Anda di halaman 1dari 35

BAB III

SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

3.1.Pengertian Tak (Stroke)

Yang dimaksud dengan tak / langkah / Slag / Stroke adalah setiap gerakan

Piston dari bagian atas silinder (Titik Mati Atas / TMA) menuju bawah silinder

(Titik Mati Bawah / TMB) dan sebaliknya, dari TMB menuju TMA. Satu langkah

Piston adalah sama dengan setengah putaran Connecting Rod.

Gambar 3. 1. Siklus Motor Empat Langkah

3.2. Prinsip Kerja Motor 4 langkah

3.2.1. Stroke Pertama (langkah Hisap)

Pada langkah pertama bahan bakar dan udara dan udara yang berada

didalam Karburator dihisap masuk oleh Piston menuju Silinder, Piston

bergerak dari TMA menuju TMB, pada saat yang bersamaan Katup Masuk

terbuka sedangkan Katup Buang tertutup rapat. Didalam silinder campuran

bahan bakar dan udara dikabutkan.

3.2.2. Stroke Kedua ( langkah Compresi)

Piston bergerak dari TMB menuju TMA, dalam kondisi ini Kedua

Katup dalam keadaan tertutup rapat, agar dapat dihasilkan kompresi mesin

54
yang baik. Karena Gas yang ada didalam Silinder dimampatkan / dikompresi.

Ketika Piston hampir berada di TMA, busi meloncatkan bunga api listrik

bertegangan tinggi untuk membakar gas yang telah dimampatkan didalam

Silinder. Besar kecilnya tenaga mesin yang dihasilkan Mesin dipengaruhi oleh

faktor kompresi, apabila terjadi kebocoran kompresi maka kompresi tidak

sempurna dan tenaga yang dihasilkan oleh mesinpun tidak sesuai dengan apa

yang rencanakan pada spesifikasi.

3.2.3. Stroke Ketiga ( langkah Kerja/Tenaga)

Piston bergerak dari TMA menuju TMB, kondisi kedua Katup masih

dalam keadaan tertutup rapat, pergerakan piston dari TMA menuju TMB yang

disebabkan oleh ledakan dari hasil pembakaran inilah yang menghasilkan

tenaga untuk menghidupkan mesin.

3.2.4. Stroke keempat (langkah Buang)

Piston bergerak dari TMB menuju TMA, Kondisi Katup dalam

keadaan tertutup rapat. Gerakan Piston dari TMB menuju TMA inilah yang

mendorong gas sisa pembakaran menuju Knalpot untuk dibuang. Siklus

berikutnya adalah kembali ke langkah pertama.

Jadi kesimpulannya Mesin empat langkah bekerja dengan empat kali

gerakan Piston atau sama dengan putaran Connecting Rod sebanyak dua kali,

dapat dihasilkan satu tenaga Mesin. Sedangkan Mesin dua langkah hanya

dengan satu kali putaran Connecting Rod sudah menghasilkan satu tenaga

Mesin

55
3.3. Tanda tanda Motor 4 langkah

Tanda tanda yang dimiliki oleh motor 4 langkah antara lain:

a. Bahan bakarnya bensin

b. Setiap silinder mempunyai 2 buah Katup, yang masing masing adalah

Katup masuk dan katup buang

c. Setiap silinder hanya terdapat 1 macam jenis Kompresi

d. Setiap Piston mempunyai 3 Ring Piston yang terdiri dari:

9 Ring Kompresi 1

9 Ring kompresi 2

9 Ring Oli

9 Terdapat Cam Chain dalam bak Mesin yang berhubungan dengan

Chamshaft

Arti dari tanda tersebut adalah

∼ Tidak menggunakan campuran Oli pada bahan bakar secara langsung

maupun tidak.

∼ Kedua buah katupnya berfungsi untuk mengatur, keluar dan masuknya

gas dari dari Karburator kedalam ruang Kompresi. Maka pemasangan

celah katupnya harus benar benar tepat dan baik.

∼ Setiap 2 kali putaran Chamshaft hanya terdapat 1 tenaga ( Kompresi )

∼ Pada Piston terdapat 3 ring yang sangat berguna untuk melakukan

pelumasan pada Piston dan dinding silindernya.

56
∼ Terdapat Chamchain ( rantai kamprat ) yang berfungsi untuk menahan

gigi Transmisi atau gerakan roda gigi yang mendadak

3.4. Komponen motor 4 langkah

Komponen Motor 4 langkah, dapat kita golongkan menjadi 2 bagian

besar yaitu:

1. Komponen motor yang tidak bergerak ( Statis )

2. Komponen Motor yang bergerak

3.4.1 Komponen motor yang tidak bergerak untuk Motor 4 langkah, adalah:

1. Tutup Kepala Silinder ( Head Cover )

2. Tutup Katup ( Valve Cover )

3. Cylinder

4. Cylinder Head

5. Packing / Gasket / Perpak

6. Carter / Crankcase

7. Karburator

3.4.2 Komponen motor yang bergerak

Komponen yang bergerak pada Motor 4 langkah adalah:

1. Piston

2. Ring Piston

3. Pen Piston

4. Stang piston ( Connecting Rod )

5. Cranckshaft

57
6. Timing Sprocket

7. Magnet Generator / Rotor Generator

8. Chamshaft

9. Cam Sproket

10. Pesawat Katup ( Valve Machanise )

11. Rantai Mesin ( Camchain )

3.5. Pengertian CC pada sepeda Motor

Yang dimaksud CC pada sepeda Motor adalah isi / volume / kapasitas

cylinder dalam satuan Cm3 hingga besar cylinder = CC Motor. Isi silinder

menentukan banyaknya gas yang masuk kedalam silinder pada saat Piston

mengadakan gerak isap. Semakin besar CC dari sepeda motor maka semakin

besar pula tenaga yang dihasilkan. Dalam buku petunjuk spesifikasi motor,

besanya isi silinder biasanya ditulis Displacement …….CC. volume silinder

bisa dihitung apabila diameter silinder ( Bore ) dan panjang langkah / stroke (

gerak ) Piston sudah diketahui ukurannya.

Contoh :

Suatu motor memiliki Bore = 50 mm, Stroke = 45

maka volume silinder dapat dihitung sebgai berikut:

V=π.D.S
4

V = π . 50 . 45
4

= 88, 31 CC

58
3.6.Chamshaft dan Katup

Fungsi dari Chamshaft adalah untuk mengatur waktu pembukaan dan

penutupan katup masuk dan katup buang pada bagian kepala silinder ( Cyinder

Head ), Chamshaft ( Chamshaft ) itu sendiri berbentuk bulat telur dan biasanya

untuk sebuah katup. Chamsaft berputar lebih lambat daripada Connecting Rod,

kalau kita perhatikan dan kita hitung jumlah gigi sproket Chamshaft, maka jumlah

gigi pada sproket Chamshaft sama dua kali lebih banyak daripada jumlah gigi

Sproket pada Connecting Rod.

Sesuai dengan prinsip kerja Motor 4 langkah, bila siklus empat langkah

telah selesai berarti Connecting Rod telah berputar sebanyak dua kali dan

Chamshaft baru berputar satu kali. Jadi hanya dengan sekali berputar, Chamshaft

telah menjalani siklus empat langkah.

Hal ini berarti Konstruksi Chamshaft dapat dibagi menjadi empat bagian

sesuai dengan langkah Piston, karena setiap seperempat putaran Chamshaft adalah

sama dengan satu langkah Piston.

Gambar 3. 2. Chamshaft

Bila tuas Katup kontak dengan permukaan Chamshaft diantara titik A

sampai dengan B, berarti Piston sedang menjalani langkah kerja. Bila tuas katup

59
kontak dengan permukaan Chamshaft B sampai C, berarti Piston sedang

melakukan langkah buang. Bila tuas katup kontak dengan permukaan Chamshaft

antara titik C sampai dengan D, berarti Piston sedang melakukan langkah Isap.

Bila tuas Katup kontak dengan permukaan Chamshaft antara titik D sampai

dengan titik A,. berarti Piston sedang melakukan langkah Kompresi.

Aturan didalam cara merakit Mesin 4 langkah adalah Mesin harus ada

pada posisi top, dimana posisi Top, dimana posisi Top ini adalah Piston berada di

TMA pada akhir langkah Kompresi atau pada saat Mesin sedang melakukan

proses pembakaran bahan bakar dan udara,. Kondisi kedua Katup sedang menutup

rapat..Kalau kita perhatikan lagi gambar diatas, maka cara memasang Chamshaft

harus kontak dengan titik A, baik itu tuas Katup masuk maupun Buang.

Oleh sebab itu maka sebelum kita merakit mesin empat langkah,

pemasangan Chamshaft harus benar benar diperhatikan. Sebab bila pemasangan

poros ini kurang tepat atau salah, maka akan berpengaruh besar kepada waktu

pembukaan dan penutupan Katup katup.

Agar katup dapat menutup dengan sempurna pada dudukannya,

dipasanglah pegas katup yang ditahan oleh pinggan pegas dan pinggan pegas

dikunci oleh Pen. Jumlah pegas yang dipasang pada masing masing katup

bervariasi, ada yang menggunakan hanya 1 buah, dan adapula yang dilengkapi

dengan dua buah pegas.. Adapun jumalah pegas yang dipasang pada masing

masing katup adalah tergantung pada pabrik pabrik mesin yang bersangkutan.

60
Pemasangan pegas saja belum tentu menjamin katup tersebut akan baik

kedudukannya., agar Katup dapat stabil pada dudukannya pada saat sedang

menutup atau membuka, maka Katup tersebut dilengkapi dengan Valve guide atau

yang biasa disebut dengan Bos Katup.

Pemeriksaan dengan teratur sangatlah perlu agar Katup dapat bekerja

dengan baik, seperti halnya jarak celah bebas katup secara berkala harus kita

periksa agar ukuran kerenggangannya tidak berubah. Jarak celah bebas Katup

untuk setiap kendaraan tidaklah sama ukurannya, oleh sebab itu agar kita

mengetahui berapa besar celah bebas katup pada kendaraan yang bersangkutan,

maka carilah informasi kepada dealer yang menjual kendaraan tersebut.

Gambar 3. 3. Mekeanisme Katup

Akibat dari penyetelan celah katup yang salah, maka kemungkinan besar

akan ada akibat akibat sampingan pada mesin dan kerja mesin tersebut. Bila

terlalu rapat, katup akan terbuka lebih cepat dan kemungkinan besar setelah

mesinnya panas, Katup tidak mau menutup secara sempurna yang disebabkan

celah untuk pengembangan logam tidak ada. Kemudian mesin menjadi tidak

bertenaga karena mengalami kebocoran Kompresi dan pembakaran akan lari pada

celah yang bocor serta katupnya dapat terbakar. Bila celah katup terlalu renggang,

61
katup akan terlambat untuk membuka dan cepat menutup kembali, hal ini berarti

akan mengakibatkan kerugian pemasukan bahan bakar yang mana bahan bakar

yang dihisap menjadi sedikit, juga sisa gas pembakaran tidak terbuang dengan

sempurna.

Untuk memperbaiki katup yang terbakar atau bila mengalami sedikit

kebocoran pada katup, kita dapat memperbaikinya dengan jalan katup tersebut

diasah pada kedudukannnya di Kepala Silinder pengasahan katup ini biasa disebut

dengan Skur Katup.

Kebocoran Katup ini dapat saja terjadi sebgai akibat bos katupnya rusak

atau lubangnya terlalu sempit, sehingga katupnya menjadi macet atau dapat juga

terjadi akibat lemahnya pegas pegas Katup

3.6.1. Waktu pembukaan dan penutupan Katup masuk dan buang

Kapan atau pada posuisi Piston dimana Katup tepatnya katup masuk

dan Buang mulai terbuka dan pada posisi Piston yang bagaimana pula katup

tersebut dapat menutup. Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, maka kita

harus memahami betul tentang prinsip kerja Mesin empat langkah.

Kita tahu bahwa satu langkah Piston adalah sama dengan setengah

putaran Connecting rod, bila putaran Connecting Rod ini kita gambarkan pada

sebuah diagram, yang mana diagram ini merupakan gambaran dari putaran

Connecting Rod yang kita buka menjadi memanjang, sehingga akan terlihat

seperti gambar diagram Engkol terbuka dibawah ini

62
Gambar 3. 4. Diagram Engkol terbuka

3.6.1.1. Periode A sampai dengan B

Titik A adalah sudut Connecting Rod 250 sebelum Piston mencapai TMA,

dimana pada titik A ini Katup masuk mulai terbuka dan titik B adalah Sudut

Connecting Rod 450 sesudah Piston melalui TMB atau titik B ini adalah akhir dari

langkah pengisapan bahan bakar, Dimana pada titik B inilah katup masuknya

tertutup rapat.

Jadi ternyata langkah pengisapan bahan bakar itu tidak dimulai dari TMA

dan berakhir di TMB, akn tetapi awal langkah isap dipercepat dan akhir langkah

isap diperlambat.

Gunanya pembukaan dipercepat adalah dan penutupan diperlambat adalah

agar pemasukan bahan bakar menjadi banyak. Sudah barang tentu bila pemasukan

bahan bakarnya banyak berarti akan dihasilkan Mesin yang bertenaga besar.

Alasan berikutnya adalah kalau kita renungkan, maka tidak ada Piston,

Cincin Piston atau lubang Silinder yang kondisinya seratus persen sempurna, guna

menutupi kelemahan ini maka katup harus dibuka lebih awal dan penutupannya

diperlambat, agar bahan bakar dapat masuk kelubang silinder dengan leluasa.

63
3.6.1.2. Periode B sampai dengan F

Sudah dijelaskan sebelumnya tadi, bahwa titik B adalah titik dimana katup

masuk menutup rapat, hal ini berarti awal dari langkah Kompresi. Langkah

Kompresi diakhiri pada titik F, yang mana titik F adlah sudut Connecting Rod

yang berkisar diantara 50 sampai dengan 240 sebelum Piston mencapai TMA atau

TOP. Titik F artinya Firing ( penyalaan ), dimana pada titik F inilah busi

memercikan bunga apinya untuk membakar bahan baka yang telah diKompresi.

Mengapa busi harus menyala pada posisi Piston beberapa derajat sebelum

mancapai TMA, alasannya adalah disebabkan bahan bakar bila dinyalakan, tidak

sekaligus seluruh bahan bakar yang ada didalam ruang bakar manyala pada detik

yang sama, akan tetapi proses penyalaan ini merembet dari bagian elektroda busi

kearah bawah.

Adapun kecepatan rembetan penyalaan ini adalah kurang lebih sekitar 200

meter perdetik., jadi disaat api merembet kebawah, Piston naik ke TMA dan pada

saat Pistonnya sampai di TOP, bahan bakarnya telah terbakar telah terbakar secara

keseluruhan dan akibatnya akan dihasilkan tekanan gas yang cukup tinggi

sehingga dapat diciptakan tenaga mesin yang maksimal.

3.6.1.3. Periode F sampai dengan Top

Terjadi Proses Pembakaran bahan bakar.

3.6.1.4. Periode Top sampai dengan C

Pada periode ini terjadi langkah kerja atau usaha dimana gas yang

bertekanan tinggi mendorong Piston ke bawah.

64
3.6.1.5. Periode C sampai dengan D

Titik C adalah sudut Connecting Rod 400 sebelum Piston mencapai

TMB, pada titik C ini Katup buangnya mulai membuka. Mengapa Katup

buang di buka lebih awal, alasannya adalah bila Katup buang di buka persis

di TMB, berarti Mesin akan mempunyai Rugi panas diantara titik C sampai

dengan TMB dan hal ini akan menyebabkan Mesin menjadi Over Heating

(Mesin terlalu panas).

Alasan kedua adalah bila katup buang dibuka di TMB, sedangkan

Piston pada saat bersamaan akan melakukan langkah yang tidak

menghasilkan tenaga, yaitu langkah buang. Sudah barang tentu Mesin akan

sedikit berat untuk mendorong Piston keatas guna melaksanakan langkah

buang karena pada lubang silinder tersebut masih ada tekanan gas. Hal ini

berarti akan mengurangi kelancaran kerja mesin. Titik D adalah titik dimana

katup buangnya mulai menutup, posisi titik D ada pada sudut Connecting

Rod 150 sesudah Piston melalui TMA. Langkah buang ini sedikit

diperpanjang guna menyempurnakan proses pembuangan.

Adapun besarnya sudut sudut tersebut diatas untuk setiap kendaraan

adalah berbeda beda, sebab masing masing pabrik kendaraan mempunyai

aturan sendiri sendiri. Yang menyebabkan Katup dapat tepat terbuka dan

menutup sekian derajat adalah tergantung pada konstruksi Chamshaft.

65
3.7. Kopling dan Gear Box

Guna meneruskan tenaga dari Connecting Rod ke transmisi roda gigi

digunakan Kopling ( Clutch ), kopling yang digunakan pada sepeda motor adalah

tipe basah, yang artinya kopling tersebut terendam oleh oli pelumas dan

dilengkapi dengan beberapa buah plat kopling. Kopling ada yang dipasang pada

Connecting Rod dan ada pula yang ditempatkan pada poros utama (Main shaft).

Kopling yang ditempatkan pada Connecting Rod banyak digunakan pada sepeda

motor ukuran kecil ( 100 CC kebawah ), sedangkan kopling yang ditempatkan

pada poros utama digunakan pada sepeda motor berukuran 100 CC keatas.

Gambar 3. 5. Kopling dan Gigi Transmisi

Ada juga yang disebut dengan kopling otomatis, yang mana cara kerjanya

adalah dengan memanfaatkan gaya Centrifugal. Kopling otomatis selalu dipasang

pada bagian Connecting Rod, karena kopling jenis ini membutuhkan putaran

mesin yang cukup tinggi guna mengaktifkan kopling tersebut.

Perangka Kopling terdiri dari rumah kopling, hub Kopling, plat plat

kopling yang terdiri dari 2 jenis plat, yaitu; plat tekan dan plat gesek yang

66
dilengkapi dengan asbestos, pegas kopling, dan perangkat mekanisme kopling

lainnya.

3.7.1. Cara kerja Kopling

Pada rumah Kopling terdapat roda gigi Kopling dengan jumlah gigi yang

cukup banyak dan rumah Kopling ini ditempatkan pada poros utama, akan tetapi

rumah Kopling dapat bergerak bebas ( berputar pada poros utama tersebut). Roda

gigi dihubungkan dengan roda gigi pada Connecting Rod, roda gigi ini disebut

gigi mesin. Reduksi kedua gigi ini sangat besar yang gunanya agar mesin dapat

dapat ringan dalam menarik beban kendaraan, oleh sebab itu kedua roda gigi ini

saling berhubungan, maka, setiap mesin hidup sudah barang tentu rumah kopling

akan turut berputar bersama Connecting Rod.

Gambar 3. 6. Hubungan antara Connecting Rod, poros utama, dan poros pembalik

Walaupun telah dipasang rumah kopling pada poros utama, belum berarti

tenaga putaran dari Connecting Rod sudah dapat sampai pada poros utama, maka

pada poros utama tersebut dipasang Hub Kopling. Untuk menyatukan antara

rumah kopling dan Hub kopling, digunakan 2 tipe plat kopling ( Plat tekan dan

plat gesek ). Plat gesek dapat bergerak dari hub kopling, akan tetapi tidak dapat

67
bebas pada rumah kopling dan sebaliknya plat tekan dapat bergerak bebas dari

rumah kopling, tetapi tidak dapat bergerak pada Hub kopling.

Bila kedua tipe plat kopling tersebut dijepit oleh piring penekan dengan

bantuan pegas kopling, hal ini berarti tenaga dari Connecting Rod baru akan dapat

diteruskan pada poros utama. Jadi urutan perpindahan tenaga dari Connecting Rod

ke poros utama adalah sebagai berikut: pertama tenaga datang dari Connecting

Rod, kemudian tenaga ini dipindahkan pada rumah Kopling melalui roda gigi

mesin dan roda gigi kopling. Dari rumah Kopling, tenaga diteruskan pada bagian

Hub kopling melalui plat gesek dan plat tekan, dengan pindahnya tenaga dari

rumah kopling menuju Hub kopling, berarti tenaga sudah dapat sampai pada poros

utama, karena hub Kopling tidak dapat bebas bebas berputar pada poros utama.

Gambar 3. 7. Cara Kerja Kopling

Bila tenaga yang terdapat pada pada Connecting Rod akan diputuskan

dengan poros utama, berarti handel Kopling pada kemudi ( stang ) harus ditarik.

Dengan ditariknya handel ini berarti kawat kopling akan menarik komponen

motorpembebas kopling, yang mana komponen motorpembebas kopling ini akan

68
menekan sebuah batang logam ( Push Rod ) yang ditempatkan didalam poros

utama.

Batang penekan akan mendorong piring penekan plat kopling kearah luar,

maka kedua tipe plat kopling akan saling merenggang, sehingga tenaga putaran

Connecting Rod hanya sampai bagian rumah kopling termasuk plat geseknya.

Gambar 3. 8. Mekanisme Pembebas Kopling

3.7.2. Kopling Otomatis

Kopling otomatis banyak digunakan pada sepeda motor jenis bebek dari

berbagai merk yang ada, Kopling jenis ini biasanya ditempatkan pada bagian

Connecting Rod. Kopling otomatis terdiri dari rmah kopling, Hub Kopling, plat

gesek dan plat tekan, serta komponen lainnya yang menunjang kerja kopling.

Sebenarnya pada Kopling otomatis ini dilengkapi dengan 2 buah kopling ( double

cluth ), yang mana kopling pertama dapat memutuskan dan menyambungkan

tenaga dari Hub kopling langsung kebagian Connecting Rod.

Dan kopling kedua adalah dapat memutuskan dan menyambungkan tenaga

dari rumah kopling ke bagian Hub Kopling, dengan terlebih dahulu melalui plat

gesek dan plat tekan. Kedua kopling ini dapat bekerja dengan jalan memanfaatkan

gaya Centrifugal yang dihasilkan oleh putaran mesin. Hub kopling dilengkapi

69
dengan bobot Centrifugal, bobot ini sewaktu mesinnya belum hidup akan ada

pada posisi menutup tertarik oleh pegas. Dan apabila bobot Centrifugal menutup,

maka bagian hub Kopling dapat mengunci langsung dengan Connecting Rod.

Penguncian antara Hub Kopling dengan Connecting Rod berguna agar

sewaktu mesin dihidupkan, tenaga dari belakang dapat diteruskan kebagian

Connecting Rod. Tetapi setelah mesinnya hidup, bobot Centrifugal akan terlempar

keluar, sehingga antara hub dan Connecting Rod dapat dapat saling terbebas satu

sama lainnya. Kopling yang terdapat pada hub ini adalah bentuknya amper sama

dengan kopling starter, hanya saja pada kopling starter tidak dilengkapi dengan

bobot Centrifugal.

Pada saat mesin mati, kemudian kita putar bagian Hub ini searah dengan

putaran mesin, maka hub dan Connecting Rod akan terkunci. Tetapi bila kita putar

berlawanan dengan putaran mesin, hub ini akan dapat bebas berputar pada

Connecting Rod tersebut.

Gambar 3. 9. Hubungan antara Connecting Rod,hub kopling dan Bobot Centrifugal

Sewaktu mesinnya telah hidup, kopling yang bekerja adalah melalui rumah

kopling, yang mana plat plat koplingnya akan saling terjepit bila putaran mesin

dipertinggi. Akibat terjepitnya plat plat kopling, maka tenaga putaran yang ada

pada rumah kopling dapat dipindahkan ke Hub kopling, yang selanjutnya tenaga

70
diteruskan pada poros utama melalui roda gigi pemindah tenaga yang ditempatkan

pada poros utama. Roda gigi pemindah tenaga ini dihubungkan dengan gigi yang

terdapat pada bagian hub kopling. Untuk lebih jelasnya bagaimana kerja kopling

yang kedua ini, maka perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 3.10. Cara kerja Kopling Otomatis

Pada gambar terlihat adanya peluru yang akan bergerak kearah luar oleh

gaya Centrifugal, dengan bergeraknya peluru kearah luar berarti akan mendorong

plat tekan yang ada didekatnya agar semua plat kopling saling menjepit.

Lain halnya dengan kopling otomatis yang digunakan pada sepeda motor

Honda atau Binter Joy, yang mana bagian Hub koplingnya selalu dapat berputar

bebas pada Connecting Rod. Hub kopling jenis ini dilengkapi dengan alur

penggeser Hub. Sewaktu kick starter ditendang akan dihasilkan tenaga putaran

dari arah belakang mesin, akibatnya Hub kopling akan akan bergerak kearah luar

mengikuti alur yang sudah tersedia pada Hub kopling tersebut, sehingga plat plat

kopling akan selalu menjepit. Dengan terjepitnya terjeitnya plat kopling oleh Hub

ini maka tenaga dari belakang akan dapat diteruskan pada Connecting Rod,

dengan terlebih dahulu melalui plat kopling dan rumah kopling.

71
Tetapi sewaktu mesinnya hidup, bobot penekan plat pada rumah kopling

akan terlempar keluar guna menekan plat plat kopling, seperti halnya peluru pada

kopling otomatis yang telah diterangkan sebelumnya. Pada saat kita akan

mengunci atau menetralkan gigi Gear Box, poros utama harus dapat terbebas dari

tenaga mesin. Hal ini berarti plat plat kopling harus dibuat merenggang, terutama

pada saat kendaraan sedang digunakan komponen motorpendorong rumah koling

agar posisinya dapat mundur, komponen motorpendorong ini kerjanya bersamaan

waktunya dengan proses penguncian atau penetralan gigi Gear Box.

Mundurnya posisi rumah kopling dapat bersamaan waktunya dengan

proses penguncian atau penetralan gigi adalah disebabkan mekanismenya saling

berhubungan, yang mana tuas pendorong rumah kopling ini ditempatkan pada

poros yang berhubungan dengan pedal pemindah gigi.

3.7.3. Gear Box

Guna meningkatkan daya kerja mesin dan kemampuan kendaraan dalam

menghadapi berbagai macam medan, maka kecepatan kendaraan harus diatur

sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat kendaraan tersebut

digunakan. Komponen motoruntuk mengatur tingkat kecepatan ini ditempatkan

pada kotak gigi yang biasa disebut dengan kotak gigi ( Gear Box ) dan lebih

dikenal oleh banyak orang dengan nama gigi Versneleng. Adapun jumlah gigi

kecepatan yang dipasang pada Gear Box adalah tergantung dari model dan

kegunaan sepeda motor yang bersangkutan.

72
Gambar 3.11. Mekanisme pemindah Gigi

Bila kita akan memasukan atau mengunci gigi, kaki kita harus menginjak

pedal pemindah gigi. Pada bagian lainnya dari pedal pemindah gigi dilengkapi

dengan lengan pemutar Shift Drum. Lengan pemutar Shift Drum akan mengkait

dan mendorong Shit Drum hingga dapat berputar, adapun arah putaran adalah

sesuai dengan arah yang kita kehendaki. Pada bagian Shift Drum dipasang garpu

pemilih gigi yang diberi Pin ( pasak ), pasak ini akan mengunci garpu pemilih gigi

pada bagian ulir cacing. Supaya shift Drum dapat berhenti berputar pada titik yang

dikehendaki, maka pada bagian lainnya ( dekat dengan lengan pemutar Shift

Drum ), dipasang sebuah roda yang dilengkapi pegas dan bintang penyetop

putaran Shift Drum.Tidak semua sepeda motor menggunakan tipe bintang guna

menyetop putaran Shift Drum, walaupun modelnya berbeda beda akan tetapi dasar

kerja dan tujuannya adalah sama.

Garpu pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser ( Sliding Gear ),

Sliding Gear ini akan bergerak kekiri atau kekanan mengikuti gerakan garpu

pemilih gigi. Bergeraknya sliding gear ini adalah dengan maksud untuk mengunci

gigi kecepatan yang dikehendaki dengan bagian poros tempat gigi tersebut berada.

Perlu diketahui bahwa gigi geser ini tidak dapat bebas berputar pada masing

73
masing porosnya, baik itu gigi geser pada poros utama ( main shaft ) ataupun pada

poros pembalik ( Layshaft ). Lain halnya dengan gigi kecepatan 1,2,3, dan 4, gigi

gigi ini dapat berputar pada masing masing porosnya, sehingga yang dinamakan

gigi masuk adalah proses penguncian gigi kecepatan dengan poros dimana gigi

tersebut berada.

Adapun sebagai komponen motor penguncinya adalah gigi geser tersebut.

Gambar 3.12. Komponen pengunci roda Gigi

Gambar 3.13. Gigi Transmisi

Untuk lebih jelasnya bagaimana urutan perpindahan tenaga pada gigi

versneleng, maka dibawah ini terdapat 4 buah gambar yang menggambarkan

posisi gigi netral sampai dengan posisi gigi Top pada model gigi versneleng 3

kecepatan.

74
Gambar 3.14. Posisi gigi 3 kecepatan

3.8. Sistem Pendingin ( Cooling System )

3.8.1. Manfaat dari pendinginan pada Mesin adalah:

¾ Mencegah timbulnya panas yang berlebihan pada mesin ( Over

Heating )

¾ Mencegah timbulnya kerusakan pada komponenmesin yang

disebabkan karena mengembang, misalnya retak/macet bagi komponen

motormekanisnya yang selalu bekerja.

3.8.2. Bagian yang memerlukan pendinginan

9 Silinder Head disekitar ruang bakar, lubang busi, dan daerah disekitar

Katup.

9 Silinder disekitar lubang Piston

9 Minyak pelumas mesin pada motor 4 tak

3.8.3. Sistem Pendingin yang digunakan pada sepeda Motor antara lain:

1. Pendinginan Udara Bebas

Ialah pendingin Mesin yang menggunakan udara bebas mengalir

melalui sela sela atau kisi kisi mesin yang telah tersedia disekeliling

75
Silinder Head dan Silinder ini banyak digunakan oleh mesin motor

yang CC-nya dibawah 500.

Untuk ini diperlukan pendingin yang selalu bekerja dengan baik

dan bersih. Cara perawatannya adalah sebagai berikut:

~ Kisi kisi pendingin harus bersih

~ Kisi kisi pendingin tidak boleh di cat terlalu tebal

~ Jangan menghidupkan mesin terlalu lama apabila kendaraan tidak

dijalankan

Untuk menghindari panas pada mesin maka Kisi kisi lubang angin

yang terdapat pada silinder harus diusahakan selalu bersih dari

kotoran.

Gambar 3.15. Kisi kisi pendingin udara bebas

2. Pendinginan Udara Paksa

Ialah pendingin mesin yang menggunakan udara yang dipaksa

masuk dan mengalir melalui Kisi kisi pendingin mesin yang dilakukan

oleh kipas (Blower), dan ini terpasang pada rotor magnetnya. Pendinginan

system memaksa udara ini digunakan pada motor Vespa, Lambretta,

Scuter dan bajaj. Perbedaannya adalah terdapat pada cara

menghidupkannya, untuk pendingin udara bebas tidak boleh terlalu lama

76
menghidupkan mesin dalam kondisi tidak dijalankan, ini karena tidak

terdapat kipas (blower), sedangkan untuk motor dengan system

pendinginan paksa mesinnya boleh dihidupkan ditempat dengan waktu

yang tidak terbatas. Karena telah memiliki Kipas (blower) yang secara

langsung dapat bekerja sempurna, juga udara dapat beredar melalui Kisi

kisi pendingin. Dalam menjaga agar kipas (blower) dapat bekerja terus

dengan sempurna, maka plat pelindungnya harus rapat serta terikat kuat

supaya tidak terjadi kebocoran dan suara berisik.

3. Pendinginan Air ( Radiator System )

Terbagi menjadi 2 macam, yaitu;

a. Pendingin air bebas / Thermoshipon

Ialah sistem pendinginan air yang peredarannya secara alamiah yaitu terjadi

karena perbedaan bera jenis ( BJ ), antara air panas dengan air dingin yang mana

pada keduanyamempunyai berat jenis yang berlainan. Air panas lebih ringan dsari

pada air yang dingin. Pendinginan radiator system ini digunakan untuk motor

yang mempunyai CC yang besar. Pada kendaraan yang CC nya besar memakai

radiator system ini dengan tujuan untuk mempercepat proses pendinginannya.

Gambar 3.16. Pendinginan Air ( Radiator Sistem )

77
Keterangan:

1. Tempat untuk mengisi Air Pendingin

2. Kipas Angin / Fan

3. Air pendingin mengalir kedalam Silinder

4. Air didalam silinder

5. Air panas keluar dari silnder

6. Radiator tempat terjadinya proses sirkulasi air

b. Pendinginan Air Paksa

Ialah pendingin air yang peredarannya dipaksa oleh pompa air

(water Pump). Yang biasanya digunakan untuk kendaraanyang

perlengkapannya lebih banyak dari pendingin Thermosiphon, ini hanya

dipakai untuk mesin Mobil.

3.9. Sistem Pelumasan ( Lubricating System )

Didalam Kontruksi Mesin banyak terdapat komponen komponen mesin

yang bekerja dan bergesekan, misalnya: Piston dengan dinding Silinder,

bantalan peluru dan sebagainya.

3.9.1.Manfaat Pelumasan

Pelumasan berfungsi untuk:

a. Melancarkan Komponen motoryang bergerak/berputar

b. Mencegah / mengurangi timbulnya keausan pada komponen motor

yang bergesekan

c. Meredam suara berisik karena gesekan dari komponen motor

78
d. Membantu / mengurangi timbulnya panas yang disebabkan oleh

gesekan dari komponen motor

e. Mengurangi besarnya tenaga mesin yang terbuang untuk melawan

gaya gesekan

Maka dari itu apabila Pelumasan mesin tidak sempurna atau

kurangnya perhatian terhadap pelumasan akan berakibat pada mesin dan

menimbulkan gejala sebagai berikut:

~ Tenaga mesin berkurang karena banyak yang terbuang untuk melawan

gesekan pada komponennya.

~ Motor cepat panas / berisik

~ Komponen motor cepat rusak karena aus

~ Hidup mesin tidak stabil karena tidak lancarnya alat yang bergerak

atau berputar.

~ Mesin mati mendadak karena pada kompnennya terjadi kemacetan

dengan tiba tiba

Untuk mencegah akibat dari gangguan diatas, agar hidup mesin

selalu stabil dan normal maka pelumasan pada mesin harus mendapat

perhatian yang serius dan harus diutamakan mengenai:

9 Kekentalan minyak pelumas/oli yang dipakai

9 Waktu penggantian dan pengontrolan

9 Segera mengatasinya bila sewaktu waktu terjadi pelumasan mesin

yang tidak sempurna

79
3.9.2.Sistem Pelumasan Sepeda motor 4 langkah ( Honda )

System pelumasan yang digunakan pada mesin mesin 4 langkah

adalah menggunakan system percik dan tekan.

Dalam mesin empat langkah, oli disimpan didalam panci Oli

dibagian bawah rumah engkol ( Crankcase ) dan disalurkan ke bagian bagian

yang bergerak dari mesin oleh pompa oli. Saluran saluran Oli tergantung

dari mesin, tetapi biasanya tiga rute yang diperlihatkan pada gambar 3.18.

umumnya dipakai oleh sebagian besar Sepeda Motor.

1) Oli mengalir ke bantalan Connecting Rod dan melumasi Big End dari

batang penggerak, yang kemudian dicipratkan menuju Small End batang

penggerak, dinding Silinder, dan Piston.

2) Oli dialirkan keporos Cam melalui saluran saluran didalam silinder, dan

sesudah melumasi poros Cam Oli dicipratkan ke Rocker Arm dan

porosnya. Kemudian Oli kembali kerumah engkol, di dalam perjalanan

kembali tersebut melumasi rantai pada Cam.

3) Oli disalurkan ke kedua poros dalam rumah transmisi, dan melumasi

roda gigi transmisi. Disamping itu, oli yang melumasi poros balik (

Countershaft ) melalui poros tersebut melumasi kopling. Dalam hal

ini, oli mesin empat langkah melumasi bagian bagian mesin dan

transmisi. Disamping ditekan kedalam Silinder oli ini juga ditekan ke

Connecting Rod melalui saluran yang ada guna melumasi bantalan

peluru pada bagian Big End Batang Torak, oli pelumas ini dipercikan

80
kearah dinding Silinder dan bagian Small End Connecting Rodguna

melumasi pena piston.

Dengan mengguanakan Oli pelumas yang sama, perangkat

Kopling dan gigi Transmisi dapat terlumasi dengan cara system

percikdengan memanfaatkan putaran pada komponen yang

bersangkutan, jadi system yang digunakan sangat sederhana.

Gambar 3.17. System Pelumasan pada Motor 4 langkah


3.9.3.Kekentalan Minyak Pelumas ( Oli )

Oli sebagai bahan pelumas Mesin ditentukan kekentalannya oleh

besar kecilnya angka SAE oli tersebut. SAE kepanjangan dari Society Of

Automotive of Engineers, yaitu diambil dari nama suatu badan Standarisasi

81
Mesin Kendaraan , sedangkan oli mesin yang digunakan pada sepeda motor

adalah SAE 30, baik itu motor 2 langkah ataupun 4 langkah. Apabila pada

mesin sepeda motor digunakan oli yang SAE nya tidak sesuai dengan

standarnya maka akan ada pertimbangan pertimbangan lain yang dapat

mempengaruhi kerja mesin.

Adapun jenis kekentalan Oli ada 2 macam, yaitu:

1. Oli yang berderajat kekentalan tunggal (Single Grade Oil )

Artinya: oli yang hanya mempunyai 1 sifat kekentalan saja. Misalnya:

SAE 10, SAE 20, SAE 30 dan masih banyak lagi. Single Grade Oil ialah

penentuan kekentalan yang pada suhu udara normal yaitu < 200 Celcius,

maka pada suhu udara yang lebih dingin akan berubah menjadi lebih

pekat, begitu juga dengan sebaliknya pada suhu diatas 200 Celcius maka

oli akan berubah menjadi lebih encer.

2. Oli yang berderajat kekentalan ganda ( Multiple Grade Oil )

Artinya oli yang mempunyai sifat kekentalan ganda, biasanya sering

disebut dengan oli special. Misalnya: SAE 10 W/30, SAE 10 W/40, SAE

20W /50, dan masih banyak lagi yang lain, W diatas adalah kepanjangan

dari Winter artinya musim dingin. Berarti oli tersebut diatas telah

mengalami uji test pada musim dingin dan memilki sifat kekentalan SAE

sehingga dalam keadaan mesin yang masih dingin sekalipun oli tersebut

tidak terlalu pekat. Selain sifat yang tidak berubah menjadi pekat

diwaktu dingin, oli ini mempunyai sifat perubahan kekentalan menjadi

82
encer diwaktu mesin telah panas. Maka dengan adanya sifa yang ganda

tersebut harga oli lebih mahal dari oli biasa/ Single Grade. Oli yang

mempunyai tanda SE dibelakangnya menunjukan oli tersebut telah

mengalami pengujian kekentalan pada perusahaan perminyakan di

Amerika Serikat, yaitu badan penguji yang sudah terkenal, salah satunya

API ( American Petrolium Industri ), sedangkan SE kependekan dari

Station Engine artinya Mesin Kendaraan.

3.9.4.Gangguan Pelumasan ( Honda )

Bila terjadi ketidaklancaran oli atau oli tidak dapat naik waktu mesin

hidup sebabnya adalah:

¾ Oli mesin kurang dari batas minimalnya

¾ Sarigan Oli terlalu kotor atau mampat

¾ Pompa Oli rusak atau lubang keluar masuknya Oli tersumbat kotoran

¾ Saluran Oli pada blok Mesin Kotor/tersumbat

¾ Terdapat kerusakan pada packingnya atau juga oli seal rusak sehingga

oli bocor didalam didalam mesin/keluar mesin

3.10. Kelistrikan pada sepeda motor

Sumber Listrik pada sepeda motor terdiri dari dua macam, yaitu: Battery

sebagai sumber listrik utama dan adapula yang menggunakan pembangkit

listrik AC sxebagai sumber listriknya utamanya. Adapun yang disebut sebagai

pembangkit listrik AC adalah terdiri dari Rotor berupa magnet dan stator

83
berupa berupa Spoel ( kumparan kawat pada inti besi ). Rangkaian lengkap

antara Rotor dan Stator dinamakan Alternator.

3.10.1. Battery Sebagai Sumber Listrik

Battery tidak dapat membuat listrik, akan tetapi battery dapat

menyimpan listrik untuk digunakan pada saat saat tertentu. Nama yang tepat

untuk battery yang digunakan pada sepeda motor adalah Lead Acid Storage

Battery. Battery terdiri dari sel sel yang mana setiap sel battery dapat

mengeluarkan arus kurang lebih sebesar 2,1 Volt, jadi battery 6 Volt terdiri

dari 3 buah sel yang dihubungkan secara hubungan seri.

Setiap sel battery terdiri dari dua macam plat, yaitu plat positip dan plat

negatipyang dibuat dari timbale atau timah hitam ( Pb ). Plat plat disusun

bersebelahan dan diantaranya diberi pemisah dengan baha non Konduktor

(separator), adapun banyaknya plat untuk setiap sel battery biasanya jumlah plat

negatip lebih banyak daripada plat positip.

Gambar 3.18. Battery

Plat plat battery direndam oleh cairan Elektrolit ( air

Accu/2HgSo4), cairan elektrolit ini terdiri dari 61 % air suling ( HgO )

dicampur dengan asam belerang atau Asam Sulfat ( HgSO4 ). Akibat dari

84
reaksi kimia antara plat battery dengan cairan elektrolit akan menghasilkan

arus listrik DC ( Direct Current = Arus Searah ).

3.10.2. Kapasitas Battery

Battery mempunyai kapasitas, kapasitas battery ini dinyatakan

dengan satuan AH ( Ampere Hour = Ampere/jam ), seperti contohnya ada

sebuah battery yang berukuran 6 Volt – 5 Ampere – 100 AH. Jadi battery

tersebut dapat digunakan selama 20 jam, dengan perhitungannya adalah

Ampere jam dibagi besarnya Ampere. Kesimpulannya battery tersebut

mempunyai kapasitas pengeluaran arus sebesar 5 Ampere selama 20 jam.

Berapa Watt per Jam ( WH ), maka cukup mengalikan antara AH

dengan Volt, jadi kurang lebihnya seekitar 600 Watt perjamnya. Untuk

mencapai 600 Watt perjam ini, berarti beban yang harus ditanggung oleh

Battery tersebut, misalnya adalah sebuah lampu, maka kekuatan lampu

tersebut adalah 6 Volt x 5 Ampere = 30 Watt.

3.10.3. Cara mengambil hubungan arus pada sumber listrik Battery

Untuk mengambil hubungan arus pada battery terlebih dahulu

harus melewati sebuah alat pemutus hubungan pada battery tersebut, alat

pemutus hubungan ini berfungsi agar battery tersebut jangan mengeluarkan

arus bila tidak digunakan. Adapun alat pemutus hubungan Arus pada sepeda

motor tersebut adalah berupa Kunci Kontak ( Ignition Swicth ), jadi semua

alat yang membutuhkan arus listrik, ambilah sumber positip dari kabel melalui

kunci kontak. Sedangkan untuk mengambil sumber listrik negatip cukup

85
dihubungkan dengan bagian rangka sepeda motor, sebab pada rangka sepeda

motor inilah terminal battery negatip disambungkan.

3.10.4. Sumber Listrik AC ( Alternative Current )

Sumber listrik AC diambil dari Alternator, yang mana Alternator

ini terdiri dari spoel ( Kumparan Kawat ) untuk pengisian Battery, system

pengapian Magnet, atau hanya untuk kebutuhan lampu lampu saja. Spoel akan

menghasilkan arus listrik bila ada kutup kutup magnet yang mempengaruhi

kumparan tersebut, kutup kutup magnet ini didapat dari sebuah Rotor magnet

yang ditempatkan pada poros engkol.

3.10.5. Cara mengambil hubungan arus pada Alternator

Untuk sepeda motor yang tidak menggunakan Battery sama sekali,

maka kabel kabel diambil langsung dari Spoel ( kumparan ) yang ada dalam

Alternator tersebut.

Gambar 3.19. Alternator

Jadi setiap kabel yang keluar dari Alternator adalah merupakan sumber listrik

dan kabel kabel ini dapat dihubungkan langsung denga komponen yang

membutuhkan arus listrik, atau dapat juga terlebih dahulu melalui Kunci

Kontak dan Saklar ( Swicth ).

86
3.11. Busi

Busi adalah salah satu bagian yang penting pada system pengapian,

karena tujuan utama dari system ini adalah menghaslikan loncatan listrik pada

kedua elektroda Busi.

Busi menerima tegangan listrik sekitar 10.000 Volt sampai dengan 14.000

Volt, pada saat terjadinya proses pembakaran didalam mesin, maka inti busi
0
dapat mencapai temperatur sekitar 2.000 Celcius. Oleh sebab itu busi harus

dibuat tahan akan suhu yang tinggi, dan mempunyai daya tahan listrik yang

baik serta tahan terhadap reaksi kima akibat terjadinya proses pembakaran

bahan bakar.

Bagian tengah busi disebut Electrode tengah dan electrode inti yang dibuat

dari bahan nikel campuran agar tahan terhadap suhu dan karat, bagian

electrode tengah dan sebagian electrode inti dibungkus oleh bahan Isolator

berupa keramik. Antara electrode inti dengan electrode massa diberikan

kerenggangan agar arus tegangan tinggi loncat pada kerenggangan yang tepat.

Besarnya kerengganganyang tepat berkisar diantara 0,60 mm – 0,70 mm, pada

kerenggangan tersebut diatas dapat dihasilkan loncatan listrik yang paling

panas.

87
Gambar 3.20. Busi

Busi juga dapat digolongkan berdasarkan tingkat panas, antara

lain: busi dingin, busi sedang, dam busi panas. Tingktan panas disini adalah

menunjukan busi dapat bekerja dengan efektif sampai tingkat panas tertentu, yang

mana bila busi tersebut mencapai tingkat panas maksimal atau lebih dari itu, maka

kerja busi tersebut akan jelek. ( daya hantar arus tegangan tinggi menjadi buruk ).

Akibat dari pemasangan busi yang tidak cocok dengan mesin yang bersangkutan,

maka akan terjadi endapan karbon pada ruang bakar, atau businya dapat memijar,

sehingga akan terjadi Pre Ignition ( penyalaan lebih awal ).

88

Anda mungkin juga menyukai