Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

OVERHAUL KOMPONEN RACK & PINION STEERING GEAR

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Praktikum Chasis

Yang diampu oleh Erwin Komara Mindarta , S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :

KELOMPOK I

Muhammad Sultan Daffa Nugroho 190513631644

Rasyid Ananda Ramadhandy 200513632424

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah
Ta’ala. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“OVERHAUL KOMPONEN RACK & PINION STEERING GEAR” dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang overhoul komponen rack dan
pinion steering gear. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pengampu matkul kami bapak Erwin Komara
Mindarta, S.Pd, M.Pd., dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna
di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Malang, 01 Februari 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB 1......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Deskripsi Singkat Isi Makalah..................................................................4

1.2 Relevansi........................................................................................................4

1.3 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah...............................................................5

BAB 2......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 Sistem Kemudi Mobil....................................................................................6

2.3 Kontruksi rack and pinion steering..............................................................12

2.4 Overhaul Rack & Pinion..............................................................................15

2.5 Analisa kinematis Rack & Pinion................................................................27

2.5 Analisa gaya gesek pada system kemudi Rack & Pinion.............................30

BAB 3....................................................................................................................33

KESIMPULAN......................................................................................................33

3.1 Kesimpulan...................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
4

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat Isi Makalah

Pesatnya perkembangan teknologi mengharuskan manusia untuk


menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kompetensi dasar
untuk menghadapi persaingan, terutama di bidang otomotif . Di dunia
otomotif, khususnya sistem kemudi ada berbagai macam sistem kemudi
yang menjadi kesatuan fungsinya untuk menunjang performa mobil pada
saat berbelok.
Untuk mempelajari sistem kerja yang terdapat dalam sistem power
steering diperlukan sarana pendukung untuk mempelajari bidang
otomotif, khususnya bagian sistem kemudi, berupa media praktikum untuk
mendukung proses pembelajaran mahasiswa, sehingga nantinya
mahasiswa dapat lebih memahami dengan melakukan pengamatan
langsung dan melakukan overhoul.
Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif telah menyediakan
berbagai media praktikum untuk proses pembelajaran siswa, mulai dari
Engine Stand baik bensin maupun diesel. Namun jika dibandingkan
dengan motor bensin dan motor diesel, jumlah media untuk sistem kemudi
tipe sterring tenaga praktikum masih kurang.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah dan


meningkatkan pengetahuan pembelajaran media praktikum, terutama untuk
pembelajaran Sistem Kemudi Tipe Power Steering di Prodi Pendidikan
Teknik Otomotif. Jadi itu Nantinya proses belajar mengajar dapat berjalan
lebih optimal dengan meningkatnya pengetahuan.

1.2 Relevansi
Topik bahasan dari makalah ini relevan dengan penguasaan
5

substansi keilmuan sistem chasis, sehingga membantu untuk mendapatkan


gambaran (overview) dari suatu sistem powe steering berjenis Rack and
Pinion :

a. Sistem Kemudi Mobil


b. Kontruksi Recilculating-ball steering
c. Kontruksi steering rack and pinion steering
d. Overhaul rack and pinion
e. Analisa kinematis rack dan pinion
f. Analisa gaya gesek pada sistem kemudi rack dan pinion

1.3 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran tentang:

a. Sistem Kemudi Mobil


b. Kontruksi Recilculating-ball steering
c. Kontruksi rack and pinion steering
d. Overhaul rack and pinion
e. Analisa kinematis rack dan pinion
f. Analisa gaya gesek pada sistem kemudi rack dan pinion

Tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan Capaian Pembelajaran


Mata Kuliah (CPMK) Praktik Sistem Chasis, yaitu:

 CPMK 11
 CPMK KE 12
 CPMK KE 13
 CPMK KE 14
 CPMK KE 15
6

BAB 2.

PEMBAHASAN
2.1 Sistem Kemudi Mobil
Sistem Kemudi Sistem kemudi merupakan suatu mekanisme pada
kendaraan yang berfungsi untuk mengatur dan membelokkan roda depan.
Sistem kemudi ini merupakan salah satu sistem yang terdapat pada chasis
kendaraan yang berfungsi untuk merubah arah kendaraan dan laju
kendaraan. Perubahan arah ini dilakukan dengan membelokkan roda-roda
depan kendaraan dan menjaga agar posisi tetap stabil. Cara kerjanya adalah
saat roda-roda kemudi (steering wheel) di gerakkan atau diputar, kolom
kemudi (steering colomn) kemudian meneruskan putaran ke putaran roda
gigi kemudi (steering gear). Steering gear ini berfungsi untuk meperbesar
momen putar sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan roda depan melalui sambungansambungan kemudi (steering
linkage).Sistem kemudi dibagi menjadi dua yaitu sistem kemudi manual dan
sistem kemudi power steering.

Kontuksi sistem kemudi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

a. Steering Column Steering column terdiri dari main shaft yang


meneruskan putaran steering wheel ke steering gear dan column tube yang
mengikat main shaft ke body. Bagian ujung dari mainshaft dibuat
meruncing dan bergerigi sebagai tempat mengikat steering wheel dengan
sebuah mur pengikat dan steeringlock untuk mengunci main shaft.

Gambar 1. Steering coulum


7

b. Steering Gear Steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda


depan dan dalam waktu bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi
untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan.

Gambar 2 Steering Gear

c. Steering Linkage Steering lingkage terdiri dari rod dan arm yang
meneruskan tenaga gerak dan steering gear keroda depan. Gerakan roda
kemudi harus diteruskan ke roda roda depan dengan akurat walaupun
mobil bergerak naik turun. Ada dua jenis steering linkage yaitu:
1.) Steering linkage untuk suspensi rigid Steering lingkage tipe ini terdiri
dari pitman arm, drag link, knucklearm, tie rod dan tie rod and. Tie rod
mempunyai pipa untuk menyetel panjangnya rod.

Gambar 3 Steering Linkage untuk Suspensi Rigid


8

2.) Steering linkage untuk suspensi independent Pada tipe ini terdapat
sepasang tie rod yang disambungkan dengan relay rod.

Gambar 4 Steering Linkage untuk Suspense Independent

Jenis-jenis Sistem Kemudi Ada dua jenis sistem kemudi yaitu sistem kemudi
manual (Manual Steering System) dan sistem kemudi Power Steering. [2]

1.) Sistem Kemudi Manual (Manual Steering System)


Sistem kemudi manual juga bisa disebut sistem kemudi konvensional karna
masih memanfaatkan tenaga dari pengemudiuntuk membelokan roda.

Ada dua komponen mekanis umum yang dipakai untuk meningkatkan gaya
putar dari pengemudi dan mentransmisikan gerakan melingkar menjadi
gerakan lurus yaitu: pertama adalah recilculating-ball dan yang kedua adalah
rack and pinion.

A. Recilculating-ball
Sistem mekanis ini umumnya digunakan pada kendaraanbesar dan
angkutan seperti truck, bus dan kendaraan besar lainnya yang
membutuhkan gaya yang lebih besar dari pengemudi untuk membelokan
roda kemudi dengan baik. Recilculating-ball dimaksud untuk dapat
meningkatkan rasio kemudi yang dapat meningkatkan gaya putar dari
pengemudi yang lebih besar sehingga meringankan beban pengemudi.
9

Gambar 5. Recilculating-ball

Steering gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan


meningkatkan momen dengan reduksi giginya sehingga kemudi
menjadi lebih ringan. Pemakaian steering gear pada recirculating ball
dikarenakan menginginkan keuntungan momen yang besar sehingga
pengemudian relatif lebih ringan. Selain itu juga karena lebih tahan
beban yang berat dan lebih tahan keausan serta sifat peredaman
getarannya lebih baik

B. Rack and Pinion


Sistem ini pada umumnya digunakan pada kendaraan penumpang atau
kendaraan kecil yang tidak memerlukan gaya yang besar untuk
memutar roda kemudi. Sistem ini mempunyai pinion gear pada ujung
poros lingkar kemudi yang dihubungkan dengan rack datar dan gigi
yang sesuai dengan gigi pada pinion. Pinion dengan gerak berputar
dirubah oleh rack menjadi gerakan lurus. Sistem kemudi rack and
pinion ini mempunyai rasio kemudi yang terbatas sehingga
kemampuannya untuk meningkatkan gaya putar dari pengemudi juga
terbatas. Karena rasio yang terbatas tersebut maka sistem ini pada
umumnya digunakan pada kendaraan kecil. Pada ujung batang dari
rack dihubungkan dengan tie-rod yang dapat mendorong steering arm.
10

Gambar 6. Rack and Pinion

2. Sistem Kemudi Power Steering


Power steering adalah sebuah sistem hidrolik (servo hidrolik) yang berfungsi
untuk memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan kemudi
terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan
menengah serta tinggi.

Gambar 7 Sistem Kemudi Power Steering

2.2 Kontruksi Recilculating-ball steering

Secara umum, komponen pada sistem ini hampir sama seperti sistem steering
jenis lain namun perbedaannya mungkin terletak pada steering gear.

 Steering Wheel
 Steering shaft
 Steering Coloumn
11

 Steering Gear Box


 Pitman Arm
 Track Rod
 Tie Rod
 Steering Knuckle

Sementara pada gearbox steering tipe recirculating ball akan anda temui
beberapa komponen seperti

 Worm Shaft
 Ball Nut
 Worm Bearing
 Sector Gear
 Sector Shaft
 Screw Adjuster
 Steering Gear Housing

Gambar 8. Komponen gearbox steering tipe recirculating ball


12

Cara kerja recirculating ball steering

Ketika pengemudi memutar roda kemudi kearah kanan misalnya maka


putaran tersebut akan disalurkan oleh steering shaft ke dalam worm shaft.
Worm shaft adalah poros yang didesain seperti ulir, sehingga ketika poros ini
bergerak sisi ulir akan mendorong roda gigi sektor yang terpaut dengan worm
gear.

Pada tipe recirculating ball, ada beberapa ball nut atau bantalan pelor
yang dijadikan bearing antara sektor gear dan worm shaft. Hal itu ditujukan
agar gesekan antara worm gear tidak terjadi. Bola-bola ini, akan
menggelinding sepanjang alur worm shaft. Gerakan bola-bola ini akan
menggerakan roda gigi sektor yang terpaut ke arah kanan.

Namun, pergerakan roda gigi sektor akan lambat karena pada tipe ini
putaran roda kemudi akan direduksi oleh rangkaian worm gear and sector.
Tujuannya untuk meringankan beban pengemudian.

Gerakan roda gigi sektor akan dihubungkan ke poros sektor yang terbaut
dengab pitman arm. Sehingga lengan ini akan mengayunkan track rod ke arah
sesuai arah pengemudian. Gerakan track rod akan disalurkan ke steering
knucle melalui tie rod.

Fungsi tie rod adalah sebagai lengan fleksibel yang dapat menyesuaikan
gerak naik turun roda saat terkena efek suspensi, sehingga sistem
pengemudian tetap berjalan normal meski kendaraan sedang berada pada
jalanan bergelombang.

2.3 Kontruksi rack and pinion steering


Komponen Rack and Pinion Steering :

 Roda gigi pinion merupakan jenis roda gigi berbentuk pinion yang
dihubungkan dari sebuah batang ke universal joint dan steering coulomb
dan roda gigi pinion dihubungkan menuju ke rack.yang fungsinya jika
13

roda gigi pinion berputar rack akan bergerak kekiri atau ke sisi kanan
menggerakan roda.
 Batang rack berfungsi untuk meneruskan gerak putar dari roda gigi pinion
dan merubah arah putar menjadi gerakan mendatar kekanan dan ke kiri
yang diteruskan menuju ke roda-roda depan.
 Ball joint atau sambungan peluru komponen ini menghubungkan diantara
sambungan - sambungan pada sistem kemudi terutama pada steering
linkage atau sambungan lengan kemudi dan merupakan sambungan baja
yang lentur dan kuat.
 Rumah gigi kemudi atau rumah rack yang berfungsi untuk tempat yang
berbentuk silinder dan pada bagian sampingnya juga berfungsi sebagai
silinder tempat untuk piston pada power steering.
 Tie rod adalah merupakan sambungan lengan kemudi yang berfungsi
menghubungkan dari rack melalui ball joint dan menuju ke ball joint
menuju knakel ke roda.
 Boot steer atau karet penutup debu yang berfungsi untuk menutupi pada
bagian sambungan rack,ball joint sehingga tidak kotor.
 Disamping komponen diatas juga terdapat komponen pendukung seperti
penekan dan kelengkapanya,yang berfungsi menopang rack terhadap roda
gigi pinion yang fungsi lain sebagai penahan persinggungan antara rack
dan pinion.
14

Gambar 9. Komponen Rack and Pinion Steering

Cara kerja Rack and Pinion Steering

cara kerja sistem kemudi jenis rack and pinion kurang lebihnya adalah pada
saat steering wheel diputar diteruskan melalui main shaft steering coulomb
dan pinion ikut berputar sehingga rack merubah gerak putar menjadi gerak
mendatar bergerak ke samping kiri atau ke samping kanan,yang diteruskan
melalui tie rod lengan knakel dan roda.

Komponen sistem kemudi tipe/jenis rack and pinion mulai dari roda gigi
pinion,rack,ball joint,tie rod sampai knakel dan roda yang secara mudahnya
untuk mengetahui cara kerjanya adalah jika jika pinion berputar maka rack
bergerak kekiri dan kekanan sampai tie rod ,knuckle menuju roda depan
bergerak,atau gerak putar roda gigi pinion dirubah menjadi gerak mendatar
oleh rack diteruskan ke roda depan.
15

2.4 Overhaul Rack & Pinion

(1) Jepitkan rumah gigi (gear housing) pada ragum Dengan


menggunakan SST, pegang gear housing pada ragum.

Catatan :

 sebelum membongkar, bersihkan dahulu kotorankotoran, minyak dan


lain-lain.
 Rack housing terbuat dari alumunium, pastikan agar menggunakan SST
dan jepitkan pada ragum.

(2) Lepaskan tie rod

(1) Longgarkan mur pengunci dan berikan tanda pada tie road dan ujung rack.

(2) Lepaskan tie road dan mur penguncinya


16

(3) Lepaskan Rack Boot

a. Lepaskan mur pengunci dan kleman-kleman

b. Lepaskan rack boot Berhati-hati agar rack boot tidak tergores

c. Berikan tanda pada boot kiri dan kanan

(4) Lepaskan rack end dan claw Washer

a. Dengan menggunakan palu dan obeng atau pahat, longgarkan bagian claw
washer dan dilipat

 Hindarkan pukulan pada rack


 Beri tanda pada ujung rack kiri dan kanan

b. Dengan menggunakan SST,lepaskan rack end

c. Lepaskan claw washer


17

(5) Lepaskan Mur pengunci rack guide spring cap.

Dengan menggunakan SST, lepaskan mur pengunci rack guide spring cap. Karena
mur penguncinya tipis dan berbentuk bundar, berhati-hati agar kunci SST tidak
terpeleset dan keluar.

(6) Lepaskan rack guide spring cap

Dengan menggunakan SST, lepaskan rack guide spring cap.

(7) Lepaskan spring dan rack guide


Bila rack guide melekat keras karena gemuk dan sulit dilepaskan, tariklah dengan
tang
18

(8) Lepaskan mur pengunci pinion bearing adjusting screw

Dengan menggunakan SST, lepaskan mu pengunci pinion bearing adjusting


screw.

(9) Lepaskan pinion bearing adjusting screw

Dengan menggunakan menggunakan SST, lepaskan pinion bearing adjusting


screw.

(10) Lepaskan pinion dengan bearing atas

Berhati-hati agar tidak merusak alur-alurnya

a. Tarik sepenuhnya rack dari housing dan luruskan bagian rack yang berlekuk
dengan pinion.

b. Lepaskan pinion bersama-sama dengan bearing bagian atas.


19

(11) Lepaskan rack

Lepaskan rack dari sisi pinion tanpa memutarkannya. Bila rack ditarik dari sisi
tube, ada kemungkinan bushing akan rusak oleh gigi-gigi rack. Keluarkan rack
dengan arah seperti terlihat pada gambar (sisi housing) tanpa memutarnya.

B). PEMERIKSAAN DAN PENGGANTIAN KOMPONEN-KOMPONEN


STEERING GEAR RACK DAN PINION

(1) Periksa Rack

(a) Periksa kebengkokan rack, kausan gigi-gigi atau kerusakan. Kebengkokan


maksimum : 0,3 mm (0,012 in)

(b) Periksa permukaan belakangnya terhadap kerusakan dan keausan. Bila


keadaannya rusak gantilah. Jangan menggunakan sikat kawat pada saat
membersihkan.
20

(2) Ganti bearing bagian atas pinion

(a) Dengan menggunakan SST, lepaskan bearing bagian atas.

(b) Dengan menggunakan SST, pasang bearing atau yang baru.

(c) Berhati-hati terhadap arah bearing. Bagian yang mempunyai seal harus berada
di bawah (sisi gigi)

(3) Penggantian bearing bagian bawah pinion

(a) Panaskan pinion housing sampai di atas 80o C (176oF).

(b) Pukul rack housing dengan palu plastik untuk melepas bearing.

(c) Panaskan rack housing sampai di atas 80oC (176oF)

(d) Dengan menggunakan SST, pasanglah bearing bawah yang baru. Perhatikan
arah bearing.
21

(4) Ganti rack bushing

(a) Dengan menggunakan obeng, longgarkan ketiga bushing claw dan lepaskan
rack bushing dari rack.

(b) Pastikan bahwa lubang tube tidak tersumbat oleh gemuk. Bila lubang tube
tersumbat oleh gemuk, tekanan boot akan berubah setelah dirakit dan handlenya
diputar.

(c) Pasangkan bushing baru ke dalam rack housing, dan luruskan ketiga
lubangnya.

5) Ganti pinion oil seal

(a) Dengan menggunakan SST, lepaskan pinion oil seal.


22

(b) Dengan menggunakan SST, masukkan oil seal baru sampai menonjol 0,5 mm
(0,020 in)

C) PEMASANGAN KEMBALI KOMPONEN-KOMPONEN STEERING


GEAR RACK DAN PINION.

(1) Berikan Gemuk

(2) Pasangkan rack ke dalam rack housing

(a) Dari sisi pinion, pasangkan ke dalam rack housing.

(b) Tepatkan posisi lekuk rack sedemikian rupa sehingga pinion dapat dipasang ke
dalamnya.

(d) Luruskan bagian potongan rack dengan pinion.


23

(3) Pasangkan pinion ke dalam housing Pastikan bahwa ujung pinion


masuk tepat pada bearing bawah.

(4) Pasang pinion bearing Adjusting screw

(a) Berikan sealant pada 2 atau 3 ulir

(b) Dengan menggunakan SST,pasang pinion bearing adjusting screw.

(5) Setel pinion preload

(a) Tepatkan bagian potongan rack dengan pinion.

(b) Dengan menggunakan SST, keraskan pinion bearing adjusting screw hingga
momen pinion 3,7 kgf cm (3,2 in-lb. 0,4 N-m)

(c) Dengan menggunakan SST, longgarkan pinion bearing adjusting screw hingga
momen pinion 2,3-3,3 kgfcm (2,0-2,9 in-lb, 0,2-0,3 N-m) Preload (berputar) : 2,3-
3,3 kgf-cm (2,0-2,9 in-lb, 0,2-0,3 N-m)
24

(6) Pasang mur pengunci pinion bearing adjusting screw.


(a) Berikan sealant pada 2 atau 3 ulir mur pengunci.

(b) Dengan menggunakan SST, pasangkan mur pengunci. Momen : 930 kgf-cm
(67ft-lb, 91 N-m) Gunakan kunci momen dengan panjang fulcrum 42,5 cm
(6,732in)

(c) Periksa kembali pinion preload. Bila keadaannya tidak tepat, setel kembali
Preload (berputar) : 2,3-3,3 kgf-cm (2,0-2,9 in-lb, 0,2-0,3 N-m) Bila tidak sesuai
dengan standard, perbaiki pada saat memasang bearing.

7) Pasangkan rack guide dan pegas

Catatan : berikan gemuk pada bagian yang bergesekan, disamping, dibelakang dan
pada permukaannya.

(8) Pasang rack guide spring cap (tutup pegas)


(a) Berikan sealant pada 2 atau 3 ulir cap.

(b) Singgungkan rack dengan pinion.

(c) Dengan menggunakan SST, pasangkan sementara, rack guide spring cap
25

(9) Stel total preload

(a) Dengan menggunakan SST, keraskan rack guide spring cap. Momen : 50 kgf-
cm (43 in.lb,4,9 N-m)

(b) Putarkan pinion shaft sekali atau dua kali kekiri dan ke kanan

(c) Dengan menggunakan SST, hitung putaran total pinion dan putar balik pinion
setengah dari jumlah putaran itu.

(d) Dengan menggunakan SST, sambil secara bertahap longgarkan rack guide
spring cap, ukur dan setel preloadnya. Preload (berputar) : 10 – 13 kgf-cm (8,7-
11,3 in-lb,1,0-1,3 N-m) Pada saat mengukur preload, ukurlah dalam jarak satu
putaran pada kedua arah dari posisi netral.

(10) Pasang mur pengunci spring cap


(a) Berikan sealant pada 2 atau 3 ulir mur pengunci.

(b) Dengan menggunakan SST, kencangkan mur pengunci dengan momen.


Momen : 6790 kgf-cm (41 ft-lb, 56 N-m) Gunakan kunci momen dengan panjang
fulcrum 34 cm (13, 39 in)

(c) Periksa kembali total pre load.


26

(11) Pasang rack end dan claw washer

(a) Pasang claw washer yang baru Luruskan kuku-kuku claw washer dengan alur
pada rack.

(b) Dengan menggunakan SST, pasang rack end dan keraskan dengan momen.
Momen : 730 kgf-cm (53 ftlb, 72 N-m) Gunakan kunci momen dengan panjang
fulcrum 43 cm (13,39 in).

(c) Matikan claw washer Berhati-hati agar tidak memukul rack.

(a) Pasang rack boot

(12) Pasang rack boot

Catatan :

 Boot kiri dan kanan tidak sama, jadi periksalah dulu

sebelum memasang (boot pada sisi tube tirus).

 Berhati-hati jangan sampai boot rusak atau terpuntir.

(b) Pasang kleman dan klip

Mulut klip menghadap keluar seperti pada gambar agar tidak merusak boot
27

13) Pasang tie rod

(a) Putar mur pengunci dan tie rod pada rack end hingga tandanya lurus.

(b) Setelah menyetel toe-in, keraskan mur pengunci dengan kunci momen.

Momen : 570 kgf-cm (41 ft-lb, 56 N-m) Pastikan bahwa panjang tie rod kiri dan
kanan adalah sama. (Jarak antara tie rod end ball dengan rack end harus sama A =
B).

2.5 Analisa kinematis Rack & Pinion


A. Steering Geometry

Sebagai langkah awal untuk pembuatan penelitian ini adalah


memasukkan input dan output. Input yang dimasukkan dalam analisa kinematis
ini berasal dari data-data pemodelan berupa:

1. Panjang Tie rod : 36.5 cm

2. Panjang Steering arm : 12.6 cm

3. Panjang rack and pinion : 64.5 cm

4. Sudut steering arm : 109,180º

Hasil data yang diambil dari objek penelitian akan dilakukan analisa kinematis
secara spatial dan akan mendapatkan output yang berupa besarnya steering error
yang dihasilkan dari data awal spesifikasi sistem kemudi
28

Dalam mendapatkan kondisi dimana ban dalam keadaan rolling sempurna dan
keausan ban dapat dikurangi kendaraan harus dapat mendekati keadaan ackerman.
Pada gambar 1. digambarkan ketika kendaraan kendaraan melaju dengan
kecepatan yang sangat rendah. Titik pusat dari roda akan bertemu pada satu titik
“O”[1] dan hubungan antara sudut luar roda δo dan sudut dalam roda δi
berdasarkan prinsip ackerman[2] dituliskan sebagai berikut :

Tujuan dari analisa kinematik planar ini adalah untuk mengetahui dimensi dari
steering linkage dan untuk mencari penempatan rack and pinion agar
mendapatkan harga steering error yang minimum. Steering error merupakan
selisih antara sudut outer roda depan dengan sudut outer aktual. Untuk perumusan
nya dapat dituliskan sebagai berikut :

Sudut θ₁ dan θr merupakan sudut steering arm yang terbentuk akibat pergerakan
belok pada roda depan, dengan mengkondisikan roda lurus maka δl = δr = 0.
Sedangkan sudut steering arm nya menjadi θ₁₀ dan θr₀ , sehingga didapatkan
hubungan menjadi :

B. Analisa Spatial
29

Dengan mengasumsi kendaraan berbelok ke kiri maka δ₁= δi dan δr = δo serta


hubungan antara δ₁ dan δr ditunjukkan oleh gambar 2. Pada gambar terlihat
bahwa besarnya steering error meningkat ketika dilakukan penambahan sudut
putar pada roda. Dalam hasil perhitungan sebelumnya[3] didapatkan bahwa besar
steering error yang terjadi berada pada 4.5º

Pada perhitungan kinematis planar perbandingan antara sudut inner pada roda (δr)
dan sudut outer (δl) secara aktual, tren grafik yang ditunjukkan mendekati tren
linear. Untuk pemodelan kinematis yang sama dilakukan perhitungan secara
kinematis spatial untuk melihat tren grafik yang terjadi pada sudut aktual roda
tersebut.

Dari gambar 3. Pemodelan spatial dilakukan dengan menggunakan software


kinematik dimana steering arm dihubungkan dengan revolute joint dan
menggunakan ball joint sebagai penghubung ke tie rod. Rack and pinion itu
sendiri dimodelkan dengan bentuk perismatik dan dihubungkan dengan tie rod
30

menggunakan ball joint. Perhitungan untuk sudut aktual pada roda dilakukan
dengan persamaan (3). Simulasi yang dilakukan dengan memasukkan input
berupa force (gaya) untuk waktu dengan range 0 - 0.4 sec sehingga mendapatkan
sudut belok yang diinginkan yaitu sebesar 300. Nilai output yang didapatkan
berupa sudut yang pada steering arm dan perhitungan untuk mendapatkan sudut
aktual pada roda menggunakan persamaan (3). Nilai θ₁₀ dan θr₀ merupakan sudut
awal pada steering arm, sementara untuk θ₁ dan θr merupakan sudut steering arm
yang terbentuk akibat dari force untuk range waktu 0 – 0.4 sec. Hasil yang
didapatkan akan membentuk sudut aktual dan sudut ackerman dimana selisihnya
merupakan nilai dari steering error.

2.5 Analisa gaya gesek pada system kemudi Rack & Pinion
Perhitungan Gaya-gaya pada Kendaraan

Perhitungan Gaya Gesek Kendaraan

Gaya gesek adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara
dua permukaan benda, pada Gambar 2.13 arah gaya gesekan berlawanan dengan
kecenderungan arah gerak benda.

Gambar 2.13 Gaya gesek

Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh kehalusan atau kekasaran


permukaan benda yang bersentuhan dan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus,
f = µ.N……………………………………………………………………(2)

1. Gaya gesek statis


31

Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Koefisien gesek statis umumnya dinotasikan
dengan µs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.

Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda itu bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan
sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan
gaya normal. Gaya gesek statis dihitung dengan persamaan,

f = µs.N……………………………………………………………………...(3)

2. Gaya gesek kinetis

Gaya gesek kinetis (dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif
satu sama lainya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan µk dan umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis
untuk material yang sama dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus

fₖ = µk.N……………………………………………………………………(4)

Perhitungan gaya sentrifugal kendaraan

Pada saat mobil melaju pada sebuah tikungan, maka mobil akan
melakukan gerak melingkar seperti pada Gambar 2.14. Hal itu menyebabkan
timbulnya gaya sentrifugal yang arahnya keluar tikungan yang besarnya sama
dengan gaya sentripetal dan selalu menuju pusat kelengkungan sehingga mobil
tidak tergelincir. Dalam hal ini gaya sentripetal yang arahnya menuju pusat
kelengkungan diwakili oleh gaya gesekan roda yang melawan gaya sentrifugal
mobil. Sesuai dengan Hukum Newton II bahwa gaya sentrifugal akan
menyebabkan percepatan sentrifugal. Pada saat menikung kecepatan mobil tidak
boleh terlalu tinggi karena akan menghasilkan gaya sentrifugal yang besar. Batas
kecepatan mobil terjadi saat besarnya gaya sentrifugal sama dengan gaya gesekan
maksimum mobil terhadap jalan yang arahnya berlawanan dengan gaya
32

sentrifugal.

Gambar 2.14 Gaya sentrifugal kendaraan (Fs)

Dengan demikian, resultan gaya pada arah tegak lurus gerak mobil harus
sama dengan nol . Sehingga dapat di rumuskan dengan persamaan :

Fs = fs

m v² / R = µs.N = µ s m g

V max² = µs g R

Dimana :

Fs = Gaya sentrifugal kendaraan (N)

fs = Gaya gesek kendaraan terhadap jalan (N)

V max² = Kelajuan maksimum gerak benda pada tikungan (m/s)

µs = Koefisien gesekan statis antara gerak benda terhadap jalan

g = Percepatan gravitasi ( )

R = Jari-jari lintasan tikungan (meter)


33

BAB 3.

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sistem Kemudi Sistem kemudi merupakan suatu mekanisme pada
kendaraan yang berfungsi untuk mengatur dan membelokkan roda depan.
Sistem kemudi ini merupakan salah satu sistem yang terdapat pada chasis
kendaraan yang berfungsi untuk merubah arah kendaraan dan laju kendaraan.
Perubahan arah ini dilakukan dengan membelokkan roda-roda depan
kendaraan dan menjaga agar posisi tetap stabil.

Fungsi dari overhaul rack and pinion adalah supaya system kemudi dapat
berjalan dengan lancer dan tidak ada gangguan yang menyebabkan tenaga
untuk membelokkan roda sangat berat.
34

DAFTAR PUSTAKA
Artika, K. D., Syahyuniar, R., & Priono, N. (2017). Perancangan Sistem Kemudi
Manual Pada Mobil Listrik. Elemen: Jurnal Teknik Mesin, 4(1), 01-06.

Heriana, E. (2015). Modifikasi Sistem Kemudi Manual Menjadi Tipe Rack And
Pinion Pada Angkutan Pedesaan. Teknobiz: Jurnal Ilmiah Program Studi
Magister Teknik Mesin, 5(1), 6-11.

Dewi, E. U. P., Arnandi, W., & Purnomo, S. J. (2018). APLIKASI SISTEM


KEMUDI TIPE RACK AND PINION PADA GOKART. RIDTEM (Riset
Diploma Teknik Mesin), 1(1), 19-22.

Fajar, D. I. (2015). Analisa sistem kemudi mobil listrik Brajawahana ITS terhadap
kondisi ackerman (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

Artika, K. D., Syahyuniar, R., & Priono, N. (2017). Perancangan Sistem Kemudi
Manual Pada Mobil Listrik. Elemen: Jurnal Teknik Mesin, 4(1), 01-06.

Anda mungkin juga menyukai