Anda di halaman 1dari 30

MODUL

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS


SEPEDA MOTOR

Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM

(Teknik Sepeda Motor)

Disusun :

ABDUL KHABIR

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SMK NEGERI 2 SSELONG

PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Illahi Robbi, atas rahmat


dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan Modul Bahan Ajar
Mandiri Mata Pelajaran Pemeliaraan sepeda motor kelas XI TBSM pada
SMKN 2 Selong, Program Teknik Otomotif.

Modul ini kami buat untuk memenuhi kebutuhan dalam pemenuhan


materi pembelajaran yang telah ditetapkan dalam menunjang
pembelajaran siswa secara aktif dan mandiri khususnya untuk siswa TBSM di
SMKN 2 Selong.

Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


telah mendukung dan membantu dalam pembuatan modul ini. Besar
harapan kami, modul ini dapat membantu siswa dalam memahami materi
pembelajaran Sistem transmisi sepeda motor.

Kritik dan saran kami harapkan untuk masukan dan perbaikan modul ini di
masa yang akan datang.

Selong, Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

PENDAHULUAN. 4

GAMABARAN UMUM 4

STANDAR KOMPETENSI 4

KOMPETENSI DASAR 4

PRESENTASE NILAI 4

PRASYARAT 5

TUJUAN AKHIR BELAJAR 5

KEGIATA BELAJAR 1 7

KEGIATAN BELAJAR 2 18

KEGIATAN BELAJAR 3 22

3
PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM

Modul bahan ajar mandiri ini berisi materi mengenai komponen system transmisi
otomatis dan cara kerja system transmisi otomatis serta perawatannya. Siswa sebelumnya
telah memperlajari mengenai jenis transmisi yang digunakan sepeda motor dan prinsip kerja
system transmisi manual sepeda motor.

B . STANDAR KOMPETENSI

Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,


konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Teknik dan Bisnis Sepeda Motor pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional.

C. KOMPETENSI DASAR

Memahami prinsip kerja system transmisi otomatis

D. PRESENTASI PENILAIAN

NO. KOMPONEN PRESENTASI

1 Penugasan 50%

2 Forum diskusi 20%

3 Evaluasi 30%

4
E. DESKRIPSI MODUL

Transmisi merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk
mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi
pembebanan, yang umumnya menggunakan perbandingan roda gigi. Prinsip dasar
transmisi adalah bagaimana mengubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan
putaran yang diinginkan..
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, penggerak
akhir (final drive). Fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran antara
mesin dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putaran ini
dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak sesuai beban dan kecepatan kendaraan.
System Transmisi yang digunakan sepeda motor umumnya terdiri dari 2 bagian besar
yaitu system transmisi manual dan system transmisi otomatis. Transmisi manual dibagi
dua yaitu transmisi manual dan semi otomatis. Transmisi manual biasa digunakan oleh
motor-motor sport sedang transmisi semi otomatis digunakan oleh motor bebek atau cub.
transmisi otomatis juga dibagi dua yaitu CVT (Continuous Variabel Transmission) dan
DCT (Dual Clutch Transmission). Pada modul ini, penulis akan membahas khusus
tentang system transmisi otomatis cvt sepeda motor yang mana isi dari materi modul yang
akan diuraikan mengacu pada standar KI-KD dan indikator yang akan dicapai oleh peserta
didik.
F. PRASYARAT

Untuk mempelajari dan lebih memahami isi modul ini, siswa diharuskan terlebih dahulu
menguasai materi yang terdahulu, yaitu:
1. Rangkain peminda tenaga dan komponen system pemindah tenaga
2. Prinsip kerja kopling sentrifugal
3. fungsi system transmisi kendaraan
G. TUJUAN AKHIR PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada modul system transmisi otomatis Kelas XI ini,
diharapkan siswa dapat:

1. mengenal nama komponen-komponen pada system transmisi otomatis,

2. menjelaskan fungsi komponen system transmisi otomatis

5
3. menjelaskan prinsip kerja transmisi otomatis dan

4. menentukan langka-langka kerja dalam perawatan komponen system transmisi sesuai


SOP

5. dapat menentukan alat keja dan alat ukur yang digunakan di dalam pemeriksaan
komponen system transmisi otomatis.

6
KEGIATAN BELAJAR

KEGIATAN MENGENAL KOMPONEN SISTEM TRANSMISI OTOMATIS


1

A. Tujuan kegiatan

 Siswa dapat mengetahui nama komponen system transmisi otomatis

 Siswa dapat menjelaskan fungsi dari komponen system transmisi

B. Uraian materi

1. Transmisi pada sepeda motor

Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga. Sistem pemindah tenaga
secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, penggerak akhir (final drive).
Rangkaian pemindah tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) ke system
pemindah tenaga yaitu masuk ke unit kopling (clutch), diteruskan ke transmisi (gear box),
kemudian menuju final drive. Final drive adalah bagian terakhir dari sistem
pemindah tenaga yang memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. Pada sepeda
motor dikenal transmisi manual dan transmisi otomatis.

Fungsi transmisi pada kendaraan adalah :

1. Merubah momen yang dihasilkan mesin sesuai dengan kebutuhan (beban mesin
dan kondisi jalan)
2. Merubah arah putaran roda. Sehingga kendaraan dapat maju dan
mundur,khususnya pada kendaraan lebih dari 2 roda..
3. Memutuskan dan menghubungkan putaran, sehingga kendaraan dapat berhenti
sementara mesin hidup.
Sistem transmisi otomatis saat ini banyak digunakan pada sepeda motor metic, Transmisi

7
otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara
otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi yang digunakan yaitu
transmisi otomatis “V” belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuous Variable
Transmission). CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang
menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven
pulley menggunakan prinsip gaya gesek.

Tipe transmisi ini lebih dikenal dengan sebutan transmisi matic atau otomatis, yang
banyak dipakai pada motor-motor skutik. Apa saja komponen-komponen yang terdapat
didalam CVT ?

2. Nama komponen transmisi otomatis pada sepeda motor

Komponen Utama CVT :

1) Drive pulley (Primary Pulley)

8
Puli primer adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan sepeda motor berdasar
gaya sentrifugal dari roller..

2) Drive belt (v-belt)

Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli sekunder. Besarnya
diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya.

3) Driven pulley (Secondary Pulley)

Puli sekunder adalah komponen yang berfungsi yang berkesinambungan dengan puli
primer mengatur kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari puli
primer.

Bagian komponen primary pulley

 Fixed primary sheeve (pulley tetap)


fixed primary sheeve adalah dinding luar puli penggerak yang berfungsi untuk memperbesar
perbandingan rasio. Di bagian tepi komponen ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi
sebagai pendingin ruang CVT agar belt tidak cepat panas dan aus.

9
 Sliding primary sheeve/movable drive face/pulley geser

Sementara sliding primer sheeve adalah sisi yang terhubung secara tidak tetap pada poros pulley
primer. Karena sheeve ini tidak tetap maka bisa digeser ke kanan dan ke kiri.

Fungsi sliding primary sheeve adalah untuk memperbesar atau memperkeil diameter dari pulley
primer. Ketika sliding primary bergerak mendekati fixed primary sheeve maka jaraknya semakin
dekat.

Bentuk dari sheeve ini tirus sehingga saat kedua sheeve ini bergerak mendekat, lilitan V belt akan
terdorong menjadi lebih melebar.

 Roller

10
Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan dinding dalam
puli primer sewaktu terjadi putaran tinggi. Prinsip kerja roller, semakin berat rollernya maka
dia akan semakin cepat bergerak mendorong movable drive face pada drive pulley sehingga
bisa menekan belt ke posisi terkecil. Namun supaya belt dapat tertekan hingga maksimal
butuh rolleryang beratnya sesuai. Artinya jika roller terlalu ringan maka tidak dapat
menekan belt hingga maksimal, efeknya tenaga tengah dan atas akan berkurang. Harus
diperhatikan juga jika akan mengganti roller yang lebih berat harus memperhatikan torsi
mesin. Sebab jika mengganti roller yang lebih berat bukan berarti lebih responsif.
karena roller akan terlempar terlalu cepat sehingga pada saat akselerasi perbandingan rasio
antara puli primer dan puli sekunder terlalu besar yang kemudian akan membebani mesin.

Jika roller rusak atau aus harus diganti, karena kalau tidak segera diganti penekanan pada
dinding dalam puli primer kurang maksimal. Kerusakan atau keausan roller disebabkan
karena pada saat penekanan dinding puli terjadi gesekan antara roller dengan dinding dalam
puli primer yang tidak seimbang, sehingga lama-kelamaan terjadi keausan pada roller.
 Plat penahan
Komponen ini berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat bergeser ke arah
luar sewaktu terdorong oleh roller.

 Primary shaft/Bushing/bos pully

Poros primer berfungsi menghubungkan putaran crankshaft dari mesin ke pulley utama.
Sebagai poros primer, komponen ini terhubung ke crankshaft mesin secara tetap.Sehingga

11
RPM mesin sama dengan RPM poros primer, yang artinya RPM mesin juga sama dengan
RPM pulley primer.

Bagian komponen secondary pulley

 Secondary fixed sheeve

Pada pulley sekunder juga terdapat dua sisi, yakni sisi fixed sheeve dan sliding sheeve.
Secondary fixed sheeve adalah sisi sheeve yang terhubung dengan poros sekunder secara
tetap.
 Secondary sliding sheeve

Untuk secondary sliding sheeve, juga sama memiliki fungsi untuk mengatur besar
kecilnya diameter pada pulley sekunder. Secondary sliding sheeve juga berbentuk tirus
agar pergerakannya bisa mempengaruhi lebar lilitan V belt
 Secondary sheeve spring/pegas pengembali

Pada pulley primer, itu ada roller yang bertugas mengatur pergerakan primer sliding
sheeve. Namun pada pulley selunder hanya menggunakan sebuah pegas spiral untuk
mengatur pergerakan secondary sliding sheeve.

Dalam posisi normal, pegas ini akan menjaga sliding sheeve tetap rapat sehingga
diameternya membesar. Namun ketika pulley primer berputar, roller tidak hanya mengatur
pergerakan primer sliding sheeve,

12
Tapi juga melawan daya pegas pada pulley sekunder. Karena V belt juga tidak memiliki
daya elastisitas maka pembesaran diameter pullet primer akan membuat diameter pulley
sekunder mengecil.
Selain itu Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi puli ke posisi awal
yaitu posisi belt terluar. Prinsip kerjanya adalah semakin keras per maka beltdapat terjaga
lebih lama di kondisi paling luar dari driven pulley. Namun kesalahan kombinasi antara
roller dan per CVT dapat menyebabkan keausan bahkan kerusakan pada sistem CVT.
Berikut beberapa kasus yang sering terjadi:
1. Per CVT yang terlalu keras dapat membuat drive belt jauh lebih cepat aus karena
belt tidak mampu menekan dan membuka driven pulley. Belt semakin lama akan
terkikis karena panas dan gerakan berputar pada driven pulley.
2. Per CVT yang terlalu keras jika dipaksakan dapat merusak clutch / kupling. Panas
yang terjadi di bagian CVT akibat perputaran bagian-bagiannya dapat membuat
tingkat kekerasan materi partsnya memuai. Pada tingkat panas tertentu, materi
parts tidak akan sanggup menahan tekanan pada tingkat tertentu pula. Akhirnya
per CVT bukannya melentur dan menyempit ke dalam tapi justru malah bertahan
pada kondisi yang masih lebar. Kopling yang sudah panas pun bisa rusak
karenanya.

 Secondary shaft

Poros sekunder berfungsi meneruskan putaran dari pulley sekunder ke powertrain


berikutnya yaitu kopling sentrifugal.

 Centrifugal clutch

13
Kampas kopling pada jenis kopling sentrifugal sangat berbeda berbeda dengan kopling
manual. Kalau kopling manual, kampas kopling itu hanya berbentuk piringan namun pada
kopling sentrifugal kampas kopling berbentuk seperti sepatu rem tromol.

Fungsi kampas kopling sentrifugal adalah meneruskan putaran dari poros sekunder ke
roda melalui gigi reduksi hanya apabila putaran poros sekunder pada midle RPM.

Kampas kopling ini bekerja menggunakan gaya sentrifugal, Cara kerja kopling sentrifugal
ini adalah pada saat putaran stasioner/ langsam (putaran rendah), putaran poros puli
sekunder tidak diteruskan ke penggerak roda. Ini terjadi karena rumah kopling bebas
(tidak berputar) terhadap kampas, dan pegas pengembali yang terpasang pada poros puli
sekunder. Pada saat putaran rendah (stasioner), gaya sentrifugal dari kampas kopling
menjadi kecil sehingga sepatu kopling terlepas dari rumah kopling dan tertarik kearah
poros puli sekunder akibatnya rumah kopling menjadi bebas. Saat putaran mesin
bertambah, gaya sentrifugal semakin besar sehingga mendorong kampas kopling
mencapai rumah kopling dimana gayanya lebih besar dari gaya pegas pengembali.jadi
ketika poros sekunder berputar otomatis kampas kopling juga berputar. Putaran kampas
kopling akan menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat kampas kopling bergerak
lebih keluar. Sehingga bisa terhubung ke clutch housing.

 Clutch housing/rumah kopling

Rumah kopling ini berbentuk seperti tromol rem, fungsinya untuk menerima putaran dari
kampas kopling yang selanjutnya akan dikirim ke roda.

14
Ketika kampas kopling berputar pada RPM rendah, gaya sentrifugal yang dihasilkan itu
kecil sehingga kampas kopling tidak mampu membuat rumah kopling berputar.

Namun ketika RPM mesin bertambah, gaya sentrifugal membesar dan kampas kopling
akan semakin kuat menekan rumah koplong. Hasilnya terjadilah perpindahan tenaga dari
kampas kopling ke rumah kopling.
 Torsi cam
Apabila mesin membutuhkan torsi yang lebih atau bertemu jalan yang menanjak maka
beban di roda belakang meningkat dan kecepatannya menurun. Dalam kondisi seperti ini
posisi belt akan kembali seperti semula, seperti pada keadaan diam. Drive pulley akan
membuka sehingga dudukan belt membesar, sehingga kecepatan turun saat inilah torsi
cam bekerja. Torsi cam ini akan menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung
menutup. Jadi kecepatan tidak langsung jatuh.

Gigi reduksi
Komponen ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari cvt agar
dapat melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros roda. Pada gigi reduksi jenis dari
roda gigi yang digunakan adalah jenis roda gigi helical yang bentuknya miring terhadap
poros.

Transmission case
Rumah transmisi adalah komponen yang melindungi semua sistem transmisi dari pulley
primer hingga pulley sekunder. Dengan adanya rumah transmisi, maka tidak ada material
seperti debu atau air yang mampu mengganggu V belt dalam meneruskan putaran.

Apakah transmisi matic perlu oli pelumas ?

Sebenarnya, oli transmisi motor tidak diperlukan pelumasan. Ini karena V belt bekerja secara
kering dan ketika terkena pelumas justru V belt akan selip.

Pelumas matic yang sering anda ganti, itu sebenarnya hanya melumasi bagian gear belakang
(gear reduksi) yang menghubungkan gigi output dari rumah kopling ke gigi yang terhubung
ke roda.

15
C. Rangkuman
Dari uraian materi di atas dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Transmisi adalah bagian dari system pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan
variasi momen dan kecepatan sesuai kondisi jalan dan kondisi pembebanan.
2. Jenis System transmisi yang umum digunakan oleh sepeda motor terbagi menjadi dua:
a. System transmisi manual
b. System transmisi otomatis
3. Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan secara
otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal.
4. System transmisi otomatis terdiri dari 3 komponen utama yaitu:
a. Drive pulley
terdari dari beberapa komponen yaitu: fixed pulley, sleeding shave pulley, roller, pelat
penahan, poros pully primer
b. V- belt adalah komponen transmisi otomatis yang berfungsi sebagai penghubung dari
pully primer ke pully sekunder.
c. Driven pulley
Terdiri dari beberapa komponen yaitu: pully tetap, pully geser, pegas pengembali, torsi
cam, sepatu kompling, dan ruma kopling

D. Tugas 1
Agar siswa lebih menguasai materi kegiatan 1maka perlu diberikan tugas antara lain:
1. Berdasarkan kontruksi dari system transmisi otomatis, buatlah daftar komponen transmisi
otomatis menjadi 2 kelompok .
2. Masing-masing sepeda motor matic yang menggunakan sistem CVT, memiliki
ukuran weigth roller yang berbeda. Sebutkan ukuran weigth roller setiap sepeda
motor? Minimal 5 type motor setiap merk Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki.

E. Tes Formatif
1. Sebutkan komponen-komponen yang terdapat pada pulley primer
2. Jelaskan fungsi komponen utama transmisi
3. Jelaskan fungsi komponen yang terdapat pada pulley sekunder
4. Jelaskan mengapa sleeding pully(puli geser) pada drive pulley dapat bergerak ke arah
samping

16
F. Lembar jawaban tes formatif 1
1. Komponen yang terdapat pada puly primer yaitu: fixed fulley, sleeding pulley, roller, plat
penekan, poros pulley
2. Fungsi komponen utama transmisi otomatis yaitu:
a. Drive pulley (Primary Pulley) adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan
sepeda motor berdasar gaya sentrifugal dari roller..

b. Drive belt (v-belt) Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli
sekunder. Besarnya diameter V-belt bervariasi tergantung pabrikan motornya.

c. Driven pulley (Secondary Pulley) adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur
kecepatan berdasar besar gaya tarik sabuk yang diperoleh dari puli primer.

3. Fungsi komponen pada pulley sekunder yaitu:


a. Fixed sekunder pully berfungsi sebagai rel agar sabuk dapat bergerak ke posisi paling
dalam puli sekunder
b. Sleeding sekunder pully berfungsi menahan sabuk / sebagai lintasan agar sabuk dapat
bergerak ke bagian luar
c. Torsi cam berfungsi menahan pergerakan driven pulley agar tidak langsung menutup.
d. Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan posisi puli ke posisi awal yaitu
posisi belt terluar
e. Kampas sentrifugal berfungsi meneruskan putaran dari poros sekunder ke roda melalui
gigi reduksi hanya apabila putaran poros sekunder pada midle RPM.
f. Ruma kopling berfungsi menerima putaran dari kampas kopling yang selanjutnya akan
dikirim ke roda.
4. Sleeding pulley pada pully primer dapat bergeser kearah samping luar karena adanya
dorongan dari roller yang mendapat gaya sentrifugal sehingga roller bergerak terlempar
menjauhi poros dan selanjutnya menekan bagian sisi sleeding pully.

17
KEGIATAN PRINSIP KERJA SISTEM TRANSMISI OTOMATIS
2

A. Tujuan kegiatan
 Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja transmisi otomatis secara benar dan rinci
B. Uraian materi

Prinsip kerja transmisi otomatis

Transmisi adalah suatu komponen yang berfungsi memindahkan tenaga dari mesin ke roda
dengan pengaturan torsi atau momentum yang sesuai dengan beberapa kondisi. kalau
disederhanakan transmisi ini menjadi penyalur tenaga mesin.

Namun bukan hanya sebatas menyalurkan, tapi penyalur ini juga memperhatikan kondisi
roda apakah sedang berada pada tanjakan, turunan, atau saat roda akan bergerak. Sehingga
mesin tidak terpengaruhi oleh kondisi jalan.

Transmisi otomatis pada motor, menggunakan tipe CVT (Countinously variable


transmission) yang artinya transmisi yang memiliki perbandingan bervariasi secara
berkelanjutan.

Berikut Cara kerja system CVT yaitu:


1. Ketika mesin mati
Dalam posisi mesin mati, crankshaft tidak dalam posisi berputar. Sehingga secara
otomatis roller pemberat pada drive pulley berada pada posisi bawah. sehingga celah
pada drive pulley melebar dan diameternya menjadi lebih kecil.Di sisi lain, pada
driven pulley terdapat sebuah pegas spiral yang membuat drive pulley tetap
menyempit.Karena drive pulley menyempit maka V belt yang melilit driven pulley
bergerak keluar yang membuat diameter driven pulley membesar.
2. Ketika mesin idle
Ketika mesin hidup dalam putaran idle atau stationer, crankshaft berputar akibatnya
drive pulley juga berputar. Karena terdapat V belt yang menghubungkan drive pulley
dan driven pulley maka driven pulley juga ikut berputar.
Namun sebelum mesin dihidupkan, diameter drive pulley lebih kecil dibandingkan

18
diameter driven pulley otomatis terjadi perbandingan gigi yang besar. Hal ini membuat
putaran driven pulley jauh lebih lambat.

Karena putaran driven pulley lambat, maka kopling sentrifugal belum bekerja.
Kampas kopling tetap berputar, namun gaya sentrifugal yang diterima belum cukup
kuat membuat kampas kopling melebar untuk menekan clutch housing. Sehingga
clutch housing yang terhubung dengan roda tidak berputar.

Apakah ada perubahan diameter pada kedua pulley ?

Saat drive pulley berputar maka roller pemberat akan mendapatkan gaya sentrifugal.
Namun karena putarannya masih lambat (idle RPM) maka gaya sentrifugal yang
didapat roller belum cukup untuk menyempitkan drive gear. Sehingga belum terjadi
perubahan diameter drive gear.
3. Ketika Putaran lambat

Ketika mesin digas dalam putaran lambat (1500-2500 RPM), maka putaran crankshaft
akan menjadi lebih cepat. Dan putaran drive pulley yang terhubung ke crankshaft pun
menjadi lebih cepat.

Hal ini membuat gaya sentrifugal pada roller semakin besar. Gaya sentrifugal adalah
gaya keluar dari poros putaran. Akibat gaya sentrifugal ini roller mendorong primary
sliding sheeve untuk menyempit sehingga diameter drive pulley menjadi lebih besar.

Bagaimana cara pembersaran diameter drive pulley?

19
Ada tiga komponen utama dalam drive gear, yakni roller, primary sliding sheeve dan
primary fixed sheeve. Roller terletak didalam primary sliding sheeve (sisi yang mampu
bergeser). Namun alur dari roller ini dibuat agak miring ke depan. Sehingga ketika roller
mendapatkan gaya sentrifugal, roller tersebut akan bergerak ke arah depan. Sehingga
roller tersebut akan mendorong primary sliding sheeve untuk bergerak mendekati primary
fixed sheeve, atau dengan kata lain diameter menjadi lebih besar.

Karena panjang V belt tetap, maka pembesaran diameter pada drive pulleymemaksa
diameter pada driven pulleymenjadi mengecil. Hal ini membuat perbandingan gigi lebih
kecil, sehingga putaran pada driven pulley menjadi lebih cepat.

Saat putaran driven pulley lebih cepat, kampas kopling juga berputar lebih cepat.
Sehingga gaya sentrifugal kampas kopling juga lebih besar, pembesaran gaya sentrifugal
ini memaksa kampas kopling semakin mengembang, akibatnya permukaan kampas
kopling mengenai permukaan clutch housing.

20
Sehingga putaran dari kampas kopling bisa diteruskan ke clutch housing dan roda bisa
berputar.
4. Ketika putaran tinggi
Ketika putaran mesin semakin tinggi, maka putaran drive pulleyjuga semakin tinggi.
Sehingga gaya sentrifugal yang dialami oleh roller semakin besar. Hal itu
menyebabkan tekanan roller terhadap primary sliding sheeve semakin kuat, hasilnya
diameter drive pulley semakin membesar.

Semakin membesarnya diameter drive pulley membuat diameter pada driven pulley
semakin mengecil. Hal tersebut semakin memperkecil perbandingan pully, bahkan
pada beberapa kasus perbandingan pully kurang dari 1 (diameter drive pulley lebih
besar daripada driven pulley). Sehingga penambahan putaran pada driven pulleydua
kali dari penambahan RPM mesin. Hal itu membuat akselerasi motor matic sangat
kencang.

Namun kendala pada motor matic, ada pada top speed. Umumnya motor matic 110 cc
tidak akan sanggup mencapai 100 KM/H. Ini dikarenakan keterbatasan roller dalam
menekan primary sliding sheeve.Beda halnya apabila kapasitas mesin lebih besar,
mungkin dengan penggunaan roller yang lebih berat akan memperkuat penekanan
primary sliding sheeve sehingga bisa menembus 120 KM/H.

21
Setelah mesin dimatikan, maka putaran drive pulley akan berhenti dan gaya sentrifugal
hilang. Disini, return spring pada driven pulley berperan mengembalikan posisi driven
pulley untuk menyempit, sehingga celah pada drive pulley otomatis membesar.
5. Saat Sepeda Motor Membawa Beban Berat, Berakselerasi atau Jalanan Menanjak

Pada saat sepeda motor membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat atau saat
berjalan menanjak, dibutuhkan torsi yang besar agar sepeda motor dapat terus melaju.
Kondisi yang sering ditemui pada keadaan ini adalah sepeda motor sedang melaju
dengan kecepatan rendah, padahal saat ini dibutuhkan torsi yang besar. Biasanya
pengendara akan berusaha meningkatkan torsi yang dihasilkan mesin dengan cara
membuka katup lebar-lebar agar putaran mesin naik dan menghasilkan torsi yang
besar. Pada CVT yang bekerja secara otomatis berdasarkan penngaturan putaran
mesin, hal ini akan menjadi kendala. Secara normal, saat putaran mesin dinaikkan,
maka rasio transmisi akan menurun sehingga hal ini justru akan merepotkan karena
torsi yang dihasilkan justru berkurang. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
tersebut, CVT dilengkapi dengan suatu perangkat yang disebut sebagai kickdown
mechanisme. Konstruksi dari kickdown mechanism terletak pada bagian driven pulley,
terdiri atas alur yang dibuat pada pulli geser dan nok / torque cam yang ditanamkan
pada puli tetap.
Pada saat roda belakang memperoleh tahanan jalan yang besar (diakibatkan karena
sepeda motor sedang membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat, atau saat
menempuh jalan mendaki) akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian
driven pulley. Hal ini terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan
tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan. Alur pada puli geser tersebut memaksa
puli bergeser kearah penyempitan driven pulley. Dengan demikian diameter driven
pulley akan tetap membesar, dan drive pulley akan tetap pada diameter kecil meskipun
gaya ccentrifugal yang diterima roller pemberat sangat tinggi pada putaran mesin
dinaikkan. Dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada rasio
terbesar, agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang besar.

22
C. Tugas 2
1. Uraikan cara kerja sistem CVT sampai roda berputar, menurut bahasamu sendiri?
2. Uraikan cara kerja system CVT saat motor berada pada kondisi jalan turunan?
D. Tes formatif 2
1. Jelaskan prinsip kerja CVT pada saat kendaraan mendapat beban berat
2. Jelaskan bagaimana cara kerja CVT pada RPM tinggi
3. Jelaskan bagaimana posisi roller pada saat motor berada di jalan menanjak
E. Lembar jawaban tes formatif 2
1. Pada saat roda belakang memperoleh tahanan jalan yang besar (diakibatkan karena
sepeda motor sedang membawa beban berat, berakselerasi dengan cepat, atau saat
menempuh jalan mendaki) akan terjadi tarikan yang kuat oleh sabuk pada bagian
driven pulley. Hal ini terjadi sebagai akibat perlawanan antara tahanan jalan dan
tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan. Alur pada puli geser tersebut memaksa
puli bergeser kearah penyempitan driven pulley. Dengan demikian diameter driven
pulley akan tetap membesar, dan drive pulley akan tetap pada diameter kecil meskipun
gaya ccentrifugal yang diterima roller pemberat sangat tinggi pada putaran mesin
dinaikkan. Dengan demikian pada kondisi posisi CVT akan dipaksa pada rasio
terbesar, agar memperoleh perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang besar
2. Ketika putaran mesin semakin tinggi, maka putaran drive pulley juga semakin tinggi.
Sehingga gaya sentrifugal yang dialami oleh roller semakin besar. Hal itu
menyebabkan tekanan roller terhadap primary sliding sheeve semakin kuat, hasilnya
diameter drive pulley semakin membesar dan pada driven pulley semakin mengecil.
Hal tersebut semakin memperkecil perbandingan pully, sehingga penambahan putaran
pada driven pulley dua kali dari penambahan RPM mesin. Hal itu membuat akselerasi
motor matic sangat kencang.
3. Pada kondisi jalan menanjak, roller akan merada paling bawah (roller tidak terlempar
keluar) meskipun RPM mesin tinggi. Ini disebabkan karena akibat perlawanan antara
tahanan jalan dan tegangan sabuk saat putaran mesin dinaikkan. Alur pada puli geser
tersebut memaksa puli bergeser kearah penyempitan driven pulley. Dengan demikian
diameter driven pulley akan tetap membesar, dan drive pulley akan tetap pada
diameter kecil.

23
.

KEGIATAN PERAWATAN SISTEM TRANSMISI OTOMATIS


3

A. tujuan kegiatan
 siswa dapat menentukan langka-langka kerja dalam perawatan system transmisi
otomatis sesuai SOP
 siswa dapat menentukan alat apa yang digunakan didalam perawatan system transmisi
otomatis
B. uraian materi

Perawatan dan pemeriksaan system transmisi Otomatis

1. Pelumasan colar pada primer pulley

Sebab :

Jika tidak ada pelumasan, akselerasi/percepatan tidak halus karena gerakan


penyesuaian pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Service point :

Pertama, lumasi dengan grease/gemuk pada permukaaan collar (bushing),


selanjutnya sebelum dipasang pada primery pulley tetap, bersihkan gemuk yang
berlebihan pada bagian luar dari seal oil agar tidak terjadi slip.

2. Bagian dalam starter wheel gear, starter idle gear, drive axle dari secondary sheave.

Sebab :

Putaran tidak lancar, lihat CVT book manual untuk pedoman pelumasan

24
Service point :

a. Titik Pelumasan pada primery pully

• Pulley primer yang bergeser

• Collar

b. Pelumasan pada bagian Pulley sekunder

1) Pulley sekunder tetap (1)

2) Pulley sekunder bergerak (2)

3) Bearing / celah torsi cam

25
Perhatian : Jangan sampai gemuk menyentuh permukaan pulley .

3. Pelumasan Torsi cam pada Pulley sekunder .

Sebab :

Jika tidak terdapat gemuk atau pelumas bagian ini :

a. Akselerasi tidak lembut

b. Mendaki kurang kuat karena pulley sekunder tidak bekerja dengan baik

c. Pin guide dan alur pin guide terjadi keausan .

Service point :

▪ Lumasi dengan gemuk disekitar pin guide dan pulley sekunder bergerak

▪ Bersihkan gemuk yang berlebihan pada bagian luar pulley sekunder, untuk

menghindari agar gemuk tidak menyentuh kopling centrifugal dan rumah

kopling .

Pelumasan Torsi Cam

• Alur pin 1

• O-rings 2

26
.

permukaan pulley .

4. Penggantian oli gear

Cara Penggantian :

a. Jalankan terlebih dahulu

sepeda motor untuk

beberapa saat,

selanjutnya matikan

mesin.

b. Buka baut penguras oli

gear yang berada

dibagian bawah

c. Kapasitas oli gear ( 100

cc )

d. Penggantian pertama

pada jarak tempuh 500

km selanjutnya setiap

10.000 km .

27
1. Penanganan Pada Komponen Mengalami Perubahan (aus) yang akan terjadi pada beberapa
bagian dan menimbulkan masalah :

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA SAAT PERAWATAN CVT

28
2. Pemeriksaan V-belt CVT

Gambar A ( V-belt kondisi baik )

Harus ada kelebihan dari V-


belt antara V-belt bagian
bawah dan bagian bawah alat
pemeriksa V-belt .

Gambar B ( Kondisi V-belt saatnya harus diganti )


Jika bagian bawah alat
pemeriksa sudah rata dengan
V belt Artinya V-belt telah aus.
Rekomendasi penggantian :
Tiap 25.000 km .

Buka Baut pemeriksa pada cover crankcase Ukur ketebalan V belt dengan cara
yang dan masukan alat pemeriksa benar (lihat hal sebelumnya)

29
C. Rangkuman
Dalam perawatan system transmisi otomatis perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala
Pemeriksaan komponen system transmisi harus menggunakan alat yang benar sesuai SOP
D. Tugas
1. Sebutkan alat khusus (SST) yang digunakan untuk perawatan CVT?
2. Jelaskan urutan langkah-langkah dalam pemeriksaan komponen transmisi otomatis

30

Anda mungkin juga menyukai