Anda di halaman 1dari 21

KODE-5.

5
KEPALA SILINDER (MEKANISME KATUP)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran teori dan praktik selesai, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan fungsi kepala silinder dan mekanisme katup dengan benar.
2. Menjelaskan bagian-bagian kepala silinder dengan benar.
3. Melakukan perawatan, pemeriksaan dan perbaikan kepala silinder dan mekanisme katup
sesuai prosedur.
4. Melakukan penggantian rantai mesin sesuai prosedur.
5. Melakukan pemeriksaan silinder, piston, dan batang penghubung sesuai prosedur

B. Pokok Bahasan
1. Fungsi kepala silinder dan mekanisme katup.
2. Komponen kepala silinder dan mekanisme katup.
3. Pemeliharaan dan penyetelan katup.
4. Pemeriksaan dan perbaikan kepala silinder, mekanisme katup, dan cam shaft.
5. Penggantian komponen rantai mesin.
6. Pemeriksaan dan perbaikan silinder, piston, dan batang penghubung.

C. Pembahasan
Kepala silinder dan mekanisme katup merupakan mesin bagian atas yang memerlukan
pemeliharaan/perawatan rutin agar dapat berfungsi dengan baik. Akan tetapi sebelumnya
akan dijelaskan terlebih dahulu fungsi dari kepala silinder, yaitu:
1. Pembentuk ruang bakar bersama-sama silinder,
2. Tempat dudukan komponen katup dan kelengkapannya (mekanisme katup), dan
3. Tempat dudukan noken as dan kelengkapannya.
Bahan kepala silinder secara umum terbuat dari alumunium paduan dengan sirip-
sirip pendingin, dengan tujuan supaya dapat menjaga suhu mesin stabil. Setiap Kepala
Silinder dilengkapi dengan “SQUISH AREA” yang berfungsi untuk menimbulkan turbulensi
campuran bahan bakar didalam ruang bakar sehingga gas akan terarah pada pusat
pembakaran, sehingga proses pembakaran menjadi lebih sempurna.

Gambar Kepala Silinder Gambar Squish area


1. Pemeriksaan dan Penyetelan Komponen Kepala Silinder
Pada bagian ini yang dibahas adalah poin-poin pemeriksaan dan penyetelan yang
dilakukan pada bagian kepala silinder pada saat melakukan perawatan berkala/servis,
yaitu pemeriksaan klep/katup dan rantai mesin.
a. Penyetelan Klep / Katup
Penyetelan klep bertujuan supaya sepeda motor tenaganya maksimal, tekanan
kompresi tetap stabil, dan menghilangkan suara berisik apabila dalam keadaan
longgar
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan penyetelan klep, yaitu:
1) Pelatuk klep harus bebas,
2) Pemeriksaan dilakukan dalam kondisi mesin dingin (35 s/d 40 ºC), dan
3) Piston berada pada posisi TMA akhir langkah kompresi lambang “T” atau “I”
tergantung jenis sepeda motornya Honda atau Yamaha.

Berikut ini adalah tahapan yang harus dilakukan pada saat penyetelan klep,
khususnya pada sepeda motor honda.
1) Mencari langkah akhir kompresi (TOP Kompresi)

Untuk type Cub/Sport : Untuk type Matic :


Karisma, Supra X 125, Tiger, dll Vario, Beat, Spacy, dan Scoopy

Untuk type Bebek/Cub, lainnya:


Blade, Revo 110 (tidak ada lubang penyetelan pada cover magnet)
2) Melakukan penyetelan klep dengan tahapan:
a) Longgarkan mur pengikat,
b) Putar adjusting screw ke arah merenggang,
c) Masukkan feeler gauge.
d) Atur mur pengunci dan baut penyetel klep, dan
e) Periksa hasil penyetelan celah klep.

3) Pemeriksaan hasil penyetelan klep yang tepat


a) Pada saat feeler gauge di tarik terasa agak seret dan di dorong susah, dan
b) Permukaan feeler gauge tidak tergores.

b. Pemeriksaan Rantai Mesin


Pemeriksaan rantai mesin bertujuan untuk menyelaraskan putaran poros engkol
dengan noken as (cam shaft). Berikut adalah tahapan pemeriksaan rantai mesin:
# Kondisi mesin dihidupkan
1) Apabila rantai mesin kendor, akan terdengar suara berisik, terutama saat putaran
rendah,
2) Apabila rantai mesin terlalu tegang, akan terdengar suara mendesing.
# Kondisi mesin mati
1) Membuka mangkok penutup sprocket noken as,
2) Tekan rantai dengan alat khusus, pastikan ketegangan rantai yang benar antara 1
- 2 mm.
Pada saat ini penegang rantai mesin pada sepeda motor terdiri dari dua jenis yang
bekerja secara otomatis, yaitu:
1) Hidrolik
2) Tensioner lifter
Keuntungan kedua penegang rantai di atas adalah batang penekan akan mendorong
penegang rantai secara otomatis dan tidak lagi memerlukan penyetelan tegangan
rantainya secara manual. Berikut penjelasan kedua jenis penegang rantai mesin
tersebut.
 Penegang Rantai Jenis Hydrolik
Penegang rantai jenis hydrolik terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
1. Rol penegang
2. Batang penegang
3. Rantai penegang
4. Batang penekan
5. Katup satu arah
6. Baut sil bawah
7. Baut sil atas

Jenis hydrolik ini banyak digunakan pada


Sepeda motor seperti :
Supra Fit, Revo 100, Blade, Revo 110.

 Penegang Rantai Jenis Tensioner Lifter


Saat memasang tensioner lifter pada dudukannya, posisi lifter agar turun ke
bawah (tidak pada posisi menekan) dengan cara memutar lifter ke arah kanan
melalui lubang pada bagian bawah dengan menggunakan kunci khusus atau
obeng minus kecil. Jenis tensioner lifter ini banyak digunakan pada sepeda motor
seperti: Tiger, Mega Pro, Supra125, Karisma Vario, BeAT dan sepeda motor
merk lain seperti pada Yamaha dan Suzuki.
Berikut ini adalah tahapan pemeriksaan tensioner lifter yang masih baik:

1) Lepaskan tensioner lifter dari dudukannya,


2) Tekan ujung lifter menggunakan tangan, apabila tidak tertekan/masuk ke
dalam, artinya tensioner lifter masih baik,
3) Putarkan bagian luar tensioner menggunakan alat khusus atau obeng minus
kecil ke kanan sampai tonjolan lifter masuk ke dalam, dan
4) Lepaskan obeng minus kecil/stopper dari tensioner lifter dan pastikan
tonjolannya sekaligus keluar.
2. Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen Kepala Silinder
Sebelum melakukan pemeriksaan, terlebih dahulu lakukan pelepasan komponen
kepala siliner dengan tahapan sebagai berikut
a. Melepas Komponen Kepala Silinder
Hal-hal yang harus diperhatikan saat Membongkar Komponen Kepala Silinder
1) Lepaskan rocker arm shafts (poros lengan pelatuk) dan rocker arm,
2) Keluarkan camshaft (poros bubungan) dari cylinder head (kepala silinder),l
3) Lepaskan valve spring cotters (kuku pegas klep) menggunakan valve spring
compressor, dan
4) Lepaskan komponen lainnya: Spring retainer (penahan pegas), Valve spring
(pegas klep), Valve stem seal (sil tangkai klep), dan Valve spring seats (dudukan
pegas klep)

Tahap-1 Tahap-2

Tahap-3 Tahap-4

b. Memeriksaan Kepala Silinder


1) Periksa dan bersihkan endapan karbon pada ruang bakar,

2) Periksa lubang busi dan daerah di sekitar klep terhadap retak-retak,


3) Periksa cylinder head terhadap perubahan melengkung dengan straight edge atau
mistar baja tebal dan feeler gauge, pastikan tidak melebihi batas servis: 0,05 mm
c. Merakit Komponen Kepala Silinder
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat merakit kepala silinder beserta komponen-
komponen
1) Mengganti seal katup dengan yang baru,
2) Batang Katup dilumasi sebelum dipasang,
3) Bagian pegas katup yang rapat, pemasangannya berada dibawah,
4) Jangan menekan pegas katup terlalu kuat pada saat memasang kuku katup, supaya
pegas tidak melemah,
5) Melapisi kuku katup dengan gemuk untuk mempermudah pemasangan,
6) Ketuk dengan ringan pada katup yang sudah terpasang untuk memastikan bahwa
katup sudah terpasang dengan tepat,
7) Melumasi noken as sebelum dipasang,
8) Memberi oil pelumas pada kepala silinder sebagai pelumasan awal, dan
9) Bersihkan sisa gasket pada permukaan kepala silinder.

d. Catatan Tambahan:
Tip Melepas, Memeriksa , dan Memasang Lifter Tensioner
1) Lepaskan tensioner lifter plug (tutup pengangkat tensioner) dari tensioner lifter
2) Lakukan pemeriksaan cara kerja lifter tensioner :
a) Tensioner shaft (poros penegang rantai mesin) tidak boleh masuk ke dalam
badan ketika ia didorong,
b) Ketika ia diputar searah jarum jam dengan sebuah obeng minus, tensioner
shaft harus tertarik ke dalam badan. Poros harus meloncat keluar dari badan
sesegera setelah obeng dilepaskan.
Catatan: Buatlah kunci perkakas tensioner shaft dari sehelai baja tipis (ketebalan 0,8 mm)
lihat gambar

Gambar cara pemeriksaan lifter tensioner

3) Lakukan pemasangan lifter tensioner, dengan tahapan:


 Putar tensioner shaft searah jarum jam dengan kunci perkakas untuk menarik
tensioner, kemudian masukkan stopper sama sekali untuk menahan tensioner
pada posisi tertarik penuh,
 Pasang sebuah gasket baru pada cam chain tensioner lifter (pengangkat
tensioner rantai mesin), dan
 Pasang tensioner lifter ke dalam cylinder beserta tutupnya/plug
3. Pemeriksaan Katup dan Kelengkapannya
Mekanisme katup atau dikenal dengan kelengkapan katup, terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:
1) Katup (valve)
2) Pegas katup (valve spring)
3) Cotter & retainer
4) Spring seats
5) Bos/pengantar katup/valve guide
6) Dudukan katup (seat valve)

a. Memeriksa Katup dan Kelengkapannya


Bagian-bagian katup yang harus diperiksa pada mekanisme katup diantaranya :
1) Bos/Pengantar katup/Valve guide,
2) Dudukan katup (seat valve) dan lebar kontak katup, dan
3) Katup dan pegas katup.

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

1. Bos / Pengantar katup / Valve guide


Bos katup berfungsi sebagai pengantar gerakan naik turunnya batang katup. Untuk itu
pastikan katup dapat bergerak dengan normal. Sebelum dilakukan pemeriksaan
kerenggangan batang katup dan bos katup, bersihkan terlebih dahulu bos katup dari
karbon dengan cara di reamer. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan batas
kelonggaran antara pengantar katup terhadap batang katup sesuai dengan batas service
yang ditentukan.
Catatan : Standar renggang bos katup secara umum: 0,065- 0,085 mm

Gambar Pemeriksaan dan mereamer valve guide

Hal –hal yang perlu diperhatikan pada saat memeriksa bos katup:
1) Memasukan valve guide reamer dari sisi ruang bakar,
2) Gunakan minyak pelumas pada saat proses mereamer,
3) Memutar reamer searah putaran jarum jam baik ketika memasukan maupun saat
mengeluarkan, dan
4) Mengukur diameter setiap bos katup menggunakan inside micrometer/dial gauge
Tahapan membuka bos katup:
1) Dinginkan bos katup selama + 1 jam didalam freezer,
2) Panaskan cylinder head pada suhu 100 ~ 150 o C pada oven/kompor listrik,
3) Gunakan sarung tangan tahan panas untuk memegang silinder head,
4) Topang cylinder head dan dorong keluar bos katup dari sebelah dalam ruang bakar
cylinder head,
5) Pasang sebuah valve guide clip baru pada masing-masing bos katup,
6) Dorong guide masuk dari bagian atas cylinder head menggunakan valve guide
driver sampai didapat ketinggian untuk IN/EX: 13,0 – 13,2 mm,
7) Biarkan suhu cylinder head turun sampai ke suhu ruangan,
8) Setelah itu baru Valve Guide direamer, dan
9) Terakhir bersihkan cylinder head secara menyeluruh untuk membuang potongan-
potongan logam setelah mereamer.

Gambar Tahapan melepas bos katup

2. Dudukan Katup/Seat Valve (Lebar kontak katup)


Pemeriksaan Seat valve terhadap dudukannya:
1) Hilangkan endapan kerak karbon yang ada pada seat valve dengan cara di skir,
(putar klep pada dudukan klep menggunakan slang karet/hand lapping tool).
2) Lakukan pengukuran lebar kontak dudukan katup, standarnya 1mm atau
maksimal 1,6 mm menggunakan jangka sorong. Apabila melebihi batas servis,
lakukan proses mereamer dudukan katup menggunakan alat valve seat cutter.
3) Periksa juga ukuran lebar daun katup yang berhubungan dengan seat valve.

Gambar proses skir klep dan pemeriksaan lebar kontak katup

Catatan:
Apabila tidak memiliki hand lapping tool, skir katup dapat dilakukan menggunakan slang
karet dengan cara memutar batang katup satu arah dari posisi bawah (batang katup
dihubungkan dengan slang karet)
Tahapan mereamer dudukan katup menggunakan alat Valve seat cutter:
1) Hilangkan kekasaran valve seat menggunakan valve seat cutter 45o,
2) Selanjutnya gunakan valve seat cutter 32o untuk menghilangkan ¼ dari bahan
dudukan klep yang ada,
3) Kemudian gunakan valve seat cutter 600 untuk menghilangkan ¼ dari bagian
bawah dudukan klep lama, selanjutnya lepaskan pemotong dan periksa
hasilnya, dan
4) Terakhir lakukan pemotongan dengan menggunakan kembali, Valve Seat
Cutter 45o sampai didapatkan lebar dudukan katup sesuai dengan spesifikasi
(1,2-1,5 mm)

Gambar Tahapan mereamer dudukan katup

3. Katup/Klep/Valve dan Pegas Katup


Mekanisme kerja katup, terdiri dari dua jenis, yaitu:
 Single Overhead Camshaft (SOHC)
 Double Overhead Camshaft (DOHC)
Katup terbuat dari bahan khusus yang tahan panas dan tahan tumbukan, yaitu :
1) Katup Masuk: Baja paduan yang diperkeras, dan
2) Katup Buang: Baja paduan yang lebih keras dari klep masuk dan tahan suhu
tinggi dan karat.
Pemeriksaan katup terhadap dudukannya:
1) Apabila dudukan tidak rata, berarti batang katup tidak lurus / bengkok, maka
lalukan penggantian katup dan skir dudukannya,
2) Apabila permukaan rusak, ganti katupnya dan skir dudukannya, dan
3) Apabila daerah kontak terlalu tinggi atau rendah, skir dudukan katupnya.

Ganti Katup Lakukan Skir/reamer Katup


Pemeriksaan batang katup dan pegas katup:
1) Lakukan pengukuran panjang bebas dari pegas klep
2) Periksa masing-masing klep terhadap kebengkokan, keadaan terbakar atau
keausan tangkai yang tidak normal
3) Periksa pergerakan klep di dalam guide (pembimbing), dan lakukan
pengukuran diameter luar batang klep

Contoh pemeriksaan katup dan pegasnya pada tipe Honda Karisma atau Supra
X125.
a. Batas servis tinggi pegas katup: 35,8 mm
b. Batas servis diameter batang katup:
 Katup IN : 4,965 mm
 Katup EX : 4,945 mm

Tahapan Skir Klep/Reamer katup:


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan proses reamer katup/skir
klep:
1) Tekanan yang berlebihan sewaktu menskir dapat merubah bentuk dan merusak
dudukan katup dan pastikan diputar ke satu arah,
2) Ubahlah sudut alat skir secara teratur untuk mencegah dudukan katup yang
tidak rata,
3) Serbuk amril dapat merusak jika terbawa masuk antara bos dan batang katup,
pastikan kebersihannya dijaga, dan
4) Cucilah semua bekas amril pada kepala silinder dan katup setelah proses skir
selesai.

Gambar dua cara proses skir klep

4. Pemeriksaan Komponen Cam Shaft/Noken As


Cam shaft berfungsi untuk mengatur pergerakan katup masuk maupun katup buang
pada saat membuka dan menutup. Camshaft terbuat dari bahan besi tuang/baja paduan
dengan permukaan tonjolannya disepuh/heat treatment, supaya tahan panas, gesekan, dan
tekanan.
Pada Motor 4 Tak, perbandingan besarnya putaran cam shaft atau noken as adalah
½ putaran poros engkol. Berikut penjelasan dari cara kerja noken as.
a) Apabila atitik ‘a’ menyentuh pelatuk maka katup mulai terangkat dan kakan terbuka
penuh setelah mencapai puncak tonjolan titik ‘b’.
b) Setelah melewati puncak, katup akan turun kembali dan tertutup rapat setelah titik ‘c’.

Gambar tonjolan cam shaft

Pada cara kerja camshaft dikenal dengan istilah valve timming, yaitu suatu kondisi yang
menyatakan hubungan saat katup membuka dan menutup dengan pengeluaran gas sisa
pembakaran yang berhubungan dengan posisi piston, yang dalam istilah lain dikenal
dengan overlap.

Overlap adalah waktu dimana katup masuk dan


katup buang membuka secara bersamaan. Pada
gambar disamping menunjukan derajat overlap
sebesar: 5 + 5 = 10o

Gambar Diagram pembukaan katup

Pemeriksaan Cam Shaft dan Komponen lainnya


1. Bantalan Cam shaft
Putar lingkaran luar dari masing-masing bantalan camshaft dengan jari-jari, pastikan
berputar lancar.
2. Cam Lobe/Tonjolan camshahft/Bubungan
Ukur tinggi masing-masing cam lobe (bubungan) dengan Mikrometer , pastikan tidak
di bawah batas servis. Contoh: batas servis Honda Karisma, katup IN : 31,94 mm dan
katup EX : 31,79 mm

3. Selain bantalan dan bubungan, periksa juga saluran oli pada cam shaft, pastikan tidak
ada sumbatan/mampet.

5. Pemeriksaan Komponen Rocker Arm dan Porosnya


Lakukan pemeriksaan komponen rocker arm bersama porosnya yang meliputi:
a. Kemungkinan kerusakan dan goresan pada permukaan luncur rocker arm.
b. Putar rocker arm roller (penggelinding lengan pelatuk) dengan jari-jari, roller harus
berputar dengan halus dan tanpa suara.
c. Kemungkinan keausan antara rocker arm dan porosnya, lakukan pengukuran dengan
menggunakan jangka sorong pada bagian sebagai berikut:

Gambar Pemeriksaan rocker arm dan porosnya.

Contoh: Batas servis Honda Karisma/Supra 125


 Batas servis Diameter Dalam (D.D) rocker arm: 10,10 mm
 Batas servis Diameter Luar (D.L) poros rocker arm: 9,91 mm

6. Pelepasan dan Pemasangan Rantai Mesin


Pekerjaan penggantian rantai mesin (melepas dan measang) merupakan pekerjaan
yang cukup sering dilakukan dibengkel sepeda motor. Untuk itu pada bagian ini dijelaskan
tahapan yang harus dilakukan oleh seorang calon mekanik atau siswa pada saat melakukan
penggantian rantai mesin. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini (khususnya
sepeda motor tipe cub):
Setelah proses pelepasan komponen rantai mesin dilakukan, tahap selanjutnya adalah
mengganti rantai mesin dengan yang baru dan memasangnya kembali dengan urutan yang
terakhir dilepas menjadi yang pertama dipasang. Pastikan juga pada saat memasang rantai
mesin posisi mesin harus pada TOP kompresi.
7. Pemeriksaan dan perbaikan Silinder (Block Cylinder)
Silinder pada bagian mesin sepeda motor berfungsi untuk:
1) Sebagai tempat pembakaran campuran bahan bakar dengan udara untuk mendapatkan
tekanan dan temperatur yang tinggi
2) Sebagai penghantar gerakan naik turun dari torak
Bahan untuk silinder harus memenuhi persyataran sebagai berikut:
 Tahan gesekan,
 Tahan suhu tinggi,
 Tahan tekanan, dan
 Mampu menghantarkan panas dengan baik.

Gambar Silinder dan cara melepasnya

Oleh karena itu bahan Silinder yang digunakan adalah:


 Untuk Jenis mesin kecil pada umumnya dipakai bahan dari logam alumunium paduan
(Alluminium Alloy).
 Untuk jenis mesin besar dipakai bahan baja tuang.
 Untuk jenis mesin 2 tak dipakai bahan metal seperti “Nickle Silicon Carbide
Coating”.
Jenis-jenis bentuk Silinder pada sepeda motor, dibagi dua kelompok, yaitu:
a. Berdasarkan siklus kerjanya :
1) Mesin 4 tak bagian dalamnya Rata tanpa lubang.
2) Mesin 2 tak bagian dalamnya Terdapat lubang pemasukan dan pembuangan bahan
bakar.
b. Berdasarkan sistem pendinginan
1) Mesin 4 tak bagian luar silinder terdapat sirip – sirip.
2) Mesin 2 tak bagian luar silinder dilengkapi selubung air.

a. Pemeriksaan Permukaan Silinder


Pemeriksaan dilakukan terhadap kemungkinan melengkung untuk menghindari
terjadinya kebocoran kompresi. Adapun tahapan pemeriksaan permukaan silinder adalah:
1) Bersihkan permukaan silinder dan gasket mauoun material lainnya yang menempel.
2) Tempatkan Straight edge dan masukan fuller pada celah antara Straight edge atau
mistar baja dengan permukaan silinder.
3) Lakukan secara bersilangan. Bila hasil pengukuran telah melampaui bata service
maka gantilah silinder tersebut (std batas servis 0,05 mm).

Gambar pemeriksaan permukaan kerataan silinder


b. Pemeriksaan Dinding Silinder
Bertujuan untuk mengetahui tingkat keausan yang terjadi pada dinding silinder akibat
gesekan ring piston, pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat Cylinder
bore gauge
Tahapan memeriksa dinding silinder
1) Periksa dinding cylinder terhadap goresan dan keausan. Ukur dan catat D.D. cylinder
pada tiga tingkat pada sumbu X dan Y. Ambil pembacaan maksimum untuk
menentukan keausan cylinder (Contoh : batas servis Karisma 52,445 mm)
2) Hitung ketirusan cylinder pada tiga tingkat pada sumbu X dan Y. Ambil pembacaan
maksimum untuk menentukan ketirusan (Contoh : batas servis Karisma 0,10 mm)
3) Cylinder harus dikorter dan dipasang sebuah piston oversize jika batas servis telah
dilampaui.

Gambar pemeriksaan diameter silinder

Catatan:
Piston oversize yang tersedia: 0,25 mm, 0,50 mm, 0,75 mm, 1,00 mm. Cylinder harus dikorter sehingga
jarak renggang untuk sebuah piston oversize adalah 0,010 - 0,040 mm.

8. Pemeriksaan dan Penggantian Piston dan Pin Piston


Piston berfungsi untuk meneruskan tekanan pembakaran dan oleh poros engkol
dirubah menjadi gerak berputar dengan perantara batang penggerak.

Gambar Piston/torak

Piston terbuat dari bahan Alumunium Paduan, dengan alasan:


1) Ringan
2) Penghantar panas yang baik
3) Pemuaian kecil
4) Tahan aus karena gesekan
5) Kekuatan tinggi, pada temperatur tinggi

Piston apabila dilihat dari bentuk kepala pistonnya terdiri dari 4 jenis, yaitu: Rata,
Cembung, Cekung, dan Deflektor. Bentuk deflektor pada umumnya dipergunakan pada
sepeda Motor 2 tak, dengan maksud untuk membantu pemisahan antara gas baru dengan gas
bekas/hasil pembakaran. Berikut gambar dari jenis-jenis kepala piston tersebut
Gambar Jenis-jenis kepala piston

Pada piston dikenal dengan istilah Piston Offset, yaitu apabila titik tengah poros
engkol dan lubang pen piston ditarik garis tegak lurus maka akan terjadi kerenggangan/tidak
segaris yang disebut “Piston Offset”. Adapun tujuannya untuk memperlancar gerakan turun
naik piston dan mencegak terjadinya benturan piston pada dinding silinder.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah pemasangan kepala Piston yang tidak boleh
terbalik, pastikan tanda (seperti IN atau T) pada bagian atas piston mendekati saluran masuk
(IN) bahan bakar. Hal ini bertujuan agar piston tidak membentur dinding silinder karena
offset yang berlawanan, dan mengakibatkan dinding silinder akan lecet/baret.

Gambar Piston offset

a. Pemeriksaan Kondisi Piston


1) Periksa kondisi piston terhadap retak-retak atau kerusakan lain.
2) Periksa alur ring terhadap keausan berlebihan dan pembentukan karbon.
3) Ukur Diameter Luar (D.L) masing-masing piston. (Contoh: Batas servis Karisma:
52,292 mm).
Catatan:
Ambil pengukuran 10 mm dari bagian bawah piston, dan 90 0 dari lubang Pin piston.
4) Ukur masing-masing Diameter Dalam (D.D) lubang piston pin pada sumbu X dan Y.
Ambil pembacaan maksimum (Contoh: Batas servis Karisma : 13,03 mm.

Gambar pemeriksaan piston


Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melepas Piston
Letakan kain lap yang bersih di bawah piston menutupi lubang bak mesin untuk
mencegah jatuhnya clip pin atau part lain ke dalam bak mesin.

Gambar Tahapan melepas piston

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memasang Piston


1) Menutup lubang crank case dengan kain untuk menghindari clip terjatuh pada saat
membuka pin piston
2) Mengeluarkan pin clip dengan menggunakan tang jepit
3) Jangan merenggangkan ring piston pada saat membuka untuk menghindari patahnya
ring piston
4) Posisi “Ex” atau “A” harus menghadap kesaluran Buang (katup buang)
5) Memasang pin clip yang baru
6) Menjauhkan pin clip dari posisi cut out piston
7) Posisi mark (tanda) pada ring piston menghadap ke atas

b. Pin Piston
Pin Piston berungsi untuk mengikat piston terhadap batang penggerak / Conecting rod
dan juga sebagai pemindah tenaga dari piston ke batang penggerak agar gerak bolak –
balik dari piston dapat dirubah menjadi gerak berputar poros engkol.
Lakukan pemeriksaan Pin Piston dan ukur kerenggangannya.
1) Lakukan pengukuran Diameter Luar (D.L.) Pin Piston (Contoh: batas servis
Karisma: 12,98 mm).
2) Hitung kerenggangan antara piston dan piston pin (Contoh: batas servis Karisma
0,075 mm).

Gambar pemeriksaan pin piston

c. Ring Piston
Ring piston yang dipasang pada piston berfungsi untuk:
1) Mempertahankan kerapatan antara torak dengan dinding silinder sehingga tidak ada
kebocoran gas dari ruang bakar ke dalam bak mesin.
2) Membantu pengontrolan lapisan minyak pelumas di dinding silinder.
Bahan untuk ring piston adalah baja paduan/besi tuang yang bagian luarnya dilapisi
dengan Chrom.
Berdasar fungsinya, ring piston dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1) Ring Kompresi, dan
2) Ring Pelumasan/Oli.

Gambar Renis-jenis ring piston

Sementara itu, ring piston juga dibedakan berdasarkan penggunaannya pada mesin
sepeda motor, yaitu ring piston untuk 2 tak dan ring piston untuk 4 tak. Berikut
penjelasan kedua jenis ring tersebut.

Ring Piston 2 tak


Sepeda Motor 2 tak pada umumnya mempunyai 2 ring yang keduanya adalah ring
kompresi. Untuk mencegah ring kompresi bergeser posisi di piston, maka dipasangkan
“Pin Dowel” dan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya engine noise maka pada
beberapa mesin 2 tak ada yang mempergunakan “Ring Expander”.

Gambar ring piston 2 tak

Ring Expander berfungsi sebagai penekanan ring terhadap dinding silinder supaya lebih
kuat.

Ring piston 4 tak


Sepeda motor 4 tak pada umumnya mempunyai 3 Ring, yang terdiri dari 2 Ring
Kompresi dan 1 Ring Pelumasan / Oli. Ring oli dipasang pada bagian bawah alur ring
piston.

Gambar Ring piston 4 tak


Ring Kompresi antara satu dan yang lainya mempunyai perbedaan dalam hal bentuk
penampangnya. ring paling bagian sisinya berbentuk RATA sedang ring kedua bagian
sisinya berbentuk TIRUS.
Macam-macam ring oli yang umum dipakai antara lain:
 Tipe Split.
 Tipe Integral.

Pemasangan Ring Piston Mesin 4 Tak:


1) Antara ujung-ujung ring membentuk sudut 120 o
2) Ring piston harus dapat bergerak pada alurnya.
3) Tepatkan posisi ring oli side rail atas dan bawah sejauh masing-masing 20 mm dari
ujung ring oli spacer (ring oli tengah).
4) Menekan ring piston dengan tangan dan mendorongnya ke dalam silinder dari
bawah.

Pemasangan Ring Piston Mesin 2 tak:


1) Lumasi ring pistonnya dan alurnya sebelum dipasangkan.
2) Pastikan marking ring menghadap ke atas.
3) Ujung-ujung ring sudah tepat terletak menghadap pin dowel.

Pemeriksaan Ring Piston


1) Periksa ring piston terhadap kehalusan pergerakan dengan memutar mereka. Ring
piston harus dapat bergerak dalam alurnya tanpa menyangkut.
2) Tekan ring piston sampai permukaan luar dari ring piston hampir rata dengan piston
dan ukur jarak renggang dengan menggunakan feeler gauge.
3) Masukkan ring piston secara tegak lurus ke dalam bagian bawah dari cylinder
dengan mendorongnya dengan mahkota piston. Ukur celah pada ujung ring
menggunakan feeler gauge.

Gambar Pemeriksaan ring piston


Batas servis jarak renggang ring piston (Contoh: pada honda Revo 110) :
 Ring Atas: 0,09 mm
 Ring Kedua: 0,09 mm
Batas servis celah ujung ring piston (Revo 110) :
 Ring Atas : 0,5 mm
 Ring Kedua : 0,5 mm
 Ring Oli (side rail) : 1,1 mm

9. Batang Penghubung/Connecting Rod


Batang penghubung berfungsi sebagai penerus gerakan bolak balik piston ke poros
engkol. Bahan batang penghubung biasanya terbuat dari bahan baja atau besi tuang, agar
dapat tahan terhadap gerak bolak balik dan panas. Bagian-bagian batang penghubung, terdiri
dari tiga bagian, yaitu :
1) Small end (kepala kecil).
2) Rod (tangkai).
3) Big end (kepala besar).

a. Pemeriksaan batang penghubung :


Lakukan pengukuran Diameter Dalam (D.D) lubang small end untuk mengetahui tingkat
keausan dengan menggunakan dial gauge, atau jangka sorong ketelitian minimal 0,02
mm. Pastikan hasil ukur di bawah batas servis.
Contoh : Batas servis honda Karisma 13,05 mm

Gambar Pemeriksaan diameter small end batang penghubung

Anda mungkin juga menyukai