Anda di halaman 1dari 12

7 Cara Merawat Power Steering

Mobil dan Jenisnya

Ditulis oleh Tim Konten SEVA


.
May 30, 2022

Memiliki kegunaan yang penting dan memberikan kenyamanan


dalam mengemudi, ketahuilah cara merawat power steering
pada mobil.
Bagi para pemilik mobil, sebaiknya mengetahui cara merawat power
steering. Mengingat ini merupakan komponen dalam sistem kemudi mobil yang
berfungsi untuk meringankan beban ketika sedang menggunakan setir.

Dengan adanya power steering, kemudi mobil akan lebih mudah dikendalikan
sehingga kinerja setir kendaraan akan jauh lebih ringan.

Secara umum perawatan power steering pada mobil satu dengan mobil lainnya
tidaklah jauh berbeda. Untuk itu, pahami terlebih dahulu perbedaan jenis-
jenis power steering seperti berikut ini.
Power steering hidrolik

Power steering jenis ini menggunakan pompa hidrolik berisi oli yang berfungsi
meningkatkan tenaga yang mendorong roda untuk membelok ke kiri atau ke
kanan saat pengemudi memutar setir.

Baca juga: Shockbreaker Mobil Bocor, Apa Dampak dan Bahayanya?

Power steering hidrolik adalah jenis power steering yang paling banyak
digunakan pada mobil. Diantaranya adalah pada mobil Toyota
Avanza dan Daihatsu Xenia.
Power steering semi hidrolik

Jenis power steering semi hidrolik menggunakan perpaduan pompa hidrolik dan
motor listrik (dinamo) untuk dapat menghasilkan tekanan pada pompa hidrolik.
Penggunaan power steering semi hidrolik ini dapat dijumpai pada mobil-mobil
keluaran terbaru.
Power steering elektrik

Power steering jenis ini hanya menggunakan motor listrik (dinamo) tanpa pompa
hidrolik, dan dikenal dengan sebutan Electric Power Steering (EPS). Penggunaan
EPS juga umum dijumpai pada mobil-mobil baru.

Baca juga: Jenis dan Cara Merawat Rem Tangan Mobil

Walaupun sudah diperkenalkan sejak tahun 90an, namun kepopulerannya mulai


beranjak pada tahun 2000. Beberapa contoh mobil yang sudah menggunakan
EPS ini antara lain adalah Toyota Yaris dan Daihatsu Sirion.
Nah, agar kondisi power steering tetap terawat sebaiknya ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan seperti berikut ini.

1. Pastikan roda berada dalam posisi lurus saat parkir. Membiarkan


posisi roda belok terlalu lama akan terus membebani pompa hidrolik pada
satu sisi. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan sistem hidrolik pada
mobil yang menggunakan jenis power steering hidrolik dan semi hidrolik.

2. Hindari putaran maksimal kemudi. Memutar kemudi hingga mentok dan


mengeluarkan bunyi terlalu sering atau lama akan meningkatkan suhu dan
merusak karet pada sistem hidrolik.

3. Perhatikan tekanan angin ban. Kurangnya tekanan angin pada ban akan
membuat beban kerja power steering semakin besar. Baik power
steering hidrolik, maupun elektrik akan cepat rusak menghadapi kondisi
ini.

4. Kurangi kecepatan saat melalui jalanan rusak. Apapun jenisnya,


menerjang jalanan rusak dengan kecepatan tinggi dapat dengan mudah
merusak banyak komponen. Dua di antaranya adalah poros rack
steer dan boot rack steer.

5. Ganti komponen yang sudah mencapai batas usia pakai: Pada


umumnya masa pakai komponen power steering mencapai 5 tahun atau
setelah menempuh jarak 100.000 km. Usia tersebut tentunya dapat lebih
atau kurang, sesuai dengan cara mengemudi dan perawatannya.

6. Hindari banjir. Pada power steering jenis elektrik, motor listrik dipasang
langsung pada as setir, sejajar dengan as roda. Jika air sampai terendam,
motor listrik bisa rusak sehingga motor listrik tersebut harus diganti
karena tidak bisa diperbaiki.

7. Lakukan penggantian oli hidrolik secara berkala. Pada power


steering hidrolik dan semi hidrolik, oli hidrolik yang sudah lama tidak
diganti akan kehilangan fleksibilitasnya dan menyebabkan pompa tidak
bekerja dengan optimal. Jika dibiarkan, dapat menyebabkan kerusakan
pada pompa oli.

Baca juga: Lebih Sporty dan Bergaya, Ini Rekomendasi Daihatsu Varian ADS
Selain cara-cara merawat power steering seperti tadi, bisa juga dengan
melakukan pengecekan rutin di bengkel-bengkel mobil terdekat. Merawat power
steering dengan baik tentunya dapat memperpanjang usia pemakaian serta bisa
mengurangi biaya jika terjadi kerusakan pada mobil.

Nah, itu tadi beberapa cara merawat power steering dengan mudah. Hal lainnya
yang perlu diperhatikan adalah cara mengemudi yang harus dilakukan secara
benar.

Oleh karena itu, selalu perhatikan cara berkendara agar tidak merusak
komponen-komponen mobilmu.

Pengertian Power Steering Beserta Fungsi


dan Cara Kerjanya
Ditulis oleh : Adrian Tirta Kusuma | 21 July 2022
momobil.id – Mobil modern yang saat ini beredar di pasaran sudah pasti memiliki

sistem power steering. Sistem ini mampu membantu pengendara dalam

bermanuver di tikungan. Sistem ini merupakan sistem yang cukup penting pada

kendaraan. Berikut ini adalah pengertian, fungsi, dan cara kerja dari power

steering pada mobil.


Pengertian Power Steering
Power steering merupakan komponen yang berada pada sistem kemudi. Sistem ini

betujuan meningkatkan tenaga yang diperlukan untuk memutar roda

kemudi. Power steering akan meringankan beban dari gaya yang dihasilkan oleh

kendaraan saat berbelok.

Jenis Power Steering


Terdapat tiga jenis power steering yang digunakan oleh kendaraan saat ini,

yaitu hydrolic power steering, electronic power steering, dan hydro-electric power

steering.

1. Hydrolic Power Steering


Merupakan jenis power steering yang bekerja dengan bantuan hidolik dan

pompa. Power steering jenis hidrolik dapat ditemukan pada truk, dan mobil seri

pertama.

2. Electronic Power Steering atau EPS


Sistem power steering terbaru yang menggunakan motor listrik. EPS merupakan

sebuah terobosan baru dari power steering, dan kebanyakan mobil baru sudah

mengadopsi sistem ini.

3. Hydro-Electric Power Steering


Merupakan gabungan dari tipe hidrolik dan elektrik. Cara kerjanya adalah dengan

menggunakan fluida sebagai minyak yang akan dipompa oleh motor listrik ke

berbagai komponen mesin.


Fungsi dari Power Steering
Power steering berfungsi untuk memudahkan pengemudi saat memutar kemudi

kendaraan. Pengemudi tidak memerlukan tenaga ekstra saat memutar kemudi,

terlebih pada kecepatan rendah.

Selain memudahkan pengemudi, power steering juga berfungsi untuk meringaknan

beban yang ditumpu oleh ban mobil dengan tambahan daya dorong. Komponen ini

juga mampu memanfaatkan pelumas dan tenaga pegas sehingga dapat

meringankan beban kendaraan.

Komponen dalam Power Steering


Sistem power steering terdiri dari beberapa komponen yang bekerja. Berikut ini

merupakan komponen dari power steering berdasarkan jenisnya.

1. Power Steering Hidrolik


Pada sistem power steering hidrolik terdapat beberapa komponen sebagai berikut

 Reservoir Tank = berfungsi untuk menampung oli power steering.


 High Pressure Steering Hose = berfungsi untuk mengalirkan fluida
bertekanan tinggi ke rotary.
 Pompa Power Steering = disebut juga sebagai vane pump.
Komponen ini berfungsi untuk menghasilkan tekanan fluida yang
tinggi sehingga mempermudah kendali setir.
 Rotary Control Value = mengatur aliran fluida yang berasal dari
pompa
 Rack Shaft = bekerja sebagai tumpuan yang menghubungkan piston
dan rack gear ke power cylinder.
 Low Pressure Steering Hose = mengalirkan fluida bertekanan
rendah ke reservoir tank.
 Power Cylinder = berfungsi untuk mengatur tekanan fluida dan
menggerakan gigi.
 Steering Gear Housing = berfungsi untuk melindungi gigi pinion
dan power steering.
Baca Juga: Tips Merawat Electronic Power Steering agar Tetap Awet

2. Electric Power Steering


Power steering elektrik terdiri dari empat komponen yang bekerja. Berikut ini

adalah komponen beserta fungsinya.

 Motor EPS = berfungsi untuk mengolah tenaga listrik menjadi tenaga


gerak.
 Modul EPS = komponen ini merupakan komponen utama pada EPS.
Modul EPS berfungsi memerintah proses kerja pada sistem EPS.
 Rack Steering = berfungsi untuk mengalirkan tenaga dari sistem
EPS ke roda.
 Cross Joint Steering Shaft = berfungsi untuk mengalirkan putaran
motor EPS menuju rack steering.

Cara Kerja Power Steering


Berikut ini merupakan cara kerja dari power steering hidrolik dan electronic power

steering.

1. Hydraulic Power Steering


Power steering hidrolik akan bekerja secara manual ketika kemudi diputar. Saat

kemudi pada posisi lurus control valve berada pada posisi netral, di mana control

valve membatasi fluida dan mengalirkan fluida kembali ke vane pump.

Ketika mobil hendak berbelok, power steering hidrolik akan bekerja. Control

valve akan bergerak untuk menutup aliran fluida atau pelumas ketika poros kemudi

bergerak. Saluran lain akan terbuka dan membuat volume aliran minyak

menimbulkan tekanan.
Tekanan yang dihasilkan mampu membuat piston pada power cylinder bergerak.

Pergerakan piston akan mendorong minyak kembali menuju pompa

melalui control valve.

2. Electronic Power Steering (EPS)


Ketika mesin dihidupkan, Electronic Control Module (ECM) mendapatkan aliran

listrik dari baterai. Sistem ECM kemudian akan meneruskan suplai aliran listrik ke

clutch, sehingga motor setir dengan main shaft terhubung.

Saat pengemudi membelokan setir, sensor mendeteksi besaran dari momen putar

yang diterima. Sistem EPS mampu bekerja lebih efisien ketimbang power

steering hidrolik.

Anda mungkin juga menyukai