Katup berfungsi untuk membuka dan menutup. Katup hisap digunakan untuk membuka dan menutup saluran
hisap atau saluran masuk dan katup buang digunakan untuk membuka dan menutup saluran buang.
Membukanya katup akibat gerakan atau tekanan poros nok, sedangkan menutupnya katup akibat gaya pegas.
Katup dipasang di kepala silinder dengan susunan sebagai berikut:
Kebocoran kompresi dapat disebabkan oleh penutupan katup yang kurang rapat, penyebab katup menutup
kurang rapat, antara lain:
1. Penyetelan celah katup terlalu rapat
2. Pegas katup lemah
3. Bos katup ( valve giude) aus
4. Kontak permukaan tidak rata
Kontak permukaan yang tidak rata diatasi dengan skur katup. Langkah menyekur katup adalah:
1. Bersihkan kepala silinder dan katup dan tempatkan pada meja kerja.
2. Lumasi bos katup dengan meneteskan oli pelumas
3. Oleskan grinding paste pada permukaan kontak katup
4. Masukkan katup ke bos katup, putar secara berulang-ulang menggunakan sampai katup dan
dudukannya bersinggungan dengan rata. Saat memberikan grinding paste, hati-hati jangan sampai
mengenai batang katup atau masuk ke bos katup.
5. Periksa hasil penyekuran, seperti gambar di bawah ini.
6. Bersihkan katup dan kepala silinder, pasang katup dan tahan dengan tangan, periksa kebocoran dengan
menuangkan bensin pada saluran masuk atau buang katup yang diperiksa. Bila terdapat rembesan
bensin berarti katup masih kurang rapat. Lakukan penyekuran kembali.
Penyekuran dilakukan setiap penggantian bos katup (valve guide), penggantian katup, penggantian dudukan
katup dan kebocoran katup akibat kontak permukaan tidak rata.
MEKANISME KATUP
Bila poros engkol berputar menyebabkan exhaust camshaft juga berputar melalui timing belt,
sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust camshaft melalui roda-roda gigi. Bila
sumbu nok (camshaft) berputar, nok akan menekan ke bawah pada valve lifter dan membuka
katup. Bila sumbu nok terus berputar, maka katup akan menutup dengan adanya tekanan
pegas. Setiap sumbu nok berputar satu kali akan membuka dan menutup katup hisap dan
katup buang satu kali pada setiap 2 putaran poros engkol.
Sumbu nok (camshaft) dilengkapi dengan sejumlah nok yang sama yaitu untuk katup hisap
dan katup buang, dan nok ini membuka dan menutup katup sesuai timing (saat) yang
ditentukan. Gigi penggerak distributor (distributor drive gear) dan nok penggerak pompa
(fuel pump drive cam) juga dihubungkan dengan sumbu nok. Sprocket dan sebuah puli yang
menempel pada ujung sumbu digerakan oleh poros engkol. Mesin 4A-F dan macam-macam
mesin DOHC lainnya juga mempunyai tambahan roda gigi untuk menggerakan sumbu nok.
2. Pengangkat katup
Pengangkat katup (valve lifter) adalah komponen yang berbentuk silinder pada mesin OHV,
masing-masing dihubungkan dengan nok yang berhubungan dengan katup melalui batang
penekan (push rod) perhatikan gambar. Pengangkat katup bergerak turun dan naik pada
pengantarnya yang terdapat didalam blok silinder saat sumbu nok berputar dan juga
membuka dan menutup katup.
Mesin yang mempunyai pengangkat katup konvensional celah katupnya harus disetel dengan
tepat, sebab tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja katup. Beberapa
mesin yang modern ada yang bebas penyetelan celah yaitu dengan menggunakan pengangkat
katup hidraulis dan dalam pengaturannya celah katupnya dipertahankan pada 0 mm setiap
saat. Ini dapat dicapai dengan hydraulic lifter atau sealed hydraulic lifter(terdapat pada mesin
tipe OHV) atau katup last adjuster (terdapat pada mesin tipe OHC)
3. Batang penekan
Batang penekan (push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing dihubungkan pada
pengangkat katup (valve lifter) dan rocker arm pada mesin OHV batang katup ini
meneruskan gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm.
dijumpai adalah korosi pada dudukan klep (valve seat). Selain itu, bagian klep yang
bersinggungan dengan dudukannya. Ini hanya bisa diatasi dengan cara menggerinda klep
Ada dua cara skir klep, yakni cara tradisional dan modern. Cara yang paling lumrah
dijumpai dan paling sederhana adalah menggerinda klep dan dudukannya dengan
menggunakan sepotong slang plastik dan batang pemutar atau biasa disebut cara tradisional.
1. Sediakan bubuk gerinda kasar (coarse), bubuk gerinda halus (find grind), slang plastik 25
cm (untuk memutar klep) yang besarnya disesuaikan dengan diameter batang klep, alat
2. Buka kepala silinder dari dudukannya, letakan di tempat yang longgar agar tidak
3. Buka satu per satu klep dengan tracker, lalu cabut klep dari dudukannya, olesi pinggir
permukaan klep dengan bubuk gerinda kasar. Kemudian masukan kembali klep, sambung
ujung batang klep dengan slang, lalu putar slang berulang-ulang sampai permukaan klep dan
4. Cabut lagi klep, olesi permukaan klep dengan bubuk gerinda halus, lalu putar slang
berulang-ulang sampai rata. Setelah itu, bersihkan sisa-sisa kotoran dengan bensin. Untuk
menguji pengerjaan skir, tutupkan klep dengan rapat ke bibir lubang klep. Tuangkan bensin
secukupnya. Bila bensin tak berkurang, berarti posisi klep dan lubang klep sudah rata.
5. Pekerjaan selanjutnya mengecek kekuatan per klep. Dengan menggunakan alat tester
khusus Anda dapat mengetahui kekuatan tekan per klep. Jika tekanannya kurang dari yang
diharuskan atau selisihnya mencapai 10% lebih lemah dari tekanan semula, per harus diganti.
Jika tidak, Anda akan menghadapi risiko fungsi klep tidak sempurna pada putaran mesin
tinggi.
6. Setelah semua pekerjaan usai, jangan lupa mengganti karet perapat oli (oil seal) klep.
Setiap dilakukan skir klep, oil seal pasti rusak dan pasang kembali semua komponen seperti
semula.
Zaman dulu, sebelum era tahun 70-an, cara batang putar ini memang dianggap top.
Selanjutnya, cara itu masih sekali-kali dipakai untuk menghilangkan deposit kerak karbon di
kepala silinder. Namun sekarang, skir kepala silinder dengan cara tradisional ini sudah
Cara modern
Cara kedua skir klep memakai batu gerinda khusus, yang biasa disebut cara modern. Untuk
keperluan ini dibutuhkan 3 buah batu gerinda. Batu gerinda pertama untuk membentuk sudut
45 derajat. Permukaan yang digeseknya akan merapat dengan bagian payung dari klep.
Batu gerinda kedua untuk membentuk sudut 60 derajat. Posisinya akan terbentuk di atas
sudut 45 derajat, sedangkan batu ketiga membentuk sudut kemiringan 30 derajat, berada di
bawah kemiringan 45 derajat, paling dekat dengan ruang bakar.
Tak ada ukuran yang pasti untuk lebar dudukan klep, tapi idealnya, untuk dudukan klep, tak
boleh lebih dari 1,587 mm. Sementara untuk dudukan klep buang, tak lebih dari 1,981 mm.
Dalam pengerjaannya dengan menggunakan batu gerinda, digunakan sebuah batang yang
Tugas utama batang ini menutup putaran batu gerinda agar posisinya tepat simetris di tengah.
Batang ini juga bertugas sebagai poros batu gerinda. Untuk memutar batu gerinda, digunakan
motor listrik mirip bor. Perlu hati-hati, sebab pemutar listrik lumayan berat. Bobotnya ini
ditempelkan selotip khusus. Selotip ini untuk mendeteksi ketinggian titik kontak antara
dudukan klep dan klep. Klep berselotip ini diselipkan ke dalam bos klep hingga kepala klep
Lantas putar klep dua-tiga kali. Jika posisi selotip bergeser ke atas, berarti permukaan kontak
antara klep dan dudukannya terlalu tinggi. Gunakan batu gerinda 30 derajat untuk menyekir
dudukan klep merendahkan posisi kontaknya. Sebaliknya, jika posisi terlalu rendah, gunakan
Namun, jika permukaan kontaknya terlalu besar, gunakan gerinda 30 derajat dan 60 derajat
sekaligus untuk menyempitkan kontaknya. Sementara kalau permukaan kontaknya terlalu sempit,
gunakan lagi gerinda 45 derajat untuk melebarkannya.
Pendapat lain dari para mekanik, sebaiknya kemiringan dudukan klep jangan 45 derajat. Mereka
memilih sudut 44 derajat. Alasannya, ketika mesin sudah aktif (hidup), sudut 44 derajat ini akan
segera menyesuaikan diri menjadi 45 derajat dan klep bisa menutup sempurna.