Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, berkat Rahmat dan HidayahNya maka Laporan


praktikum sistem power train ini dapat terselesaikan dengan baik.

            Penulis menyadari bahwa Laporan praktikum sistem power train ini tidak mungkin
dapat diselesaikan tepat waktunya tanpa adanya bimbingan, bantuan, serta dorongan dari
berbagai pihak.

            Keberhasilan dan kelancaran dalam melaksanakan praktik perawatan dasar otomotif,


penulis mendapat bantuan bimbingan dari banyak pihak. Maka untuk itu perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1.      Eka Sunitra ST., MT selaku  dosen pembimbing praktek Power Train

2.      Dan rekan-rekan mahasiswa serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan praktik perawatan dasar otomotif.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
walaupun penulis sudah berusaha dengan optimal dalam penulisan laporan ini. Oleh karena
itu saran dan kritik dan saran yang sifatnya membangun  demi kesempurnaan penulisan
laporan yang akan datang.

`                                                                  Bukit Jimbaran, 2 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
1.1      Latar Belakang
1.2      Tujuan :
BAB II LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian
2.2 Fungsi Sistem Power Train
Fungsi sistem power train :
2.3 Prinsip Kerja Sistem Power Train
2.4 Komponen – komponen pada Sistem Poer Train
A.    Fly wheel clutch / torque converter

     Fungsi utama torque converter adalah :

     Komponen utama pada torque converter adalah :

     Jenis-jenis torque converter:


B.    Transmisi (transmission)

     Transmission berfungsi sebagai :

     Manual Shift Transmission

     Power Shift Transmission

     Hydraulic Clutch

     Planetary Transmission
C.    Differential / Gardan
A.    Prinsip Kerja Gardan
B.    Komponen Gardan Mobil
1. Rear Axle Housing
2. Gasket
C.    Fungsi Gardan
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gardan ( Differensial )


3.2 Transmisi
    3.3 Kopling
    3.4 Alat Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif
BAB IV  PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Sistem pemindah tenaga saat ini teah menjadi sebuah sistem yang wajib terdapat pada
segala jenis kendaraan bermotor. Fungsi fungsi sistem pemindah tenaga yaitu memungkinkan
kendaraan menyesuaikan beban dan kondisi jalan, memungkinkan kendaraan berjalan
mundur, meminimalisir hentakan ketika perpindahan gigi, dan menyalurkan putaran mesin
menuju roda roda. Misalkan saja pada kondisi jalan menanjak, penggunaan roda gigi yang
tepat akan memudahkan kendaaan untuk menanjak. Selain itu memungkinkan juga kendaraan
untuk melintas dengan kecepatan tinggi dengan akselerasi yang baik.

Pada kendaraan sepeda motor, pemindah tenaga adalah mekanisme pemindahan tenaga yang
dihasilkan oleh mesin untuk menggerakkan roda sepeda motor sehingga dapat berjalan dan
dapat dikendarai. Mekanisme yang memindahkan tenaga adalah : kopling, transmisi, roda
gigi (sprocket) yang dipasang pada poros lawan, rantai, dan roda gigi (sprocket) yang
dipasang pada tromol roda belakang. Secara berurutan, pemindahan tenaga berawal dari
poros engkol mesin, kemudian melalui kopling ganda, lalu diteruskan ke roda gigi sprocket,
yang seterusnya diteruskan ke roda belakang melalui rantai. Putarn dari mesin tidak sejumlah
dengan ptaran roda karena gigi gigi transmisi memiliki rasio yang berbeda beda. Sehingga
tidak berarti satu kali putarn mesin = satu kali putaran roda

1.2   Tujuan :

Adapun tujuan dari pembuatan laporan paktik ini adalah sebagai berikut

1.      Agar mahasiswa mengetahui apa itu sistem pemindah tenaga

2.  Agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi kerusakan dan perbaikan pada sistem

pemindah tenaga

3.      Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara kerja sistem pemindah tenaga


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian

Sistem power train Power train adalah suatu sistem dan rangkaian komponen yang
meneruskan tenaga dari engine, sampai final drive, menuju roda atau track sesuai,yang
berfungsi untuk menggerakkan mesin agar dapat bekerja dengan baik sesuai kondisi yang
diinginkan.

2.2 Fungsi Sistem Power Train

Berdasarkan fungsinya maka terminologi power train biasa digunakan sebagai


penerus atau penyalur tenaga /power dari penggerak mula ( engine ) mengalami proses
perubahan speedmaupun torsi hingga menggerakkan unit melalui roda akhir yang digunakan

          
            Fungsi sistem power train :

a.       Menggerakkan mesin agar dapat bekerja dengan baik sesuai kondisi yang diinginkan

b.       Memungkinkan kendaraan berjalan mundur

c.       Menyalurkan putaran mesin menuju roda

d.       Meneruskan tenaga gerak dari mesin ke roda

e.       Meminimalisir hentakan ketika perpindahan gigi

f.        Memungkinkan kendaraan menyesuaikan beban dan kondisi jalan

2.3 Prinsip Kerja Sistem Power Train

            Pada dasarnya sistem power train mempunyai cara kerja yang berbeda dan
saling berhubungan, pertama-tama tenaga atau power dari engine diteruskan ke torque
converter, dan torque converter meningkatkan torsi dan diteruskan ke transmisi melalui input
transmisi disanalah daya akan ditingkatkan, setelah daya ditingkatkan kemudian diteruskan
kembali ke output transfer gear kemudian daya dibagi atau disalurkan ke diferential dan
akhirnya daya diteruskan ke final drive.
2.4 Komponen – komponen pada Sistem Poer Train

            Adapun komponen - komponen yang termasuk dalam kategori pemindah daya


( Power Train ) yaitu  :

A.     Flywheel clutch / torque converter

B.      Transmission

C.      Diferential / bevel gear

D.     Final drive

A.     Fly wheel clutch / torque converter

            Pada beberapa tipe power train yang digunakan sistem penggerak ganda (4

wheel drive ), setelah transmisi dipasang transfer gear. Ada dua macam penghubung

antara engine dan transmission pada caterpillar machine yaitu :

1. Flywheel clutch

Fly wheel clutch merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan

transmission secara mekanikal. Hubungan tersebut dapat disambung sesuai kebutuhan

operator.

2. Torque conveter

Torque converter bentuk dari kopling hidrolik yang di gunakan untuk

memindahkan tenaga dari engine ke input shaft transmisi. Torque converter

menggunakan fluida (oli) untuk menghubungkan flywheel engine dan input shaft

transmisi. tidak ada hubungan langsung antara engine dan transmisi.

·         Fungsi utama torque converter adalah :

1. Meningkatkan torsi saat output-nya mendapat beban

2. Meredam kejutan (memindahkan tenaga secara halus)

3. Mencegah engine stall (lug) saat beban tinggi

4. Sebagai media penghubung antara engine dengan transmission secara hidrolis


·         Komponen utama pada torque converter adalah :

1. Impeller, dihubungkan dengan flywheel melalui rotating housing dan bekerja

sebagai komponen penggerak (driving member)

2. Turbine, dihubungkan dengan output shaft torque converter dan bekerja sebagai

komponen yang digerakkan (driven member)

3. Stator, komponen ini tidak bergerak (statis, ditahan oleh torque converter housing)

dan bertugas mengarahkan aliran oli dari turbine menuju impeller untuk melipat

gandakan torsi.

·         Jenis-jenis torque converter:

Berdasarkan aplikasinya, terdapat beberapa variasi

torque converter yang digunakan pada Caterpillar machine, yaitu :

1. Conventional Torque Converter

2. Torque Divider

3. Lockup Clutch Torque Converter

4. Impeller Clutch Torque Converter

5. Variable Capacity Torque Converter

B.      Transmisi (transmission)

            Transmission adalah suatu system atau komponen yang berfungsi sebagai

penerus tenaga dan torsi dari engine ke penggerak akhir ? final drive dan juga

meningkatkan daya torsi agar kerja mesin lebih optimal.


Gambar 2.1 transmision

·         Transmission berfungsi sebagai :

- Pengubah arah gerak

- Pengubah kecepatan gerak

- Pengubah torsi

Ada tiga jenis transmission yang digunakan pada Caterpillar machine, yaitu :

1. Manual transmission

2. Power shift transmission

3. Hydrostatict transmission

·         Manual Shift Transmission

Manual transmission menggunakan gear dan shaft untuk mendapatkan berbagai

perbandingan gear. Gear train adalah istilah untuk sekumpulan gear yang saling

berhubungan (engage). Gear train memindahkan dan menyerap tenaga engine menuju roda

penggerak atau track pada machine.

Kecepatan putar output shaft bervariasi untuk setiap posisi gear. Hal ini

memungkinkan operator merubah jumlah torsi menuju final drive. Pada gigi rendah, torsi

akan dinaikkan dan kecepatan geraknya dikurangi. Pada gigi tinggi, kecepatan geraknya
dinaik kan sedangkan torsinya diturunkan.

            Terdapat tiga jenis manual transmission yang umum digunakan, yaitu :

1. Sliding Gear

Manual transmission jenis ini memiliki dua shaft atau lebih yang terpasang secara

parallel atau sejajar dengan sliding gear spur yang disusun saling bertautan satu sama

lain.

2. Collar Shift / Sliding Collar

Collar shift transmission terdiri dari shaft sejajar dengan gear yang bertautan

secara tetap (constant mesh). Perpindahan gigi didapatkan dengan cara mengunci gear

yang berputar bebas ter hadap shaft-nya menggunakan sliding collar.

3. Synchromesh

Synchromesh transmission juga memiliki gear yang bertautan secara tetap

(constant mesh). Kecepatan putar pasangan gear di samakan sebelum mereka

dihubungkan untuk mengurangi suara berisik.

·         Power Shift Transmission

Power shift transmission adalah transmission yang menggunakan clutch yang diaktifkan
secara hidrolis untuk mengatur aliran tenaga dimana proses perpindahan giginya berlangsung
tanpa harus memutuskan hubungan antara engine dengan transmission. Keuntungan utama
power shift transmission adalah responnya yang cepat pada saat perpindahan gigi.
Transmission dapat berpindah gigi walaupun pada saat beban berat tanpa kehilangan
produktifitas.

Ada dua jenis power shift transmission gear train yaitu :

1. Planetary

2. Countershaft

Untuk meng-engage-kan clutch digunakan transmission hydraulic control valve, antara lain :

1. Manual Control Valve


2. Electronic Transmission Control Valve

3. Individual Clutch Modulation

4. Electronic Clutch Pressure Control

·         Hydraulic Clutch

Hydraulic clutch terdiri dari clutch pack (disc dan plate) dan clutch piston. Clutch

akan engage apabila oli bertekanan mendorong clutch piston melawan disc dan plate. Saat

disc dan plate terdorong bersama-sama, gesekan yang timbul akan memungkinkan tenaga

mengalir melewati clutch ini. Disc terhubung dengan ring gear dan plate terhubung dengan

clutch housing.

Power shift transmission menggunakan oli bertekanan untuk meng-engage-kan

clutch. Saat operator memilih gigi tertentu, oli akan meng-engage-kan clutch yang akan

mengalirkan tenaga ke gear yang dipilih. Setiap kombinasi clutch menghasilkan perban

dingan gear yang berbeda sehingga menghasilkan kecepatan yang berbeda pula.

Saat clutch engage tidak lagi diperlukan, oli berhenti mengalir dan clutch release

(bebas). Gaya spring akan menggerakkan clutch piston menjauhi disc dan plate sehingga

keduanya menjadi bebas bergerak. Aliran tenagapun akan terhenti.

·         Planetary Transmission

Planetary transmission menggunakan planetary gear untuk meneruskan tenaga dan

mengubah kecepatan dan arah gerak. Hydraulic clutch mengatur putaran komponen planetary
gear yang memungkinkan planetary gear bekerja sebagai penghubung langsung, penurun
kecepatan putar dan pembalik arah putar. Pada planetary gear set, beban disebarkan pada
beberapa gear sehingga dapat menurunkan beban pada setiap gear tooth. Planetary system
juga menyebarkan beban secara merata pada sekeliling sistem sehingga dapat mengurangi
sideway stress (tegangan samping) pada shaft.

            Pada planetary transmission terdiri dari beberapa planetary gear set dan clutch pack
yang ditempatkan pada masing-masing housing-nya. Gigi bagian dalam disc bertautan
dengan gigi luar ring gear. Notch (takik) pada bagian luar plate berhubungan dengan pin pada
clutch housing. Pin berfungsi sebagai penahan agar plate tidak berputar.
C.     Differential / Gardan

Gambar 2.2 Gambar gardan

A.     Prinsip Kerja Gardan

1.Mobil Berjalan Lurus

Pada saat mobil berjalan lurus,ke dua ban roda kiri dan kanan sama – sama dalam
kecepatan putaran yang sama,begitu juga dengan beban yang di tanggung ban roda kiri dan
kanan adalah sama.

Perpindahan dari AS kopel akan di teruskan untuk memutar drive pinion. Kemudian
drive pinion akan memutar ring gear bersama – sama dengan differential case akan berputar.

Differential case bertugas untuk menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft,
kemudian pinion gear akan memutarkan side gear kiri dan kanan dengan RPM yang sama,
karena tahanan roda kiri dan kanan adalah sama sehingga menyebabkan perputaran roda kiri
dan kanan sama.

2. Belok Kanan

Saat mobil sedang berbelok, beban yang di tanggung pada roda bagian dalam lebih
besar di bandingkan beban yang di tanggung pada roda bagian luar.

Drive pinion memutar ring gear,lalu ring gear akan memutarkan differential case.
Differential case kemudian menggerakkan pinion gear melalui pinion shaft dan pinion gear 
akan memutarkan side gear kiri mengitari side gear kanan, karena tahanan roda kanan lebih
besar sehingga menyebabkan putaran  roda kiri lebih besar dari roda kanan.

3. Belok Kiri

Sama halnya dengan belok ke kanan, drive pinion memutar ring gear,lalu ring gear
akan memutarkan differential case. Differential case kemudian menggerakkan pinion gear
melalui pinion shaft dan pinion gear akan memutarkan side gear kanan akan mengitari side
gear kiri,karena tahanan roda kiri lebih besar sehingga menyebabkan putaran roda kanan
lebih besar dari roda kiri.

4. Salah Satu Roda Masuk Lumpur

Apabila ada salah satu roda masuk ke dalam lumpur, maka bagian roda yang masuk
ke dalam lumpur akan memiliki tahanan yang lebih besar di banding roda yang tidak terjebak
ke dalam lumpur. Jadi kecepatan putar roda yang terjebak di dalam lumpur akan lebih lambat
di bandingkan roda yang tidak terjebak, menyebabkan sulitnya mengeluarkan roda dari
lumpur.

B.      Komponen Gardan Mobil

1. Rear Axle Housing

Axle shaft atau poros penggerak roda adalah merupakan poros pemutar roda-roda
penggerak yang berfungsi meneruskan tenaga gerak dari differential ke roda-roda. Axle shaft
pada kendaraan dibagi dua yaitu poros penggerak roda depan dan poros penggerak roda
belakang. pada kendaraaan jenis FF roda penggerak depan sebagai axle driving, sedangkan
pada jenis kendaran RF roda penggerak belakang sebagai axle driving.

pada kendaraan 4WD atau AWD kedua penggerak (poros roda belakang dan depan) sebagai
driving axle shaft sehingga ke empat roda dapat bergerak. Biasanya posisi bagian ini
merupakan tumpuan terberat dalam bagian mobil karena letaknya yang berada di bagian roda
belakang, khususnya pada mobil-mobil muatan atau jenis minibus.

2. Gasket

Berfungsi untuk mencegah kebocoran dari sambungan di bawah kondisi yang


bertekanan. Kebocoran yang di maksud di sini adalah kebocoran oli gardan, apabila bocor
maka akan mengakibatkan pelumasan pada gigi gardan tidak sempurna, yang nantinya akan
menjadi kerusakkan pada gigi gardan.

oleh karena itu pada sekelling gasket di berikan pelumas yang berguna untuk menjaga gar
kotoran dan debu serta meminimalisir terjadi nya pergesakan dari dalam gear.
apbila gasket dalam keadaan rusak atau tidak maksimal dapat mempengaruhi suhu mobil
panas dan meyebabkan bensin menjadi boros juga.

3. Differential Case

Yang berfungsi  mengubah arah putaran propeller shaft 90 derajat yang akan di
teruskan ke poros roda belakang. Dan juga berfungsi sebagai yang membedakan putaran roda
kiri dan kanan pada saat di perlukan.

Dengan berputarnya differential case, pinion gear akan terbawa berputar bersama difeerential
case karena antara differential case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft.

Penyetelan terhadap sistem ini dengan jarak kerenggangan antar ring gear dan drive pinion
tidak boleh terlalu rapat atau renggang, jika terlalu rapat akan mengakibatkan berat dan jika
terlalu renggang akan menimbulkan suara yang berisik.

4. Differential Carrier

Sebagai tempat kedudukan semua komponen differential atau tumpuan sentral sebagai
bagian untuk memancing salah satu sisi dari bearing ring gear.Differential Carrier ini
dipasangkan pada rear axle housing oleh beberapa baut.

pada bagian ini.Untuk penyetelan ulang atau penggantian gigi baru bagian ini dilepaskan dari
differential housing. Setelah dibersihkan dari sisa-sisa oli lalu dipasangkan pada tanggem.

Ulir pada bagian ini memudahkan mintir menyetel bidang singgung dengan drive pinion.
Hasil penyetelan dari bagian ini tidak bisa langsung jadi karena kalau tampak bidang yang
bersinggungan tidak baik maka penyetelan harus diulangi dari pertama lagi yaitu melepaskan
drive shaft

5. Oil Seal

Letaknya diujung bagian differential carrier yang berfungsi mencegah agar oli tidak
habis, jika di ketahui adanya rembesan oli pada bagian ini segera untuk menggantinya karena
semakin dibiarkan oli akan habis dan menguap sehingga akan terjadi kerusakan pada
komponen lainnya.

Kalau Anda menemukan di sekitas bagian ini ada basah akibat rembesan oli sebaiknya segera
mengganti seal baru. Lepaskan propeler shaft dan kendurkan mur yang mengancing drive
gear. Untuk melepaskan mur ini harus menggunkan kunci momen. Perhatikan untuk sampai
bisa kendur membutuhkan momen berapa kg/cm2. Hal ini penting untuk waktu pemasangan
kembali. Kekerasannya harus sama, karena beda besarnya maka kekerasan
pengancingannyapun berbeda adapun funssi dari oil seal adalah :

·         Menjaga kebocoran pelumas

·         Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur

·         Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor

·         Melapisi permukaan yang tidak rata

·         Komponen tidak cepat rusak

C.     Fungsi Gardan

Differential atau gardan pada kendaraan memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

1. Merubah arah putaran mesin sebesar 90 0

Fungsi differential yang pertama adalah untuk merubah arah putaran mesin sebesar
0
90  yaitu pada kendaraan misalnya kendaraan tipe FR yang posisi fly wheel (roda gila)
tidak searah dengan posisi rodanya, sehingga jika fly wheel berputar kemudian akan
diteruskan ke differential maka putarannya akan dirubah oleh differential sebesar 90 0 agar
dapat menggerakkan roda (maju atau mundur).

Komponen pada differential yang berfungsi merubah arah putaran mesin ini adalah
komponen pada final gear yaitu drive pinion dan ring gear.

2. Memperbesar momen

Fungsi differential yang kedua adalah untuk memperbesar momen yang nantinya
momen yang dihasilkan akan digunakan sebagai tenaga untuk menggerakkan roda.

Komponen differential yang berfungsi untuk memperbesar momen adalah unit final
gear yang terdiri dari drive pinion dan ring gear.

Fungsi memperbesar momen ini dihasilkan dari perbandingan gear ratio antara
drive pinion dan ring gear dimana drive pinion yang berfungsi sebagai gig penggerak
memiliki jumlah gigi yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah roda gigi pada ring
gear atau pada roda gigi yang digerakkan.

Karena momen yang diasilkan diperbesar maka kecepatan kendaraan akan


tereduksi (menjadi kecil/ diperkecil), sehingga putaran ring gear akan lebih lambat dari
putaran drive pinion.

3. Membedakan putaran antara roda kiri dan kanan saat membelok


Fungsi differential yang ketiga adalah untuk membedakan kecepatan putaran antara
roda kanan dan kiri saat kendaraan membelok. Pada saat kendaraan membelok akan
kecepatan putaran roda yang berada pada posisi dalam akan lebih lambat dari pada roda
yang terdapat pada bagian luar sehingga saat kendaraan membelok akan lebih baik dan
tidak mengalami slip.

Komponen pada differential yang berfungsi untuk membedakan kecepatan arah


putaran antara roda kiri dan roda saat kendaraan membelok adalah bagian unit differential
gear yang terdiri dari differential carrier, side gear dan pinion gear.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gardan ( Differensial )

     3.1.1 Alat dan Bahan Praktik

            Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan saat praktik gardan atau differensial
yaitu :

1.       Kunci Inggris

2.       Kunci Kombinasi 19mm

3.       Kunci Kombinasi 17mm

4.       Kunci Kombinasi 14mm

5.       Obeng Positif (+)

6.       Obeng Negatif (-)

7.       Palu Karet

8.       Kunci Ratchet

            B.  Bahan

            Bahan yang dibutuhkan tentunya yaitu sebuah gardan mobil.

3.1.2 Langkah Pembongkaran

 1. Lepas baut pada bearing cap dengan menggunakan kunci ratchet socket 17mm.

2. Pisahkan ring gear atau matahari dengan differential case dengan cara melepaskan semua
baut pada differential case.

3. Langkah selanjutnya yaitu melepas pinion shaft dengan menggunakan palu karet dan
obeng positif (+)

4. Setelah semua dibongkar akan didapat susunan komponen


3.1.3 Analisa

     Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :

1.    Pada saat mobil berjalan lurus :

Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama – sama dalam
kecepatan putaran yang sama. Dan juga beban yang ditanggung roda kiri danroda kanan
adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akanditeruskan untuk
memutar drive pinion. Drive pinion akan memutar ring gear, dan ringgear bersama-sama
dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case, maka pinion
gear akan terbawa berputar bersama dengan differentialcase karena antara differential case
dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan roda
kanan adalah sama saat jalan lurus, maka pinion gear akan membawa side gear kanan dan
side gear kiri untuk berputar dalamsatu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus sebenarnya
pinion gear tidak berputar, pinion gear hanaya membawa side gear untuk berputar bersama-
sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila differential case
berputar satu kali, maka side gear juga berputar satu kali juga, demikian seterusnya
dalamkeadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk menggerakkan
asroda dan kemudian menggerakkan roda.

2.    Pada saat kendaraan membelok :

Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalamadalah
lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar. Misalkan sebuahmobil sedang
belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada bebanroda kanan. Dengan
demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut ; Putaran dari as kopel akan
diteruskan untuk memutar drive pinion. Drive pinion akanmemutar ring gear. Dengan
berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk berputar. Karena beban
roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok kekiri , maka side gear sebelah kiri akan
memberi perlawanan terhadap pinion gear.

3.1.4 Langkah Pemasangan

     1. Pasang side gear kemudian kunci menggunakan pinion shaft

     2. Pasang differential pinion gear.


     3. Hubungkan ring gear dengan differential case, kemudian pasang dan
kencangkan                    baut-bautnya.

     4. Masukkan differential case ke dalam rumah differential, kemudian kunci menggunakan
bearing cap

3.2 Transmisi

     3.2.1 Alat dan Bahan

      A. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktik transmisi yaitu :

1.       Satu set kunci sock ratchet

2.       Obeng (–)

3.       Palu Karet

4.       Pahat

     B. Bahan

            Bahan yang digunakan yaitu sebuah transmisi mobil 4 speeds

3.2.2 Langkah Pembongkaran

1.       Lepaskan garpu pembebas dan hub dengan bantalan pembebas.

2.       Lepas rumah kopling dan penahan-bantalan depan.

3.       Lepas extension housing.

4.       Lepas roda gigi counter.

5.       Lepas roda gigi counter.

6.       Lepas dua bantalan rol jarum dan spacer dari roda counter.

7.       Lepas dua cincin dorong dari bak transmisi.

8.       Melepas roda gigi counter

9.        Lepas roda gigi Speedometer

10.   Menggunakan tang Snap ring, lepas snap ring.


11.    Lepas roda gigi penggerak speedometer.

12.   Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.

13.   Menggunakan tang Snap ring, lepas snap ring

14.   Melepas roda gigi penggerak speedometer

15.   Lepas penahan bantalan belakang poros output dengan bantalannya, roda gigi-1, dua
bantalan rol jarum, luncuran dalam, dan bola pcngunci.

16.   Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.

17.   Menggunakan hidrolik pres, lepas penahan bantalan dengan

18.   bantalannya, bersama-sama roda gigi-1, dan luncuran dalam.

19.   Lepas dua bantalan rol-jarum

20.   Menggunakan tuas magnetik, lepas bola pengunci.

21.   Lepas ring synchromesh, hub sleeve no. 1, dan roda gigi-2,

22.   menggunakan SST dan hidrolik pres, lepas hub sleeve no. 1, ring

23.   synchromesh, dan roda gigi-2. SST 09950 - 00020.

24.   Melepas hub sleeve ring synchromesh dan roda gigi-2

25.   Lepas hub sleeve no. 2, ring synchromesh, dan roda gigi-3. 1

26.   Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring.

27.   Lepas hub sleeve no. 2 bersama-sama ring synchromesh dan roda gigi-3.

3.2.3 Analisis

            Pertama, cara kerja transmisi manual ketika dalam kondisi netral (N) maka mesin tak
akan disalurkan pada poros output. Hal ini dikarenakan Syncromesh dalam kondisi bebas
atau tak sedang terhubung dengan roda gigi tingkat.

            Untuk cara kerja mesin transmisi manual yang ke dua yaitu pada saat tuas transmisi
ditekan maka secara otomatis pemindah gigi akan berputar bersamaan dengan pemutar shift
drum yang mengaitkan serta melakukan dorongan shift drum sampai kondisi berputar.

            Kemudian, cara kerja transmisi manual yaitu shift drum tadi akan terpasang dengan
garpu pemilih gigi yang sudah diberi pin di mana pin ini nantinya akan melakukan
penguncian pada garpu pemilih pada bagian ulirnya.
            Lalu, garpu pemilih gigi yang terhubung dengan gigi geser atau sliding gear tadi
nantinya akan bergerak ke kanan atau ke kiri di mana gerakannya akan mengikuti ke mana
langkah dari gerak garpu pemilih gigi. Setiap gerakan pada gigi geser ini nantinya akan
mengunci pada gigi kecepatan yang disesuaikan dengan sektor poros di mana letak gigi
tersebut berada.

            Menginjak cara kerja transmisi manual selanjutnya yaitu gigi kecepatan (1-4
percepatan) akan bebas berputar pada setiap porosnya. Katakanlah ketika gigi masuk pada
saat sepeda motor dikendarai, sebenarnya kondisi tersebut merupakan proses penguncian gigi
kecepatan yang dikaitkan pada poros tempat di mana gigi tersebut berada dalam proses
penguncian yang dilakukan oleh gigi geser.

3.2.4 Langkah Pemasangan

Berikut adalah urutan langkah pemasangan roda gigi transmisi :

Sebelum merangkai transmisi kita harus tahu dulu yang mana input shaft dan output shaft,
berikut ini :

1. input shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari kopling ke tranmisi

2. output shaft berfungsi untuk meneruskan tenaga putar yang keluar dari tranmisi yang
selanjutnya dipindahkan ke propeler shaft

Berikut cara pemasangannya kita mulai dari output shaft :

1. Siapkan Output shaft

2. Pasang roda gigi 2

3. Pasang syncromes

4. Pasang cluct hub

5. Paaang subtingkey pada cluct hub (panjang)

6. Pasang hub slip menyatu dengan cluct hub

7. Pasang syncromes

8. Pasang peluru/lahar kedalam lobangnya sebagai penahan

9. Pasang roda gigi 1

10. Pasang klahar bambu pada gigi 1

11. Pasang bantalan penahan gigi 1

12. Pasang sepi


13. Pasang spidometer

14. Pasang sepi kembali

Putar balikan output shaft :

15. Pasang roda gigi 3

16. Pasang syncromes

17. Pasang Cluct hub

18. Pasang subtingkey (pendek)

19. Pasang hub slip

20. Pasang syncromes

21. Input shaft

3.3 Kopling

     3.3.1 Langkah Pembongkaran

            Cara membongkar kopling :

1.       Pertama, kendorkan baut penahan transmisi serta pula blok silinder kemudian lepas satu
per satu bautnya.

2.       Selanjutnya, angkat transmisi sambil digotong serta tarik sampai dapat keluar.

3.       Bila semuanya sudah keluar, perhatikan pada bagian kopling yang terdapat dirumah
koplingnya.

4.       Setelah itu, kendorkan semua baut satu persatu yang terdapat pada tempat tinggal kopling
tersebut.

5.       Berikutnya bebaskan atau lepaskan baut-baut tersebut dari tempatnya lalu lepaskan
koplingnya.

6.       Kemudian bersihkan kain kopling dengan menggunakan kain atau lap bersih.

7.       Lalu, periksa kain kopling itu apakah masih layak gunakan atau mesti ditukar
     3.3.2 Analisis

            Saat kondisi normal (kopling akan bekerja dengan maksimal), jadi ketika pengemudi
mobil menekan pedal kompling mobil, tenaga mesin secara otomatis di putur pasalnya saat
menekan pedal gaya tekan tersebut akan mendorong komponen release fork lalu akan
mendorong release bearing. Sampai disini, release bearing akan mendorong diaprahgma dan
preaseure palte, clucth disc bakal lepas dari flyhwheel. Dan secara sekaligus roda gigi bakal
terlepas dari pengaruh rotasi mesin mobil. Kondisi seperti ini yang membuat perpidahan roda
gigi terjadi.

3.3.3          Langkah Pemasangan

            Berikut langkah pemasangan kopling :

1.       Letakan kopling dirumah kopling, waktu pemasangan upayakan kopling pembatas atau
paret butuh menghadap.

2.       Kemudian gunakan tempat tinggal kopling bersamaan dengan kopling di komponen


flywheel.

3.       Pasangkan sekali lagi baut dipenahan tempat tinggal kopling seperti awal mulanya.

4.       Lalu lakukan penyettingan kopling, apa bila settingan di rasa cocok jadi kencangkan
semua bautnya.

5.       Setelah itu gunakan sekali lagi transmisi di sektor blok silinder.

6.       Apa bila waktu menempatkan transmisi di blok silinder merasa susah, jadi alangkah
baiknya goyang goyangkan agar gampang masuk.

7.       Kemudian pasang satu per satu baut penahannya

3.4       Alat Keselamatan Kerja di Bengkel Otomotif

a.        Alat Pemadam Kebakaran

b.       Pakaian Kerja

c.        Sepatu Kerja

d.       Sarung Tangan Kerja

e.       Kacamata

f.         Topi
g.        Himbauan

BAB IV 
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

            Berdasarkan data laporan di atas dapat disimpulkan bahwa

a.       Sistem power train merupakan suatu sistem yang meneruskan tenaga atau power dari
engine sampai ke penggerak akhir atau final drive.

b.       Pada dasarnya komponen utama dalam rangkaian power train terdiri dari:

• Flywheel clutch / torque converter

• Direct drive / powershift transmission

• Differential / bevel gear

• Final drive

4.2 Saran

1.   Perlu ditingkatkan efisiensi dan efektifitas kerja sehingga diharapkan dapat berpengaruh
dalam menyelesaikan tugas secara maksimal.

2. Perlu pembaruan alat – alat praktik di laboratorium mekanik, demi memaksimalkan


kegiatan paktik agar dapat terselesaikan dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.polinpdg.ac.id/2079/1/Taufik_akbar_rangkoto.pdf

https://rahmanadisetiawan.wordpress.com/2015/09/01/system-pemindah-tenaga/

https://www.sahabat-ilmu.com/2017/10/tahukah-kamu-apa-itu-pemindah-tenaga.html

https://showroommobil.co.id/info-mobil/sistem-pemindah-daya/

https://www.scribd.com/document/328585106/Laporan-praktikum-power-train

Anda mungkin juga menyukai