Pada saat langkah hisap, piston akan bergerak dari TMA ke TMB dan posisi katup in
membuka sedangkan katup ex menutup. Pada saat ini gas baru atau campuran udara dan bahan
bakar dihisap masuk ke dalam ruang bakar. Pada saat langkah kompresi, piston akan bergerak
dari TMB ke TMA dan posisi katup in dan katup ex dalam keadaan menutup.
Pada saat langkah usaha atau pembakaran, ketika piston mencapai TMA sekitar 8 derajat
sebelum TMA (akhir langkah kompresi) busi akan memercikkan bunga api untuk membakar
campuran udara dan bahan bakar. akibat dari ledakan pembakaran ini akan mendorong piston
untuk bergerak turun dari TMA ke TMB. Pada saat ini kondisi katup in dan ex juga masih dalam
keadaan menutup. Pada saat langkah buang, piston akan bergerak dari TMB ke TMA dan
mendorong gas hasil pembakaran untuk keluar dari dalam ruang bakar. Pada saat ini katup ex
membuka dan katup in dalam keadaan menutup. Keempat siklus kerja tersebut akan terjadi
berulang-ulang pada saat mesin hidup. Kerja dari katup ini dipengaruhi oleh poros nok karena
katup akan membuka ketika poros nok menekan dan katup akan menutup ketika poros nok tidak
menekan. Waktu pembukaan katup (valve timing) akan mempengaruhi kinerja dari mesin, waktu
pembukaan katup dipengaruhi dari konstruksi tonjolan pada poros nok (cam lobe), semakin
lebar diameter tonjolan poros nok maka akan semakin lama waktu pembukaan katup dan
sebaliknya semakin kecil diameter tonjolan nok maka semakin cepat waktu bukaan katup.
Pada dasarnya katup hisap dan katup buang membuka dan menutup tidak benar-benar pada
saat piston berada di “0” derajat saat TMA atau TMB, namun kedua katup ini akan dibuat
membuka lebih awal beberapa derajat dan akan menutup lebih akhir setelah beberapa derajat.
Pembukaan yang lebih awal ini dinamakan dengan pembukaan awal sedangkan penutupan lebih
akhir ini disebut dengan penutupan susulan. Tujuan adanya pembukaan awal dan penutupan
susulan ini adalah untuk meningkatkan efisiensi volumetrik campuran bahan bakar dan udara
masuk ke dalam silinder (saat langkah hisap) dan agar gas buang (saat langkah buang) benar-
benar seluruhnya dapat keluar dari ruang bakar. Adanya pembukaan awal dan penutupan
susulan pada kedua katup in dan ex ini maka akan terjadi overlapping.
Diagram di atas memperlihatkan kapan katup in membuka dan menutup, serta kapan katup
ex membuka dan menutup. Selain itu, diagram di atas juga memperlihatkan kapan terjadinya
overlapping. Pada gambar di atas lamanya (durasi) katup in atau hisap membuka adalah 6
derajat + 180 derajat + 40 derajat = 226 derajat, lamanya katup ex atau buang membuka adalah
31 derajat + 180 derajat+ 9 derajat = 220 derajat, sedangkan lamanya overlapping adalah 6
derajat + 9 derajat = 15 derajat.
B. PENYETELAN KATUP
Untuk menyetel katup yang berada di posisi TOP 1 simak gambar berikut:
1 2 3 4
silinder in ex
1 v v
2 v x
3 x v
4 x x
Untuk menyetel katup yang berada di posisi TOP 4 simak gambar berikut:
1 2 3 4
silinder in ex
1 x x
2 x v
3 v x
4 v v
Hisap Buang
20 mm 30 mm
Langkah Menyetel Katup :
1. Posisikan dan pastikan katup pada salah satu TOP. Untuk pertama contoh pada TOP
2. Gunakan kunci ring dan obeng baik obeng + atau obeng -.
3. Setelah itu kendorkan mur penyetel dengan kunci ring. Untuk model mekanisme katup
dalam penempatan feeler gauge berbeda.
4. Saat mengendorkan sambil menahan baut penyetel menggunakan obeng agar posisi tidak
berputar.
5. Kencangkan atau kendorkan baut penyetel dan periksa celah dengan feller gauge sesuai
spesifikasi baik katup IN maupun EX.
6. Jika sudah pas (tidak terlalu seret dan tidak longgar), tahan baut penyetel dengan
menggunakan obeng
7. Kencangkan mur penyetel. Pastikan saat mengencangkan baut penyetel tidak berubah posisi
agar celah yang sudah diukur tidak berubah.
8. Setelah menyetel TOP 1, kemudian ke TOP 4 putar 360 derajat pully sampai 0 derajat
kembali.
9. Perhatikan katup mana yang disetel.
10. Ulangi langkah pada TOP 1 di penyetelan TOP 4.
D.PENGUKURAN
E.SPESIFIKASI MESIN
Bore dan Stroke
Bore adalah diameter silinder blok mesin, sedangkan
Stroke adalah jarak pergerakan silinder dalam blok mesin
(untuk lebih jelas silakan liat gambar). Dari penjelasan
dimensi bore dan stroke kita dapat menghitung kapasitas
mesin dengan rumus volume silinder yang dipelajari saat
Sekolah Dasar :mrgreen:,
Kapasitas mesin (cc) = Luas Silinder x Panjang Stroke
sampai menenga
Rasio kompresi.
Compretion ratio adalah perbandingan volume ruang
bakar mesin keseluruhan (volume saat piston berada di
posisi terbawah) dengan Volume ruang kompresi (volume
saat piston berada pada posisi teratas)