Anda di halaman 1dari 43

PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA

MOTOR

SISTEM PEMINDAH TENAGA


( POWER TRANSMISSION )
KOMPETENSI DASAR :
3.1 Memahami sistem transmisi manual sesuai SOP
4.1 Mengoverhoul transmisi manual

3.2 Memahami sistem transmisi otomatis sesuai SOP


4.2 Mengoverhoul transmisi otomatis

3.3 Memahami sistem starter mekanis sesuai SOP


4.3Memperbaiki starter mekanis
INDIKATOR PEMBELAJARAN

KD 3.1 Memahami sistem transmisi manual sesuai SOP


Indikator :
1. Menjelaskan dasar-dasar dan fungsi sistem transmisi manual sesuai SOP
2. Mensimulasikan cara kerja sistem transmisi manual sesuai SOP
3. Mendiagnosis kerusakan sistem transmisi manual sesuai SOP
4. Menyimpulkan kerusakan komponen sistem transmisi manual sesuai SOP

KD 4.1 Mengoverhoul sistem transmisi manual


Indikator :
1. Melakukan pengukuran komponen sistem transmisi manual sesuai SOP
2. Memperbaiki kerusakan pada komponen sistem transmisi manual ensin sesuai SOP
3. Menunjukkan komponen yang rusak pada sistem transmisi manual sesuai SOP
4. Merumuskan perawatan system sistem transmisi manual sesuai SOP
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pengetahuan : Keterampilan :
1. Melalui ceramah dan demonstrasi peserta didik dapat 1. Melalui demonstrasi peserta didik melakukan
menjelaskan dasar-dasar dan fungsi sistem transmisi pengukuran komponen sistem transmisi manual sesuai
manual sesuai SOP secara cermat, teliti, disiplin, SOP secara cermat, teliti, disiplin, tanggung jawab dan
tanggung jawab dan peduli lingkungan. peduli lingkungan.
2. Melalui diskusi peserta didik dapat mensimulasikan 2. Melalui praktik peserta didik dapat memperbaiki
cara kerja sistem transmisi manual sesuai SOP secara kerusakan pada komponen sistem transmisi manual
cermat, teliti, disiplin, tanggung jawab dan peduli sesuai SOP secara cermat, teliti, disiplin, tanggung jawab
lingkungan. dan peduli lingkungan.
3. Melalui kajian referensi peserta didik mendiagnosis 3. Melalui eksperimen peserta didik dapat menunjukkan
kerusakan sistem transmisi manual sesuai sesuai SOP kerusakan komponen sistem transmisi manual sesuai
secara cermat, teliti, disiplin, tanggung jawab dan SOP secara cermat, teliti, disiplin, tanggung jawab dan
peduli lingkungan. peduli lingkungan.
4. Melalui observasi dan diskusi peserta didik 4. Melalui observasi dan eksperimen peserta didik dapat
menyimpulkan kerusakan sistem transmisi manual merumuskan perawatan sistem transmisi manual sesuai
sesuai SOP secara cermat, teliti, disiplin, tanggung SOP secara cermat, teliti, disiplin, tanggung jawab dan
jawab dan peduli lingkungan. peduli lingkungan.
SISTEM PEMINDAH TENAGA
( POWER TRANSMISSION )
Play
OLEH :
Vidio ALIT PUTRA MAHARDANA S.T., M.PD
PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA

Mesin berfungsi sebagai penggerak utama pada


sepeda motor

1. Pada saat jalanan mendaki, sepeda motor membutuhkan momen puntir (torsi) yang besar namun
kecepatan atau laju sepeda motor yang dibutuhkan rendah.
2. Pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi
yang besar.

Berdasarkan penjelasan di atas, sepeda motor harus dilengkapi


dengan suatu sistem yang mampu menjembatani antara output
mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan.
Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindahan
tenaga.
Pengertian

FUNGSI TRANSMISI
Sistem transmisi, adalah sistem yang 1. Meneruskan tenaga / putaran
berfungsi untuk konversi torsi dan mesin dari kopling ke poros
kecepatan (putaran) dari mesin menjadi propeler.
torsi dan kecepatan yang berbeda-beda 2. Merubah momen yang dihasilkan
untuk diteruskan ke penggerak akhir. mesin sesuai dengan kebutuhan
Konversi ini mengubah kecepatan putar (beban mesin dan kondisi jalan).
yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi 3. Merubah momen yang dihasilkan
lebih bertenaga, atau sebaliknya. mesin sesuai dengan kebutuhan
(beban mesin dan kondisi jalan).
Rangkaian pemindahan tenaga dari
mesin sampai roda

Ketika poros engkol (crankshaft)


diputar oleh starter, piston
bergerak naik turun (TMA dan
TMB).
Tenaga piston diteruskan melalui
connecting rod, lalu memutar
crankshaft. Tenaga putar dari
crankshaft ini akan dipindahkan ke
roda belakang melalui roda gigi
reduksi, kopling, gear box
(transmisi), sprocket penggerak,
rantai dan roda sprocket. Gigi
reduksi berfungsi untuk
mengurangi putaran mesin agar
terjadi penambahan tenaga.
Prinsip dasar transmisi adalah bagaimana bisa
digunakan untuk merubah kecepatan putaran suatu poros Transmisi (Gear box)
menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu.
Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat
kecepatan dan momen (tenaga putaran) mesin sesuai
Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi; dengan kondisi yang dialami sepeda motor.
a) transmisi manual, dan
b) transmisi otomatis.
Tipe transmisi yang umum digunakan pada sepeda
Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor motor adalah tipe constant mesh, yaitu untuk dapat
terdiri dari susunan gigi-gigi yang berpasangan yang bekerjanya transmisi harus menghubungkan gigi-
berbentuk dan menghasilkan perbandingan gigi-gigi giginya yang berpasangan. Untuk menghubungkan
tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut gigi-gigi tersebut digunakan garu pemilih gigi/garpu
berada pada poros utama (main shaft/input shaft) dan persnelling (gearchange lever)
pasangan gigi lainnya berada pada poros luar (output
shaft/ counter shaft).
Jumlah gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi
tergantung kepada model dan kegunaan sepeda motor
yang bersangkutan. Kalau kita memasukkan gigi atau
mengunci gigi, kita harus menginjak pedal pemindahnya.
Korelasi Antara Kecepatan Mesin dan Motor pada tiap Gigi.

V = 60 x 3.14 x D x N D : Diameter efektif roda (m)


1000 x i N : Putaran mesin (rpm)
I : Rasio reduksi total tiap gigi.

Contoh : Crypton i 4th gear = 67 x 23 x 37 = 10,06


18 x 21 x 15
18 67
55 cm

21 23

15 37
N = 10.000 rpm

V = 60 x 3,14 x 0,55 x 10.000 = 103 km/jam


1000 x 10,06
TRANSMISI MANUAL

Transmisi manual adalah sistem


transmisi otomotif yang memerlukan
pengemudi sendiri untuk
menekan/menarik atau menginjak kopling
dan menukar gigi percepatan secara
manual.
Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak
gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan,
biasanya berkisar antara 3 gigi percepatan
maju sampai dengan 6 gigi percepatan
maju ditambah dengan 1 gigi mundur (R).
MACAM_MACAM TRANSMISI
MANUAL
1. Tipe Sliding mesh.
2. Tipe Constant mesh.
3. Tipe Sincromesh.
Transmisi Tipe Sliding Mesh.
adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan gigi dengan cara menggeser langsung
roda gigi input dan out putnya.
1. Transmsi jenis ini jarang digunakan, karena mempunyai kekurangan–kekurangan :
Perpindahan gigi tidak dapat dilakukan secara langsung/memerlukan waktu beberapa saat untuk
melakukan perpindahan gigi.
2. Hanya dapat menggunakan salah satu jenis roda gigi.
3. Suara yang kasar saat terjadi perpindahan gigi.

Transmisi Tipe Constant Mesh.


adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling
geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke poros out put.
• antara roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi out put tidak satu poros
dengan poros out put transmisi.
• Tenaga akan diteruskan ke poros out put melalui mekanisme kopling geser.
• Transmisi jenis ini memungkinkan untuk menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.
Lengan pengungkit yang
panjang memungkinkan Prinsip Dasar Kerja Transmisi
perpindahan beban berat
dengan tenaga yang kecil.
Aliran tenaga transmisi Roda gigi geser

Gigi 1 : Kopling geser dihubungkan ke roda gigi D


A & D berhubung

Gigi 2 : Kopling geser dihubungkan ke roda gigi C


B & C berhubungan

Posisi gigi 1 (putaran output lambat, Posisi gigi 2 (putaran output makin cepat,
momen besar) momen makin kecil)
Nama-nama bagian
Fungsi bagian-bagian transmisi

Main shaft (poros utama)


Poros utama selalu berhubungan dengan poros
engkol melalui gigi rumah kopling dan gigi
penggerak utama (driven gear primary)

Pada poros utama terdapat gigi-gigi yaitu :

Gigi mati : gigi yang akan berputar bila poros berputar (M1 & M2)
Gigi bebas: gigi yang bebas berputar pada poros (M4)
Gigi geser : gigi yang dapat bergeser (M3) pada poros ke kiri / kanan (sebagai kopling
geser) gigi GESER dilengkapi tonjolan (DOG)

Tonjolan-tonjolan ini (DOG) apabila roda igi bergeser, akan masuk ke dalam lubang (DOG HOLE)
yang ada pada gigi sebelahnya, sehingga gigi tersebut akan mengikuti putaran dari gigi yang ada DOG
nya.
Countershaft (poros lawan)
Poros lawan selalu berhubungan dengan roda
belakang melalui rantai roda.

Pada poros lawan juga terdapat gigi-gigi


- Gigi mati (C4)
- Gigi bebas (C1 & C3)
- Gigi geser (C2)

Gigi-gigi pada main shaft dan counter shaft selalu disusun sebagai berikut :
a) Gigi MATI selalu berdampingan dengan gigi bebas
b) Gigi pada main shaft dengan gigi-gigi pada counter shaft di set (dipertemukan) pada posisi gigi
BEBAS bertemu dengan gigi MATI.
Mekanisme pemindah gigi
Mekanisme pemindah gigi transmisi dibantu oleh
beberapa peralatan antara lain :
a) Gear Shift Fork (garpu pemindah) kiri dan
kanan
b) Gear Shift Stoper (tromol pemindah gigi)
c) Shift Drum Stoper (pelat stooper tromol
pemmindah gigi)
d) Gear Shift positive stopper (stopper tromol
pemindah gigi)
e) Gear Shift Spindle (poros pedal transmisi)
f) Arm Gear Shift (lengan penarik-pendorong)

Pada saat shift pedal (pedal transmisi) ditekan, maka gear shift spindle (poros pedal transmisi) akan
berputar dan menyebabkan pula berputarnya gear shift drum. Dengan berputarnya gear shift drum
akan menggerakkan shift fork kearah pergerakan jalur yang ada pada shift drum, sehingga gigi
transmisi yang berhubungan dengan shift fork, akan bergerak sesuai dengan pergerakan shift fork
pada jalur, sehingga proses perpindahangigi akan berlangsung sesuai dengan perpindahan gigi yang
dikehendaki.
Proses pengoperasian transmisi 4 kecepatan

Posisi netral Posisi gigi 1 :


Agar gigi dapat memutar poros lawan (counter shaft),
yaitu dengan cara menggeser gigi geser kearah gigi agar
DOG pada gigi masuk ke dalam DOG HOLE pada gigi ,
sehingga gigi akan berubah menjadi gigi mati.
Posisi gigi 2 Posisi gigi 3

Posisi gigi 4
Pada saat pedal/tuas pemindah gigi ditekan (nomor 5),
poros pemindah (21) gigi berputar. Bersamaan dengan itu Cara kerja transmisi manual
lengan pemutar shift drum (6) akan mengait dan
mendorong shift drum (10) hingga dapat berputar. Pada
shift drum dipasang garpu pemilih gigi (11,12 dan 13)
yang diberi pin (pasak). Pasak ini akan mengunci garpu
pemilih pada bagian ulir cacing. Agar shift drum
dapat berhenti berputar pada titik yang dikendaki, maka
pada bagian lainnya (dekat dengan pemutar shift drum),
dipasang sebuah roda yang dilengkapi dengan pegas (16)
dan bintang penghenti putaran shift drum (6).
Penghentian putaran shift drum ini berbeda untuk setiap
jenis sepeda motor, tetapi prinsipnya sama. Garpu
pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser (sliding gear).

Gigi geser ini akan bergerak ke kanan atau ke kiri mengikuti gerak garpu pemilih gigi. Setiap pergerakannya
berarti mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki dengan bagian poros tempat gigi itu berada. Gigi geser, baik
yang berada pada poros utama (main shaft)maupun yang berada pada poros pembalik (counter shaft/output
shaft), tidak dapat berputar bebas pada porosnya (lihat no 4 dan 5). Lain halnya dengan gigi kecepatan (1, 2, 3, 4,
dan seterusnya), gigi-gigi ini dapat bebas berputar pada masingmasing porosnya. Jadi yang dimaksud gigi masuk
adalah mengunci gigi kecepatan dengan poros tempat gigi itu berada, dan sebagai alat penguncinya adalah gigi
geser.
Transmisi Otomatis

Transmisi otomatis umumnya digunakan


pada sepeda motor jenis scooter (skuter).
Transmisi yang digunakan yaitu transmisi
otomatis "V“ belt atau yang dikenal dengan
CVT (Constantly Variable
Transmission). CVT merupakan
transmisi otomatis yang menggunakan
sabuk untuk memperoleh perbandingan
gigi yang bervariasi.
• Transmisi CVT terdiri dari; dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling
sentripugal (6) untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas di buka
(diputar), dan gigi transmisi satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran.
• Puli penggerak/drive pulley centripugal unit (1) diikatkan ke ujung poros engkol (crankshaft);
bertindak sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentripugal. Puli yang digerakkan/driven
pulley (5) berputar pada bantalan poros utama (input shaft) transmisi.
• Bagian tengah kopling sentripugal/centripugal clutch (6) diikatkan/dipasangkan ke puli (5) dan ikut
berputar bersama puli tersebut.
• Drum kopling/clucth drum (7) berada pada alur poros utama (input shaft) dan akan memutarkan
poros tersebut jika mendapat gaya dari kopling.
• Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua bagian, dengan setengah bagiannya dibuat tetap
dan setengah bagian lainnya bisa bergeser mendekat atau menjauhi sesuai arah poros.
• Pada saat mesin tidak berputar, celah puli penggerak (1) berada pada posisi maksimum dan celah
puli yang digerakkan (5) berada pada posisi minimum.
pergerakkan puli (2) dikontrol oleh
pergerakkan roller (nomor 7). Fungsi
roller hampir sama dengan plat penekan
pada kopling sentripugal. Ketika putaran
mesin naik, roller akan terlempar ke arah
luar dan mendorong bagian puli yang
bias bergeser mendekati puli yang diam,
sehingga celah pulinya akan menyempit.
• Ketika celah puli mendekat, maka akan mendorong sabuk ke arah luar. Hal ini akan membuat
puli (2) tersebut berputar dengan diameter yang lebih besar.
• Setelah sabuk tidak dapat diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli
(2) ke puli yang digerakkan (5).
• Jika gaya dari puli (2) mendorong sabuk ke arah luar lebih besar dibandingkan dengan tekanan
pegas yang menahan puli yang digerakkan (5), maka puli (5) akan tertekan melawan pegas,
sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil.
• Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi tinggi untuk transmisi manual (lihat
ilustrasi bagian C pada gambar diatas). Jika kecepatan mesin menurun, roller puli penggerak (7)
akan bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa bergeser
merenggang. Secara bersamaan tekanan pegas di pada puli (5) akan mendorong bagian puli
yang bias digeser dari puli tersebut, sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar
pada bagain belakang dan diameter yang lebih kecil pada bagain depan.
• Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi rendah untuk transmisi manual (lihat
ilustrasi bagian A pada gambar).
Final Drive (Penggerak Akhir)

Final drive adalah bagian


terakhir dari system pemindah
tenaga yang memindahkan tenaga
mesin ke roda belakang. Final
drive juga berfungsi sebagai gigi
pereduksi untuk mengurangi
putaran dan menaikkan momen
(tenaga ). Biasanya perbandingan
gigi reduksinya berkisar antara 2,5
sampai 3 berbanding 1 (2,5 atau 3
putaran dari transmisi akan
menjadi 1 putaran pada roda).
• Final drive pada sepeda motor sebagai bagian terpisah dari
transmisi/persnelling, terkecuali scooter dengan transmisi
CVT. Final drive dapat dilakukan dengan menggunakan rantai
dan gigi sproket, sabuk dan puli, atau sistem poros penggerak.
Jenis rantai dan sprocket adalah jenis yang paling umum
digunakan pada sepeda motor.
• Final drive jenis poros penggerak (drive shaft) biasanya
digunakan untuk sepeda motor model touring. Jenis ini cukup
kuat, lebih terjaga kebersihannya dan perawatan rutinnya
hanya saat penggantian oli. Namun demikian final drive jenis
ini cukup berat dan biaya pembuatannya mahal.
• Sedangkan final drive jenis sabuk dan puli hanya dipakai pada
beberapa sepeda motor saja, khususnya generasi awal sepeda
motor, dimana power atau tenaga yang dihasilkan masih
banyak yang rendah, sehingga penggunaan jenis sabuk dan
puli masih efektif.

Anda mungkin juga menyukai