Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan perkembangan teknologi yang semangkin melaju pesat menuntut


manusia untuk lebih mengetahui dan mengembangkan ilmunya di bidang otomotif
khususnya di bagian sistem kemudi mobil mulai dari sitem kemudi tiller yaitu sebuah
sistem kemudi yang berbentuk tongkat yang berfungsi untuk membelokkan kiri dan
kanan kendaraan hingga saat ini menggunakan sistem electrick yang dibantu dari
sistem kelistrikan pada kendaraan. Pada sistem kemudi terdapat berbagai macam
sistem kemudi yang menjadi suatu kesatuan yang berfungsi mendukung kinerja mobil
pada saat membelok. Untuk kali ini kita akan membahas tentang tipe power steering
yang berfungsi membantu dan mempermudah serta meringankan kemudi kendaraan
pada saat berbelok dengan adanya bantuan dari fluida, dan kita haruslah tau
komponen utama dan komponen pendukungnya maka kita haruslah mengerti dan
mempelajarinya terlebih dahulu. (Adhitya Kris Nanda. 2018)

Adapun pemilihan topik ini dikarenakan ada permasalahan pada bagian pompa
power steering tersebut yang mengakibatkan kurang optimalnya kendaraan digunakan
pada saat membelok atau memutar stir kendaraan, suara berisik dan bendesis pada
bagian pompa power steering membuat kami penasaran dan akan melakukan
penganalisaan kerusakan pada bagian pompa power steering tersebut. Kurang
optimalnya sistem kemudi pada kendaraan mobil mengakibatkan permasalahan dan
keraguan pengemudi dan yang lainnya karena menyangkut keselamatan berkendara
karena yang paling utama ialah keselamatan.

1.2 Problem Statement

Problem Statement dari sistem power steering ini ialah :

a. Suara mendengung dan berisik.


b. Sistem kemudi kendaraan berat pada saat berbelok.
c. Ketidak stabilan kendaraan pada saat digunakan jalan lurus.
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan problem statement di atas maka


permasalahanyang di bahas akan di batasi hanya pada jenis tipe power steering rack
and pinion saja.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk menganalisa dimana penyebab


dari masalah pada bagian Problem Statement agar nantinya kendaraan optimal
digunakan pada saat berkendara sebagaimana mestinya yang di inginkan pengemudi
yang menyangkut keselamatan berkendara. Adapun tujuan lainnya ialah :

a. Dapat mengetahui proses perakitan sistem kemudi power steering rack and
pinion.
b. Dapat mengetahui keuntungan dan kerugian yang sering terjadi pada sistem
kemudi tipe power steering rack and pinion.
c. Dapat mengetahui dab mengatasi trouble shooting yang sering terjadi pada sistem
kemudi tipe power steering rack and pinion.
1.5 Pentingnya Penelitian

Pentingnya penelitian ini dilakukan karana menyangkut keselamatan


berkendaraan baik untuk pengemudi maupun pengendara yang lainnya.

1.6 Ruang Lingkup ( Scope )

Ruang lingkup pada penelitian menganalisa kerusakan pada sistem kemudi


tipe power steering rack and pinion ini tertuju pada bagian pompa power steering
tersebut.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan proses penulisan dan pembahasan perancangan ini


penulis membuat sistimatika penulisan berdasarkan data yang di dapat sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang,rumusan masalah, tujuan ,
dan manfaat, batasan masalah, metode penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi tentang teori dasar sistem kemudi pada mesin otomotif
serta power steering (steering sistem).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang : Metodologi penelitian, Sumber data,


Tempat dan waktu pelaksanaan, Perencanaan langkah-langkah penelitian, Alat yang
digunakan, Bahan yang digunakan, Diagram alir, Langkah pengujian.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis membahas tentang bahasan yang meliputi perawatan dan
perbaikan dan hasil penelitian “Analisa Kerusakan Sistem Power Steering
Terhadap Performa Steering Pada Mobil Suzuki Aerio”.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang
diperoleh pada saat penelitian “Analisa Kerusakan Sistem Power Steering
Terhadap Performa Steering Pada Mobil Suzuki Aerio”.

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan sumber-sumber referensi berupa buku dan dari banyak sumber yang
berkaitan dengan yang penulis bahas pada tugas akhir ini.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Berisikan data-data dan sumber pelengkap sebagai penyempurnaan penelitian


tugas akhir ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Dasar
Dalam mengemudikan kendaraan roda empat, terkadang kita menemukan
kendaraan yang mudah untuk dikendarai dan ada juga yang sulit. Salah satu faktornya
adalah dari sistem kemudi. Pada kendaraan konvensional, sering kita jumpai suatu
kendaraan masih menggunakan sistem kemudi manual steering system yang sangat
berat sekali untuk membelokkan roda kemudinya sehingga membuat pengemudi
cepat lelah.

Menurut beberapa ahli di bidang teknik otomotif mendefiniskan Power


Steering System berdasarkan fungsi dan cara pengoperasiannya. Salah satu definisi
power steering yang dikemukakan bahwa Power Steering adalah salah satu bagian
dari sistem kemudi tenaga yang berfungsi untuk membantu memberikan tenaga guna
meringankan pengoperasian kemudi. “Power Steering merupakan suatu sistem
kemudi yang mempunyai tujuan untuk memperingan pengoperasian kemudi.” Kerja
sistem kemudi yang menggunakan teknologi power steering ini berdasarkan
gabungan antara sistem hidrolik dan mekanik. (Arisepa. 2009:2)

Pada pembahasan kali ini dibahas ialah “Analisa Kerusakan Sistem Power
Steering Terhadap Performa Steering Pada Mobil Suzuki Aerio”.

Gambar 2.1 Mobil Suzuki Aerio Facelift 2004


(sumber: toppcar.blogspot.com)
Prinsip Kerja Power Steering
Power steering merupakan salah satu peralatan hidrolik yang menggunakan
tenaga mesin untuk mengurangi usaha kemudi dengan konsekuensi putaran mesin
yang digunakan tersebut untuk meningkatkan tekanan fluida. Tekanan fluida tersebut
akan menggerakkan piston dalam gear box, sehingga piston dapat membantu pada
bagian shaft (poros) roda.

Jumlah dari tenaga tambahan bergantung pada perpanjangan dari tekanan


fluida yang menggerakkan piston. Apabila butuh banyak tenaga tambahan, maka
tekanan fluida harus ditingkatkan. Variasi dari tekakan fluida diatur oleh sebuah
control valve. Control valve akan bergerak berdasarkan putaran roda kemudi. (Agung
Gumelar et al. 2018)

Gambar 2.2 Sistem Power Steering Suzuki Aerio Facelift


(sumber: suzukilover.wordpress.com)
2.2.1 Posisi Netral

Keadaan pada posisi netral fluida dari pompa dialirkan menuju katup pengarah
(control valve). Jika katup pengatur berada dalam posisi netral, maka semua
fluidaakan mengalir melalui katup pengatur menuju relief port (saluran pembebas)
dan kembali lagi ke pompa. Pada kondisi seperti ini, tekanan akan sulit terbentuk dan
tekanan pada power piston adalah sama untuk kedua sisi sehingga piston tidak akan
bergerak ke salah satu arah. (RindangAditya. 2016)

Gambar 2.3 Power Steering posisi netral

(Sumber: Nissan Motor Corp., Ltd. Nissan Model T30 Series Service Manual.)

2.2.2 Posisi Belok

Saat posisi kendaraan berbelok maka control valve akan membuka dan
menutup pada salah satu aliran fluida. Pada saluran yang lain akan membuka
sehingga menyebabkan perubahan volume aliran fluida dan pada saat yang sama
terbentuk suatu tekanan yang menggerakkan piston. Sebuah perbedaan tekanan
terjadi antara kedua sisi piston dan piston bergerak pada arah yang memiliki tekanan
yang lebih rendah sehingga fluida dalam silinder akan dikembalikan menuju pompa
melalui control valve. (RindangAditya. 2016)
Gambar 2.4 Power Steering Posisi Belok

(Sumber: Nissan Motor Corp., Ltd. Nissan Model T30 Series Service Manual.)

Komponen Power Steering


Pada umumnya Sistem Power Steering pada kendaraan roda empat merupakan
salah satu perkembangan sistem steering manual yang mempunyai tujuan untuk
meringankan beban kemudi pada saat dibelokkan, keringanan dari sistem power
steering ini tergantung dari kecepatan mengemudikannya. Beberapa komponen utama
dari Sistem Power Steering, diantaranya :

2.3.1 Pompa Power Steering

Tekanan fluida pada mekanisme power steering biasanya digunakan pompa


jenis rotary yaitu pompa plat pemisah (Vane pump). Vane pump adalah salah satu

jenis pompa hidrolis yang menghasilkan tekanan dengan menggunakan rotor dan

slipper. Debit pompa diatur dengan memilih harga eksentristas (jarak antara sumbu
pompa dan sumbu cam) sesuai kebutuhan.
Vane pump dilengkapi dengan alat pengatur tekanan (Relief valve), yang
bekerja jika tekanan pompa melebihi tekanan pegas relief, maka katup akan
membuka dan aliran fluida akan kembali ke dalam pompa sehingga tekanan yang
keluar dari pompa dapat dipertahankan tetap stabil pada putarantinggi. Relief valveini
berguna untuk mengontrol tekanan hidrolis maximum yaitu 72-82 Kg/cm2.(Eri
Setiawan et al. 2016)

Vane Pump terdiri dari :

a. Rotor eksentrik (exentretator) yang digerakan oleh tali kipas (belt) dengan
perantara pulley.
b. Fixed ring dengan 6 buat slot.
c. Enam buah slipperdengan pegas-pegas di dalamnya dan bersentuhan langsung
dengan rotor.
d. Katup pengontrol (Flow Control Valve) yang mengatur tekanan maximum fluida
dan volume aliran.

Gambar 2.5 Pompa Power Steering Suzuki Aerio


(sumber: dokumentasi pribadi)
Cara kerja pompa power steering:

a. Putaran rendah (650-1250 rpm)


Tekanan yang dikeluarkan pompa P1 bekerja pada posisi sebelah kanan dari
flow control valve dan P2 bekerja pada sisi sebelah kiri setelah melalui orifice 1 dan
2. Perbedaan tekanan antara P1 dan P2 menjadi lebih besar karena putaran bertambah.
Apabila tekanan P1 melebihi tegangan per flow control valve, maka low control valve
bergerak ke kiri. Sehingga membuka saluran yang menuju ke sisi penghisapan
pompa, lalu fluida kembali ke sisi pengisapan pompa. Volume yang menuju gear
housing dikontrol oleh cara ini. (aliran fluida yang dikontrol : 6.6 l/min).

b. Putaran sedang (1250-1500 rpm)


Tekanan yang dikeluarkan pompa P1 bekerja pada sisi sebelah kiri dari control
spool Apabila putaran pompa di atas 11250 rpm, tekanan P1 melebihi tegangan pegas
dan control spool bergerak ke kanan, maka volume fluida yang melalui orifice 2
terpaksa berkurang, dan mengakibatkan bertambah rendahnya tekanan P2. Oleh
karena itu tekanan anatar P1 dan P2 bertambah besar. Dengan cara ini flow control
valve bergerak ke kiri. Oleh karena itu fuilda kembali ke sisi pengisapan pompa dan
mengurangi volume fluida menuju gear housing. Dengan kata lain, bilamana control
spool bergerak ke kanan ujung dari spool bergerak ke arah orifice 2, sehingga
mengurangi volume fluida melalui orifice.

c. Putaran tinggi (lebih dari 2500 rpm)


Apabila putaran melebihi 2500 rpm, control spool terdorong seluruhnya ke
arah kanan, sehingga menutup orifice2 dengan sempurna. Pada saat ini tekanan P2
hanya ditentukan oleh jumlah fluida yang lewati orifice no.1. volume fluida yang
menuju gear housingdikontrol oleh cara ini. (volume fluida yang dikotrol 3.,3 l/min).

2.3.2 Pipa-Pipa Pengalir

Penggunaan pipa dalam sistem power steering digunakan pipa fleksibel yang
terdapat menahan fluida bertekanan tinggi, pipa ini biasanya terdiri dari dua atau
lapisan penguat sehingga dapat diandalkan tidak ada kebocoran pada pipa.
Pipa sesuai dengan karakteristik ruangan pada mobil yang terbatas
relative sempit dan memerlukan fleksibilitas dari pipa.

Gambar 2.6 pipa-pipa power steering suzuki aerio

(sumber: dokumentasi pribadi)

2.3.3 Gear Box

Pada manual Steering kontruksi worm shaft merupakan satu poros, akan
tetapi pada power steering porosnya dibuat menjadi 2 bagian yaitu worm shaft dan
torsion shaft. Jadi putaran roda kemudi dipindahkan melalui torsion shaft ke worm
shaft.

Prinsip Kerja Gear Box :

Katup Flapper berhubungan dengan torsion shaft.


a. Katup V1 dan V2 dari flapper No. 1 bekerja sebagai katup pengatur arah dan
tergantung dari gerakan roda gigi kemudi. Rute aliran akan melalui P-A-T dan P-
B-T.
b. Katup V3 dan V4 dari flapper no.2 bekerja sebagai katup pengatur tekanan, yaitu
mengatur tekanan pada titik A dan B serta tergantung pada gerakan roda kemudi.
c. Pada Posisi Netral (roda-roda lurus) Katup V1, V2, V3 dan V4 terbuka tidak ada
perbedaan tekanan dititik A dan B.
Karena flapper no.1 dan no. 2 posisi netral , maka semua saluran-saluran pada
katup body (valve body) terbuka dan fluida yang ditekan dari vane pump ke
reservoir tank. Selanjutnya proses ini berjalan terus menerus dan tidak ada
tekanan di dalam silinder, sehingga piston tidak bergerak.
d. Apabila roda kemudi diputar kearah kanan
V1 tertutup, V2 terbuka, V3 terbuka dan V4 terbuka sebagian. Tekanan fluida
pada titik B bertambah dan mendorong piston ke kiri, sehingga membantu usaha
kemudi untuk berputar ke kanan. Sebaliknya bila tenaga yang berkerja pada worm
shaft bertambah, katup V4 akan tertutup rapat dan menambah tekanan fluida.
Bila tenaga yang berkerja pada worm shaft berkurang, maka gerakan torsion shaft
hanya sedikit. Oleh karena itu celah katup V4 bertambah dan tekanan pada power
piston sebelah kanan berkurang.
e. Apabila roda kemudi diputar kearah kiri
V1 terbuka, V2 tertutup V3 sebagian terbuka dan V4 terbuka. Tekanan pada
titik A bertambah dan mendorong piston ke kanan sehingga membantu usaha kemudi.
Bila tenaga yang bekerja pada worm shaft berkurang, gerakan torsion shaft hanya
sedikit.

Oleh karena itu celah katup V3 betambah dan tekanan pada power piston sebelah kiri
berkurang.

Gambar 2.7 Gear Box suzuki aerio


(sumber: dokumentasi pribadi)

Persyaratan Power Steering


Persyaratan pemakaian Power Steering dalam sebuah kendaraan juga
mempunyai peranan penting dalam praktiknya.

2.4.1 Gaya Pengemudian

Usaha kemudi yang besar diperlukan pada saat kendaraan berjalan lambat
ataupun pada saat sedang parkir. Pada kecepatan sedang usaha kemudi yang lebih
kecil, dan semakin tinggi kecepatan kendaraan maka usaha yang diperlukan untuk
pengemudian semakin kecil. Pada kecepatan tinggi dibutuhkan usaha kemudi kecil
karena pada saat ini gesekan antara ban dengan permukaan jalan telah berkurang.
Pada segala tingkat kecepatan, gaya kemudi yang tepat harus selalu tersedia, untuk
memperoleh itu sistem ini memiliki power steering dengan peralatan khusus (flow
control valve) yang dipasangkan pada pompa dan gear housing.

2.4.2 Tipe Pendeteksi Kecepatan Kendaraan

Kecepatan kendaraan dideteksi dengan speed sensordan tekanan fluida yang


bekerja pada torak akan berubah berdasar sensor kecepatan. Pada saat kendaraan
berhenti atau berjalan pada kecepatan rendah tekanan fluida yang bekerja pada torak
akan bertambah untuk memperingan gaya pengemudian yang dibutuhkan. Pada
kecepatan tinggi tekanan fluida diturunkan sehingga bantuan tenaga pada sistem
kemudi berkurang agar diperoleh respon yang tepat. (Suzuki. 1996: 55)

2.4.3 Tipe Pendeteksi RPM Mesin

Dalam tipe pendeteksi RPM mesin menyuplai fluida ke gear housingsesuai


RPM mesin, kebanyakan pompa power steering mengirimkan volume fluida konstan
ke gear housingmeskipun kecepatan mesin berubah-rubah. Pada tipe ini pada rpm
tertentu (putaran tinggi), volume aliran fluida diturunkan sehingga tekanan yang
bekerja pada torak berkurang. (Suzuki.1996: 55)
Dasar Hidrolik
Dalam sistem power steeringmenggunakan fluida automatic transmition
fluids(ATF). Minyak ini digunakan untuk mengubah momen puntir untuk kendaraan
bermotor. ATF digunakan dalam sistem power steeringkarena mempunyai fungsi
untuk mengalihkan gaya, maka power steering menggunakan minyak yang sama
dengan transmisi otomatis. Persyaratan untuk minyak ATF adalah cukup tinggi
karena harus :

a. Kekentalan yang sesuai.


b. Stabil terhadap panas dan oksidasi.
c. Tidak berbusa maka minyak power steering ditambah bahan anti foaming agent.
d. Untuk membedakan antara ATF dan minyak lain ATF diberi warna merah.
e. Sifat mengalir yang baik oleh sebab itu memerlukan minyak dasar yang sangat
encer.

Gambar 2.6 oli power steering

(Sumber: Dokumentasi pribadi)


Wheel Alignment
2.6.1 Pengertian Wheel Alignment

Roda-roda kendaraan dipasang dengan besar sudut tertentu sesuai dengan


persyaratan tertentu untuk menjaga agar pengemudian ringan, nyaman dan stabil serta
keausan ban normal. Kebanyakan kendaraan yang ada diindonesia wheel
alignmentutamanya adalah untuk roda depan (FWA), walaupun wheel aligmentuntuk
roda belakang (RWA) juga sudah ada. (Mahfur Faizal Arsyad. 2018)

Wheel Alignmentsangat penting untuk kenyamanan, keamanan dan kestabilan


dalam kinerja sistem power steering sehingga pengemudian dapat berjalan dengan
optimal terasa ringan, nyaman dan stabil serta keausan ban normal.

2.6.2 Faktor Wheel Alignment

Yang termasuk dalam fakor-faktor wheel alignmentada 5 (lima) yaitu :

1. Camber

Camber adalah kemiringan roda terhadap garis vertikal jika dilihat dari atau
belakang kendaraan. Jika roda miring ke arah luar kendaraan maka nilainya +
(positif) dan jika roda miring ke arah dalam kendaraan maka nilainya –(negatif).
Manfaat dari sudut camber positif adalah memperkcil kemungkinan axlebengkok,
mencegah roda slip, kemudi jadi ringan. (Camber Lyyn. 2016)

Gambar 2.7 Camber

(sumber: Camber Lyyn, 2016)


2. Caster
Manfaatsudut camberpositif yaitu memperkecil kemungkinan axle bengkok,
mencegah roda slip, kemu di jadi ringan. ( Andi Okta. 2009)

Gambar 2.8 Caster

(sumber: Andi Okta, 2009)

1. Steering Axis Inclination

Caster adalah kemiringan steering axis inklination/ king pin jika dilihat dari
arah depan/ belakang. Caster berperan untuk kelurusan dan kestabilan kemudi,
memperkecil steering effortm dan memperkecil daya balik atau tarikan ke satu arah.
(Vladimil Hauser et al.2017.)

Gambar 2.9 Steering Axis Inclination

(sumber: vladimil hauser. 2017)


2. Toe Angel

Toe angle adalah perbedaan jarak antara roda depan bagian depan dengan roda
depan bagian belakang. Fungsi utama toe angel adalah untuk mengimbangi gaya
akibat adanya sudut camber (camber thrust). ( Amrie Muchta. 2018 )

Gambar 2.10 Toe Angle

(sumber: amrie muchta. 2018)

3. Turning Angel

Sudut belok (turning angle)adalah sudut masing-masing roda saat kemudi


diputar maksimum. Sudut belok roda dalam lebih besar dibandingkan sudut belok
roda luar. Fungsi utama turning angleadalah mencegah terjadinya ide slip,
memperkecil keausan ban dan menjaga kestabilan pengemudian. ( Imam Fondel Jrs.
2017 )

Gambar 2.11 Turning Angle

(sumber: Imam Fondel Jrs)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Analisis Visual

Analisis visual adalah metode pengambilan data dengan cara menggunakan


indera penglihatan untuk mengenali atau mengetahui suatu kerusakan dengan
menemukan gejala kerusakan tersebut.

Metode deskriptif

Metode Deskriptif adalah studi yang mengadakan perbaikan suatu keadaan


terdahulu. Penelitian dilakukan terhadap suatu permasalahan yang ada dengan tujuan
untuk hasil yang lebih baik. Penelitian dilakukan dalam rangka untuk mencari dan
mengumpukna data-data guna mendapatkan suatu gambaran fakta yang jelas tentang
tinjauan “Analisa Kerusakan Sistem Power Steering Terhadap Performa Steering
Pada Mobil Suzuki Aerio”.

3.2 Perencanaan Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Survey Awal

Langkah awal penelitian ini adalah melakukan survey pendahuluan untuk


mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan judul tugas
akhir.

2. Perumusan Masalah

Dari survey awal maka penulis mencoba mengidentifikasi Kerusakan Pompa


Power Steering Terhadap Performa Steering.
3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mempelajari teori dasar yang yang


berhubungan dengan permasalahan yang diangkat pada tugas akhir ini, yang
dimaksudkan sebagai dasar bagi penulis untuk memperoleh referensi yang baik dan
tepat untuk melakukan langkah-langkah penelitian selanjutnya.

4. Persiapan Alat dan Bahan

Pada tahap ini mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan saat penelitian.

5. Jenis Power Steering Yang Digunakan

Jenis Power Steering yang digunakan pada penelitian ini adalah Power
Steering tipe Hidrolis.

6. Uji Coba

Setelah semua bahan dan peralatan telah siap, maka pada tahap ini akan
melakukan uji coba untuk pengambilan data, pengambilan data berupa Analisa
Kerusakan Pompa Power Steering Terhadap Performa Steering.

7. Pencatatan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan uji coba maka data yang di dapat dan di analisa adalah
untuk mengetahui Kerusakan Pompa Power Steering yang mempengaruhi Performa
Steering.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada saat melakukan penelitian “Analisa
Kerusakan Sistem Power Steering Terhadap Performa Steering Pada Mobil
Suzuki Aerio”

Alat
Tabel 3.3.1 Alat

NO NAMA ALAT JUMLAH

1. Air Compressor 1 Set

2. Open and Wrench 1 Set

3. Box Wrench 1 Set

4. Screw Driver 1 Set

5. Allen Key 1 Set

6. Socket Set 1 Set

7. T-Handle 1 Set

8. Toolbox 1 Set

9. Hammer 1 Buah

10. Tang 1 Buah

11. SST 1 Buah


Bahan

Power Steering Suzuki Aerio

3.4 Diagram Alir

Mulai

Browsing
Interview dan
Studi Pustaka

Mempersiapkan Alat dan Bahan Uji

Melakukan Overhoul Pompa

Mengganti Seal Pompa Power


Steering

Menganalisa Performa Power


Steering

Hasil
Penguji

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
3.5 Langkah-Langkah Penelitian
a) Bongkar pompa Power Steering dan bersihkan seluruh
komponennya.
b) Pasang kembali pompa Power Steering.
c) Mengisi cairan pompa Power Steering dengan merk standar.
d) Lepaskan hubungan pipa tekanan dari rumah roda gigi.
e) Pasang sisi pengukuran pada pompa dari s isi katup pada saluran
tekan.
f) Keluarkan udara dari sistem dan putar roda kemudi beberapa kali
sehingga temperatur fluida naik kira-kira 50º - 60º C
g) Hidupkan Engine sampai mencapai suhu kerja.
h) Pastikan Pressure Gauge sudah siap dipakai un tuk mengukur
tekanan fluida.
i) Kondisikan engine pada Rpm 1000, 2000, dan 3000.
j) Lakukan secara bertahap.
k) Pengambilan data
l) Bongkar pompa Power Steering dan mengganti Seal dengan yang
baru
m) Mengecek apakah masih terjadi kebocoran pada seal pompa.
n) Pasang kembali pompa power steering dan cek kembali posisinya
dan kekencangannya.
o) Hidupkan Engine sampai suhu kerja.
p) Kondisikan Engine pada Rpm 1000, 2000, dan 3000
q) Pengambilan data.
r) Analisa dan pembahasan.
s) Kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai