan langsung disalurkan kesirip
radiator, karena kedua bahan ini merupakan konduktor. Saat ada udara melewati sirip
maka panas akan berpindah ke aliran udara tersebut.

2. Tutup radiator

Tutup radiator berfungsi sebagai penutup bagian upper tank radiator sekaligus
menjaga tekanan udara didalam sistem pendingin. Konstruksi tutup ini tidak seperti
tutup botol atau tutup lain, karena ada mekanisme pengatur tekanan maka ada bagian-
bagian lain didalam tutup ini.

Bagian utama adalah pegas yang mendorong sebuah katup kearah bawah. Dalam
posisi normal, pegas ini akan mendorong katup sehingga katu bisa menutup saluran
radiator. Sementara saat tekanan didalam radiator meningkat, tekanan itu akan
melawan pegas dan menyebabkan terbukanya katup. Akhirnya udara bertekanan
keluar dari dalam radiator dan tekanan menjadi lebih stabil.

Tekanan udara didalam sistem pendingin bisa berubah karena faktkr suhu air.
Semakin tinggu suhu air maka air tersebut semakin menguap dan meningkatkan
tekanan udara didalam sistem.

3. Selang radiator

Fungsi selang radiator adalah untuk menyalurkan air dari mesin ke radiator dan
kembali ke mesin. Meski fungsinya hanya menyalurkan air, komponen ini tidak bisa
disepelekan.

Selang radiator dituntut untuk fleksibel namun harus kuat menahan suhu air yang
hampir mendidih. Oleh sebab itu, selang radiator terbuat dari karet khusus yang
didesain untuk bertahan pada suhu tinggi namun fleksibel.

Terhitung ada sekitar tiga jenis selang pada sistem pendingin yakni ;
 Radiator inlet hose, adalah selang input radiator yang mengalirkan air panas dari
mesin.
 Radiator outlet hose, adalah selang output radiator yang mengakirkan air bersuhu
rendah untuk disalurkan kembali ke water jacket.
 By pass hose, selang ini menjadi selang pembagi menuju beberapa komponen
sekaligus. Seperti untuk disalurkan ke reservoir tank atau heater.

4. Thermostat

Thermostat adalah komponen seperti valve yang berfungsi mempercepat mesin


mencapai suhu kerjanya. Cara kerja thermostat adalah dengan menutup saluran
menuju selang inket radiator ketika mesin belum mencapai suhu kerja (±80 derjat
celcius) dan membukanya secara otomatis apabila suhu mesin panas.
Thermostat bekerja secara otomatis dengan memanfaatkan lilin khusus yang bereaksi
terhadap suhu yang mengenainya.

5. Water jacket

Selubung air atau lebih familiar dikenal dengan water jacket berfungsi sebagai tempat
untuk menyerap panas mesin secara merata. Nama water jacket ini hanya sebuah
istilah yang mengarah ke saluran air disekitar mesin.

Water jacket berbentuk saluran air didalam blok dan head cylinder yang terisi dengan
air. Saat mesin menyala, panas yang dihasilkan oleh pembakaran akan meningkatkan
suhu blok mesin dan kepala silinder.

Karena ada air yang mengalir pada saluran ini, maka panas tersebut akan juga
mengalir mengikuti aliran air yakni ke arah radiator untuk didinginkan.

6. Reservoir tank

Tabung ini berfungsi untuk menyimpan air pendingin yang mengalami penguapan.
Saat mesin dalam suhu tinggi, air pendingin akan menguap dan berakibat pada
peningkatan tekanan udara didalam sistem.

Untuk menstabilkan tekanan udara tersebut, air yang menguap akan disalurkan ke
dalam sebuah tabung melalui tutup radiator. Didalam tabung ini, uap air akan kembali
diembunkan agar menjadi zat cair.

Uap yang sudah berubah wujud didalam reservoir dapat kembali disalurkan kedalam
sistem pendingin ketika tekanan didalam sistem mengalami kevakuman. Ini akan
mencegah terjadinya pengurangan air pendingin.

7. Kipas pendingin

Kipas pendingin berfungsi untuk mendinginkan radiator. Prinsip kerja cooling fan
yakni dengan mengalirkan udara dari luar melewati sirip radiator. Kipas pendinghin
ada dua macam yakni kipas konvensional dan kipas elektrik.

Kipas konvensional akan digerakan oleh tenaga mesin melalui drive beltm sementara
kipas elektrik digerakan oleh motor listrik.

8. Pompa air

Fungsi pompa air hanya satu, yakni untuk mensirkulasikan air pendingin agar bisa
berpindah. Pompa air umumnya terletak didalam water jacket, ketika thermostat
menutup pompa ini akan menimbulkan aliran air didalam water jacket yang
membantu meratakan panas mesin.

Ketika thermostat terbuka, pompa ini akan mengalirkan air dari water jacket menuju
radiator untuk didinginkan. Sama halnya dengan kipas pendingin, komponen ini juga
ada dua versi. Versi konvensional yang digerakan tenaga mesin dan versi elektrik
yang digerakan oleh tenaga listrik.

9. Thermometer suhu

Thermmometer digunakan untuk mengukur suhu air pendingin. Nantinya hasil dari
pengukuran ini akan ditampilkan ke dashboard mobil. Tapi pada mobil-mobil modern,
keberadaan thermometer ini sudah digantikan oleh sensor ECT.

10. Engine heat indicator

img by motorbeam.com

Ini masih tergabung dalam thermometer suhu untuk mengetahui berapa suhu air
pendingin mesin. Tujuan dua komponen ini adalah untuk mencegah engine overheat,
dengan menampikan berapa suhu air pendingin di panel info display pada dashboard
maka pengemudi akan tahu jika sistem pendingin mengalami malfungsi.
D. SISTEM PELUMASAN
Sistem pelumas adalah sebuah rangkaian hidrolis yang berfungsi
mendistribusikan aliran oli mesin ke seluruh komponen mesin yang bergesekan.
Tujuannya agar semua komponen mesin yang bergesekan bisa dilapisi pelumas agar
untuk mencegah keausan.

Apa fungsi sistem pelumas ?

 Untuk mencegah keausan pada komponen mesin


 Mendinginkan komponen mesin
 Membersihkan komponen mesin dari kerak dan kotoran.

Cara kerja pelumas mesin, umumnya menggunakan sistem tekan pompa. Yakni oli
dari carter ditekan melalui pompa untuk disalurkan keseluruh bagian mesin.

Namun, komponen pelumasan bukan hanya pompa oli. Apa saja komponen yang
berpengaruh dalam sistem pelumas mesin mobil ? simak ulasan berikut.

Komponen Sistem Pelumas Mesin dan Fungsinya

1. Oil pan/Carter

Oil pan atau biasa juga dosebut carter adalah komponen berbentuk bak yang diletakan
dibagian bawah mesin tepat pada ruang engkol. Fungsi oil pan adalah untuk
menyimpan oli mesin.
2. Pompa Oli

Oil pump merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan untuk memompa oli
mesin untuk dinaikan ke seluruh komponen mesin. Pompa ini, bekerja secara rotary
yang inputnya berasal dari poros engkol mesin.

Sehingga ketika mesin bekerja, oli secara otomatis terpompa. Pompa oli memiliki dua
saluran, yakni saluran inlet yang langsung mengarah ke bak oli dan saluran outlet
yang langsung tersambung dengan oil feed.

3. Filter Oli

img by secondchancegarage.com

Fungsi filter pasti sudah diketahui oleh anda. Pada sistem pelumasan mengapa perlu
diberikan filter, bukannya sistem ini tertutup didalam mesin ?

Memang benar, sistem pelumas memiliki sistem yang tertutup. Namun bukan berarti
kotoran tidak bisa masuk kedalam mesin. Kerak juga bisa terbentuk pada komponen
mesin, kerak yang disebabkan sisa pembakaran yang masuk ke ruang engkol
dibersihkan oleh oli dan kerak tersebut terkandung pada aliran oli mesin.
Sehingga perlu diberikan saringan agar kerak dan kotoran didalam aliran oli tidak
memasuki oil feed yang memiliki diameter saluran kecil.

Kotoran dan kerak yang tersaring akan mengumpul lada element filter sehingga perlu
dilakukan penggantian oil filter secara rutin. Umumnya penggantian oil filter
mengikuti interval penggantian oli mesin.

4. Oli Pressure Sensor


Sensor yang terletak pada saluran oli setelah pompa ini bertujuan untuk mendeteksi
tekanan oli mesin yang keluar dari pompa. Sensor ini bisa menandakan dua hal, yakni
kesehatan pompa dan volume oli mesin.
Jika indikator oli pada dashboard menyala maka sensor oli mendeteksi adanya lebihan
atau kekurangan tekanan pada sistem pelumas. Ini bisa menandakan bahwa volume oli
mesin berlebihan atau bahakan kurang dari standar pemakaian.

Untuk itu, jika indikator ini menyala kita perlu melakukan pengecekan oli mesin
melalui stik oli yang tersedia disekitar mesin. Jika volume oli normal maka masalah
diatas timbul pada pompa oli.

5. Oil feed

Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara default sudah
terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket. Hal ini karena letak oil
feed ini berada didalam blok silinder.

Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini terbentuk seperti
pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi saluran ini yakni menghubungkan
oli ke komponen luar mesin seperti turbocharger atau oil cooler.

6. Oil jet

Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari
dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet
memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat.

Buasanya oil jet ditemui pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk
menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming
chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai
timming.
7. PCV Valve

Pada kendaraan lawas, uap oli dari mesin langsung dibuang begitu saja ke udara.
Akubatnya menimbulkan suatu polusi tertentu. PCV atau Positive crankcase
ventilation fungsinya untuk menyalurkan uap oli dari dalam mesin ke dalam saluran
intake tanpa terjadinya kebocoran oli.

Artinya terdapat sebuah PCV valve yang akan terbuka saat tekanan udara didalam
crank case atau ruang engkol meningkat. Tekanan ini diperoleh karena ada sebagian
oli yang menguap karena kepanasan dan faktor tekanan kompresi yang sedikit bocor
melalui celah ring piston.

Tekanan udara tersebut kemudian dilewatkan ke komponen oil separator untuk


memisahkan oli mesin yang terbawa pada PCV valve. Barulah udara tersebut
disalurkan kedalam saluran intake untuk kemudian masuk ke ruang bakar untuk
melalui proses pembakaran mesin. Sehingga polusi tetap stabil.

8. Oil atau Lubricant

Komponen terakhir yang cukup penting adalah oil atau lubricant sebagai media
pelumas. Oli mesin haruslah memiliki daya lekat serta memiliki sifat yang licin.
Selain itu oli mesin juga harus memiliki ukuran partikel kecil dan tidak mudah
menguap. Karena oli harus bisa masuk ke celah-celah kecil untuk melapisi komponen
mesin.

Untuk itu, saat ini banyak ditemui oli sintetis dengan berbagai campuran zat adiitive
yang tentunya bisa meningkatkan performa mesin. Namun, perlu diingat juga oli
memiliki batas pemakaian. Sehingga sebagus apapun oli yang dipakai pada mesin
kendaraan kita, juga perlu diganti sesuai intervalnya.

E. Pengukuran
Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatubesaran dengan
besaran acuan/pembanding/referensi. Prosespengukuran akan menghasilkan angka
yang diikuti dengan namabesaran acuan ini. Bila tidak diikuti nama besaran acuan,
hasilpengukuran menjadi tidak berarti.

Diperlukan suatubesaran acuan yang bersifat tetap, diketahui, dan diterima oleh
semuaorang. Besaran tersebut harus dibakukan (distandarkan). Besaranstandar yang
dipakai sebagai acuan dalam proses pengukuran harusmemenuhi syarat-syarat berikut:

• Dapat didefinisikan secara fisik,


• Jelas dan ” tidak berubah dalam kurun waktu tertentu”, dan
• Dapat digunakan sebagai pembanding, di mana saja di dunia ini
Besaran standar yang digunakan dalam setiap proses pengukurandapat merupakan
salah satu atau gabungan besaran-besaran dasar.Dalam sistem satuan yang telah
disepakati secara internasional (SIunits, lnternational System of units, Le Systeme
lnternasional d’unites).

Dikenal tujuh besaran dasar.Tabel 2.1 Satuan standar bagi tujuh besaran dasar
menurut sistemsatuan internasional (Sl units).

Anda mungkin juga menyukai