Disusun oleh :
1. Romi Yulianto (15504244005)
2. Ari Budiono (15504244006)
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, yang dengan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah sistem power steering hidrolik ini
dengan lancar dan tepat pada waktunya. Dan kami ucapkan rasa terimakasih pada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami harap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan para
pembaca sekalian, dan yang khususnya untuk diri kami sendiri. Dan Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan
bimbinganya terhadap setiap niat baik kita.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak dilakukan
pengembangan dan penelitian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, sehingga banyak inovasi yang timbul dalam berbagai
bidang keteknikan meliputi : energi, kimia, elektronik, dan transportasi.
Perkembangan teknologi transportasi sangat cepat terutama dalam bidang
otomotif. Pada saat ini inovasi dalam otomotif semakin memanjakan
pemakai, dengan adanya terobosan teknologi yang terbaru harus mampu
memenuhi tuntutan pemakai (konsumen). Hal ini membuat pemakai lebih
mudah, aman, dan nyaman. Sehingga para konsumen akan merasa puas
dari keindahan, keamanan, dan kenyamanan yang di sediakan.
Perkembangan pada dunia otomotif meliputi banyak hal. salah
satunya yatu perkembangan di bagian sistem kemudi rem , dan suspensi.
Sistem kemudi , rem , dan suspensi merupakan sistem yang wajib ada pada
sebuah kendaraan. Hal ini karena sistem tersebut sangat berperan untuk
menjalankan dan mengkondisikan kendaraan. Salah satu pokok bahasan
yang akan dibahas pada makalah ini ini yaitu terfokus pada bagian sistem
kemudi, dimana dalam perkembanganya telah dikembangkan suatu sistem
untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pada sistem tersebut.
Sistem kemudi tersebut bias dikenal dengan sistm power steering.
B. RUMUSAN MASALAH
mengapa power steering dibutuhkan ?
bagaimana perkembangan power steering ?
apa saja persyaratan power steering ?
bagaimana konstruksi sistem power steering ?
apa saja komponenya ?
apa fungsi dari masing masing komponen tersebut ?
bagaimana cara kerja sistem power steering ?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah sistem power steering hidrolik ini adalah
unntuk melengkapi tugas mata kuliah Kemudi Rem dan Suspensi pada
jurusan Pendidikan Teknik Otomotif semester 4. Disamping itu tujuan
penulisan makalah ini juga untuk menambah kemampuan menulis
penyusun, dan untuk menambah wawasan dan memperdalam tentang
sistem power steering khususnya sistem power steering hidrolik.
BAB II
PEMBAHASAN
Power Steering Hidrolis pertama kali dipatenkan pada tahun 1900 oleh
Robert Twyford, kemudian disempurnakan oleh Francis Davis dan Charles
Hammond. Dan mobil yang pertama kali memakai Power Steering Hidrolis
adalah Chrysler. Power steering pertama menggunakan prinsip tekanan hidrolik.
Dimana untuk membantu meringankan memutar roda kemudi di bantu dengan
tekanan hidrolik ini. Pada perkembanganya kemudian muncul yang namanya
power steering elektrik. Baik itu semi elektrik maupun full elektrik. Power
steering tipe elektrik ini banyak digunakan pada mobil keluaran terbaru.
Power steering hidrolik dalam pengoperasianya menggunakan pompa
hidrolik guna membangkitkan tekanan hidrolik. Power steering tipe semi elektrik
masih menggunakan tenaga tekanan hidrolik namun tekanan hidrolik yang
dihasilkan berasal dari pompa hidrolik elektrik. Sedangkan untuk power steering
full elektrik sudah menggunakan teknologi elektrik semua, tidak lagi ada campur
tangan hidrolik. Pada power steering full elektrik ini untuk memperingan putaran
roda kemudi digunakan bantuan motor elektrik.
Pada saat ini tidak terbentuk tekanan dan karena tekanan kedua sisi torak sama,
maka torak tidak bergerak kemananpun.
Pada saat poros utama kemudi (steering Main shaft) diputar kesalah satu
arah, maka katup pengontrol juga akan bergerak, menutup salah satu saluran
minyak saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran
minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi
perbedaan tekanan dan torak akan bergerak kesisi yang bertekanan rendah
sehingga minyak berada dalam ruangan yang bertekanan rendah akan kembali ke
pompa.
PERSYARATAN POWER STEERING
Usaha kemudi yang besar diperlukan pada saat kendaraan berjalan lambat
ataupun pada saat sedang parkir. Pada kecepatan sedang usaha kemudi yang lebih
kecil, dan semakin tinggi kecepatan kendaraan maka usaha yang diperlukan untuk
pengemudian semakin kecil.
Pada kecepatan tinggi dibutuhkan usaha kemudi kecil karena pada saat ini
gesekan antara ban dengan permukaan jalan telah berkurang.
Pada segala tingkat kecepatan, gaya kemudi yang tepat harus selalu tersedia,
untuk memperoleh itu sistem ini memiliki power steering dengan peralatan khusus
(flow control valve) yang dipasangkan pada pompa dan gear housing .
3. Pipa pendingin
1. Gear Housing
Gear housing pada sistem power steering ini menggunakan roda gigi tipe rack
and pinion. Alur kerja dari roda gigi rack and pinion adalah steering pinion pada
bagian ujung bawah poros utama kemudi bersinggungan dengan steering rack.
Bila rack kemudi diputar maka steering pinion akan berputar menggerakan
steering rack ke kiri dan ke kanan. Gerakan steering rack diteruskan ke knuckle
arm melalui ujung rack dan ujung tie rod.
Roda gigi rack and pinion mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Kontruksinya, kompak, sederhana, ringan karena gear box kecil dan rack
bekerja sebagai steering linkage.
b. Persinggungan gigi langsung sehingga respon pengemudian sangat tajam.
c. Tahanan gesernya kecil, sehingga pemindahan momennya lebih baik dan
kemudi menjadi sangat ringan.
d. Rakitan steering tertutup rapat sehingga tidak memerlukan perawatan.
2. Power Silinder
Piston didalam silinder tenaga (power silinder) di tempatkan pada rack, dan
rack bergerak karena adanya tekanan minyak yang bebeda yang dihasilkan oleh
vane pump bekerja pada power piston. Kebocoran tekanan minyak di cegah oleh
seal ring pada piston ada juga oil seal pada kedua sisi silinder untuk mencegah
minyak bocor ke bagian luar.
Control valve shaft dihubungkan dengan steering main shaft yang
terhubung dengan steering wheel. Jika steering wheel pada posisi lurus maka
control valve pada posisi netral sehingga minyak dari vane pump tidak bekerja
dikedua ruang tetapi dialirkan kembali ke reservoir tank. Jika steering wheel
diputar kesalah satu arah, control valve akan merubah saluran sehingga minyak
pada ruangan lainnya dikeluarkan dan mengalir ke reservoir tank.
Pada tipe rack and pinion ada dua macam alat yang mengatur perubahan
saluran yaitu: spool valve dan rotary valve. Pada masing-masing jenis terdapat
torsion bar antara control valve dan pinion. Control valve bekerja tergantung pada
besarnya puntiran yang diterima torsion bar. Pada saat tidak ada minyak atau
tekanan minyak dan torsion bar berputar sampai titik tertentu control shaft stoper
akan berlangsung memutar pinion dan menggerakkan rack sama seperti pada
kemudi manual momen roda kemudi diteruskan ke pinion melalui control valve
shaft.
3. Pompa power steering
Secara umum yang namanya pompa, pasti digunakan untuk memompa, menekan,
mensirkulasikan dan lain sebagainya. Pada power steering pompa ini berfungsi
untuk membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk tekanan kerja..
Pompa power steering ini digerakan menggunakan putaran engine melalui
perantaran pully dan belt.
Pompa power steering pada saat ini tipenya banyak sekali, sebagai contoh : pompa
torak, membran, plunger, roda gigi luar, roda gigi dalam, vane, screw dan lain-
lain. Tekanan yang diperlukan merupakan tekanan secara menerus (continue),
sehingga tipe pompa yang sering digunakan adalah tipe Vane atau Rofda Gigi.
Pompa menghasilkan tekanan dengan memanfaatkan putaran mesin, sehingga
volume pemompaan sebanding dengan putaran mesin.
Gambar diatas merupakan konstruksi dari pompa power steering tipe vane. Cara
kerja dari pompa power steering tersebut yaitu rotor berputar karena digerakan
oleh pully yang terhubung dengan poros engkol mesin. Pada rotor terdapat vane-
vane yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Rotor dan vane tersebut berputar
dalam sebuah cam ring, yaitu semacam silinder tempat berputarnya rotor nmun
bentuknya oval. Pada saat rotor berputar, vane akan terlempar keluar karena
adanya gaya sentrifugal dan karena adanya tekanan oli dari bagian belakang vane.
Karena bentuk cam ring yang oval tersebut, perputaran vane dan rotor nantinya
akan membentuk ruang ruang yang lebar dan ruang yang sempit. Pada saat ruang
lebar ini lah oli dari serevoir masuk , dan pada ruangan yang menyempit pada saat
itu lah oli ditekan agar bersirkulsi.
Pada pompa power steering terdapat flow control valve. Flow kontrol valve
inidigunakan untuk mengatur tekanan hidrolik yang dibutuhkan untuk sistem
steering. Dimana kebutuhan steering membutuhkan tekanan hidrolik yang tinggi
saat kecepatan mobil / rpm rendah dan sebaliknya.
Berikut adalah penjelasan cara kerja flow control valve berdasarkan kecepatan
engine.
Minyak power steering yang dikeluarkan dari pump disuplai melalui celah
sekeliling rod pada lubang menuju ke gear box.
Begitu kecepatan engine naik lebih tinggi, maka bukaan orifice akan semakin
dipersempit sehingga yang masuk ke gear box juga akan berkurang. Hasilnya,
tekanan hydraulic yang diberikan ketika kemudi diputar juga akan menjadi
lembat. Dengan cara ini maka akan diperoleh tingkat kestabilan kemudi yang
baik.
RELIEF VALVE
Relief valve yang letaknya di dalam flow control valve mengatur jumlah tekanan
maksimal hydraulic. Steel ball di dalam relief valve dibawah tekanan hydraulic
pressure datang melalui orifice A2. Pada saat steering wheel diputar dan tekanan
naik lebih dari 75-82kg/cm2 (1060-1160 psi), maka relief spring akan tertekan
mendorong steel ball sehingga minyak power steering bisa mengalir ke power
steering pump.
Kerja relief valve ini menyebabkan perbedaan tekanan antara between chamber A
dan B. Kemudian flow valve bergerak ke kanan membuka orifice A1, sehingga
tekanan hydraulic tetap terjaga dengan konstan.
4. RESERVOIR
c. Tidak berbusa maka minyak power steering ditambah bahan anti foaming
agent.
d. Untuk membedakan antara ATF dan minyak lain ATF diberi warna merah.
e. Sifat mengali yang baik oleh sebab itu memerlukan minyak dasar yang sangat
encer.
Minyak power steering harus mampu memelihara sifat hidrolik dengan baik
karena juga berfungsi sebagai pelumas untuk power steering dan pompa. Minyak
power steering yang digunakan sesuai spesifikasi adalah Dextron atau Dextron II.
POSISI NETRAL
Minyak dari pompa dialirkan ke katup pengontrol (control valve). Apabila katup
pengontrol berada pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup
pengontrol ke saluran pembebas (relief port) dan kembali ke pompa. pada saat ini
tidak terbentuk tekanan dan karena tekanan pada kedua sisi torak semua sama,
torak tidak akan bergerak kemanapun.
KONDISI BERBELOK
Pada saat poros utama kemudi dibelokkan pada salah satu sisi, maka control
valve juga akan terbuka dan menutup salah satu saluran fluida. Pada saluran yang
lain akan membuka , hal ini menyebabkan perubahan volume aliran fluida dan
pada saat yang sama, tekanan akan terbentuk. Konsekuensinya, sebuah perbedaan
tekanan terjadi antara kedua sisi dari piston dan piston bergerak pada arah yang
memiliki tekanan yang lebih rendah sehingga fluida dalam silinder akan
dikembalikan menuju pompa melalui control valve.