Anda di halaman 1dari 39

Nama : Muhammad Zakky Putra

Nim 22073106

Mata kuliah : Sistem Pemindah Tenaga

Dasar dasar Sistem Pemindah Tenaga

A. Kontruksi Sistem Pemindah Tenaga


Kinerja dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan sangatlah penting dalam
mendukung performa kendaraan. Karena, sistem pemindah tenaga atau power train
merupakan serangkaian mekanisme yang berfungsi memindahkan tenaga dari mesin
menuju roda pada suatu kendaraan bermotor.

komponen komponen yang terdapat pada system pemindah tenaga :

1) Kopling
Kopling pada kendaraan terletak di antara mesin dan transmisi. dan berfungsi untuk
memutus dan menghubungkan putaran dari mesin menuju transmisi.

2) Transmisi
Berfungsi sebagai pengatur besar kecilnya output tenaga mesin sesuaidengan kondisi
perjalanan. Transmisi digunakan untuk merubah momen dengan cara memindah
perbandingan roda gigi sehingga dihasilkan momen yang sesuai dengan beban mesin,
dan memindahkan momen tersebut ke roda.

3) Poros Propeler
Propeller shaft atau poros propeller pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD berfungsi
untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Biasanya
propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya
puntiran atau bengkok. Transmisi umumnya terpasang pada chasis kendaraan,
sedangkan differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga oleh suspensi
sejajar dengan roda belakang

4) Differential (gardan)
Fungsi differential adalah untuk mebedakan putaran roda kiri dan kanan, putaran roda
saat belok akan berbeda pada saat belok dan saat terjadi slip.sehingga apabila roda kiri
masuk pada lubang yang berlupur dan tidak dapat bergerak naik, maka roda kanan
tidak akan ikut berputar.
5) Rear Axle Shaft (poros roda belakang)
Rear Axle Shaft merupakan poros yang berhubungan dengan gardan. Berfungsi untuk
meneruskan tenaga mesin ke roda belakang. Rear Axle umumnya menumpu beban yang
lebih berat daripada roda depan, sehingga konstruksi poros penggerak rodanya juga
relatif lebih kuat. Pemasangan poros akan dipengaruhi oleh jenis suspensi yang
digunakan. Secara umum tipe suspensi yang digunakan ada dua kelompok yaitu
suspensi bebas (independent) dan suspensi kaku (rigid).

Gambar 2.1 Poros roda dengan suspensi independent

Gambar 2.2 Poros roda dengan supensi rigit

B. Tipe tipe Penggerak Kendaraan


1. Tipe FE – RD
Front Engine – Rear Drive (FE-RD), dimana mesin diletakkan di depan
kendaraan, sedangkan roda yang menggerakkan kendaraan adalah roda bagian
belakang. Pemindahan tenaga mesin di bantu oleh gardan untuk meneruskan tenaga
mesin yang berada di depan ke roda bagian belakang.

2. Tipe FE – FD
Front Engine – Front Drive (FE-FD), dimana mesin diletakkan di depan
kendaraan, dan yang menggerakkan kendaraan adalah roda bagian depan. Biasanya
pada tipe ini menggunakan mesin yang ber posisi horizontal. Karena transmisi di
letakan sejajar dengan poros yang berputar menuju roda.
3. Tipe 4 WD
Four Wheel Drive (4 WD), mesin di letakkan di depan kendaraan, sedangkan
yang menggerakkan kendaraan adalah ke empat roda, baik roda depan maupun roda
belakang sama-sama menggerakkan kendaraan. Maka untuk menggerakkan ke empat
roda tersbut dipasanglah Transfer. Sebagian banyak orang menyebutnya dengan
kendaraan off-road dan olahraga utilitas kendaraan, karena dengan menyalakan ke
empat roda dapat menyetabilkan kendaraan dalam berbagai medan.

4. Tipe RE – RD
Rear Engine – Rear Drive (RE-RD), dimana mesin di letakkan di belakang kendaraan
dan menggerakkan roda bagian belakang. Komponen dari tipe ini sama dengan tipe FE
– FD. Bedanya pada type ini mesin penggerak berada di belakang dan roda tidak
berbelok.
Kopling dengan mekanisme Penggerak mekanik

A. Konsep kerja kopling


Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol
dengan poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat/sistem yang merupakan bagian
dari sistem pemindah tenaga.

Fungsi kopling adalah untuk memindahkan, memutus dan menghubungkan putaran


tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan
sesuaiyangdiinginkan dengan lembut dan cepat.Kopling/ Clutch Pada bidang otomotif,
kopling digunakan untuk memindahkan tenagamotor ke unit transmisi. Dengan
menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigitransmisi dapat dilakukan, koling juga
memingkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalamposisi netral.Konstuksi
letak unit kopling (clutch) pada kendaraan.

B. Kopling dengan Mekamisme penggerak mekanik


Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol dengan

poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat/sistem yang merupakan bagian dari
sistem pemindah tenaga.Komponen Kopling dengan penggerak mekanik
 Pedal kopling
Pedal kopling terletak sejajar dengan pedal gas fungsi dari pedal kopling yaitu
untuk menghubungkan dan meneruskan pijakkan pedal kopling oleh pengemudi
untuk memutuskan putaran dari mesin ke transmisi
 Release cable
Release cable sebenarnya fungsinya sama seperti pipa pada kopling hidrolik. Yaitu
fungsinya untuk meneruskan tenaga dari pedal ke garpu pembebas sehingga kopling
dapat bekerja sebagaimana mestinya
 Shift fork atau garpu pembebas shift fork atau yang lebih dikenal dengan garpu
pembebas yaitu bagian dari sistem kopling yang berfungsi untuk menekan release
bearing sehingga kopling terbebas dan putaran dari mesin tidak diteruskan ke
transmisi.
 Release bearing
Release bearing atau bantalan pembebas merupakan bagian dari sistem kopling
yang memiliki fungsi untuk menekan pegas penekan pada clutch cover sehingga
plat penekan terbebas. Release bearing terdapat dua bagian yaitu bagian yang
berhubungan dengan plat penekan yang dapat berputar bebas serta bagian yang
berhubungan dengan shift fork yang tidak dapat berputar
 Cover clutch
Cover clutch merupakan bagian dari kopling yang memiliki fungsi untuk
melindungi unit kopling dari kerusakan. Selain itu di clutch cover terdapat pegas
penekan yang berfungsi untuk membebaskan plat penekan. Plat penekan juga
dijadikan satu dengan clutch cover yang memiliki fungsi untuk menekan kampas
kopling agar putaran mesin dapat diteruskan ke transmisi. Clutch cover dibaut
menjadi satu dengan roda gila atau flywheel.
 pressure plate
Pegas penekan merupakan bagian dari kopling yang letaknya menempel pada clutch
cover. Fungsi dari pegas penekan yaitu sebagai pengungkit untuk mengangkat atau
melepaskan plat penekan agar tidak menekan kampas kopling. Hal ini berfungsi
untuk membebaskan kopling sehingga putaran dari mesin tidak diteruskan ke
transmisi. Pegas penekan terdapat dua jenis yaitu pegas diafragma dan pegas koil.
 Plat penekan
Plat penekan merupakan bagian dari kopling yang memiliki fungsi untuk menekan
kampas kopling agar putaran mesin dapat terhubung atau diteruskan ke transmisi.
Plat penekan terhubung dengan pegas penekan. Apabila pegas penekan terdorong
oleh release bearing, maka plat penekan akan terungkit dan membebaskan putaran
dari kampas kopling. Begitu pula sebaliknya, ketika release bearing tidak menekan
pegas penekan maka plat penekan akan kembali menekan kampas kopling.
 Clucth disc
atau kampas kopling kampas kopling atau disc clutch merupakan bagian dari
kopling yang memiliki fungsi untuk menyalurkan tenaga putar dari mesin ke
transmisi. Perpindahan tenaga ini tanpa terjadi selip sehingga seratus persen tenaga
putar diteruskan ke transmisi.

C. Cara kerja Kopling mekanik


Saat pedal ditekan release fork menekan release bearing, release bearing menekan release
lever sehingga mengangkat pressure plat melalui pivot pin melawan tekanan pressure
spring dan menyebabkan plat kopling terbebas (tidak terjepit antara fly wheel dan pressure
plate) dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
Kopling dengan mekanisme Penggerak hidrolik

A. Konsep kerja kopling


Kopling atau Clutch yaitu peralatan transmisi yang menghubungkan poros engkol
dengan poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat/sistem yang merupakan bagian
dari sistem pemindah tenaga.

Fungsi kopling adalah untuk memindahkan, memutus dan menghubungkan putaran


tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan
sesuaiyangdiinginkan dengan lembut dan cepat.Kopling/ Clutch Pada bidang otomotif,
kopling digunakan untuk memindahkan tenagamotor ke unit transmisi. Dengan
menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigitransmisi dapat dilakukan, koling juga
memingkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalamposisi netral.Konstuksi
letak unit kopling (clutch) pada kendaraan.

B. Kopling dengan mekanisme penggerak hidrolik


Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan
memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan cairan/
minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar,sehingga cairan akan terlempar/
bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga
hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/pemindah tenaga.
C. Komponen komponen kopling hidrolik

Gambar 1.28 : Konstuksi unit kopling fluida

Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah :


a) Pumpimpeller
Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga
hidrolispada fluida
b) turbin runner
Turbin runner adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida yang
dibangkitkan pump impeller.
c) Stator
Stator adalah mekanisme pengatur arahaliran fluida agart idak terjadi aliran yang
merugikan tetapi justru aliran yangmenguntungkan sehingga didapatkan
peningkatan momen/torsi,

D. CARA KERJA KOPLING


 Saat pedal ditekan
Release fork menekan release bearing, release bearing menekanrelease lever sehingga
mengangkat pressure plat melalui pivot pinmelawan tekanan pressure spring dan
menyebabkan plat kopling terbebas (tidak terjepit antara fly wheel dan pressure plate)
dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi

 Saat pedal dilepas


Release fork tidak menekan release bearing,release bearing tidak menekan release
lever sehingga pressure spring menekan pressure plat lalu nenekan clutch disc ke fly
wheel sehingga putaran mesin dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
Transmisi Manual Penggerak Belakang

A. Sistem Transmisi Manual


Sistem transmisi berfungsi : mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga
antara lain : unit kopling, transmisi, diferential, poros-poros dan pada kendaraan,
Fungsi transmisi untuk mengatur tingkat perbedaan putaran antara putaran mesin melalui
unit kopling, dengan putaran poros yang keluar dari transmisi dan diteruskan ke roda
melalui propeler shaft, pengaturan ini dimaksudkan agar kendaraan mampu bergerak sesuai
dengan beban dan kecepatan kendaraan.

B. Transmisi manual penggerak belakang


Penggerak roda belakang ( RWD ) merupakan bentuk tata letak mesin dan transmisi yang
digunakan pada kendaraan bermotor, dimana mesin hanya menggerakkan roda belakang
saja. Hingga akhir abad ke-20, penggerak roda belakang adalah konfigurasi paling umum
pada mobil. Sebagian besar kendaraan berpenggerak roda belakang memiliki mesin yang
dipasang memanjang di bagian depan mobil.

C. Cara kerja Transmisi manual penggerak belakang


mengusung sistem RWD bergerak berdasarkan perputaran ban belakang. Mesin yang
berada di depan, menghantarkan tenaga ke ban belakang Prosesnya, tenaga yang dihasilkan
mesin, disalurkan melalui transmisi yang berada di belakang mesin. Kemudian transmisi
menyalurkan tenaga tersebut ke gardan melalui koper atau propellar shaft. Setelah tenaga
sampai di gardan, komponen ini yang menyebarkan tenaga ke ban belakang, sehingga
bergerak mendorong mobil ke depan.
D. Komponen Transmisi manual penggerak belakang

 Poros Input Transmisi (Transmission Input Salt)


komponen ini merupakan poros atau roda gigi yang bekerja sama dengan kopling.
Fungsi komponen ini adalah untuk memutar gigi pada gear box.
 Gigi Transmisi (Gear Transmission)
Komponen ini berfungsi sebagai pengubah input tenaga yang dihasilkan oleh mesin
menjadi output gaya torsi. Pengubahan gigi transmisi tentunya akan disesuaikan dengan
apa yang dibutuhkan oleh kendaraan.
 Gigi Penyesuaian (Synchroniser)
Peran dari komponen ini terlihat pada saat pengendara tetap bisa memindahkan gigi
dengan aman dan juga nyaman meskipun mobil sedang dalam keadaan berjalan.
 Garpu Pemindah (Shift Fork)
Garpu pemindah berfungsi untuk memindahkan gigi pada porosnya sehingga gigi akan
lebih mudah untuk dipasang atau bahkan dipindahkan.
 Tuas Penghubung (Shift Linkage)
Sebagai penghubung antara tuas persneling dengan shift fork atau yang sering disebut
dengan garpu pemindah.
 Tuas Transmisi atau Tuas Pemindah Persneling (Gear Shift Lever)
Tuas ini berfungsi sebagai pengendali pengemudi agar bisa melakukan pemindahan gigi
transmisi sesuai dengan kondisi mengemudi yang mereka inginkan
 Bak Transmisi (Transmission Case)
Bak transmisi digunakan sebagai dudukan bearing transmisi beserta dengan poros-
porosnya. Selain itu, bisa juga digunakan sebagai wadah untuk menyimpan oli transmisi
pada mobil. Dengan demikian, pergerakan atau pergeseran setiap komponen di dalam
sistem transmisi mobil bisa tetap lancar dan juga halus.
 Output Shaft
Output shaft merupakan sebuah poros yang memiliki fungsi untuk mentransfer torsi dari
sistem transmisi ke gigi terakhir. Selain itu, komponen tersebut juga bisa digunakan
sebagai dudukan persneling pada sebuah mobil
 Bantalan atau Bearing (Main Bearing)
komponen ini berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara permukaan
komponen yang berputar di dalam sistem transmisi.
 Counter Gear
Counter gear digunakan untuk menghasilkan torsi dari gigi input menuju gigi kecepatan.
 Reverse Gear
komponen ini befungsi untuk mengubah arah putaran output shaft. Hal inilah yang
membuat mobil bisa berjalan mundur ketika menggerakkan tuas persneling ke arah
reverse gear.
 Hub Slave
Hub slave berfungsi sebagai pengunci penyesuaian gigi percepatan. Dengan adanya
komponen ini maka dapat membuat output shaft menjadi bisa berputar dan juga
berhenti.
 Oil Seal Transmisi
Oil seal transmisi adalah suatu bagian penyegel yang bertugas untuk mencegah oli
transmisi bocor. Oil seal umumnya dipasang di poros transmisi, seperti poros input shaft
dan poros output shaft. Tujuan pemasangan oil seal adalah agar oli transmisi tetap
tertahan di dalam wadah transmisi dan tidak merembes keluar melalui celah-celah poros
tersebut.
 Conecting Rod
Conecting rod memiliki peran penting dalam menghubungkan tuas perseneling (shift
lever) dengan rod end serta bertugas untuk menggerakkan rod end tersebut.
 Shift Rod End
Shift rod end terletak di shift fork shaft dan memiliki fungsi untuk menghubungkan
control rod dengan shift fork shaft. Selain itu, shift rod end juga bertugas untuk
menggerakkan shift fork shaft saat proses pemasangan gigi transmisi.
 Clucth Hub Sleeve
Clutch hub sleeve memiliki hubungan langsung dengan hub sleeve. Peran clutch hub
sleeve adalah menghubungkan gigi percepatan (main gear) dengan hub sleeve, sehingga
tenaga putar dari gigi percepatan dapat langsung ditransmisikan ke main shaft atau
poros output.
 Hub Sleeve
Fungsi utama dari hub sleeve ini adalah sebagai pengunci penyesuaian gigi percepatan.
Dengan kehadiran komponen ini, output shaft dapat diatur untuk berputar atau berhenti
sesuai dengan kebutuhan.
 Shifting key, juga dikenal sebagai pin pengunci, dipasang pada hub sleeve dan berperan
dalam mentransmisikan gaya tekanan dari hub sleeve ke synchronizer ring. Fungsi
utama shifting key adalah untuk menciptakan pengereman pada bagian gigi
percepatan yang
memiliki permukaan yang rata atau tirus.dapat mentransmisikan putaran dari gigi
percepatan ke main shaft atau poros output.
Transmisi Manual Penggerak depan

A. Sistem Transmisi Manual


Sistem transmisi berfungsi : mengatur tingkat kecepatan dalam proses pemindahan tenaga
antara lain : unit kopling, transmisi, diferential, poros-poros dan pada kendaraan,
Fungsi transmisi untuk mengatur tingkat perbedaan putaran antara putaran mesin melalui
unit kopling, dengan putaran poros yang keluar dari transmisi dan diteruskan ke roda,
pengaturan ini dimaksudkan agar kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban dan
kecepatan kendaraan.

B. Transmisi manual penggerak depan


Front Engine – Front Drive (FE-FD), dimana mesin diletakkan di depan kendaraan, dan
yang menggerakkan kendaraan adalah roda bagian depan. Biasanya pada tipe ini
menggunakan mesin yang ber posisi horizontal. Karena transmisi di letakan sejajar dengan
poros yang berputar menuju roda.

Gambar 2.5 Penggerak type FE – FD

C. Cara kerja transmisi manual penggerak depan


Sistem FWD bekerja dengan cara menghantarkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin
menuju ke sistem transmisi roda depan agar mobil dapat bergerak maju.
Tenaga dari mesin disalurkan melalui transmisi ke differential, yang kemudian meneruskan
putaran ke roda melalui Constant Velocity Joint (CV Joint). CV Joint memungkinkan
putaran disalurkan ke roda dengan fleksibilitas, memungkinkan berbagai radius sudut
putar.

D. Komponen Transmisi manual penggerak depan


 Transmisi
adalah salah satu komponen kritis dalam sistem penggerak roda depan. Tugas utamanya
adalah untuk mentransfer torsi atau tenaga dari mesin ke roda depan, sehingga
kendaraan dapat bergerak maju.
 Front Axle Roda
Front Axle Roda, atau as roda depan, adalah komponen yang menghubungkan transmisi
dengan roda depan kendaraan. As roda depan bertugas menerima tenaga dari transmisi
dan mengirimkannya ke roda depan melalui mekanisme yang disebut constant velocity
(CV) joint. CV joint memungkinkan as roda depan untuk berputar dan bergerak secara
fleksibel saat mobil berbelok atau melewati ketidak rataan jalan.
 Differential
Differential adalah komponen lain yang penting dalam sistem penggerak roda depan.
Tugasnya adalah membagi torsi secara merata antara roda depan kiri dan kanan. Ketika
kendaraan berbelok, roda di sisi dalam tikungan (bagian dalam) harus berputar lebih
lambat daripada roda di sisi luar tikungan (bagian luar). Differential memungkinkan
perbedaan kecepatan putaran ini dan mencegah gesekan berlebihan dan kerusakan pada
sistem transmisi.
Differential juga berfungsi untuk mengurangi beban pada komponen penggerak saat
kendaraan berbelok, sehingga meningkatkan efisiensi dan daya tahan sistem.
 Kopling
Kopling merupakan perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
aliran tenaga antara mesin dan transmisi. Saat pengemudi menginjak pedal, kopling
memisahkan mesin dari transmisi, sehingga roda depan tidak menerima tenaga dan
kendaraan dapat berhenti tanpa mematikan mesin. Proses ini sering disebut menekan
kopling. Ketika pedal kopling dilepaskan, mesin dan transmisi terhubung kembali
sehingga kendaraan dapat bergerak. Penggunaan kopling yang tepat sangat penting
untuk menghindari kerusakan pada sistem transmisi dan mendukung perpindahan gigi
yang lancar.
Transmisi Otomatis

A. Sistem transmisi otomatis


Transmisi otomatis adalah jenis transmisi pada kendaraan yang dapat mengubah gigi secara
otomatis tanpa perlu campur tangan pengemudi. Ini memungkinkan kendaraan untuk
mengubah gigi secara otomatis sesuai dengan kecepatan dan beban yang diterapkan pada
mesin

B. Jenis jenis tranmisi otomatis


 Transmisi Otomatis Konvensional (Torque Converter)
Jenis transmisi otomatis ini menggunakan kopling tork konverter untuk menghubungkan
mesin dengan transmisi. Ini menyediakan perpindahan gigi yang halus dan nyaman.

 Transmisi Otomatis dengan Ganda Kopling (Dual-Clutch)


Transmisi ini menggunakan dua kopling untuk mengubah gigi dengan cepat dan tanpa
gangguan daya mesin. Mereka sering ditemui dalam kendaraan performa tinggi.

 Transmisi Otomatis Kontinu (CVT - Continuous Variable Transmission)


Jenis transmisi ini tidak memiliki gigi tetap. Sebaliknya, mereka secara kontinu mengatur
rasio gigi untuk menjaga mesin berada pada putaran optimal.

 Transmisi Otomatis Semi-Otomatis


Kendaraan dengan transmisi ini memungkinkan pengemudi untuk memilih perpindahan
gigi secara manual, meskipun masih memiliki opsi otomatis.
C. PLANETARY GEAR UNIT
Planetary gear unit menerima tenaga gerak dari turbin runner didalam torque conventer
dan berfungsi sebagai pambantu transmisi. Planetary gear unit terdiri dari tiga roda
gigi antara lain :
1. Ring ger
2. Pinion gear
3. Sun gear dan carrier
Roda-roda gigi input, output dan stationary dibuat untuk memindahkan dan
membalikkan momen mesin. Umumnya dua pasang roda gigi planetary gear digunakan
untuk transmisi otomatis tiga kecepatan maju dan 1 tingkat kecepatan gigi mundur. dan 3
pasang untuk 4
kecepatan.

Gambar 2.29: Posisi planetary gear unit Gambar 2.30: Komponen planetary gear unit

D. Cara kerja transmisi otomatis


Cara Kerja Transmisi Otomatis Cara kerja umum transmisi otomatis adalah sebagai berikut:
- Ketika mobil berhenti atau bergerak pelan, torque converter memungkinkan mesin
tetap berjalan tanpa memindahkan kendaraan.
- Saat pengemudi mempercepat, ECU mendeteksi kecepatan dan beban, dan
memutuskan gigi yang paling sesuai. Kemudian, sistem hidrolik mengaktifkan
perpindahan gigi, menghubungkan roda gigi yang sesuai dalam gearset planet.
- Saat kecepatan kendaraan meningkat, ECU dapat mengganti gigi lebih tinggi untuk
efisiensi bahan bakar dan kinerja yang lebih baik.

E. Komponen dan Konstruksi Transmisi Otomatis


 Torque Converter (Konverter Torsi):ini adalah komponen pertama dalam transmisi
otomatis. Torque converter mengubah energi kinetik dari mesin ke tenaga penggerak
roda. Ini juga menggantikan kopling pada transmisi manual
 Planetary Gearset (Gigi Planet):
Ini adalah komponen kunci yang mengatur perpindahan gigi. Dalam sebuah planetary
gearset, ada gigi matahari (sun gear), gigi planet (planet gears), dan gigi mahkota (ring
gear). Perpindahan gigi terjadi dengan mengunci atau memutarkan salah satu dari
komponen ini.

 Clutches and Bands (Kopling dan Pita):


Mekanisme kopling dan pita digunakan untuk mengunci atau melepaskan gigi pada
planetary gearset, mengatur perpindahan gigi.

 Valve Body (Badan Katup):


Ini adalah komponen yang mengandung sejumlah katup pneumatik dan hidraulis yang
mengatur aliran fluida (biasanya minyak transmisi) untuk mengendalikan perpindahan
gigi.

 Oil Pump (Pompa Minyak):


Pompa minyak transmisi memastikan suplai minyak yang cukup untuk melumasi dan
mendinginkan komponen transmisi.

 Sensors and Control Module (Sensor dan Modul Kontrol):


Sensor di dalam dan di sekitar transmisi memberikan informasi tentang kondisi
kendaraan kepada modul kontrol. Modul kontrol ini mengambil keputusan tentang
perpindahan gigi berdasarkan data dari sensor.
Poros Propeller

A. Propeller shaft
Propeller shaft adalah salah satu komponen pada sistem transmisi yang berbentuk pipa
panjang. Ia terbuat dari material baja sehingga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap
gaya puntir. Propeller shaft sendiri memiliki bagian- bagian penyusun seperti rear universal
joint, rear slip joint, balance weight, dan lain-lain. Bagian-bagian tersebut dirangkai
menjadi suatu kesatuan agar cara kerja propeller shaft dapat optimal.
Komponen satu ini dipasang pada rangka chassis dan sumbu roda belakang yang
disangga suspensi roda belakang. Panjang propeller shaft berbeda-beda, menyesuaikan
dengan ukuran kendaraan. Semakin besar dan panjang sebuah kendaraan, maka propeller
shaft yang dipasang pun semakin panjang. Sebaliknya, semakin kecil dan pendek sebuah
kendaraan, maka propeller shaft pun semakin pendek.

B. Fungsi propeller shaft


Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi
untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Transmisi
umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang atau
rear axle disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi
diferential terhadap transmisi selalu berubah ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai
dengan permukaan jalan dan ukuran beban, Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar
dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi
kondisi permukaan jalan dan ukuran beban kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint
dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari
suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan anatara transmisi dan
diferential.
Didalam poros propeller ada komponen utama yang bernama universal joint yang
memiliki fungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan
tenaga. Ada juga slip yoke yang berfungsi untuk menghubungkan poros keluaran transmisi
ke sambungan universal (universal joint) depan.
C. Komponen Propeller shaft

 Front Universal Joint


Fungsinya untuk mengikat bagian slip yoke di drive shaft. Drive shaft itu
merupakan salah satu poros penggerak pada kendaraan.
 Real Universal Joint
Real Universal Joint memiliki nama lain sambungan universal belakang. Fungsi
bagian yang satu ini adalah untuk melenturkan sambungan pada penghubung
drive shaft ke yoke.
 Yoke
Yoke berfungsi sebagai jembatan penghubung antara differential belakang
dengan porosnya.
 Slip Yoke
Slip Yoke berfungsi untuk menghubungkan sambungan universal yang ada di
bagian depan dengan poros dari output transmisi.
 Front Universal Joint
Front universal joint yang bertugas sebagai pengikat slip yoke agar tidak
bergerak ketika poros penggerak bekerja.
D. Cara kerja Propeller shaft
Ketika kendaraan akan digerakkan, poros propeller akan bergerak secara memutar. Setelah
itu, poros akan bergerak secara naik turun dengan menyesuaikan kondisi jalan. Naik
turunnya propeller disebabkan adanya poros pada roda bagian belakang yang terikat sistem
suspensi. Adanya gerakan naik turun tersebut sering membuat panjang poros propeller
menjadi berubah-ubah. Karena itu agar jaraknya tetap terjaga dan tidak merusak komponen
lain, maka poros propeller dilengkapi dengan sambungan universal.
Universal Joint

A. Pengertian Univerasl joint


Universal joint atau disebut juga U-joint adalah sebuah komponen penting dalam sistem
transmisi daya, untuk menghubungkan dua poros pada sudut tertentu sehingga dapat
mengirimkan torsi dari satu poros ke poros lainnya. Universal joint dirancang untuk
mengatasi ketidaksejajaran sudut antara dua poros dan memungkinkan mereka untuk tetap
berputar relatif satu sama lain.

B. Fungsi Universal joint


Fungsi universal joint adalah untuk meredam perubagan sudut dan untuk melembutkan
perpindahan tenaga dari transmisi ke differential. Universal joint memiliki beberapa fungsi
penting lainnya:
 Mengatasi Ketidaksejajaran
Mentransmisikan daya dan putaran antara poros dengan sudut yang miring satu
sama lain. Ini berarti poros dapat bergerak dalam sudut yang berbeda atau miring
tanpa mengganggu transmisi daya.
 Transmisi Torsi
putaran dari satu poros ke poros lainnya Menghubungkan poros propeller dengan
poros differential dan poros transmisi.
 Fleksibilitas
Membuat sambungan fleksibel antara dua poros kaku dengan sudut tertentu.
memungkinkan pergerakan dan penyesuaian yang diperlukan tanpa
menghentikan transmisi daya.
C. Komponen Universal joint

 Yoke atau cangklong


Yoke adalah bagian yang menghubungkan poros dengan universal joint.
Biasanya, ada dua yoke, satu di setiap poros yang akan digabungkan.
 Seal dan Retainer
Universal joint dilengkapi dengan seal (penutup) dan retainer (pengunci) untuk
menjaga pelumasan tetap berada di dalam joint dan mencegah kontaminan dari
lingkungan eksternal masuk ke dalamnya. Ini membantu menjaga keandalan dan
umur panjang universal joint.
 Cup
Cup screw atau bolt untuk mengamankan yoke dan cross pada poros. Mereka
memastikan bahwa semua komponen universal joint tetap terhubung dan aman
saat beroperasi.
 Spider atau Cross
Komponen berbentuk silang yang berada di tengah antara kedua yoke. Ini adalah
komponen yang menghubungkan yoke satu dengan yang lain dan
memungkinkan pergerakan rotasi antara kedua poros.
 Needle Bearing
Universal joint biasanya menggunakan bantalan, baik dalam bentuk bantalan
jarum, bola, atau bantalan padat, untuk menopang pergerakan rotasi pada cross.
Bantalan ini mengurangi gesekan antara bagian-bagian yang bergerak dan
memungkinkan pergerakan yang lebih halus.
D. Cara kerja Universal joint
Cara kerja universal joint didasarkan pada prinsip mekanis yang memungkinkannya
mentransmisikan torsi dari satu poros ke poros lainnya bahkan ketika kedua poros tersebut
tidak sejajar atau tidak berada pada satu sumbu yang sama. Universal joint mengatasi
ketidaksejajaran ini dengan mengizinkan pergerakan rotasi dalam berbagai sudut.
Berikut adalah langkah-langkah kerja universal joint :
 Universal joint menghubungkan dua poros kaku yang memiliki sumbu miring satu
sama lain.
 Ketika poros pertama berputar, cross pada universal joint akan mengikuti gerakan
tersebut dan memutar cup pada poros kedua.
 Karena sumbu poros pertama dan kedua miring satu sama lain, gerakan rotasi pada
poros pertama akan diubah menjadi gerakan rotasi pada poros kedua dengan sudut
tertentu.
 Universal joint memungkinkan poros penggerak untuk bergerak ke atas dan ke
bawah dengan suspensi saat poros bergerak sehingga dapat mengurangi getaran dan
keausan pada sistem transmisi daya.
Differential

A. Pengertian Differential
Bila kendaran sedang sedang membelok maka roda belkang sebagai roda-roda
penggerak (untuk front engine rear drive) atau roda-roda dpan (untu front engine front
drive) mmpunyai putaran yang berbeda antara roda kiri dan roda kanan. Karena bila
mempunyai putaran yang sama akan memungkinkah poros roda belakang akan patah dan
jalanya tidak baik dibebaskan salah satu ban terseret (roda kiri dan kanan mempunyai sudut
putaran yang berbeda).

B. Prinsip kerja Differential

Difrensial berfungsi utuk membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat kendaraan
berbelok sehigga dapat menghindari patahnya poros (shaft) roda-roda penggerak, seperti
terlihat pada gambar di atas rack kiri dan rack kanan dibebani dengan beban seberat W
yang sama besar. Pada saat pinion di tarik ke atas maka pinion akan menarik fack kiri dan
kanan sama tinggi di sebabkan kedua rck mempunyai beban yang sama. Sedangkan ban
pinion hanya bergerak ke atas akan tetapi diam pada porosnya (tidak berputar).ditunjukkan
bahwa tidak terjadi perbedaan tinggi antara rack kiri dan kanan apabila beban yang sama.

Beban pada rack sebelah kiri lebih bear dari sebalah kanan. Pada saat pinion di tarik ke
atas maka pinion akan berputar pada porosnya, sedangkan rack akan terangkat lebih
tinggi dibandingkan rack sebelah kiri. Di sini di tunjukkan bahwa apabila kedua beban
pada rack
tidak sama besar dan pinion di tarik ke atas maka terlihat pinion berputar pada porosnya
sekaligus mengangkat rack kiri dan kanan tidak sama tinggi

C. Cara kerja Differential


 Ditunjukkan pada saat gesekan pada roda kiri dan kanan sama besar. Putaran propeller
shaft diteruskan ke drive pinion dan ring gear yang terdapat pada diferensial case. Di
dalam diferensial case terdapat pinion gear yang dihubugkan dengan pinion shaft pada
diferensial case sehingg pinon gear dapat berputar bebas. Pinon gear ini berkaitan
dengan side gear melalui alur-alurnya berhubungan dengan poros belakang. Pada saat
gesekan roda kiri dan kanan sama besar maka diferensial case, pinion gear dan side
gear meruakan satu init (diferensial pinion, diferensial side gear dan shaft berputar satu
unit bersama-sama dengan ring gear, sehingga pada saat diferensial case berputar side
gear akan berputar dengan arah yang sama, pada saat ini pinion gear tidak berputar
pada porosnya tetapi hanya berputar bersama-sama dengan diferential case. Akibatnya
poros belakang akan berputar (searah) putaran side gear.
 terlihat saat beda roda kiri lebih besar dari beban roda kanan ,apabila differential case
diputar oleh ring gear akibatnya pinion gear akan berputar pada porosnya .dalam
keadaan ini hanya side gear sebelah kanan yang berputar sedangkan sedangkan side
sebelah kiri diam ,sehingga semua putran diberikan pada poros roda kanan.akibat
tersebut putaran diatas putaran roda sebelah kanan akan lebih cepat pada roda sebelah
kiri.pinion gaer selain berputar pada porosnya juga mengellingi side gear sebelah kiri
dan memutar side gear sebelah kanan.
Poros Roda Belakang

A. Poros penggerak roda


Poros penggerak (drive shaft) memindahkan tenaga dari gigi difeensial ke roda-roda, dalam
hal kendaraan FF, poros penggerak juga harus memenuhi dua persyaratan :
1. Harus mempunyai mekanisme yang menyerap perubahan panjang dari poros
penggerak yang mengiringi roda turun dan naik.
2. Selama roda-roda yang digunakan sama untuk mengemudi dan pengendaraan, harus
dapat memelihara operasi sudut yang sama ketika roda depan dikemudikan dan harus
memutar roda saat membentuk kecepatan.

Gambar 3.1 : Kerja poros penggerak

Didalam gambar diatas, kondisi depan saat dibelokan dan sebelah kanan kondisi selama
melambung, sudut joint dari outboard joint (side joint roda) adalah sangat besar saat
sedang belok, oleh karena itu outboard joint umumnya harus didesain agar dapat
membelok 40o lebih, semakin besar sudut joint ini, sudut belok

B. Tipe Poros belakang


 AXLE BELAKANG TANPA POROS PENGGERAK
Poros belakang (rear axle) pada kendaraan FF hanya digunakan untuk menahan
beban. Tipe poros belakang ini juga menggunakan angular ball bearing sebagai
bantalan axle depan. Beban awal (preload) dari angular ball bearing ditentukan oleh
pengerasan mur mounting lock poros belakang pada momen spesifikasinya.

Gambar 3.9: Axle belakang tanpa poros penggerak


 AXLE BELAKANG TANPA POROS PENGGERAK
Axle belakang (rear axle) dari kendaraan FR tidak hanya menahan beban
pada bantalan roda-roda belakang tetapi juga memindahkan tenaga penggerak
dari mesin ke roda-roda. Axle belakang dikelompokkan ke dalam 2 tipe,tipe axle
axle rigid dan tipe independent. Suspensi rigid mempunyai sebuah poros axle
belakang yang ada di bagian tengah rumah axle belakang. Pada masing-masing
sisi terdapat poros axle, sehingga dapat memindahkan tenaga langsung dari
differential ke roda-roda.

Gambar 3.10: Axle belakang tanpa poros penggerak

Pada suspensi independent tidak ada housing. Differential menempel


pada bodi. Poros axle belakang tepat melalui lower arm dan dihubungkan ke
roda-roda untuk memindahkan tenaga dari differential ke roda-roda.
Gambar 3.11: Suspensi bebas

C. Komponen poros belakang


 Diferensial
Diferensial adalah komponen yang memungkinkan putaran roda bebas
berbeda pada sudut yang berbeda pada saat berbelok
 Seal dan Bearing
Merupakan komponen yang memastikan poros tetap tahan air dan bekerja
dengan lancar saat berputar.
 Joint Universal
Merupakan komponen yang memungkinkan poros bergerak secara fleksibel
saat mobil melaju dalam berbagai kondisi.
 Gear Diferrental
Merupakan komponen yang digunakan untuk mendistribusikan putaran roda
secara merata saat mobil berbelok.
Poros Roda Depan

A. Poros penggerak roda


Poros penggerak (drive shaft) memindahkan tenaga dari gigi difeensial ke roda-
roda, dalam hal kendaraan FF, poros penggerak juga harus memenuhi dua persyaratan :
a. Harus mempunyai mekanisme yang menyerap perubahan panjang dari poros
penggerak yang mengiringi roda turun dan naik.
b. Selama roda-roda yang digunakan sama untuk mengemudi dan pengendaraan, harus
dapat memelihara operasi sudut yang sama ketika roda depan dikemudikan dan
harus memutar roda saat membentuk kecepatan.

Gambar 3.1 : Kerja poros penggerak

Didalam gambar diatas, kondisi depan saat dibelokan dan sebelah kanan kondisi
selama melambung, sudut joint dari outboard joint (side joint roda) adalah sangat besar
saat sedang belok, oleh karena itu outboard joint umumnya harus didesain agar dapat
membelok 40o lebih, semakin besar sudut joint ini, sudut belok

kendaraan dapat diperkecil. Sudut joint yang diizinkan pada inboard joint (side
joint transaxle) adalah tidak terlalu besar dan umumnya mendekati 20o. Tetapi selama
panjang poros penggerak dapat berubah, terutama pada saat roda depan memerlukan
gerakan keatas ke bawah, saat meluncur dalam arah axial, besarnya gerakan luncur
umumnya 25 – 50 mm (0,98 – 1,78 inc). Dan ketika besarnya luncuran dan sudut joint
yang diperlukan, untuk memindahkan gerak putar ke roda dalam bentuk kecepatan dan
mempunyai sedikit tambahan luncur dan sebagainya, ketika dipertahankan memperkecil
vibrasi dan bunyi dilengkapi karakteristik pengemudian baik.
B. TIPE POROS DEPAN
 Poros depan tanpa poros penggerak
Poros depan pada kendaraan penggerak belakang (FR) digunakan hanya untuk
menahan beban dan suatu bagian dari sistem kemudi. Dengan steering
knuckle seperti sendi (Axis),beban pada bantalan roda depan dipindahkan ke
suspensi. Roda terpasang pada steering knuckle melalui dua bantalan luncur yang
tirus dan mur pengunci yang dikeraskan setelah preload yang tercapai.

Gambar 3.7: Poros depan

 POROS DEPAN DENGAN POROS PENGGERAK


Tidak ada sebutan poros depan (Frontaxle shaft) dalam suatu kendaraan
penggerak depan (FF). Poros penggerak yang ditempatkan bereaksi ke atas dan ke
bawah dan ke kiri dan ke kanan,bergeraknya kendaraan pada saat memindahkan
tenaga gerak dari differential langsung ke roda-roda. Tipe poros depan ini
menggunakan angular ball bearing sebagai poros – poros bantalan. Preload angular
ball bearing ini ditentukan oleh pengerasan mur pengunci hub mounting sesuai
momen spesifikasi.
Angular ball bearing :
Tipe ball bearing ini,dimana arah beban adalah diagonal ke pusat dari poros.
Tipe bantalan ini adalah unit dalam hal menahan beban melingkar walupun beban
mendorong dalam satu arah. Ada dua bantalan yang diposisikan permukaannya satu
dengan yang lainnya atau menggunakan double ball bearing.
Gambar 3.8 : Poros depan dengan poros penggerak
C. Komponen poros roda depan
 Transaxle
Transaxle adalah komponen dalam sebuah kendaraan yang menggabungkan
fungsi transmisi (yang mengubah torsi dari mesin ke roda penggerak) dan
differential (yang memungkinkan roda berputar pada kecepatan yang berbeda
ketika kendaraan berbelok).
 SHAFT PENGGERAK (Driveshaft)
Shaft penggerak menghubungkan transmisi dengan differential pada roda depan.
Ini adalah saluran yang mengirim tenaga dari transmisi ke roda-roda depan untuk
menggerakkan kendaraan.
 CV JOINTS (Constant Velocity Joints):
CV joints adalah sambungan yang memungkinkan roda-roda depan bergerak
dalam berbagai sudut tanpa kehilangan kecepatan konstan. Mereka terhubung
dengan shaft penggerak dan membantu mengatasi perbedaan sudut antara mesin
dan roda depan saat kendaraan berbelok.
 Boot CV Joint
Bagian ini merupakan pelindung dari CV joint yang biasanya terbuat dari karet
dan plastik.
 Klem
Klem digunakan untuk memasang dan menjaga boot CV joint di tempatnya,
sehingga mencegah pelumas keluar dan kotoran masuk.
 Bearing atau Bantalan
Terkadang, poros roda depan dapat memiliki bantalan yang membantu dalam
peredaran dan kinerja poros roda.
 Stabilizer Bar Link
Beberapa kendaraan mungkin memiliki komponen tambahan seperti link
stabilizer bar yang terhubung dengan poros roda depan untuk meningkatkan
stabilitas dan penanganan.
Transfer Case

A. Uraian Transfer case


Transfer case adalah komponen dalam sistem penggerak empat roda pada kendaraan.
Fungsinya adalah untuk mendistribusikan tenaga ke roda-roda depan dan belakang untuk
meningkatkan traksi pada berbagai kondisi jalan.

Gambar 1. Konstruksi Transfer case

B. Komponen dan Konstruksi Transfer Case

1) Clutch lever
Berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan penggerak roda depan dan roda
belakang pada kendaraan dengan sistem penggerak empat roda (4WD) atau sistem
penggerak dua roda (2WD).
2) Clutch assembly
Berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan tenaga mesin ke transmisi dan
kemudian ke roda penggerak.

3) Rear outout shaft


Berfungsi untuk mentransfer tenaga dari transfer case ke roda-roda penggerak
belakang (dan kadang-kadang juga roda-roda penggerak depan) sesuai dengan
konfigurasi penggerak kendaraan.

4) Drive chain
Berfungsi utama drive chain adalah mentransfer tenaga dari output shaft (poros
keluar) transfer case ke roda-roda penggerak depan dan belakang

5) Front output shaft


Berfungsi utama dari front output shaft adalah untuk mentransfer tenaga dari transfer
case ke roda-roda penggerak depan.

6) Transfer case
Berfungsi utama transfer case adalah mengelola dan mengontrol distribusi tenaga
mesin ke roda-roda penggerak depan dan belakang, serta memungkinkan pengemudi
untuk memilih mode penggerak yang sesuai dengan kondisi jalan.

7) Input shaft
memiliki fungsi utama sebagai titik masukan tenaga dari transmisi kendaraan ke
transfer case

C. Cara kerja Transfer case


Transfer case bekerja dengan cara menghubungkan atau memutuskan hubungan antara
roda depan dan belakang. Saat kondisi jalan licin atau off-road, transfer case dapat
digunakan untuk mengaktifkan penggerak empat roda.
D. Diagnosa kerusakan Transfer case
 Getaran: Getaran yang tidak biasa saat menggunakan 4WD atau AWD juga bisa
menjadi tanda kerusakan pada transfer case. Getaran ini mungkin terasa di bawah
kendaraan atau di pedal kopling atau pedal gas.
 Kesulitan Beralih Mode: Jika Anda mengalami kesulitan dalam mengaktifkan atau
menonaktifkan mode penggerak (2WD atau 4WD), ini bisa menjadi indikasi masalah
pada transfer case atau sistem penggeraknya.
 Kebocoran Minyak: Periksa apakah ada kebocoran minyak dari transfer case.
Kebocoran minyak bisa mengindikasikan masalah pada segel atau retainer.

Anda mungkin juga menyukai