Disusun oleh :
KELOMPOK I
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah
Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“OVERHAUL KOMPONEN RACK & PINION STEERING GEAR” dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang overhoul komponen rack dan
pinion steering gear. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pengampu matkul kami bapak Erwin Komara
Mindarta, S.Pd, M.Pd., dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna
di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.2 Relevansi........................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.5 Analisa gaya gesek pada system kemudi Rack & Pinion.............................30
BAB 3....................................................................................................................33
KESIMPULAN......................................................................................................33
3.1 Kesimpulan...................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
4
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat Isi Makalah
1.2 Relevansi
Topik bahasan dari makalah ini relevan dengan penguasaan
5
CPMK 11
CPMK KE 12
CPMK KE 13
CPMK KE 14
CPMK KE 15
6
BAB 2.
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Kemudi Mobil
Sistem Kemudi Sistem kemudi merupakan suatu mekanisme pada
kendaraan yang berfungsi untuk mengatur dan membelokkan roda depan.
Sistem kemudi ini merupakan salah satu sistem yang terdapat pada chasis
kendaraan yang berfungsi untuk merubah arah kendaraan dan laju
kendaraan. Perubahan arah ini dilakukan dengan membelokkan roda-roda
depan kendaraan dan menjaga agar posisi tetap stabil. Cara kerjanya adalah
saat roda-roda kemudi (steering wheel) di gerakkan atau diputar, kolom
kemudi (steering colomn) kemudian meneruskan putaran ke putaran roda
gigi kemudi (steering gear). Steering gear ini berfungsi untuk meperbesar
momen putar sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan roda depan melalui sambungansambungan kemudi (steering
linkage).Sistem kemudi dibagi menjadi dua yaitu sistem kemudi manual dan
sistem kemudi power steering.
c. Steering Linkage Steering lingkage terdiri dari rod dan arm yang
meneruskan tenaga gerak dan steering gear keroda depan. Gerakan roda
kemudi harus diteruskan ke roda roda depan dengan akurat walaupun
mobil bergerak naik turun. Ada dua jenis steering linkage yaitu:
1.) Steering linkage untuk suspensi rigid Steering lingkage tipe ini terdiri
dari pitman arm, drag link, knucklearm, tie rod dan tie rod and. Tie rod
mempunyai pipa untuk menyetel panjangnya rod.
2.) Steering linkage untuk suspensi independent Pada tipe ini terdapat
sepasang tie rod yang disambungkan dengan relay rod.
Jenis-jenis Sistem Kemudi Ada dua jenis sistem kemudi yaitu sistem kemudi
manual (Manual Steering System) dan sistem kemudi Power Steering. [2]
Ada dua komponen mekanis umum yang dipakai untuk meningkatkan gaya
putar dari pengemudi dan mentransmisikan gerakan melingkar menjadi
gerakan lurus yaitu: pertama adalah recilculating-ball dan yang kedua adalah
rack and pinion.
A. Recilculating-ball
Sistem mekanis ini umumnya digunakan pada kendaraanbesar dan
angkutan seperti truck, bus dan kendaraan besar lainnya yang
membutuhkan gaya yang lebih besar dari pengemudi untuk membelokan
roda kemudi dengan baik. Recilculating-ball dimaksud untuk dapat
meningkatkan rasio kemudi yang dapat meningkatkan gaya putar dari
pengemudi yang lebih besar sehingga meringankan beban pengemudi.
9
Gambar 5. Recilculating-ball
Secara umum, komponen pada sistem ini hampir sama seperti sistem steering
jenis lain namun perbedaannya mungkin terletak pada steering gear.
Steering Wheel
Steering shaft
Steering Coloumn
11
Sementara pada gearbox steering tipe recirculating ball akan anda temui
beberapa komponen seperti
Worm Shaft
Ball Nut
Worm Bearing
Sector Gear
Sector Shaft
Screw Adjuster
Steering Gear Housing
Pada tipe recirculating ball, ada beberapa ball nut atau bantalan pelor
yang dijadikan bearing antara sektor gear dan worm shaft. Hal itu ditujukan
agar gesekan antara worm gear tidak terjadi. Bola-bola ini, akan
menggelinding sepanjang alur worm shaft. Gerakan bola-bola ini akan
menggerakan roda gigi sektor yang terpaut ke arah kanan.
Namun, pergerakan roda gigi sektor akan lambat karena pada tipe ini
putaran roda kemudi akan direduksi oleh rangkaian worm gear and sector.
Tujuannya untuk meringankan beban pengemudian.
Gerakan roda gigi sektor akan dihubungkan ke poros sektor yang terbaut
dengab pitman arm. Sehingga lengan ini akan mengayunkan track rod ke arah
sesuai arah pengemudian. Gerakan track rod akan disalurkan ke steering
knucle melalui tie rod.
Fungsi tie rod adalah sebagai lengan fleksibel yang dapat menyesuaikan
gerak naik turun roda saat terkena efek suspensi, sehingga sistem
pengemudian tetap berjalan normal meski kendaraan sedang berada pada
jalanan bergelombang.
Roda gigi pinion merupakan jenis roda gigi berbentuk pinion yang
dihubungkan dari sebuah batang ke universal joint dan steering coulomb
dan roda gigi pinion dihubungkan menuju ke rack.yang fungsinya jika
13
roda gigi pinion berputar rack akan bergerak kekiri atau ke sisi kanan
menggerakan roda.
Batang rack berfungsi untuk meneruskan gerak putar dari roda gigi pinion
dan merubah arah putar menjadi gerakan mendatar kekanan dan ke kiri
yang diteruskan menuju ke roda-roda depan.
Ball joint atau sambungan peluru komponen ini menghubungkan diantara
sambungan - sambungan pada sistem kemudi terutama pada steering
linkage atau sambungan lengan kemudi dan merupakan sambungan baja
yang lentur dan kuat.
Rumah gigi kemudi atau rumah rack yang berfungsi untuk tempat yang
berbentuk silinder dan pada bagian sampingnya juga berfungsi sebagai
silinder tempat untuk piston pada power steering.
Tie rod adalah merupakan sambungan lengan kemudi yang berfungsi
menghubungkan dari rack melalui ball joint dan menuju ke ball joint
menuju knakel ke roda.
Boot steer atau karet penutup debu yang berfungsi untuk menutupi pada
bagian sambungan rack,ball joint sehingga tidak kotor.
Disamping komponen diatas juga terdapat komponen pendukung seperti
penekan dan kelengkapanya,yang berfungsi menopang rack terhadap roda
gigi pinion yang fungsi lain sebagai penahan persinggungan antara rack
dan pinion.
14
cara kerja sistem kemudi jenis rack and pinion kurang lebihnya adalah pada
saat steering wheel diputar diteruskan melalui main shaft steering coulomb
dan pinion ikut berputar sehingga rack merubah gerak putar menjadi gerak
mendatar bergerak ke samping kiri atau ke samping kanan,yang diteruskan
melalui tie rod lengan knakel dan roda.
Komponen sistem kemudi tipe/jenis rack and pinion mulai dari roda gigi
pinion,rack,ball joint,tie rod sampai knakel dan roda yang secara mudahnya
untuk mengetahui cara kerjanya adalah jika jika pinion berputar maka rack
bergerak kekiri dan kekanan sampai tie rod ,knuckle menuju roda depan
bergerak,atau gerak putar roda gigi pinion dirubah menjadi gerak mendatar
oleh rack diteruskan ke roda depan.
15
Catatan :
(1) Longgarkan mur pengunci dan berikan tanda pada tie road dan ujung rack.
a. Dengan menggunakan palu dan obeng atau pahat, longgarkan bagian claw
washer dan dilipat
Dengan menggunakan SST, lepaskan mur pengunci rack guide spring cap. Karena
mur penguncinya tipis dan berbentuk bundar, berhati-hati agar kunci SST tidak
terpeleset dan keluar.
a. Tarik sepenuhnya rack dari housing dan luruskan bagian rack yang berlekuk
dengan pinion.
Lepaskan rack dari sisi pinion tanpa memutarkannya. Bila rack ditarik dari sisi
tube, ada kemungkinan bushing akan rusak oleh gigi-gigi rack. Keluarkan rack
dengan arah seperti terlihat pada gambar (sisi housing) tanpa memutarnya.
(c) Berhati-hati terhadap arah bearing. Bagian yang mempunyai seal harus berada
di bawah (sisi gigi)
(b) Pukul rack housing dengan palu plastik untuk melepas bearing.
(d) Dengan menggunakan SST, pasanglah bearing bawah yang baru. Perhatikan
arah bearing.
21
(a) Dengan menggunakan obeng, longgarkan ketiga bushing claw dan lepaskan
rack bushing dari rack.
(b) Pastikan bahwa lubang tube tidak tersumbat oleh gemuk. Bila lubang tube
tersumbat oleh gemuk, tekanan boot akan berubah setelah dirakit dan handlenya
diputar.
(c) Pasangkan bushing baru ke dalam rack housing, dan luruskan ketiga
lubangnya.
(b) Dengan menggunakan SST, masukkan oil seal baru sampai menonjol 0,5 mm
(0,020 in)
(b) Tepatkan posisi lekuk rack sedemikian rupa sehingga pinion dapat dipasang ke
dalamnya.
(b) Dengan menggunakan SST, keraskan pinion bearing adjusting screw hingga
momen pinion 3,7 kgf cm (3,2 in-lb. 0,4 N-m)
(c) Dengan menggunakan SST, longgarkan pinion bearing adjusting screw hingga
momen pinion 2,3-3,3 kgfcm (2,0-2,9 in-lb, 0,2-0,3 N-m) Preload (berputar) : 2,3-
3,3 kgf-cm (2,0-2,9 in-lb, 0,2-0,3 N-m)
24
(b) Dengan menggunakan SST, pasangkan mur pengunci. Momen : 930 kgf-cm
(67ft-lb, 91 N-m) Gunakan kunci momen dengan panjang fulcrum 42,5 cm
(6,732in)
(c) Periksa kembali pinion preload. Bila keadaannya tidak tepat, setel kembali
Preload (berputar) : 2,3-3,3 kgf-cm (2,0-2,9 in-lb, 0,2-0,3 N-m) Bila tidak sesuai
dengan standard, perbaiki pada saat memasang bearing.
Catatan : berikan gemuk pada bagian yang bergesekan, disamping, dibelakang dan
pada permukaannya.
(c) Dengan menggunakan SST, pasangkan sementara, rack guide spring cap
25
(a) Dengan menggunakan SST, keraskan rack guide spring cap. Momen : 50 kgf-
cm (43 in.lb,4,9 N-m)
(b) Putarkan pinion shaft sekali atau dua kali kekiri dan ke kanan
(c) Dengan menggunakan SST, hitung putaran total pinion dan putar balik pinion
setengah dari jumlah putaran itu.
(d) Dengan menggunakan SST, sambil secara bertahap longgarkan rack guide
spring cap, ukur dan setel preloadnya. Preload (berputar) : 10 – 13 kgf-cm (8,7-
11,3 in-lb,1,0-1,3 N-m) Pada saat mengukur preload, ukurlah dalam jarak satu
putaran pada kedua arah dari posisi netral.
(a) Pasang claw washer yang baru Luruskan kuku-kuku claw washer dengan alur
pada rack.
(b) Dengan menggunakan SST, pasang rack end dan keraskan dengan momen.
Momen : 730 kgf-cm (53 ftlb, 72 N-m) Gunakan kunci momen dengan panjang
fulcrum 43 cm (13,39 in).
Catatan :
Mulut klip menghadap keluar seperti pada gambar agar tidak merusak boot
27
(a) Putar mur pengunci dan tie rod pada rack end hingga tandanya lurus.
(b) Setelah menyetel toe-in, keraskan mur pengunci dengan kunci momen.
Momen : 570 kgf-cm (41 ft-lb, 56 N-m) Pastikan bahwa panjang tie rod kiri dan
kanan adalah sama. (Jarak antara tie rod end ball dengan rack end harus sama A =
B).
Hasil data yang diambil dari objek penelitian akan dilakukan analisa kinematis
secara spatial dan akan mendapatkan output yang berupa besarnya steering error
yang dihasilkan dari data awal spesifikasi sistem kemudi
28
Dalam mendapatkan kondisi dimana ban dalam keadaan rolling sempurna dan
keausan ban dapat dikurangi kendaraan harus dapat mendekati keadaan ackerman.
Pada gambar 1. digambarkan ketika kendaraan kendaraan melaju dengan
kecepatan yang sangat rendah. Titik pusat dari roda akan bertemu pada satu titik
“O”[1] dan hubungan antara sudut luar roda δo dan sudut dalam roda δi
berdasarkan prinsip ackerman[2] dituliskan sebagai berikut :
Tujuan dari analisa kinematik planar ini adalah untuk mengetahui dimensi dari
steering linkage dan untuk mencari penempatan rack and pinion agar
mendapatkan harga steering error yang minimum. Steering error merupakan
selisih antara sudut outer roda depan dengan sudut outer aktual. Untuk perumusan
nya dapat dituliskan sebagai berikut :
Sudut θ₁ dan θr merupakan sudut steering arm yang terbentuk akibat pergerakan
belok pada roda depan, dengan mengkondisikan roda lurus maka δl = δr = 0.
Sedangkan sudut steering arm nya menjadi θ₁₀ dan θr₀ , sehingga didapatkan
hubungan menjadi :
B. Analisa Spatial
29
Pada perhitungan kinematis planar perbandingan antara sudut inner pada roda (δr)
dan sudut outer (δl) secara aktual, tren grafik yang ditunjukkan mendekati tren
linear. Untuk pemodelan kinematis yang sama dilakukan perhitungan secara
kinematis spatial untuk melihat tren grafik yang terjadi pada sudut aktual roda
tersebut.
menggunakan ball joint. Perhitungan untuk sudut aktual pada roda dilakukan
dengan persamaan (3). Simulasi yang dilakukan dengan memasukkan input
berupa force (gaya) untuk waktu dengan range 0 - 0.4 sec sehingga mendapatkan
sudut belok yang diinginkan yaitu sebesar 300. Nilai output yang didapatkan
berupa sudut yang pada steering arm dan perhitungan untuk mendapatkan sudut
aktual pada roda menggunakan persamaan (3). Nilai θ₁₀ dan θr₀ merupakan sudut
awal pada steering arm, sementara untuk θ₁ dan θr merupakan sudut steering arm
yang terbentuk akibat dari force untuk range waktu 0 – 0.4 sec. Hasil yang
didapatkan akan membentuk sudut aktual dan sudut ackerman dimana selisihnya
merupakan nilai dari steering error.
2.5 Analisa gaya gesek pada system kemudi Rack & Pinion
Perhitungan Gaya-gaya pada Kendaraan
Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara
dua permukaan benda, pada Gambar 2.13 arah gaya gesekan berlawanan dengan
kecenderungan arah gerak benda.
Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan
dengan µs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda itu bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan
sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan
gaya normal. Gaya gesek statis dihitung dengan persamaan,
f = µs.N……………………………………………………………………...(3)
Gaya gesek kinetis (dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif
satu sama lainya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan µk dan umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis
untuk material yang sama dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
fₖ = µk.N……………………………………………………………………(4)
Pada saat mobil melaju pada sebuah tikungan, maka mobil akan
melakukan gerak melingkar seperti pada Gambar 2.14. Hal itu menyebabkan
timbulnya gaya sentrifugal yang arahnya keluar tikungan yang besarnya sama
dengan gaya sentripetal dan selalu menuju pusat kelengkungan sehingga mobil
tidak tergelincir. Dalam hal ini gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat
kelengkungan diwakili oleh gaya gesekan roda yang melawan gaya sentrifugal
mobil. Sesuai dengan Hukum Newton II bahwa gaya sentrifugal akan
menyebabkan percepatan sentrifugal. Pada saat menikung kecepatan mobil tidak
boleh terlalu tinggi karena akan menghasilkan gaya sentrifugal yang besar. Batas
kecepatan mobil terjadi saat besarnya gaya sentrifugal sama dengan gaya gesekan
maksimum mobil terhadap jalan yang arahnya berlawanan dengan gaya
32
sentrifugal.
Dengan demikian, resultan gaya pada arah tegak lurus gerak mobil harus
sama dengan nol . Sehingga dapat di rumuskan dengan persamaan :
Fs = fs
m v² / R = µs.N = µ s m g
V max² = µs g R
Dimana :
g = Percepatan gravitasi ( )
BAB 3.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sistem Kemudi Sistem kemudi merupakan suatu mekanisme pada
kendaraan yang berfungsi untuk mengatur dan membelokkan roda depan.
Sistem kemudi ini merupakan salah satu sistem yang terdapat pada chasis
kendaraan yang berfungsi untuk merubah arah kendaraan dan laju kendaraan.
Perubahan arah ini dilakukan dengan membelokkan roda-roda depan
kendaraan dan menjaga agar posisi tetap stabil.
Fungsi dari overhaul rack and pinion adalah supaya system kemudi dapat
berjalan dengan lancer dan tidak ada gangguan yang menyebabkan tenaga
untuk membelokkan roda sangat berat.
34
DAFTAR PUSTAKA
Artika, K. D., Syahyuniar, R., & Priono, N. (2017). Perancangan Sistem Kemudi
Manual Pada Mobil Listrik. Elemen: Jurnal Teknik Mesin, 4(1), 01-06.
Heriana, E. (2015). Modifikasi Sistem Kemudi Manual Menjadi Tipe Rack And
Pinion Pada Angkutan Pedesaan. Teknobiz: Jurnal Ilmiah Program Studi
Magister Teknik Mesin, 5(1), 6-11.
Fajar, D. I. (2015). Analisa sistem kemudi mobil listrik Brajawahana ITS terhadap
kondisi ackerman (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Artika, K. D., Syahyuniar, R., & Priono, N. (2017). Perancangan Sistem Kemudi
Manual Pada Mobil Listrik. Elemen: Jurnal Teknik Mesin, 4(1), 01-06.