Setelah menjelasakan mengenai jenis dan fungsi power steering, selanjutnya yang
akan kami bahas yaitu cara kerja power steering tersebut. Pada dasarnya cara kerjanya
sangat sederhan dan simple, dimana fluida berpindah dari satu sisi ke sisi lain yang
akan menyebabkan pergeseran kedudukan gigi pada sistem roda gigi atau transmisi
kemudi. Dan karena pergeseran inilah yang akan menggerakan roda ke arah kanan
atau kiri sesuai keinginan pengemudi.
1. Posisi saat netral
Alirkan ke katup pengontrol ( control valve ). Bila katup pengontrol berada pada
posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup pengontrol ke saluran
pembebas ( relief port )dan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak terbentuk
tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak tidak bergerak.
2. Posisi saat membelok
Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu arah,
katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran minyak.
Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran
minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi
perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan rendah
sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan dikembalikan ke
pompa melalui katup pengontrol.
1. Bila kendaraan mau belok sebaiknya jalan atau gerak dulu baru belok.
2. Jangan terlalu sering membelokkan steer sampai mentok/patah terlalu
lama.
3. Memilih minyak Power Steering yang original (jenis ATF).
4. Memilih spare parts yang original bila diservice.
5. Untuk hidrolik jenis rack steer, disarankan setiap mencuci kendaraan
karet pelindung (boot steer) kanan dan kiri diperiksa, apakah lepas,
robek atau terjadi kerusakan lainnya.
6. Jika parkir kendaraan, hendaknya posisi roda bagian depan harus lurus.
7. Gunakan jenis ban dengan tingkat gesekannya rendah
Penggunaan power steering memberikan beberapa keuntungan seperti
Jika:
F1/A1 = F2/A2 maka F1 = A1/A2 x
F2
atau F1 = (D1/D2)2 X F2
Keterangan Simbol:
F1 /F2 = Gaya pada permukaan A atau B (N)
A1/A2 = Luas permukaan A atau B (m2)
D1/D2 = Diameter permukaan A atau B (m)
hilang power steering tidak akan bekerja (mati sama sekali), tetapi kemudi masih dapat
dioperasionalkan secara manual.
1. Gear Housing
Gear housing pada sistem power steering ini menggunakan roda gigi tipe rack and pinion.
Alur kerja dari roda gigi rack and pinion adalah steering pinion pada bagian ujung bawah poros
utama kemudi bersinggungan dengan steering rack. Bila rack kemudi diputar maka steering
pinion akan berputar menggerakan steering rack ke kiri dan ke kanan. Gerakan steering rack
diteruskan ke knuckle arm melalui ujung rack dan ujung tie rod.
2. Power Silinder
Piston didalam silinder tenaga (power silinder) di tempatkan pada rack, dan rack bergerak
karena adanya tekanan minyak yang bebeda yang dihasilkan oleh vane pump bekerja pada power
piston. Kebocoran tekanan minyak di cegah oleh seal ring pada piston ada juga oil seal pada
kedua sisi silinder untuk mencegah minyak bocor ke bagian luar.
Control valve shaft dihubungkan dengan steering main shaft yang terhubung dengan
steering wheel. Jika steering wheel pada posisi lurus maka control valve pada posisi netral
sehingga minyak dari vane pump tidak bekerja dikedua ruang tetapi dialirkan kembali ke
reservoir tank. Jika steering wheel diputar kesalah satu arah, control valve akan merubah saluran
sehingga minyak pada ruangan lainnya dikeluarkan dan mengalir ke reservoir tank.
Pada tipe rack and pinion ada dua macam alat yang mengatur perubahan saluran
yaitu: spool valve dan rotary valve. Pada masing-masing jenis terdapat torsion bar antara control
valve dan pinion. Control valve bekerja tergantung pada besarnya puntiran yang diterima torsion
bar. Pada saat tidak ada minyak atau tekanan minyak dan torsion bar berputar sampai titik
tertentu control shaft stoper akan berlangsung memutar pinion dan menggerakkan rack sama
seperti pada kemudi manual momen roda kemudi diteruskan ke pinion melalui control valve
shaft.
b. Posisi Netral
Selama control valve shaft tidak berputar, berarti berada dalam posisi netral demikian juga
katup rotary juga tak berubah posisi. Posis ini terjadi pada saat jalan lurus tanpa memutar roda
kemudi sama sekali.
Minyak yang dailirkan dari pompa kembali ketangki reservoir melalui lubang D pada ruang D.
Ruangan di sebelah kiri dan kanan dalam silinder mulai bertekanan tetapi karena pada keduanya
tidak ada perbadaan maka tidak terjadi bantuan power silinder.
4. Vane Pump
1) Reservoir tank
Tangki resevoir menampung persediaaan minyak power steering. Penempatannya dapat
disatukan dengan pump body dan juga terpisah dengan pump body dengan pipa penghubung.
Biasanya tutup tangki reservoir dilengkapi dengan pengukur minyak (level gauge/ deep stick)
untuk memeriksa ketinggian permukaan minyak power steering dalam tangki. Bila ketinggian
permukaan minyak dalam tangki kurang dari yang ditentukan, maka pompa akan kemasukan
udara dan kinerja pompa menjadi tidak normal.
2) Pump body
Pompa digerakkan oleh puli engkol mesin dengan drive belt, dan mengalirkan yang
bertekanan ke gear housing. Pengaliran volume minyak dari pompa adalah sebanding dengan
rpm mesin, banyaknya minyak yang dialirkan ke gear housing diatur oleh flow control valve
dengan kelebihan minyak dialirkan ke sisi hisap (suction side).
4) Peralatan Idle Up
Pompa mengahasilkan tekanan minyak maksimum pada saat roda kemudi diputar
sepenuhnya ke kiri dan ke kanan. Pada saat ini pompa memperoleh beban maksimum yang akan
menurunkan rpm idle up mesin. Untuk mengatasi masalah ini, sistem power steering dilengkapi
dengan peralatan idle up yang akan bekerja untuk menaikkan rpm mesin. Pada saat pompa
memperoleh beban maksimum, fungsi peralatan idle up untuk menaikkan rpm idle mesin, bila
tekanan minyak pada pompa bekerja pada air control valve yang dipasang pada vane pump body
untuk mengatur aliran udara.
a) Mesin EFI
Pada mesin dengan EFI bila torak pada air control valve didorong oleh tekanan minyak,
maka katup udara membuka dan volume uadar yang di bypass throttle valve bertambah dan
menaikan rpm mesin.
Jadi pada mesin dengan EFI alat idle up fungsinya menambah pasokan udara ke intake manifold,
sehingga udara masuk banyak menyemprot bensin akan banyak.
b) Mesin karburator
Pada mesin yang dilengkapi dengan karburator, bila torak dari control valve terdorong
oleh tekanan minyak, maka air valve membuka dan kevakuman pada diafragma akan berubah,
untuk mengatur sudut pembukaan throttle valve.
Idle up pada mesin dengan karburator menyalurkan kevakuman dari intake manifold ke
diafragma yang akan meningkatkan pembukaan sudut throttel valve.
b. Cara kerja
1) Vane Pump
Rotor berputar didalam cam ring yang diikatkan pada rumah roda gigi (gear housing).
Rotor terdapat slot, didalam slot dipasangkan vane plate. Bagian luar rotor berbentuk lingkaran
tetapi permukaan bagian dalam cam ring. Vane plate menyekat celah membentuk ruang minyak.
Vane plate terdorong merapat ke permukaan bagian dalam cam ring oleh gaya sentrifugal
dan tekanan minyak pada bagian belakang vane plate, membentuk seal sehingga pada saat terjadi
kenaikan tekanan minyak. Tekanan kebocoran antara cam ring dan vane plate dapat di cegah.
Pada saat rotor berputar kapasitas ruang minyak akan membesar dan mengecil untuk melakukan
pemompan, saat hisap ruang minyak memperbesar sehinggga minyak dar reservoir mengalir ke
ruang minyak melalui saluran hisap.
Volume ruang minyak akan mengecil pada sisi keluar (discharge side), bila mencapai nol
maka minyak tadi terhisap masuk ke ruangan melalui saluran hisap keluar melalui saluran keluar.
Untuk setiap putaran terjadi dua kali penghisapan dan pengeluaran minyak.
d) Relief valve
Katup pembebasan (relief valve) ditempatkan pada flow control valve. Bila tekanan P2
melebihi 80 kg/cm2 (bila roda kemudi diputar sepenuhnya) maka relief valve akan terbuka dan
menurunkan tekanan pada saat tekanan P2 turun control valve terdorong ke kiri dan mengatur
tekanan maksimum.
C. Dasar Hidrolik
Keterangan :
1. Steering Wheel
2. Motor listrik
3. Vane Pump
4. Power steering
5. Steering Main Shaft
6. Rack and Pinion
b. Power silinder
Power silinder adalah tempat piston bekerja dan ditempatkan satu poros dengan rack, rack
bergerak karena ada tekanan minyak yang dihasilkan oleh tekanan vane pump yang bekerja pada
power piston. Kebocoran minyak dicegah oleh oil seal pada kedua sisi silinder dan pada bagian
ujung power silinder juga dicegah oil seal untuk mencegah kebocoran.
c.Tie rod
Tie rod adalah batang yang dipasangkan pada rack and untuk menghubungkan steering
gear ke roda. Tie rod dapat distel untuk mengatur jarak antara joint.
d. Steering rack
Steering rack berfungsi meneruskan putaran dari steering pinion untuk menggerakkan
power silinder, ujung rack dan ujung tie rod ke kiri dan ke kanan.
e. Katup pengatur minyak (Control valve).
Arah aliran minyak dari pompa ditentukan oleh control valve (rotary vave) yang ada di
dalam rumah gigi (gear housing). Control valve shaft yang diterima momen dari steering wheel
dengan pinion gear dihubungkan oleh sebuah pasak dan berputar bersama-sama dengan torsion
bar.
f. Vane pump
Vane pump berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fluida yang diperlukan sesuai dengan
putaran mesin. Pada vane pump juga terdapat reservoir tank yang berfungsi untuk menampung
persediaan minyak power steering