Anda di halaman 1dari 62

Tugas Alat Berat

Anotasi Power Train System

Disusun Oleh:
TRI HARYANTO
NIM. 11504244023
Kelas C

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013

POWER TRAIN

I. Dasar-Dasar Power Train


I.1. Definisi
Power train merupakan suatu sistem yang meneruskan tenaga atau power dari
engine sampai ke penggerak akhir atau final drive.
I.2. Komponen Utama Power Train
Pada dasarnya komponen utama dalam rangkaian power train terdiri dari:
Flywheel clutch / torque converter
Direct drive / powershift transmission
Differential / bevel gear
Final drive
Pada beberapa tipe power train yang menggunakan sistem penggerak ganda (4
wheel drives), setelah transmission dipasang transfer gear.
I.2.1. Penghubung antara engine dengan transmission
Ada dua macam penghubung antara engine dan transmission pada Caterpillar
machine yaitu:
Flywheel clutch
Torque converter
I.2.1.1. Flywheel Clutch
Flywheel clutch merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan
transmission secara mekanikal. Hubungan tersebut dapat disambung atau diputus sesuai
kebutuhan operator.

I.2.1.2.Torque Converter

Torque converter merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan


transmission secara hydraulic. Jadi tidak ada hubungan mekanikal langsung antara
engine dengan transmission.
Torque converter ada beberapa macam, antara lain:
Torque converter, digunakan pada sebagian besar power shift machine, contohnya
wheel loader tipe kecil, track type tractor (D3 D5) dan yang lainnya.
Torque divider, digunakan pada machine track type tractor (D6 - D11).
Variable capacity torque converter (VCTC), digunakan pada machine wheel loader
tipe besar contohnya 988 - 992.
Torque converter dengan lock up, digunakan pada machine off high way truck,
articulated dump truck dan yang lainnya.
Gabungan antara impeller clutch dengan lock up, digunakan pada machine wheel
loader tipe besar antara lain 980, 992, 994 dan yang lainnya.
I.2.2. Transmission
Transmission berfungsi untuk:
Mengubah arah
Mengubah kecepatan
Mengubah daya atau torque
Caterpillar mempunyai tiga jenis transmission yaitu:
Direct Drive Transmission
Power Shift Transmission
Hydrostatic Transmission

1.2.2.1. Direct Drive Transmission


Direct drive transmission adalah transmission yang menggunakan flywheel
clutch sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan transmission.
3

Clutch ini dioperasikan secara manual. Flywheel clutch berguna pada saat awal
machine akan bergerak dan pada saat perpindahan gigi (gear shifting).
Transmission ini dipergunakan pada machine Caterpillar yang aplikasinya di
medan kerja yang relatif rata, tidak terlalu sering mengubah kecepatan ataupun arah dan
beban kerja yang relatif ringan. Contohnya pada traktor pertanian, motor grader dan
sebagainya.
I.2.2.2. Power Shift Transmission
Power shift transmission adalah transmission yang menggunakan clutch fluida
dimana perpindahan giginya langsung tanpa harus memutuskan hubungan antara engine
dengan transmission (on the go shifting). Hal ini mempermudah pada saat
pengoperasiannya.
Aplikasi dari sistem transmission ini adalah untuk machine yang sering berubah
kecepatan dan arah maju mundurnya serta beban kerja yang relatif berubah-ubah dan
berat.
Dari cara perpindahan giginya transmission ada dua macam yaitu:
Power shift transmission (manual gear shifting)
Automatic transmission (automatic shifting)
Adapun jenis dari powershift transmission adalah sebagai berikut:
Planetary gear set: pengaturan kecepatan dan arah kerja dengan cara meng-engagedkan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen planetary gear set meneruskan
tenaga ke ke output shaft dari transmission. Bagian-bagian dari planetary gear set
adalah sun gear, planet gear beserta carrier dan ring gear.
Counter shaft: menggunakan constant mesh seperti pada direct drive tetapi pada jenis
ini menggunakan clutch pack. Transmission jenis ini biasanya digunakan pada
machine backhoe loader.
Untuk meng-engaged-kan clutch dipakai transmission control valve, jenisnya antara
lain:
Konvensional control valve
4

Electric control valve dengan on / off solenoid


Individual clutch modulation (ICM)
Electronic clutch pressure control (ECPC)
I.2.2.3. Hydrostatic Transmission
Hydrostatic Transmission menggunakan sistem hydraulic pada transmisinya
yang berfungsi untuk mengatur kecepatan dan arahnya. System ini menggunakan pompa
hydraulic dan motor sebagai aktuatornya. Cara kerjanya yaitu tenaga dari engine
langsung menggerakkan pompa hydraulic dan selanjutnya melalui rangkaian hydraulic
lainnya menggerakkan motor untuk mengkonversi menjadi energi mekanikal.
Transmission ini digunakan pada track type tractor kecil, track type loader dan
hydraulic excavator yang pergerakkan / perpindahan operasi machine relatif kecil.
I.2.3. Transfer Gear
Transfer gear dipakai sebagai penerus tenaga ke differential bagian depan dan
belakang pada machine wheel loader.
I.2.4. Differential/Bevel Gear
Komponen ini berfungsi untuk menghantarkan tenaga dari transmission ke final
drive kiri dan kanan. Differential digunakan pada machine yang menggunakan roda,
sedangkan bevel gear dipasang pada machine yang menggunakan track seperti track
type tractor.
Jenis differential antara lain:
Konvensional differential (standard differential)
Nospin differential
Limited slip differential
Differential lock
I.2.5. Final Drive

Final drive adalah komponen dari power train sebagai penggerak akhir yaitu
menuju roda atau track. Fungsinya adalah melipatgandakan torque yang paling akhir.
I.3. Komponen Power Train Pada Wheel Loader

Gb. 1.1 Komponen Power Train pada Wheel Loader


Yang termasuk komponen power train dari wheel loader adalah:

Torque Converter

Rear Final Drive

Transmission

Front Drive Shaft

Output Transfer Gear

Rear Drive Shaft

Rear Differential

Front Differential
Front Final Drive
5

I.4. Komponen Power Train Pada Track Type Tractor


1

Gb. 1.2 Komponen Power Train dari Tack Tpe Tractor


Yang termasuk komponen dari power train dari track type tractor adalah:
1. Torque Divider
2. Transmission

4. Drive Shaft
5. Bevel Gear

3. Final Drive
I.5. Planetary Gear Set
Pada alat berat Caterpillar, planetary gear set digunakan pada berbagai sistem,
contohnya torque divider, planetary transmission, final drive dan lainlain. Dinamakan
planetary gear set karena operasinya menyerupai sistem tata surya. Berikut adalah
gambar komponen-komponen planetary gear set.

Gb. 1.3 Planetary Gear Set


Komponen pada planetary gear set adalah:
1. Planet gear disebut juga planetary gear, pinion atau idler gear. Selain berputar pada
porosnya, planet gear juga berputar mengelilingi sun gear.
2. Carrier
3. Ring gear
4. Sun gear disebut juga centered gear.
Agar planetary gear dapat bekerja syaratnya yaitu:
Diberi input putaran
Salah satu komponen harus ditahan (ring gear, carrier atau sun gear).
Sebagai contoh, jika sun gear digerakkan dan ring gear ditahan maka gear-gear
pada carrier akan dipaksa untuk bergerak sepanjang ring gear dengan arah yang sama
seperti sun gear dan carrier akan berotasi dengan kecepatan yang lebih rendah.
Keuntungan planetary gear set dibanding dengan external tooth gear:
Lebih praktis karena tidak memerlukan ruang yang besar
Lebih halus dalam memindahkan power.
Beban dari masing-masing gears seimbang
Pemilihan rasio gears yang sangat besar.
Sebagai contoh, planetary gear digunakan pada planetary transmission dan
planetary final

drive.

POWER TRAIN

II. Penghubung Antara Engine Dengan Transmission


Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ada dua macam penghubung antara engine
dan transmission pada Caterpillar machine yaitu:
Flywheel clutch
Torque converter
Flywheel

clutch

tidak

banyak

digunakan,

jadi penjelasan akan

lebih

dititikberatkan pada Torque Converter.


II.1. Torque Converter
Fungsi dari torque converter adalah:
Meningkatkan torque bila outputnya mendapat beban
Meredam kejutan (memindahkan tenaga secara halus)
Mencegah engine stall (lug)
Sebagai media penghubung antar engine dengan transmission secara hydraulic

Catatan: Torque converter tidak dapat meningkatkan horsepower

Gb. 2.1 Torque Converter

Komponen utama pada torque converter adalah:


Impeller (1), dihubungkan dengan flywheel melalui rotating housing atau
sebagai komponen penggerak (driving member).
Turbine (2), dihubungkan dengan output shaft ke transmission atau sebagai
komponen yang digerakkan (driven member).
Stator (3), komponen ini statis yang tugasnya mengarahkan oli dariturbine ke
impeller untuk melipatgandakan torque.
Torque converter menghubungkan engine dengan transmission secara hydraulic.
Jadi tidak ada hubungan mekanikal langsung antara engine dengan transmission. Oli
yang masuk ke torque converter berasal dari transmission control valve (ratio valve)
digabungkan dengan oli dari torque converter charging pump menuju inlet passage.
Karena impeller dihubungkan langsung dengan engine maka impeller selalu berputar
sama dan searah dengan putaran engine. Hal ini membuat oli yang masuk inlet passage
dilempar oleh sudusudu yang ada di impeller ke turbine.

3
2
1

Gb. 2.2 Komponen UtamaTorque Converter

10

Turbine dihubungkan dengan output shaft menuju transmission. Pada saat


transmission neutral (tidak ada beban bagi turbine) maka turbine yang mendapat
lemparan oli dari impeller langsung berputar.
Oli dari turbine diarahkan oleh stator untuk menambah kekuatan menuju
impeller.

Karena

adanya

komponen

stator

maka

torque

converter

dapat

melipatgandakan torque. Pelipatgandaan torque terjadi saat turbine mendapat beban


atau dengan kata lain apabila putaran dari turbine lebih rendah dibanding putaran
impeller. Semakin besar perbedaan putarannya, semakin besar juga torque yang
dilipatgandakan. Pelipatgandaan torque yang paling tinggi terjadi pada saat drive shaft
berhenti (stall position) dimana turbine sama sekali diam sedangkan impeller berusaha
untuk memutar turbine. Hal ini dapat mengakibatkan temperatur dari oli naik dengan
cepat.

Gb.2.3 Aliran Oli Di Dalam Torque Converter


II.1.1 Torque Converter Ratio Valve
Gambar 2.4 berikut menunjukkan torque converter ratio valve yang terletak di
dalam transmission control valve. Pada sebagian machine, torque converter inlet relief
valve terpisah dari transmission control valve yaitu dipasang pada torque converter itu
sendiri. Valve ini tidak dapat mengontrol tekanan yang ada di dalam torque converter.
Fungsi valve ini membatasi tekanan oli maksimum yang mau masuk ke dalam torque
converter. Hal ini bisa terjadi pada saat awal engine start dan oli masih dingin.

11

Gb. 2.4 Torque Converter Ratio Valve


Torque converter inlet relief valve menggunakan oli P1 (speed clutch oil
pressure) yang dikontrol oleh tekanan spring di dalamnya. Tekanannya bekerja pada
efektif area yang dikontrol oleh slug pada sisi kanan ratio valve. Valve ini tidak dapat
di-adjust. Untuk machine yang memakai torque converter inlet relief valve yang
dipasang di torque converter, penyetelan tekanan olinya hanya bisa dilakukan di test
bench (sebelum torque converter dipasang di machine).
II.1.2 Torque Converter Outlet Relief Valve
Torque converter outlet relief valve adalah jenis spool. Oli dari torque converter
mengisi lubang yang ada di spool relief valve dan menggerakkan poppet valve ke arah
kanan. Hal tersebut membuat naiknya tekanan oli di spring chamber sehingga
menggerakkan spool ke arah kiri, kemudian oli dialirkan ke power train cooler untuk
didinginkan. Dari cooler, oli dikirim lagi ke transmission untuk lubrikasi (pelumasan)
komponen dari transmissi.

12

Gb. 2.4 Torque Converter Outlet Relief Valve


Torque converter outlet relief valve berfungsi untuk menjaga tekanan oli di
dalam torque converter dan mencegah terjadinya kavitasi (cavitation). Valve ini
tekanannya dapat di-set sesuai dengan spesifikasi pada service manual.
Tekanan outlet relief valve yang terlalu rendah dapat menyebabkan turunnya kapasitas
dari torque converter (torque converter low power).
Tekanan outlet relief valve yang terlalu tinggi dapat menyebabkan oli torque
converter over heating (terlalu panas).
II.2 TORQUE DIVIDER
Torque divider menghubungkan engine dengan power shift transmission.
Hubungan tersebut secara hydraulic dan secara mekanikal. Hubungan secara hydraulic
melalui torque converter dan hubungan secara mekanikal melalui planetary gear set.
Torque converter dan transmission menggunakan oli yang sama, dan diatur melalui
transmission control valve. Pada machine yang besar oli dari transmission control valve
dikombinasi dengan oli dari torque converter charging pump. Ketika machine bekerja
dengan beban ringan, torque yang dilipatgandakan sedikit. Sedangkan ketika machine
13

bekerja dengan beban yang berat, torque yang dilipatgandakan juga besar. Torque yang
besar tersebut dikirim ke transmission. Planetary gear set juga melipatgandakan torque
dari engine.

Torque Divider = Torque Converter + Planetary


Gear Set

Keuntungan Torque Divider:


Memindahkan tenaga secara terus-menerus
Menaikkan torque out put
Meredam kejutan
Mengijinkan operasi secara Direct Drive
Komponen pada Torque Divider:
Impeller

Stator

Turbine

Sun Gear

Planet Gear dan Carrier

Ring Gear

Pada gambar 2.5 berikut, sisi sebelah kiri adalah planetary gear set dan sisi
sebelah kanan adalah torque converter.
Impeller, rotating housing dan sun gear dihubungkan secara mekanikal dengan
engine. Turbine dihubungkan dengan ring gear sedangkan planet carrier dihubungkan
dengan output shaft menuju transmisi.

14

Karena sun gear dan impeller dihubungkan dengan flywheel komponen tersebut
berputar sama dan searah dengan putaran engine. Oli masuk ke torque divider melalui
inlet passage kemudian dilempar oleh impeller menuju kisi-kisi turbine yang
mengakibatkan turbine berputar searah dengan impeller selama tidak ada beban.

15

Gb. 2.5 Torque Divider


Ketika machine mendapat beban putaran dari output shaft mulai turun sehingga
putaran dari planet carrierpun ikut turun. Turunnya putaran planet carrier
mengakibatkan relative motion pada komponen sun gear dan planet carrier sehingga
planet gear berputar. Hal ini menurunkan putaran dari ring gear dan turbine. Pada
kondisi ini torque converter melipatgandakan torque sedangkan planetary gear set
membagi torque.
Pada kondisi stall (torque converter output shaft berhenti karena beban)
membuat ring gear dan turbine berputar berlawanan dengan putaran dari engine.
Pelipatgandaan torque secara maksimum pada torque divider ketika ring gear dan
turbine mulai berputar berlawanan atau ketika machine mendapat beban. Pada torque
divider pembagian penyaluran power 70% torque converter dan 30% planetary gear
set.
Penyaluran tenaga pada torque divider adalah sebagai berikut:
Engine flywheel - A. Sun gear planet gear (carrier) output shaft.
B. Rotating housing impeller turbine ring gear planet
gear (carrier) output shaft.
II.3 TORQUE CONVERTER DENGAN LOCK-UP

16

II.3.1 Converter Drive

Gb. 2.6 Converter Drive


Gambar 2.6 di atas menunjukkan torque converter drive dimana lockup clutch
tidak engage. Selama beroperasi, rotating housing dan impeller dapat berputar lebih
cepat dibandingkan dengan turbine. Stator tetap diam dan dapat melipatgandakan
torque antara impeller dan turbine. Output shaft berputar lebih lambat dibandingkan
dengan putaran engine tetapi dapat meningkatkan torque. Pada kondisi seperti ini
machine lebih mengutamakan torque dibandingkan dengan kecepatan (speed). Dan
digunakan selama startup, pada gigi rendah dan saat perpindahan gigi (shifting).
Converter Drive:

Output shaft berputar lebih lambat dibanding putaran engine

Torque berlipat ganda

II.3.2 Direct Drive


17

Gb. 2.7 Torque Converter Direct Drive


Gambar 2.7 di atas menunjukkan torque converter pada posisi direct drive,
dimana lockup clutch di-engaged-kan oleh tekanan oli dan menyatukan turbine dan
impeller. Housing, impeller, turbine dan output shaft pada torque converter berputar
dengan kecepatan yang sama dengan engine. Stator yang dihubungkan dengan
freewheel (one way clutch) digerakkan dengan tekanan oli di dalam housing sehingga
komponen tersebut berputar dengan rpm hampir sama dengan engine. Kondisi seperti
ini (direct drive) lebih mengutamakan speed dibandingkan dengan torque. Digunakan
pada gigi tinggi dan tenaga yang dipindahkan sangat efisien.
Direct Drive:
Lockup clutch engaged oleh tekanan oli dari lock up control valve
Output shaft berputar sama dengan putaran engine
Stator pada posisi freewheel
Lock up clutch terdiri dari piston, disc dan plate.

18

II.3.3 Komponen Torque Converter dengan Lock Up

Gb. 2.8 Komponen Torque Converter dengan Lock Up


Namanama komponen pada torque converter, dengan lock up clutch adalah:

Rotating housing

Impeller

Turbine

Stator

One way clutch (freewheel)

Hub

Lock up clutch (piston, disc dan plate)

Carrier

Output Shaft

19

II.3.4 One-Way Clutch (Freewheel)

Gb. 2.9 Komponen One-Way Clutch


Spline menghubungkan antara stator dengan cam dan cam tidak dapat berputar.
Penghubung antara cam dengan carrier adalah roller. Sisi kiri dari opening cam lebih
kecil dibandingkan dengan sisi kanannya (openings in cam tirus). Sehingga posisi
normal adalah pada sisi kiri (bagian yang lebih kecil). Ketika kecepatan dari impeller
dan turbine rendah maka stator akan tetap diam. Roller akan tetap pada sisi kiri oleh
tekanan dari spring. Pada saat kondisi ini terjadi hubungan mekanikal antara cam
dengan stator. Sehingga stator dapat mengarahkan oli dari turbine ke impeller untuk
melipatgandakan torque.
Ketika kecepatan turbine dan impeller naik (direct drive) maka stator mulai
untuk berputar ke arah yang sama dengan putaran impeller dan turbine. Pada saat stator
berputar cam juga ikut berputar. Sehingga gerakan dari cam dapat menyebabkan roller
bergerak ke arah kanan (sisi yang lebih lebar) dan hubungan antara stator dan carrier
terputus. Stator berputar bebas sehingga tidak dapat mengarahkan aliran oli dari turbine
ke impeller. Karena stator hanya dapat berputar ke satu arah maka komponen ini
dinamakan one way clutch (freewheel).

20

Keuntungan torque Converter yang menggunakan One Way Clutch:


Melipatgandakan torque pada beban yang tinggi
Mengurangi kemungkinan terjadinya over heating
Mengurangi penggunaan torque converter
II.4 Variable Capacity Torque Converter (VCTC)

Gb. 2.10 Variable Capacity Torque Converter (VCTC)


Power dari diesel engine dikirim dari flywheel menuju torque converter atau
impeller clutch (VCTC). Torque converter mempunyai dua impeller dan satu clutch
yang digerakkan secara hydraulic, yang mana dapat mereduksi kapasitas torque
converter (membatasi jumlah kenaikan torque). Kapasitas torque converter dikontrol
secara manual dengan VCTC control lever atau switch electric. Lokasi dari lever dan
switch tersebut terletak pada operator station.
Power dari output shaft torque converter dikirim pada drive shaft menuju input
transfer gear. Output gear dari transfer gear memutar input shaft dari transmission.
21

Transmission output shaft memberikan power kepada idler gear pada transfer
gear menuju output gear pada transfer gear. Output transfer gear mengirim power
pada drive shaft menuju rear drive pinion. Output gear juga mengirim power ke front
final drive dan ke rear final drive.
Keuntungan pemakaian VCTC:
Mengurangi slip pada roda.
Mengurangi keausan pada ban.
Menaikkan engine power yang ada untuk hydraulic system.
II.5 Torque Converter Dengan Variable Capacity Torque Converter (VCTC) DAN
Lock Up
VCTC bertujuan untuk memungkinkan operator untuk dapat menentukan
kapasitas besar-kecilnya torque dari torque converter. Hal ini akan menurunkan slip
dari roda dan mengurangi keausan dari roda. Sehingga secara optimal engine power
disalurkan untuk sistem implement.
Jumlah penurunan kapasitas torque converter tergantung pada lever VCTC pada
kabin. Lever dihubungkan dengan load piston pada sequence dan pressure control valve
dengan kabel. Lever ini mengijinkan VCTC beroperasi pada posisi antar kapasitas
minimum dan maksimum

22

Gb. 2.11 Torque Converter Dengan Variable Capacity Torque Converter


(VCTC) DAN Lock Up

Switch pada lift control lever juga mengontrol kapasitas torque converter. Ketika
switch pada posisis ON maka VCTC beroperasi pada kapasitas maksimum tanpa
terpengaruh dari gerakan wheel torque lever. Ketika switch pada posisi OFF kapasitas
torque converter kembali pada setting lever.
Torque converter ini punya dua impeller dan clutch yang diaktifkan secara
hydraulic. Oli, dari ratio valve untuk torque converter inlet mengalir melalui torque
converter inlet passage. Oli dikirim ke inner impeller ketika torque converter minimum
capasity. Oli dikirim ke inner impeller dan outer impeller ketika torque converter
maksimum capacity.
Aliran oli di dalam torque converter dari salah satu atau kedua impeller mengalir
ke turbine, kemudian ke stator. Dari stator aliran oli mengalir kembali ke impeller
kemudian ke carrier.
Torque converter beroperasi dengan tekanan untuk mencegah kavitasi. Tekanan
oli yang masuk ke torque converter dikontrol oleh converter inlet ratio valve. Tekanan
oli di dalam torque converter dikontrol oleh torque converter outlet relief valve dengan
hambatan sesudahnya.
Tekanan oli yang dikontrol oleh sequence dan pressure control valve mengengage-kan outer dan inner impeller sehingga berputar bersama.
Pada tekanan oli maksimum, clutch benarbenar engage sehingga tidak ada slip
pada clutch. Torque converter beroperasi pada maksimum capacity. Penurunan tekanan
oli menyebabkan clutch slip. Semakin banyak clutch slip semakin banyak juga
penurunan kapasitas dari torque converter. Pada minimum tekanan, outer impeller tidak
berhubungan dengan inner impeller sehingga torque converter minimum capacity.

23

Gb. 2.12 Gambar aliran sistem hydraulic pada VCTC

POWER TRAIN
24

III. TRANSMISSION
Seperti telah dijelaskan pada bagian awal, Caterpillar menggunakan tiga jenis
transmission yaitu:
Direct drive Transmission
Power Shift Transmission
Hydrostatic Transmission
Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis transmission tersebut.
III.1 DIRECT DRIVE TRANSMISSION
Direct drive transmission adalah transmission yang menggunakan flywheel
clutch sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan transmission.
Clutch ini dioperasikan secara manual. Flywheel clutch berguna pada saat awal
machine akan bergerak dan pada saat perpindahan gigi (gear shifting).
Berdasarkan cara kerjanya, direct drive transmission dibagi menjadi tiga macam
yaitu:
Sliding Gear
Collar Shift
Synchromesh
III.1.1 Sliding Gear
Sliding Gear merupakan pengatur kecepatan dan arah kerja dengan cara
memindahkan spur gear yang dilakukan oleh fork agar diperoleh kecepatan ataupun
arah yang dikehendaki.
Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Sliding Gear:
Semua gear kecuali idler gear diikat (splines) pada shaft.
Bentuk gearnya dinamakan spur gear gigigiginya diparallel dengan shaft.
Mengunci hanya pada saat memindahkan tenaga.
25

Cocok dipakai pada motor grader, track type tractor pertanian yang bergerak
satu arah dan kecepatannya cenderung tetap.

Gb. 3.1 Sliding Gear


III.1.2 Collar Shift/Constant Mesh
Constant Mesh berfungsi sama seperti Sliding Gear di atas, sedangkan
perbedaannya adalah yang dipindahkan sliding collar.
Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Constant Mesh:

Bentuk gearnya helical gear bukan spur gear.

Saling berhubungan secara konstan dan gear tidak menggeser maju


mundur.

Garpu pemindah dari mekanisme gearshift cocok terhadap sliding collar


yang berbedabeda. Posisi dari sliding collar menentukan set gigi mana yang
bekerja.

Masingmasing driven gear memiliki sliding collar di sampingnya.

Cocok digunakan pada alat berat ukuran sedang.


26

Gb. 3.2 Collar Shift/Constant Mesh


III.1.3 Synchromesh
Synchromesh transmission pada dasarnya sama dengan Constant Mesh dengan
tambahan synchronizer. Synchronizer digunakan pada semua manual transmisi dan
mesin lain ketika perpindahan gigi.

27

Gb. 3.3 Synchromesh

III.2 Power Shift Transmission


Power shift transmission adalah transmission yang menggunakan clutch fluida
dimana perpindahan giginya langsung tanpa harus memutuskan hubungan antara engine
dengan transmission (on the go shifting). Hal ini mempermudah pada saat
pengoperasiannya. Transmission ini diaplikasikan pada machine yang sering berubah
kecepatan dan arah maju mundurnya serta beban kerja yang relatif berubah-ubah dan
berat.
Adapun jenis dari powershift transmission adalah sebagai berikut:
Planetary Gear Set
Counter Shaft
Untuk meng-engaged-kan clutch dipakai transmission control valve, jenisnya
antara lain:
Konvensional control valve
Electric control valve dengan on / off solenoid
Individual clutch modulation (ICM)
Electronic clutch pressure control (ECPC)
III.2.1 Planetary Gear Set
Planetary gear set merupakan pengaturan kecepatan dan arah kerja dengan cara
meng-engaged-kan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen planetary gear
set meneruskan tenaga ke ke output shaft dari transmission. Bagian-bagian dari
planetary gear set adalah sun gear, planet gear beserta carrier dan ring gear.
Planetary power shift transmission terdiri dari beberapa pasang planetary gear
dimana komponen tersebut berfungsi untuk:

Merubah arah putaran input

28

Merubah kecepatan
Komponen yang berfungsi untuk menahan pada planetary gear set tersebut

adalah clutch (piston, disc dan plate). Berikut ini adalah beberapa contoh planetary
gear set yang diapasang pada transmission.

Gb. 3.4 Planetary Power Shift Transmission


Input putaran dari transmission berasal dari torque converter sedangkan output
transmission menuju ke bevel gear untuk track type dan differential untuk wheel type.
Pada gambar di atas terlihat ada 5 clutch yaitu:

Clutch 1 untuk gigi mundur (reverse)

Clutch 2 untuk gigi maju (forward)

Clutch 3 untuk gigi 4 (speed clutch)

Clutch 4 untuk gigi 3 (speed clutch)

Clutch 5 untuk gigi 2 (speed clutch)


29

Clutch 6 untuk gigi 1 (speed clutch)


Syaratnya power shift transmission bisa masuk gigi adalah harus ada 2-clutch

yang engaged yaitu satu speed clutch dan satu directional clutch.
III.2.2 Counter Shaft
Counter Shaft Power Shift Transmission menggunakan constant mesh seperti
pada direct drive tetapi pada jenis ini menggunakan clutch pack. Transmission jenis ini
biasanya digunakan pada machine backhoe loader. Keuntungan transmisi jenis ini
menggunakan sedikit spare part sehingga ringan.
Gambar berikut ini menunjukkan empat speed forward dan tiga speed reverse
pada countershaft transmission.

Gb. 3.5 Counter Shaft Power Shift Transmission

30

III.2.3 Transmission Control Valve


III.2.3.1 Konvensional Control Valve-Transmission Hydraulic Control Valve
Valve ini terdiri dari 5 komponen utama yaitu:
Speed selector spool valve, untuk mengarahkan oli ke speed clutch.
Modulation relief valve & load piston, membatasi tekanan oli maksimum dan
menjaga kenaikan tekanan secara bertahap di dalam sistem.
Ratio valve, membatasi maksimum tekanan oli yang mau masuk ke dalam
torque converter.
Differential valve, menjaga perbedaan tekanan oli yang konstan antara speed
clutch dan directional clutch.
Directional selector spool valve, mengarahkan oli ke directional clutch spool
valve.
Istilah pada tekanan oli transmission:
P1: Speed Clutch Pressure
P2: Directional Clutch Pressure
P3: Torque converter Inlet Pressure
Cara kerja dari transmission control valve
Modulation relief valve menerima oli dari pompa transmisi yang melewati
power train filter. Valve ini adalah spool type dan memberikan oli ke torque converter
circuit. Spool ini terdiri dari check valve (ball type) yang diberi lubang kecil di
dalamnya (orifice) supaya gerakan dari valve ini dapat dikontrol secara perlahan
(gradual).
Tekanan oli yang ada di speed clutch tergantung tekanan spring yang ada di
load piston. Ketika load piston berada pada posisi paling kanan (hanya tekanan spring)
tekanannya relatif rendah dan tekanan ini dinamakan initial pressure atau primary

31

pressure. Atau dengan kata lain tekanan saat pertama kali memodulasi (naik secara
perlahan).
Selanjutnya saat load piston mulai bergerak ke arah kiri oleh dorongan oli dan
spring tention secara perlahan akan naik. Bersamaan dengan hal ini tekanan pada
modulation relief valve naik secara bertahap sampai batas yang ditentukan.
Differential valve menurunkan tekanan oli di P1 untuk meng-engaged-kan
directional clutch. Karena tekanan oli di speed clutch lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan oli di directional clutch maka speed clutch engaged lebih dahulu dibandingkan
directional clutch.
Pada power shift transmission syaratnya untuk bisa masuk gigi harus ada dua
clutch yang engaged yaitu satu speed clutch dan satu directional clutch. Pada gigi
neutral hanya satu clutch yang engaged.

Kesimpulan:

Torque converter inlet relief valve dikontrol oleh tekanan oli P1.

Modulation relief valve membatasi tekanan oli di speed clutch.

Tekanan oli di P1 tidak dapat di-adjust dan hanya initial pressure yang bisa di
adjust dengan cara menambah atau mengurangi shim yang ada di load piston.

Differential valve mempunyai 4 fungsi yaitu:


a. Menurunkan tekanan oli pada P1 yang dialirkan untuk tekanan oli pada
directional clutch.
b. Menahan aliran oli ke directional clutch pada saat neutral
c. Membiarkan load piston untuk reset posisi dengan cepat selama
perpindahan gigi.
d. Sebagai safety valve (apabila transmission posisi masuk gigi dan engine
dihidupkan maka transmission tidak bisa maju atau mundur).

32

Gambar berikut ini menunjukkan posisi control valve pada posisi neutral.

Gb. 3.6 Posisi Control Valve Pada Posisi Neutral

Keterangan:
1 = Clutch nomor 1 (directional clutch)
2 = Clutch nomor 2 (directional clutch)
3 = Clutch nomor 3 (speed clutch)
4 = Clutch nomor 4 (speed clutch)
33

5 = Clutch nomor 5 (speed clutch)

Pada wheel loader transmission control valve dilengkapi juga dengan neutralizer
control valve yang fungsinya untuk men-drain oli yang ada pada P2 pada saat
neutralizer valve diaktifkan.

Gb. 3.7 Loader Transmission Control Valve


Gambar di atas menunjukkan Loader transmission control valve yang dilengkapi
dengan neutralizer valve. Neutralizer valve ini mendapat signal berupa tekanan yang
berasal dari pedal kiri yang dioperasikan oleh operator pada kabin.

34

Berikut merupakan gambar Transmission Control Valve pada Wheel Loader Ketika
Neutralizer Valve diaktifkan.

Gb. 3.8 Transmission Control Valve pada Wheel Loader Ketika Neutralizer Valve
diaktifkan
Ketika brake kiri diinjak (diaktifkan) tekanan yang berasal dari brake system
menekan spool yang ada di neutralizer valve untuk melawan spring. Sehingga tekanan
oli yang ada pada directional clutch (P2) dibuang ke tangki. Akibatnya transmission
control valve hanya meng-engaged-kan speed clutch dan transmission ke posisi neutral.
Dengan kata lain pedal brake kiri pada wheel loader untuk me-neutral-kan
transmission pada saat loading (mengambil muatan). Tujuannya adalah agar tenaga dari
engine dapat diprioritaskan seoptimal mungkin ke implement.

35

Gambar di bawah ini adalah grafik clutch engaged antara P1 dan P2

Gb.3.9 Grafik Clutch Engaged antara P1 dan P2


Ketika perpindahan gigi tekanan P1 dan P2 turun kemudian pada gigi yang baru
ini tekanan oli di P1 dan P2 bertahap naik dari initial pressure ke maksimum pressure.
Selama kenaikan pressure secara bertahap tersebut clutch di speed dan directional slip.
Tekanan P1 selalu berbeda secara konstan dengan P2 (lihat specification di service
manual). Perbedaan tekanan ini diatur oleh differential valve.
Apabila initial pressure terlalu tinggi maka perpindahan gigi pada transmission
akan kasar. Perpindahan gigi yang kasar (rough shifting) bisa terjadi juga karena kurang
atau tidak ada perbedaan tekanan antara P1 dan P2. Sebaliknya rendahnya setting dari
initial pressure akan mengakibatkan clutch slip sehingga cepat aus.

III.2.3.2 Electric Transmission Control Valve dengan ON/OFF Solenoid


36

Transmission control valve jenis lain adalah elektrik transmission control valve
dengan on/off solenoid. Fungsi dari on/off solenoid tersebut adalah sebagai pengganti
dari lingkage (kabel penggerak dari spool). Pada gambar tersebut terdapat 5 on/off
solenoid yaitu:
Solenoid untuk gigi maju (forward)
Solenoid untuk gigi mundur (reverse)
Solenoid untuk clutch 1
Solenoid untuk clutch 2
Solenoid untuk clutch 3

Gb. 3.10 Electric Transmission Control Valve dengan ON/OFF Solenoid


Oli dari pompa power train mengalir melewati transmission filter menuju priority
valve ke transmission control valve dan stand by di tiap-tiap solenoid. Apabila ada 2
(dua) solenoid yang energized (diaktifkan) maka transmission posisi masuk gigi (in
gear). Kemudian dari ratio valve di dalam transmission control valve oli menuju torque
converter dan digabung dengan oli dari torque converter charging pump.
37

III.2.3.3 Transmission ICM Hydraulic System


Transmission control valve jenis ini biasa dipakai pada off high way truck,
articulated dump truck, scrapper dan lainlain. Pada control valve jenis ini setiap clutch
mempunyai satu control valve (modulation relief valve & load piston). Makanya disebut
ICM (Individual Clutch Modulation). Masingmasing individual control valve tersebut
diberi tanda dengan huruf A sampai dengan H (station A H). Tiaptiap station
mempunyai tekanan oli yang berbeda sehingga tekanan oli disetiap clutch pun berbeda
juga.
Pada gambar terlihat ada 3 solenoid yaitu: lock up solenoid, downshift solenoid,
upshift solenoid. Apabila lock up solenoid aktif maka torque converter akan direct drive
dan hal ini terjadi pada gigi tinggi. Apabila terjadi perpindahan gigi (transmission
shifting) maka lock up solenoid akan dioff kan sementara. Down shift solenoid akan
aktif pada saat perpindahan dari gigi besar ke gigi rendah (2 ke 1, 1 ke R dst.).
Sedangkan up shift solenoid akan aktif pada saat perpindahan dari gigi rendah ke gigi
tinggi (1 ke 2, 2 ke 3 dst.). Pengontrolan perpindahan giginya dilakukan oleh EPTC
(Electronic Programmable Transmission Control).
38

Keuntungan dari ICM transmission control valve adalah:

Perpindahan gigi lebih halus (smooth shift)

Pengendara lebih nyaman

Usia komponen lebih lama

Perpindahan gigi dapat diaktifkan secara elektronik

Gb. 3.11 Individual Clutch Modulation

39

III.2.3.4 Electronic Clutch Pressure Control (ECPC)


Electronic clutch pressure control dipakai pada machine D6R, 966G dan lain
lain. Sama halnya dengan ICM control valve yaitu setiap clutch mempunyai satu
control valve. Pengaturan tekanan oli diatur oleh besar kecilnya arus listrik yang
mengalir ke masingmasing solenoid. Sedangkan arus listrik yang mengalir ke solenoid
diatur oleh ECM (electronic control module).
Keuntungan dari transmission dengan menggunakan ECPC adalah:
Tidak menggunakan mechanical lingkage
Peng-adjust-an dilakukan secara electronic
Perubahan design dan sistem terbaru diperbaharui dengan software
Mengurangi kejenuhan pada operator
Perpindahan gigi yang lebih halus
Mudah dalam melakukan trouble shooting
Berikut adalah gambar proportional solenoid yang mengatur besarnya tekanan oli pada
clutch.

SUPPL
Y OIL
TO
CLUTC
H
TO
DRAIN

TRANSMISSI
ON
MODULATIN
G VALVE

40

Gb. 3.12 Proportional Solenoid

41

42

III.3 HYDROSTATIC TRANSMISSION


Hydrostatic transmission adalah transmission yang mentransfer tenaga dengan
menggunakan hydraulic system. Keuntungannya adalah:
Kontrol kecepatannya secara variable
Pemanfaatan horse power dari engine sangat maksimal
Kesesuaian maksimal antara drawbar pull dan travel speed
Counter rotation control (perputaran track berlawanan arah saat berbelok)
Cocok untuk machine dengan minimum travel

Gb. 3.13 Transmission Hydrostatic

43

III.4 POWER TRAIN HYDRAULIC SYSTEM


Gambar berikut adalah power train hydraulic system pada track type tractor. Oli
dari transmission charging pump mengalir ke filter menuju priority valve. Fungsi dari
priority valve adalah memprioritaskan oli ke steering dan brake sistem sebelum ke
sirkuit transmission.
Dari priority valve oli mengalir ke transmission control valve untuk mengengaged-kan clutch. Dari komponen ratio valve yang ada di dalam transmission control
valve oli mengalir ke torque converter. Tekanan oli yang ada di dalam torque converter
dijaga oleh torque converter outlet relief valve dan selanjutnya mengalir ke cooler untuk
didinginkan. Dari cooler, oli mengalir menuju transmisson untuk lubrikasi komponen di
dalam planetary gear komponen serta bearing.

Gb. 3.14 Power Train Hydraulic System pada Track Type Tractor
44

45

46

III.4.1 Oil Filter


Penggantian power train filter harus sesuai dengan OMM (Operation
Maintenance manual) pada service manual, agar oli yang masuk ke transmission
hydraulic system tetap terjaga kebersihannya.
Tekanan oli dari pompa power train masuk lewat inlet passage kemudian masuk
ke housing dan keluar ke outlet passage melewati element. Apabila element kotor,
tekanan oli yang ada di dalam filter akan naik sehingga bypass valve membuka dan oli
keluar menuju outlet passage tanpa disaring dahulu. Hal ini, dapat mengakibatkan
kerusakan komponen secara dini pada sistem transmission hydraulic.

Gb. 3.15 Oil Filter

47

POWER TRAIN

IV. DIFFERENTIAL
Fungsi dari differential adalah menghantarkan tenaga dari transmission ke final
drive kiri dan kanan. Differential dipasang pada machine yang menggunakan roda
sedangkan bevel gear dipasang pada machine dengan track. Jenisjenis differential
adalah:
Konvensional differential (standard differential)
Nospin differential
Limited slip differential
Differential lock
IV.1 Standard Differential
Differential membagi torque selalu sama pada final drive kiri maupun kanan.
Tipe ini kurang efisien bila machine slip. Jenis ini biasanya dipasang pada machine
dengan 4 wheel drive. Pada Off High Way Truck yang menggunakan differential
standard dipasang AETA (Automatic Electronic Traction Aid).

Gb. 4.1 Komponen Standard Differential

48

Gb. 4.2 Standard Differential


IV.2 Nospin Differential
Sistem ini merupakan jenis differential yang dapat mengunci secara otomatis
(automatic locking) yang memaksa kedua roda untuk berputar dengan kecepatan yang
sama dalam kondisi apapun. Differential ini secara efektif mengunci seluruh roda dan
mengalirkan sampai 100% dari torque yang tersedia ke salah satu roda bila diperlukan.
Ketika berbelok, roda luar menjadi tidak terhubung (disengaged) dan berputar lebih
cepat kemudian mengalirkan torque ke roda yang berputar lebih pelan. Differential ini
biasanya dipakai pada machine wheel loader, intregated tool carrier, landfill compactor
dan lainlain.

49

Gb. 4.3 Nospin Differential

IV.3 Limited Slip Differential


Limited slip differential merupakan jenis differential yang dapat mengunci
(locking type) yang dirancang untuk menyalurkan tenaga yang sama ke kedua roda.
Limited slip differential ini dapat menyalurkan tenaga yang hilang dari sisi yang
bertraksi kecil ke sisi yang bertraksi besar. Differential ini merupakan pengembangan
langsung dari standard differential. Komponen utama pada limited slip differential
antara lain: side gear, clutch pack, pinion gear, pinion shaft dan actuator housing.
Differential jenis ini biasanya dipakai pada machine wheel loader, integrated tool
carrier dan yang lainnya.

Gb. 4.4 Limited Slip Differential


50

IV.4 Differential Lock


Sistem ini tidak secara otomatis bekerja tetapi dikontrol oleh operator. Bila lock
diaktifkan maka roda kiri dan roda kanan akan berputar dengan torque yang sama. Bila
lock tidak diaktifkan maka sistemnya sama dengan conventional differential.
Namanama komponen dari differential antara lain: pinion, bevel gear, carrier,
speeder gear dan side gear.

Gb. 4.5 Differential Lock

51

POWER TRAIN

V. FINAL DRIVE
Final drive adalah komponen dari power train sebagai penggerak akhir yaitu
menuju roda atau track. Fungsinya adalah melipatgandakan torque yang paling akhir.
Macammacam final drive yang dipakai oleh Caterpillar yaitu:
Single reduction
Double reduction
Planetary gear set
Final drive yang single dan double reduction sudah jarang dipakai karena
konstruksinya memerlukan tempat yang lebar. Sebaliknya jenis final drive yang
menggunakan planetary banyak dipakai oleh Caterpillar karena kelebihannya.

Gb. 5.1 Final Drive - Planetary Gear Set

52

Pada gambar di atas power dari transmission dikirim ke differential dan menuju
ke final drive melalui komponen final drive shaft. Gambar di atas adalah double
reduction planetary gear set. Dari final drive shaft power masuk sebagai sun gear pada
first reduction planetary gear. Ring gear adalah komponen yang statis, sehingga
outputnya adalah carrier. Dari carrier pada first reduction planetary gear power
dikirim ke second reduction planetary gear sebagai sun gear.
Pada second reduction planetary gear ring gear sama yaitu sebagai komponen
yang statis. Sehingga carrier adalah outputnya dan langsung terhubung ke final drive
wheel. Dan selanjutnya power dikirim ke roda. Final drive tipe ini dipakai di off high
way truck.

53

POWER TRAIN

VI. STEERING DAN BRAKE


VI.1 Steering System
Sistem steering pada machine yang menggunakan track dibagi tiga macam yaitu:
Differential steering
Steering clutch & brake
Steering dengan track motor
VI.1.1 Differential Steering
Differential steering dipakai pada track type tractor contohnya D6 H, D8 N dan
sebagainya. Keuntungan dari differential steering dibandingkan dengan steering clutch
& brake adalah:
Kecepatan tractor tetap ketika berbelok
Tidak banyak muatan yang tercecer ketika berbelok
Arah gerak dari tractor lebih mudah dikendalikan
Kebolehan bermanuver secara lebih akurat
Pada sistem differential steering pasok tenaga diperoleh dari transmission sama
seperti sistem differential pada umumnya. Perbedaanya system ini memperoleh pasokan
tenaga tambahan dari steering motor. Steering motor ini menaikkan kecepatan putar
pada salah satu track dan mengurangi kecepatan track yang lainnya. Dengan demikian
pasok tenaga terhadap masingmasing track tidak pernah terhenti. Pada saat tractor
berjalan lurus motor steering tidak lagi digunakan.
Steering motor pada differential steering ini digerakkan oleh pompa hydraulic.
Pengontrolan arah belok dari tractor dikendalikan cukup dengan satu tangan yaitu
dengan cara menarik atau mendorong tuas dari steering.

54

Gb. 6.1 Differential Steering


Terdapat 3 planetary gear set dalam differential steering. Ketiganya sering
disebut sebagai steer planetary, drive planetary, dan equalizing planetary. Terdapat
dua input tenaga pada planetary gear set tersebut yaitu dari transmission dan dari
steering motor. Ketiga planetary gear set tersebut dihubungkan dengan common shaft
yang menghubungkan tiga sun gear.

Steer Planetary
Steer planetary digerakkan oleh motor steering melalui bevel pinion gear dan bevel
ring gear. Steer planetary meneruskan tenaga untuk membelokkan tractor.
Komponenkomponen pada steer planetary adalah ring gear, carrier, planet gear
dan sun gear.

Drive Planetary
Drive planetary digerakkan oleh transmission output shaft melalui transfer gear,
bevel pinion gear dan bevel ring gear. Planetary ini menyalurkan tenaga untuk
menggerakkan tractor lurus ke depan atau ke belakang.

Equalizing Planetary
Equalizing planetary mengubah input torque rendah (kecepatan tinggi) menjadi
output kecepatan rendah dengan torque tinggi ke final drive sebelah kanan.

55

VI.1.2 Steering Clutch & Brake


Steering clutch menyalurkan tenaga dari bevel gear ke final drive dan juga
membelokkan machine. Clutch ini diaktifkan secara hydraulic. Pada track type tractor
yang menggunakan steering clutch & brake mempunyai steering & brake control valve.
Valve ini mempunyai tugas untuk mengarahkan dan mengatur takanan oli yang masuk
ke steering clutch & brake.
Berikut gambar steering & brake control valve

Gb. 6.2 Steering Clutch & Brake


Komponenkomponen pada steering clutch & brake adalah: clutch plate, clutch
disc, clutch piston, clutch housing, input hub dan output hub. Clutch disc berputar
bersama dengan input hub dan ditekan ke arah clutch plate untuk meneruskan tenaga ke
clutch housing. Plate di spline ke clutch housing dan memutar clutch housing tersebut

56

ketika clutch disc ditekan ke arah plate oleh piston. Kemudian tenaga diteruskan ke
output hub melalui clutch housing.
Piston menekan disc dan plate bersamasama untuk menghubungkan input hub
dengan clutch housing. Tenaga hydraulic digunakan untuk menggerakkan piston
Steering clutch ini engaged oleh tekanan oli dan release oleh tekanan spring.
Clutch brake terdiri dari Belleville spring, brake plate, brake disc, piston brake
dan brake housing. Sistem brake ini engaged oleh tekanan spring dan release oleh
tekanan oli.

Gb. 6.3 Clutch Brake


VI.1.3 Steering dengan Track Motor
Steering dengan Track Motor digunakan pada machine yang menggunakan
Hydrostatic Transmission, contohnya: Excavator, Wheel Loader tipe kecil, Dozer tipe
kecil, Compactor dan sebagainya.
Steering dengan Track Motor menyalurkan tenaga dari engine ke control valve
kemudian dilanjutkan ke track motor.

57

Gb. 6.4 Travel Brake Valve


TRAVEL MOTOR BRAKE
VALVE
Travel
Position
Line Relief
Valve

Counter
Balance Valve
Brake
Release
Port

Line Relief
Valve

To Control From Pump


Valve

Gb. 6.5 SkematikTravel Brake Valve

58

VI.2 Brake (Rem)


Fungsi utama dari rem adalah menentukan putaran machine, mengatur putaran
machine dan mencegah kecepatan yang tidak dikehendaki. Adapun Caterpillar
memakai beberapa jenis rem antara lain Actuating system yang digerakkan secara:
Hydraulic
Air over hydraulic
Nitrogen over hydraulic
Air
Macammacam brake berdasarkan system kerjanya adalah:
Expanding shoe, rem yang sangat umum dipakai pada saat diaktifkan shoe dari
brake didorong ke arah luar untuk menghentikan putaran brake drum agar
machine berhenti.

Gb. 6.6 Expanding Shoe


Contracting band, rem ini banyak digunakan pada track type tractor. Contracting
band bekerja menjepit drum yang terdapat di tengahtengahnya agar machine
dapat dihentikan atau dikurangi kecepatannya.

59

Caliper disc, rem jenis ini sering disebut dengan rem cakram. Saat diaktifkan
brake pads pada caliper menjepit disc / cakram yang berhubungan dengan roda
yang berputar

Gb. 6.7 Caliper Disc


Multiple discs, sistem ini mempunyai beberapa steel plate yang berhubungan
dengan driving hub. Sedangkan disc yang terletak di antara steel plate
dihubungkan dengan final drive housing. Apabila brake diaktifkan maka steel
plate dan disc engaged oleh dorongan piston dan menahan gerakan machine agar
dapat berhenti. Sistem ini ada dua macam yaitu sistem kering dan sistem yang
direndam dengan minyak pelumas.

60

Gb. 6.8 Multiple Discs


Macam macam rem berdasarkan fungsinya:
Service brake, untuk menghentikan atau mengurangi kecepatan machine,
biasanya pengaturan pengereman dilakukan oleh kaki sehingga pengontrolan
pengurangan kecepatan agak susah dilakukan.
Manual retarder, fungsinya sama dengan service brake, hanya bedanya
pengereman dilakukan dengan tangan.
Automatic retarder, untuk mengurangi kecepatan machine (mencegah engine
over speed), pengontrolannya dilakukan secara otomatis.
Parking brake, untuk mencegah machine bergerak pada saat machine sudah
tidak bergerak lagi.
Emergency / secondary brake, fungsinya untuk menghentikan machine pada
saat keadaan darurat. Sistemnya sama dengan parking brake, tetapi

61

pengontrolannya dilakukan oleh tangan atau kaki sehingga mudah terjangkau


ketika terjadi situasi emergency.

62

Anda mungkin juga menyukai