Anda di halaman 1dari 20

Bab 1

Mekanisme katup
A. Mekanisme katup (valve mechanisme)

Katup digerakkan oleh mekanisme katup yang terdiri atas poros cam, batang penekan pegas penutup,
dan rol baut penyetel. Mekanisme katup berfungsi membuka dan menutup hubungan saluran masuk ke
ruang bakar dan ruang bakar ke saluran buang pada saat yang tepat sesuai dengan proses kerja motor.
Mekanisme katup harus menjamin katup tertutup dengan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran
kompresi dan tekanan hasil pembakaran.

Katup juga harus terbuka pada saat yang tepat dengan lebar bukaan yang paling sesuai dengan
karakteristik aliran campuran bahan bakar yang masuk dan aliran gas sisa pembakaran ke knalpot. Kerja
dan fungsi mekanisme katup mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap performa dan
karakteristik mesin.

B. Jenis jenis katup

1. Katup samping (SV) merupakan konstruksi yang paling sederhana, ringan, dana mekanis
penggeraknya ditempatkan din samping katup. Model ini dianggap yanga paling tua dan kurang mampu
melayani putaran tinggi. Berikut ciri-ciri leni tipe side valve.

a Camshaft terpasang pada crank shaft, kemudian mendorong ke atas untuk menggerakkan katup.

b. Katup ditempatkan di samping piston sehingga ruang pembakaran dapat lebih besar.

C. Bobot mesin dapat berkurang.

d. Cocok untuk tipe mesin putaran rendah yang banyak dipakai pada mesin industri.

2. Over Head Valve (OHV)/Katup Berada di Atas Katup jenis ini memiliki batang katup yang lebih panjang
karena digerakkan oleh poros cam yang terletak sejajar dengan poros engkol.

Berikut ciri-ciri jenis katup tipe over head valve.

a. Katup berada di atas piston dan digerakkan oleh rocker arm.

b Ruang kompresi dapat dibuat lebih kecil sehingga menghasilkan perbandinga

kompresi yang tinggi.

c. Tenaga yang dihasilkan dapat lebih besar.

3. Single Over Head Camshaft (SOHC)


Untuk jenis SOHC ini posisi katup dan camshaft berada di atas piston (mekanisme katup ada di cylinder
head) serta batang penekan seperti push road telah dihilangkan dengan diganti sama cham chain (rantai
kamprat). Putaran poros engkol dilanjutkan menuju chamshaft melalui cham chain (rantai kamprat),
setelah itu barulah chamshaft (noken as) menekan rocker arm (temlar, platukan, dan manuan), serta
rocker arm akan menekan batang katup.

4 lenis DOHC ini posisi mekanisme katupnya sama seperti jenis s mekanisme katupnya telah berada a di
kepala cylinder,a yang membedakan hanya alura SOHC, yaitu kompo dalam menggerakkan katupnya
saja. Apabila jenis 5 SOHC putaran chamshaft menuju omponen/ rocker arm dulu baru ke katup.

Untuk jenis ini biasanya diterapkan pada motora berkapasitas besar dan memiliki

engine e lebih dari satu silinder. Perawatan mesin D DOHC berbeda dengan jenis SOHC.

C. Komponen komponen utama sistem katup

1. Katup

Katup adalah salah satu komponen mekanisme katup yang berfungsi membuka dar saluran, baik saluran
masuk (katup masuk) maupun saluran buang (katup buang) Secara umum,

Keterangan nama bagian Valve spring retainer lock adalah komponen yang berfungsi n
mengunci/menahan

a. ring penahan katup agar pegas katup dan katup tidak terlepas

Valve spring retainer disebut ring penahan pegas katup yanga berfungsi menahan

b pegas katup Valve stem seal disebut sil katup yang berfungsi sebagai i penahan cairan minyak pelumas
agar tidak masuk ke dalam ruang bakar,

C. Valve spring atau pegas katup berfungsi mengembalikan kedudukan katup

d. seperti semula. Valve spring seat berfungsi sebagaia dudukan pegas katup agar posisi pegas

e. tidak berubah pada saat bekerja.

2 Poros Cam

Paros cam adalah komponen mekanisme katup yang terdiri atas beberapa toniola yang berfungsi
sebagai penggerak katup, baik secara langsung maupun melate rosker arm.

3. Rocker Arm

Rocker arm merupakan komponen penghubung antara poros cam dan katup. Namun, saat ini telah ada
sepeda motor yang tidak menggunakan rocker arm - sehingga tenaga putar dari poros cam langsung
digunakan untuk mendorong katup untuk bergerak. Berikut dua jenis rocker arm yang digunakan pada
sepeda motora saat ini.
a Rocker arm tipe slipper memiliki konstruksi yang simpel karena gerakannya

b. hanya mengandalkan gesekan antara slipper dan poros cam. Rocker Arm tipe roller, memiliki
konstruksi agak rumit, yaitu terdapat roller untuk berotasi ketika mendapat tekanan dari poros cam
sehingga dapat mengurangi resistansi gesekan antara rocker arm dan poros cam..

4. Penggerak Poros Kam

Jarak antara poros kam dengan poros engkol dapat panjang serta terletaka di ataskepala silinder (SOHC
dan DOHC) dan di bawah (OHV) sehingga semua mesin baik tipe SOHC, DOHC, atau OHV menggunakan
perantara untuk memutar poros kam dengan menggunakan roda gigi, sabuk bergigi, atau rantai.
Penggerak poros kama yang umum digunakan pada sepeda motor adalah penggeraka jenis rantai,

Pada rantai penggerak kam dipasang tensioner yang berfungsi agar rantai tidak kendor (mempunyai
kekencangan tertentu) sehingga tidak mudah lepas dari roda giginya ketika sedang bekerja.

a. Tipe penyetelan manual memerlukan penyetelan kekencangan secara berkala.

b. Tipe setelan otomatis (automatic adjustment) Tensioner tipe ini di dalamnya terdapat konstruksi
rachet yang dapat bergerak ke arah luar karena dorongan pegas dan tidak akan kembali (batang
penekan bergerak searah) batang penekan tensioner akan menekan chain guide (karet) sampai
melengkung, lalu akan menekan rantai sehingga rantai akan mengalamin penegangan. Tensioner tipe ini
tidak perlu penyetelan.

C. Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)

Tensioner tipe ini mirip seperti tipe otomatis. Saat akan melakukan penyetelan harus mengendorkan
baut pengunci secara manual, lalu batang penekan tensioner akan menekan secara otomatis karena
dorongan pegas di dalamnya.

D. Kerenggangan Katup

Tekanan kompresi di dalam ruang bakar sangat dipengaruhi oleh penyetelan celaha katup. Jika celah
katup lebih kecil dari standar berarti katup cepat membuka dan lebih lama menutup. Pembukaan yang
lebih lama membuat gas lebih banyak masuk yang mengakibatkan bensin lebih boros.

E. Prinsip Kerja Mekanisme Katup

1. Cara Kerja Katup OHV

a Saat poros engkol berputar, gigi sproket pada crankshaft akan memutar gigia sproket poros nok.
Akibatnya, poros nok ikut berputar selama poros engkol berputar.

b. Putaran poros nok akan memutas cam atau tonjolan ketika tonjolan tersebuta
menyentuh valve lifter sehingga valve lifter akan terangkat.

c. Push rod akan menghubungkan gerakan valve lifter ke rocker arm.

d. Akibatnya, terjadi efek ayunan ketika ujung rocker arm terangkat maka ujung

lainnya akan menekan katup.

e Saat katup tertekan rocker arm maka katup akan terbuka.. Ketika tekanan dari rocker arm usai, pegas
katup akan mengembalikan posisia

f. katup ke semula.

2. Cara Kerja Katup OHC

a. Prinsip katup OHC juga sama ketika poros engkol berputar yang membuat poros ikut berputar.
Namun, karena poros nok terletak di kepala maka diperlukana sebuah belt atau chain

untuk menghubungkan putaran kedua poros. b. Saat poros nok berputar maka tonjolan akan langsung
menekan rocker arm. Ketika tonjolan tersebut berputar, pegas katup akan mengembalikan posisia valve
ke semula.

Pada beberapa tipe, biasanya OHC dilengkapi dengan rocker arm yang terletak di antara valve dan cam.
Hal tersebut berfungsi sebagai pengatur celah katup dengan metode HLA (Hydraulic Lash Adjuster).

F. Pemeriksaan, Penyetelan, dan Perawatan Katup Mesin Sepeda Motor

1. Pemeriksaaan Jarak Renggang Katup a. Pemeriksaan jarak renggang katup dilakukan saat mesin dalam
keadaan dingin (kira-kira di bawah 35°C).

b. Periksa jarak renggang katup pada 1000 km (3 bulan) dan tiap 4.000 km (20 bulan).

C. Crankshaft berputar searah jarum jam dengan memutar kipas pendingin secara perlahan (khusus
motor matik) dan menepatkan tanda T pada flywheel dengan garis penanda pada crankcase sebelah
kanan. Piston harus berada pada TMA (Titik Mati Atas) pada langkah kompresi. Posisi ini dapat
dipastikan dengan memeriksa ada kerenggangan pada rocker arm (pelatuk).

d Jika tidak renggang, berarti piston sedang bergerak melalui langkah pembuangan ke TMA. Putarlah
crankshaft satu putaran penuh dengan memutar kipas pendingin secara perlahan dan menepatkan
tanda T dengan garis penanda pada crankcase..

e. Periksa jarak renggang katup dengan memasukkan feeler gauge antara sekrupa penyetel katup dan
ujung batang katup.

2.Penyetelan Celah Katup Sepeda Motor Satu Silinder

Periksa dan Bersihkan


a. Kunci kontak OFF. Posisi piston pada top kompresi. Untuk memastikan bahwaa posisi piston pada top
kompresi, perhatikan bahwa pada saat ini tanda T pada rotor magnet tepat dengan tanda garis pada
bodi sepeda motor, celah platina membuka dan kedua katup menutup.

b Jika posisi piston belum tepat pada posisi top kompresi, putar poros engkol dengan kunci. Lepas busi
dari dudukannya agar memutarnya ringan.

c. Ada beberapa sepeda motor yang harus mencari TOP kompresi dengan cara mencari tanda pada
sprocket gear untuk menentukan posisi TOP kompresi.

d Setel celah katup dengan feeler sesuai dengan ketentuan. Untuk menyetel celah katup, kendorkan
mur dan masukkan feeler dengan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi.

e Setelah kedua katup disetel, pasang kembali bagian yang dilepas dan hidupkan motor untuk
pengontrolan. Jika ternyata celah katup terlalu longgar akan timbul suara berisik dari arah kepala
silinder.

3. Penyetelan katup motor dua slinder

a Kunci kontak OFF. Posisi piston silinder pertama berada pada top kompresi. Untuk memastikan posisi
piston silinder pertama pada top kompresi, perhatikan tanda T pada rotor magnet tepat segaris dengan
tanda garis pada bodi motor, a celah platina membuka dan kedua katup silinder pertama menutup.a

b. Jika posisi piston belum pada top kompresi, putar poros engkol dengan kunci. Lepas terlebih dahulu
busi dari dudukannya agar memutarnya ringan.

c. Setel kedua katup silinder pertama seperti cara menyetel katup pada sepeda motor satu silinder.
Katup silinder yang satunya dapat disetel setelah poros engkol diputar satu kali putaran penuh dari
kedudukannya.

4. Penyetelan Celah Katup Sepeda Motor dengan Shim Metode penyetelan celah katup dengan shim
dilakukan khusus untuk sepeda motn dengan teknologi DOHC sehingga cara melakukan penyetelan
celah katupnva sedikit berbeda.

Ganti shim 1,50 mm dengan ukuran baru, yaitu 1,50 mm + 0,30 mm 1,80 mm. Jika ukuran shim telah
didapatkan, pasang kembali seluruh bagian yang dilepas Hal ini mulai dari valve lifter, camshaft, hingga
rantai timing disesuaikan dengan kebalikan prosedur pelepasan di awal.

Bab 2

Sistem pelumasan
A. Fungsi Pelumasan
Sistem yang berfungsi melumasi bagian-bagian mesin disebut sistem pelumasan. ini fungsi dari
sistem pelumasan.

1. Mengurangi Gesekan

Gesekan adalah tenaga yang menghambat yang terjadi di antara permukaan dua benda yang
bergerak dan relatif keduanya saling menahan gerakan. Pelumac adalah benda yang sesuai
untuk mengurangi gesekan yang dapat menimbulkan keausan pada permukaan kedua benda
tersebut.

Permukaan logam tidak rata (mulus) jika dilihat dengan pembesaran ratusan kali dan terdapat
banyak asperities penyebab gesekan. Dampak yang timbul akibat

gesekan, di antaranya

a keausan (wear);

b panas (heat); dan

c. suara bising (noise).

Tribologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gesekan, keausan, dan pelumas dengan tujuan
mengembangkan performa pelumas yang diperlukan untuk meminimalisir dampak keausan
akibat terjadinya gesekan.

Dampak suara bising logam-logam yang bergesekan akan berkurang jikan permukaan terlapisi
dengan bantalan antarlogam.

2. Menjaga Kebersihan Mesin Jika noda di baju harus dihilangkan dengan detergen, minyak lumas pun
harus

mengandung aditif detergen (detergent). Beberapa fungsi aditif dalam mesin

dijelaskan sebagai berikut.

Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh thermo-oxidative

a. degradation.

b. Mencegah terjadinya penggumpalan kontaminan.

C. Mencegah penguapan oli pada permukaan logam panas. Selain aditif detergen, minyak lumas
mengandung aditif dispersant yang berfungsi sebagai berikut. 1) Mencegah terjadinya low temperature
thickening dengan cara disperse (mencegah terjadinya pengendapan) komponen insoluble (seperti
sludge), dan mencegah penggumpalan serta penguapan pada permukaan logam yang tidak bergerak.
2) Bersinergi dengan detergen dalam mengendalikan deposit suhu tinggi. 3) Aktif dalam mengendalikan
pembentukan soot di dalam mesin diesel

sehingga mengendalikan pengaruh negatif pada peningkatan viskositas

(pengentalan dan jelly).

3. Mendinginkan

Panas pada permukaan logam akibat proses pembakaran dan gesekan akan terbawa

sebagian oleh aliran sirkulasi minyak lumas sehingga mesin tidak overheating. Bagian

mesin yang terserap panasnya, di antaranya bearing, piston, valve, dan chamshaft.

a. Merapatkan antarkomponen

b. Anti karat

c. Bantalan

B. Jenis Pelumas

1. Standar untuk Kekentalan (Viscositas)

Standar kekentalan (viscositas) mengqunakan Society of Automotive Engineerin (SAE). Pada standar SAE
ini memerlukan banyak persyaratan, tetapi minyak peluma dengan kekentalan yang tinggi dapat
menghasilkan minyak film (oil film) yang tebal di atas permukaan logam sehingga memiliki kemampuan
untuk memikul beban yang relatif besar.

Untuk menyatakan kekentalan minyak pelumas biasanya diberikan angka contah SAE 20, SAE 30, atau
SAE 40. Semakin besar angkanya berarti minyak peluma semakin tinggi viskositasnya (makin kental).

Minyak pelumas ini muncul untuk mengatasi perubahan viskositasnya akibat kenaikan temperatur pada
pemakaiannya, yaitu semakin panas viskositas minyak akan s semakin encer.

2. Standar untuk Mutu (Kualitas)

Standar mutu (kualitas) minyak pelumas menggunakan API (American Petroleum Institute). Dalam hal ini
kualitasnya dan pemakaiannya tidak ditulis dalam indeks angka, tetapi dalam bentuk huruf.

a. Huruf S (digunakan untuk mesin berbahan bakar bensin).

b. Huruf C (digunakan untuk mesin diesel) dan huruf kedua menyatakan tingkatan kualitasnya.

C. Macam-Macam Pelumasan
1. Sistem Pelumasan untuk Motor Dua Langkaha

Pada sistem pelumasan motor dua langkah komponen mesin yang dilumasi terdir atas dua kelompok
besar berikut ini.

a. Pelumasan untuk sistem transmisi dan kopling

Pelumasan gigi transmisi dilakukan denqan dua cara, yaitu mengaduk oli s gigi-gigi berputar atau
menggunakan pompa oli.

b. Pelumasan untuk poros engkol dan dinding silinder terbagi menjadi beberapa macam beriku ini.

1) Sistem pelumasan campur langsung

Sistem pelumasan jenis ini biasanya digunakan pada motor lama, yaitur minyak pelumas langsung
dicampurkan ke dalam tangki bahan bakar (bensin).

2. Sistem pelumasan terpisah

Sistem pelumasan motor 2 tak jenis ini, minyak pelumas ditempatkan pada tangki khusus (terpisah
dengan tangki bensin) dan menggunakan pompa minyak pada saat mencampur.

2. Pelumasan Motor Empat Langkah

Pada sistem pelumasan motor 4 langkah seluruh bagian-bagian dilumasi dengan satu jenis minyak
pelumas. Sifat-sifat yang menonjol dapat diketahui sebagai berikut. a. Pelumasan teratur dan merata.

b. Digunakan pada motor 4T dan diesel 2T.

C. Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu.

Oli yang berada di bak/karter dihisap oli pompa melalui sarinqan oli, selanjutny oli akan ditekan dan
disalurkan ke bagian-bagian mesin yang membut pelumasan, di antaranya:

a. poros engkol dan kelengkapannya;

b. mekanisme katup dan kelengkapannya;

c. gigi-gigi persneling; d. kopling, dan lain-lain.

a. Pelumasan sistem percikan

Metode ini minyak pelumas disimpan di dasar crankcase, kemudian diciduka dengan adukan oli yang
ditempatkan pada ujung batang besar batang piston. Oli akan jatuh pada bagian-bagian yang
membutuhkan pelumasan. Sistem ini adalah yang paling sederhana, tetapi karena oli disiramkan tanpa
menggunakan tekanan untuk menekan oil sampai bagian-bagian terkecil maka sistem ini a jarang
digunakan pada sepeda motor.
b. Sistem pelumasan bertekanan

Sistem ini memerlukan tekanan oil sehingga membutuhkan pompa oli untuka menyuplai oli ke bagian
yang memerlukan pelumasan. Pada sepeda motor sistem ini dibedakan menjadi dua jenis yang
bergantung pada mekanisme pelumasan, yaitu dry sump dan wet sump.

1). Jenis dry sump

Pada sistem ini, tangki oil terpisah dan dialirkan ke bagian-bagian mesin melalui pipa dengan bantuan
pompa oli. Pada sistem dry sump dapat menggunakan satu atau dua pompa oil (khusus untuk
melakukan penyuplaian atau pengambilan oli).

2).Jenis Wet Sump/Pelumasan Basah Dalam sistem ini tangki oli tidak dipisahkan, sedangkan oli
ditempatkan bagian bawah ruangan dalam mesin. Pompa oli memungkinkan oli kea berbagai bagian
mesin.

D. Pemeriksaan Pelumasan

1. Pompa Oli Untuk Sistem Pelumasan Mesin Empat Langkaha

Pompa oli sepeda motor berfungsi menyemprotkan oli agar bercampur dengan gas baru, kemudian
masuk ke dalam ruang bakar. Jumlah oli yang disemprotkan ke dalam ruang bakar harus sesuai dengan
ketentuan. Oli yang disemprotkan tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh kurang.

a Pompa oli tipe plunger Pompa oli tipe plunger banyak digunakan pada mesin kuno dengan sistema
pelumasan kering.

b. Pompa oli tipe gear Pompa oli ini digerakkan oleh roda gigi di dalam rumah pompa dan oli ditarik ke
dalam lubang pemasukan dan keluar melalui lubang pengeluaran.

C. Pompa oli tipe trochoid

Pompa oli tipe trochoid adalah jenis pompa oli yang biasanya digunakan untuk sepeda motor saat ini.
Dalam pompa oli tipe trochoid terdapat dua rotor yang berputar dengan kecepatan yang berbeda
sehinggaa menyebabkan adanya perbedaan volume di antara dua rotor tersebut dan menyebabkan oli
mengalir keluar dan ke dalam.

2. Pemeriksaan Pompa oli

Pemeriksaan kinerja pompa oli yang sederhana dapat dilakukan dengan cara membuka cover katup isap,
kemudian menyalakan mesin sepeda motor.

3. Pemeriksaan Oli Mesin Memeriksa oli mesin dapat dilihat dari sisi jumlah dan warna olinya. Pastikan
jumlaha oli masih dalam batas standar dan warna oli belum hitam pekat. Jika telah hitam pekat, segera
ganti oli (sebaiknya ganti oli setiap pemakaian 2.000 km).

4. Pemeriksaan Filter Oli


Dalam hal ini, pastikan filter selalu bersih dari kotoran yang mengendap di atasnya. Berikut tiga jenis
filter oli.

a. Tipe assembly.

b. Tipe cartridge.

c. Tipe centrifugal.

5. Pemeriksaan Tangki Oli

Periksa tangki oli dan selang oli dari keretakan dan kebocoran. Periksa tangki berbagai bagian slang oli
(khususnya pada bagian sambungan) untuk meyakinkan bahwa tidak ada keretakan dan kebocoran..

6. Pemeriksaan Oli Transmisi

Transmisi tidak dapat dilumasi dengan baik apabila oli terlalu banyak atau terlalu sedikit sehingga jumlah
oli harus diperiksa secara berkala. Agar volume oli sesuai dengan kebutuhan, biasanya pada mesin
dicantumkan volume oli yang harus diisikan atau lihatlah pada lubang pemeriksa (jika ada). Lihatlah
permukaan oli sudah mencapai posisi lubang pemeriksa (oli akan mengalir keluar dari lubang apabila
kendaraan diperiksa dengan posisi miring).

BAB 3

SISTEM PENDINGIN
Pendinginan dilakukan untuk mencegah terjadinya kelebihan panas overheating,pemuaian, dan
kerusakan minyak pelumas.

A. Tipe sistem pendinginan mesin

1.Sistem pendinginan udara Sistem pendinginan udara ada dua macam sebagai berikut.

a. Sistem pendinginan udara alamiah

Sistem pendinginan udara alamiah adalah sistem pendinginan dengan menggunakan aliran udara yang
berembus melewati mesin sewaktu sepeda motor berjalan dengan laju
Sistem pendinginan udara alamiah mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari sistem
pendinginan alamiah, yaitu

1) motor ringan;

2) harga murah; dan

3) komponen sederhana.

Kekurangan dari sistem pendinginan alamiah dijelaskan sebagai berikut.

1) Proses pendinginannya kurang merata.

2) Suara motor keras karena getaran dari sirip-sirip pendingin motor sehingga perlu karet peredam pada
sirip agar getarannya tidak keras.

3) Adapun temperatur kerja dari motor sistem pendinginan alamiah cenderung tinggi, kurang lebih 100-
130°C..

b. sistem pendinginan udara dengan ventilasi atau paksa.

Sistem pendinginan udara dengan ventilasi atau paksa adalah sistem pendinginan dengan menggunakan
suatu alat semacam kipas angin. Sistem ini tetap dapat digunakan, walaupun sepeda motor dalam
keadaan berhenti. Cara kerja sistem pendinginan paksa saat motor hidup ialah kipas digerakkan oleh
poros engkol berputar, lalu menghisap dan menekan udara menuju sudu sudu penghantar menuju sirip-
sirip kepala silinder dan blok silinder.

2. Sistem pendinginan fluida cair..

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar, udara dalama ruang bakar, dan
silinder sebagian diserap oleh fluida cair setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Fluida cair
dalam sepeda motor yang digunakan sebagain pendingin ada dua jenis, yaitu coolant dan oli.

Komponen-komponen sistem. pendinginan fluida cair sirkulasi tekan.

1. Mantel air (water jacket) Berfungsi sebagai tempat peredaran air di

dalam mesin.

2. Selang selang air Selang selang air digunakan untuk memindahkan air panas dari mantel air ke
radiator dan sebaliknya.

3. Radiator

Berfungsi memindahkan panas air pendingin dari sistem menuju udara luar (mendinginkan cairan
pendingin dengan mekanisme penguapan ke udara luar.
4. Reservoir (tangki digunakan persediaar cadangan) Reservoir digunakan persediaan air sebagai tempat
dan tumpahan cairan pendingin dari radiator.

5. Kipas pendingin. Kipas pendingin berfungsi memberikan sinyal melalui switch sehingga kipas
pendingin secara otomatis akan berputar jika mesin kembali dingin kipas otomatis akan tidak berputar
of otomatis.

6. Termostat

Thermostat untuk mempercepat temperatur kerja air pendingin saat motor masih dingin atau bar hidup
dan mengatur peredaran / sirkulasi air pendingin

7. Pompa air. Berfungsi untuk mengalirkan air pendingin dari radiator ke mantel-mantal pendingin pada
blok mesin agar sistem pendinginan efektif dan efisien.

8. Tutup radiator

Berfungsi menutup radiator dan menaikkan serta mengatur tekanan air pendingin dalam sistem

Pemeriksaan dan perawatan berkala komponen sistem pendinginan.

1. Pemeriksaan dan perawatan tutupiradiator.

a. Periksa kondisi bagian-bagian tutup radiator.

b. periksa permukaan tutup radiator dan bagian lain dari karat dan katup tidak
berfungsi

c. cuci tutup radiator yang kotor dengan air

d. pasang pengetes pada tutup radiator.

e. pilih leher pipa adaptor yang kedalamannya sesuai dengan tutup radiator.

f. beri tekanan pada tutup samping katup pelepas mulai terbuka bandingkan
tekanan dengan yang tertulis pada tutup tunggu berapa detik dan tekanan tidak
boleh turun cepat.

g. perawatan berkala tutup radiator dilakukan secara rutin dengan mengecek


kondisi tutup radiator dan MW Knerja katupnya.

2. Pemeriksaan dan perawatan radiator.

a. Pemeriksaan kebocoran bagian-bagian radiator,


Di antaranya tangki atas tangki bawa pipa pipa kaliper, lubang pembuangan,
lubang selang atas, lubang selang bawah

b. Pemeriksaan sirip sirip pendingin dari kotoran yang menempel dan kondisinya
membuat aliran udara tersumbat Perawatan berkala radiator dilakukan dengan
membersihkan kotoran-kotoran debu yang menempel di sirip-sirip pendingin,
mengecek cairan pendingin dengan menggunakan cairan pendingin air kolam
sesuai petunjuk manual book. dan melakukan pengurasan cairan pendingin
secara berkala.

3. Pemeriksaan dan perawatan thermostat.

dengan mengetes buku tutup Thermostat hal ini berfungsi untuk menjalankan air
saat temperatur cairan pendingin di water jacket sudah panas.

4. Pemeriksaan dan perawatan pompa air

Pemeriksaan yang dilakukan pada pompa air, meliputi pemeriksaan kipas (sudu-
sudu) perpak pompa air, as pompa air, dan kemungkinan terdapat banyak kerak,
karatan dan kotoran.

5. Pemeriksaan dan perawatan mantel air (water jacket) Pemeriksaan dilakukan


pada lubang water jacket dari kemungkinan tersumbat, lubang menyempit karena
banyak kotoran kebocoran water jacket, retak, kerak, Dan karatan.
BAB 4
Sistem pemasukan dan pembuangan
A.memahami Sistem Pemasukan dan Pembuangan

Sistem pemasukan dan pembuangan adalah dua sistem dalam sepeda motor y
berfungsi hadden masuk dan keluarnya fluida das S pemasukan berfungsi untuk
memasukkan bahan bakar dan udara ke dalam silinde sedangkan sistem
pembuangan berfungsï untuk membuang sisa pembakaran. Konstruk sistem
pemasukan dan pembuangan mempunyai bentuk yanga berbeda-beda dan sang
variatif
B. Prinsip Kerja Sistem Pemasukan dan Sistem Pembuangan Motor 2 Tak

1.Sistem Pemasukan Sepeda Motor 2 Tak Pada sepeda motor 2 tak tidak memiliki katup. Sistem
pemasukan sepeda motor 2 tak mengandalkan torak untuk mengatur keluar masuknya udara
dan bahan bakar ke dalam silinder pada proses pembakaran.

a. Sistem need valve

Sepeda motor dengan sistem reed vaive adalah sepeda motor yang sistem pemasukan gas barunya
diatur oleh suatu alat yang disebut reed valve (kelp harmonica)..

b. Sistem rotary vaive Sepeda motor dengan sistem rotary, yaitu pembukaan dan pembuangan saluran
gas barunya diatur oleh alat yang disebut rotary valve (katup berputar)

c. Sistem piston vaive Sistem piston vaive adalah sistem pemasukan dan pembuangan yang paling
sederhana.

d. Sistem crankshaft valve

Sistem crankshaft vaive adalah sepeda motor dengan sistem pembukaan dan penutupan saluran
pemasukan gas barunya diatur oleh crankshaft. 2. Sistem Pembuangan Sepeda Motor 2 Tak Sistem
pembuangan sepeda motor 2 tak sangat memengaruhi kinerja mesin dalam proses pembakarannya.
Oleh karena itu, sepeda motor 2 tak tidak menggunakan katup maka aliran gas buangnya digunakan
untuk membantu proses pembakaran di dalam mesin

C. Prinsip Kerja Sistem Pemasukan dan Sistem Pembuangan Mo 4 Tak

1. Sistem Pemasukan Sepeda Motor 4 Tak

a. Kotak saringan udara Kotak saringan udara berfungsi menutup unit saringan udara agar udara yang
masuk ke saringan udara dapat lebih efektif, bersih, dan tidak terdapat banya kotoran yang masuk ko
saringan udara.

b. Saringan udara Saringan udara tiap ienis dan pabrikana ra yang digunakan seped Pada motor berbeda
beda. Konstruksi dan jenis saringan udara yang berbeda akan memengaruhi cara perawatan dan
penanganan saat terjadi kerusakan.

C. Selang penghubung Selang penghubung menghubungkan udara dari saringan udara ke intake
manifold untuk diteruskan ke arburator atau thtrottle body.

d. Karburatora

Karburator mempunyai bentuk, desain, dan konstruksi yang berbeda -beda. Karburator berfungsi
mencampurkan udara dan bahan bakar menjadi gas yang digunakan untuk proses pembakaran.

e. Throttle body

Throttle body adalah pengganti karburator dalam mesin injeksi. Karburator dan throttle body termasuk
ke dalam sistem bahan bakar.

f. Intake manifold

Intake manifold berfungsi menghubungkan komponen karburatordan atay throttlebody dengan lubang
masuk pada kepala silinder.

g. Katup masuk Katup

masuk berfungsi membuka dan menutup saluran masuk sesuai denga proses pembakaran dengan vaive
timing (waktu bukaan katup)

2. Sistem Pembuangan Sepeda Motor 4 Tak Gas buang sisa hasil pembakaran sepeda motor keluar
disalurkan melalui knalpotke udara luar. Konstruksi knalpot dibuat sedemikian rupa di a samping untuk
menampung gas buang, sedangkan di dalam knalpot terdapat sekat sekat dan pipa yang berfungsi untuk
meredam suara bising (silencer).

D. Perawatan Berkala Sistem Pemasukan Sepeda Motor


1. Kotak Saringan Udara Kotak saringan udara adalah komponen untuk menempatkan unit saringan
udara Tidak ada perawatan khusus pada komponen ini.

2. Saringan Udara Saringan udara merupakan komponen utama dalam sistem pemasukan seped motor.

3. Katup Reed Vaive REED CAGE

Katup reed valve terdapat pada sepeda motor 2 tak, katup yang bekerja dengan membuka dan menutup
berdasarkan bukaan valve timing cukup dibersihkan jika terdapat banyak kotoran,

4. Karburator dan Throttle Body Karburator dan throttle body dilakukan perawatan dan perbaikan jika
mendapati terdapat banyak kotoran.

5. Intake Manifold Komponen intake manifold

menghubungkan dari karburator dan atau throttle body ke dalam lubang di kepala silinder.

6. Saluran Masuk dan Katup Masuk Komponen saluran masuk dan katup masuk terdapat pada kepala
silinder. Perawatan yang dilakukan tidak membutuhkan jadwal khusus

E. Perawatan Berkala Sistem Pembuangan Sepeda Motor

Berikut cara membersihkan knalpot sepeda motor 2 tak.

a. Kendorkan baut dan mur knalpot, kemudian lepaskan knalpot dari dudukannnya.

b. Pisahkan bagian-bagian knalpot.

c. Panaskan bagian luar ujung knalpot denga apilas karbit.

d. Bersihkan bagian luar knalpot dengan air dan air atau lap halus.

e. Bersihkan kotoran yang ada di dalam lubang buang dengan hati hati.

f. Semprot dengan udara bertekanan pada knalpot bagian dalam agan kotoran- kotoran di dalamnya
terlepas keluar.

g. Jemur knalpot dengan cahaya matahari agar cepat kering dan keringkan dengan udara bertekanan,

2. Katup Pengatur Lubang Buang (Power Vaive Sistem) Katup pengatur lubang buang pada salah satu
pabrikan sepeda motor dinamakan RC Vaive (Revolutionary Controlled Valve).

a. Alternator regulator (kiprok). Kiprok rusak menyebabkan overcharge yang motor akan

membuat komponen kelistrikan lain konslet dan terbakar. Jika drop mati. Jika konslet, akan merusak
komponen chip dan motor servo RC Vaive.

b. Overcharae pada baterai (aki) karena kiprok yang rusak dan tidak terdeteksi.
BAB 5

Sistem bahan bakar karburator

Pada umumnya sistem bahan bakar sepeda motor terdiri atas beberapa komponen, di antaranya tangki bensin, saringan
bensin, selang bensin, dan karburator. Pada tangki keran bensin. Apabila keran bensin dibuka, secara alamiah bensin a akan
mengalir menuju bensin dilengkapi dengan pengukur tinggi bensin. Tipe ini pada karburator dilengkapi ke karburator.

A. Prinsip Kerja Karburatora

Karburator memproses bahan bakar cair menjadi partikel kecil dan dicampur dengan udara sehingga memudahkan penguapan.
Prosesnya serupa dengan penyemburan (spray). Pada Gambar 5.2 diterangkan prinsip dari penyemburan. Hal ini sebagai akibat
dari derasnya tiupan angin di (a) suatu kondisi vakum (tekanan di bawah atmosfir) terjadi di (b) perbedaan tekanan antara
vacum dan atmosfir udara di (c) mengakibatkan semburan terjadi pada gasoline (d). Berdasarkan proses ini, semakin cepat
aliran udara (a) mengakibatkan semakin besar vacum yang terjadi pada (b) sehingga semakin banyak gasoline yang
disemprotkan/disemburkan.

B. Aturan Kerja Karburator

Bahan bakar dapata berupa bensin yang dicampur dengan udara oleh karburator agar mudah terbakar dan dialirkan ke ruang
bakar. Dengan kata lain, karburator bekerja sesuai dengan aturan sebagai berikut.

1. Volume campuran udara dan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin. 2. Menciptakan campuran udara dan bahan
bakar yang tepat sesuai dengan kecepatan mesin.

3. Mengubah bensin menjadi partikel-partikel bercampur dengan udara sehingga mudah disemburkan atau dikabutkan.

C. Campuran Bahan Bakar dan Udara

Saat langkah isap pada mesin, tekanan di dalam silinder lebih rendah dari atmosfir sehingga aliran udara yang tercipta mengalir
melalui karburator ke dalam saluran pemasukan ke silinder. Pada aliran ini, ada bagian menyempit yang disebut dengan
venturi. Adanya venturi tersebut membuat aliran menjadi lebih deras dan menciptakan kevacuman pada bagian venturi
tersebut.

Pada titik tersebut dipasang saluran tempat bahan bakar disemprotkan. Bahana bakar yang masuk akan terpancar membentuk
partikel-partikel kecil dan disemburkan. Pada dasarnya, karburator digunakan untuk membedakan langkah ini dalam beberapa
tingkatan dalam mekanisme yang kompleks.

D. Menentukan Jumlah Campuran Udara dan Bahan Bakar

Diantara periode tertentu, pembakakan yang terjadi saat mesin berputar pada kecepatan rendah adalah sedikit. Apabila
putaran mesin tinggi, pembakaran akan banyaka terjadi.Terjadinya suatu pembakaran membutuhkan campuran udara dan
bahan bakar. Pembakaran yang terjadi banyak sekali mengindikasikan bahwa volume campuran udara dan bahan bakar sangat
tinggi.

Kebanyakan udara pada karburator memungkinkan lebih banyak campuran bahan bakar dan udara untuk mengalir masuk
sehingga meningkatkan cepat putaran mesin.

E Perbandingan Campuran Udara dan Bensin

Campuran bahan bakar dan udara yang dimasukan dari karburator ke silinder dimampa dan dinyalakan oleh busi sehingga
terbakar. Campuran bahan bakar dan udaraa dapat terbakar bagaimanapun juga terbatas pada jangkauan tertentu,a apabila
batasan dilampaui campuran tersebut tidak akan terbakar.

Perbandingan campuran udara dan bahan bakar ialah 15:1. Hal ini berarti 1 gram bahan bakar dicampur dengan 15 gram udara.

1. Perbandingan Campuran secara Teori

Saat bahan bakar dibakar seluruhnya akan berubah menjadi gas karbon dioksida dan air. Apabila campuran bahan bakar dan
udara pada kondisi itu dihitung dalam visi teori akan terdapat 1 gram bahan bakar untuk 15 gram. Proporsi ini 15 Perbandingan
ini disebut perbandingan teori campuran

2. Perbandingan Campuran saat Pengendapan

a. Saat mesin di-start (dingin) 2-3:1 (choke digunakan).

b. Hangat 7-8:1. Pada putaran stasioner (idling) 8-12:1.

c. Berjalan normal dengan beban ringan 15-17:1.

d. Beban berat 11-13:1. Saat percepatan (tarikan) bervariasi tergantung dari cara percepatan, tetapin pasti tambah jenuh.

F. Jenis-Jenis Karburatora

1. Pengelompokan Berdasarkan Arah Aliran

a. Type horizontal draft (side draft) Tipe ini banyak digunakan pada sepeda motor. Semprotan gas mengalir secara horizontal.

b. Type down draft

Tipe ini biasa digunakan pada mobil. Semprotan gas mengalir secara vertikal

2. Pengelompokan Berdasarkan Sistem Katup Gas Karburator dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi volume campuran
bahan bakar dan udara yang dialirkan ke silinder. Katup yang mengatur volume campuran tersebut disebut katup gas (Throttle
valve).

a. Carburetor VM

Throttle valve bergerak ke atas dan ke bawah karena dioperasikan oleh handle gas. Diameter venturi dapat dibuat dengan
berbagai macam untuk mengontrol aliran campuran.

b Carburetor SU (CV)

Jika handle gas dioperasikan, butterfly throttle valve akan membuka dan menutup. Piston valve akan membuka dan menutup
oleh tekanan negatif pada saluran pemasukan.

c. YDIS Carburetor
Karburator YDIS (Yamaha Duo Intake Sistem) merupakan kombinasi dari tipe SU dan VM yang berkerja dalam satu kesatuan.
Tipe VM bekerja pada kecepatan rendah dan sedang. Tipe SU mulai bekerja pada kecepatan tinggi.

G. Konstruksi Karburator

Karburator tipe VM dengan katup piston dipakai pada mesin dua langkah. Karburator tipe BS dengan katup tipe butterfly
digunakan pada mesin empat langkah.

VM karburator menggunakan katup piston dengan rancangan posisi yang tegak lurus sesuai dengan pergerakannya. Derasnya
aliran campuran bahan bakar dan udara bergantung pada sudut yang diciptakan oleh terbukanya katup gas.

H. Cara Kerja Sistem Karburator

1. Sistem Choke

Bahan bakar normalnya disemburkan oleh karburator, pengabutan pada saluran pemasukan, dan silinder ke bagian lain hingga
terbakar saat mesin masih dingin.a Dengan demikian, pengabutan terjadi sangat sedikit. Konsekuensinya, apabilaa
menghidupkan mesin pada kondisi mesin dingin, jumlah bahan bakar yanga dibutuhkan lebih banyak untuk menutupi
kebutuhan tersebut. Hal itu karena kesulitan pengabutan dilengkapi sistem choke untuk mengatasi situasi tersebut.

2. Kerja karburator putaran langsam

Dari putaran langsam kekecepatan rendah, katup gas terbuka sedikit maka celah antara jet needle (jarum) dan needle jet
(saluran) kecil. Putaran rendah akan membuat vacum yang terjadi sangat lemah/terbatas sehingga tidak terjadi aliran pada
celah tersebut.

a. ipe lubang tunggal

Dari mesin hidup sampai kendaraan jalan perlahan maka bahan bakar dira oleh pilot jet, diatur oleh pilot air screw, dan
dicampur dengan udara sehingga menghasilkan campuran jenuh yang disemburkan melalui pilot dengan outler

b. Tipe dua lubang

Saluran pilot out let terletak lebih ke arah mesin dari pada katup gas bypass terletak pilot out let.

3. Kerja Karburator Putaran Cepat Sistem utama mengalirkan bahan bakar pada kecepatana Saat katup gas tebuka lebih lebar
maka aliran udara melalui venturis semakin cepat dan bahan bakar terhisap melalui jet needle.

4. Sistem Percepatan

Pada waktu mesin mengalami percepatan (mesin digas dengan tiba-tiba), throttle valve (untuk karburator tipe venturi tetap
maupun tipe CV), throttle piston, atau skepa (untuk karburator tipe variable venturi) akan membuka secara tiba-tiba pula
sehingga aliran udara menjadi lebih cepat. Namun, karena bahan bakar lebih berat daripada udara maka bahan bakar akan
datang terlambat untuk masuk ke intake manifold.

5. Mekanisme Pelampung

Kerja pelampung adalah mempertahankan tinggi bahan bakar pada rua pelampung ketika r mesin berjalan melalui pergerakan
katup jarum. pelampung, dan fungsi bagian lainnya.

I. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar Karburator

1. Pemeriksaan Saringan Bahan Bakar Karat atau kotoran di dalam bahan bakar yang sedang mengalir dalam sistem bahan
bakar cenderung mengendap pada saringan.
2. Pemeriksaan dan Perawatan Saringan Udara

a. Keluarkan elemen saringan udara dari kotak saringan udara.

b. Cuci elemen dalam minyak solar atau minyak pembersih yang tidak mudah terbakar dan biarkan sampai mengering

c. Celupkan elemen daiaın minyak transmisi (SAE 80-90) dan peras keluar kelebihand minyak.

d Pasang kembali elemen dan tutup kembali kotak saringan udara.

3. Pemeriksaan Jet (Pengabut) Karburator

Periksa jet-jet karburator dari kerusakan, kotoran, atau tersumbata Berikut jet-jet yang diperiksa

a. Pilot jet/idle (spuyer pengabut putaran langstram atau starioner)

b. main jet spuyer utama

c. Main air jet (spuyer saluran darat umum)

d Pilot air screw (sekrup penyetel udara putaran langsam atau stasioner).

e Float (pelampung).

f.Needle valve (jarum pelampung)

a. Starter jet/cold star jet (spuyer saat mesin dingin).

h. Gasket dan o-ring.

i, Lubang by pass dan pilot outlet.

4. Pemeriksaan Jarum Pelampung

5. Pemeriksaan Tinggi Pelampung

a. Buka, lalu balikan karburator dengan arm (lengan) pelampung bebas

b. Ukurlah tinggi dengan menggunakan varnier caliper/jangka sorong atau alat pengukur pelampung (float level gauge) saat
lidah pelampung menyentuh dengan ujung jarum (needle valve).

c. Bengkokkan lidah untuk mendapatkan ketinggian yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai